PENYAKIT CACINGAN
Disusun oleh :
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui
dan memahami pengertian, tanda gejala, penyebab, cara penularan,
dampak, serta cara pencegahan penyakit cacingan pada anak.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir penyuluhan diharapkan sasaran dapat:
a. Mengulang kembali perawatan pada anak mengenai penyakit cacingan.
b. Menjelaskan penyebab penyakit cacingan pada anak.
c. Mengulang kembali cara penularan penyakit cacingan pada anak.
d. Menyebutkan jenis cacing penyebab cacingan.
e. Menyebutkan minimal empat gejala penyakit cacingan pada anak dari
sembilan gejala yang ada.
f. Menyebutkan minimal empat dampak yang ditimbulkan jika anak
terkena penyakit cacingan.
g. Menyebutkan minimal enam cara pencegahan penyakit cacingan pada
anak.
h. Memahami cara pengobatan penyakit cacingan pada anak.
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit cacingan pada anak.
2. Tanda dan gejala penyakit cacingan pada anak.
3. Penyebab cacingan pada anak.
4. Jenis cacing penyebab cacingan.
5. Cara penularan penyakit cacingan pada anak.
6. Dampak peyakit cacingan pada anak
7. Cara pencegahan penyakit cacingan pada anak.
8. Cara pengobatan penyakit cacingan pada anak.
C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
D. Media
Media yang digunakan adalah leaflet, lembar balik, video.
E. Kegiatan Penyuluhan
Wa Kegiatan
Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode Media
ktu Peserta
Pembu 5 1. Memberi salam dan memperkenalkan Menjawa Ceramah -
kaan meni diri. b salam dan tanya
t 2. Menanyakan pengetahuan sasaran Mendeng jawab.
mengenai penyakit cacingan. arkan
3. Menyampaikan tujuan peyuluhan. Memperh
4. Menyepakati metode dan waktu atikan
penyuluhan. Menjawa
5. Menarik perhatian sasaran untuk b
tertarik memulai belajar dengan pertanyaa
menyatakan pentingnya mengetahui n
penyakit cacingan.
G. Lampiran-Lampiran
Lampiran 1 : Materi Penyuluhan
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
Penyakit Cacingan Pada Anak
A. Pengertian
Pengertian cacingan merupakan salah satu jenis penyakit yang rentan
menyerang balita atau anak anak, karena masa ini mereka sudah mengenal
lingkungan dan senang bermain di luar rumah serta belum mengetahui
dengan benar menjaga kebersihan mereka. Penyakit ini masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di negara tropis, termasuk Indonesia.
Helminth (cacing) adalah metazoan, organisme besar yang umumnya
dapat dilihat dengan mata telanjang pada bentuk dewasanya. Multiseluler,
mengadakan reproduksi seksual, umumnya dalam tubuh hospes, tetapi
mempunyai stadium pradewasa (telur, larva) yang dapat hidup internal (di
dalam tubuh hospes) atau eksternal (di luar hospes) yaitu di dalam tanah.
Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditempatinya
seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus atau saluran pencernaan.
Kecacingan, atau cacingan dalam istilah sehari-hari, adalah kumpulan
gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh.
Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam
infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang
menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri baik di luar atau
di dalam tubuh dan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus
cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya
dan menyebabkan gangguan kesehatan. Jadi, dapat disimpilkan, penyakit
cacingan pada anak merupakan suatu gangguan kesehatan akibat adanya
cacing di dalam tubuh anak tersebut sehingga menimbulkan dampak-
dampak yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Tanda dan Gejala Cacingan
Gejala penyakit cacingan akan sulit dideteksi jika jumlah cacing
yang bersarang dalam tubuh masih sedikit. Pada kasus infeksi cacing
ringan, biasanya infeksi ditemui dalam keadaan tanpa gejala atau kadang
tidak menimbulkan gejala yang nyata. Gejala yang harus dikenali adalah:
1. Lesu dan lemas akibat kurang darah (anemia).
2. Berat badan rendah karena kekurangan gizi.
3. Batuk tak sembuh-sembuh.
4. Nyeri di perut.
5. Mengeluh gatal pada duburnya.
6. Wajah anak tampak pucat.
7. Sering mengantuk.
8. Badan kurus meski porsi makan melimpah.
9. Ditemukan cacing pada feses anak.
2. Cacing gelang
3. Cacing tambang
4. Cacing kremi
E. Cara Penularan Cacingan pada Anak
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman
yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut tinggal di usus
halus yang banyak berisi makanan. Penularan penyakit cacingan ini dapat
melalui berbagai cara dan telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh
manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak
menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai
untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air
mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang
pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan
di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang
manusia dan pada akhirnya akan menginfeksi manusia. Mereka juga bisa
berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus
manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap
habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk
membangun otak. Pada anak khususnya balita, cacingan menyebar dengan
mudah dari satu anak ke anak yang lainnya dengan perpindahan telur.
Cacing dewasa, yang tinggal dalam anus, meletakkan telur-telurnya pada
kulit sekitar anus dan bokong. Tangan anak yang cacingan akan
terkontaminasi telur kecil-kecil saat dia menggaruk atau membersihkan
daerah anus setelah buang air besar, atau telur-telur tersebut akan tertinggal
di tempat duduk toilet, dan menempel pada orang berikutnya yang
menggunakan toilet tersebut. Jika anak tidak mencuci tangannya yang
mengandung telur, dia akan memindahkannya ke mulut atau ke benda lain
yang disentuhnya, termasuk tangan atau mulut orang lain. Setelah telur
tertelan, telur tetap berada dalam musus halus sampai menetas, dan cacing
kecil tersebut akan berjalan ke ujung usus halus, di sana cacing menjadi
dewasa dan berkembang biak. Cacing yang betina kemudian mengeluarkan
telurnya di sekitar anus dan siklus hidup tiga puluh lima hari siap untuk
diulangi.
F. Dampak Cacingan pada Anak
1. Anemia pada anak yang bisa menyebabkan suplai oksigen ke otak
terganggu dan dapat mengganggu kecerdasan otak.
2. Menurunnya berat badan sampai dengan gangguan gizi yang
berat karena kehilangan protein.
3. Pneumonia yang ditimbulkan akibat larva cacing memasuki paru-paru.
4. Penyumbatan saluran pencernaan akibat kumpulan cacing.
5. Gangguan kecerdasan pada anak.
6. Cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis,
akibat perforasi usus dan ileus obstruksi akibat bolus yang dapat
berakhir dengan kematian.
7. Daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi
penyakit lain.
Herwis, Ewis. 2018. “Untuk Para Ibu, Begini Cara Mudah untuk Mengobati
Cacingan pada Anak Anda serta Cara Mencegahnya”.
https://palembang.tribunnews.com/2018/09/05/untuk-para-ibu-begini-
cara-mudah-untuk-mengobati-cacingan-pada-anak-anda-serta-cara-
mencegahnya?page=2 diakses pada tanggal 14 September 2019