Anda di halaman 1dari 2

RENCANA KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KOLESTASIS

Tgl. Pengkajian: 15 Nov 2010


Nama Mhs: Yunita Muliasari
Ruang: IKA 3 RR. Infeksi
Nama Dokter:
Dx. Keperawatan
(DO & DS)
Gangguan integritas
kulit berhubungan
dengan hiper
bilirubin dan ruam
popok

Nama Pasien: An. Satria


Umur: 2 bulan
Jenis Kelamin: laki-laki
No. RM: 3427621

Tujuan
Kriteria Evalusai
Keutuhan kulit anak
dapat dipertahankan
dengan criteria hasil:
a. Kulit utuh, tidak
ada ikterik
b. Tidak ada warna
kemerahan di daerah
perianal dan lipatan
paha (perubahan
warna)
c. Kulit tidak kering
dan lembut.

Alamat: Tangerang, Pasar Paku Aji


Nama ayah/ibu: Tn. A/ Ny. S
Telpon: Dx. Medis: Kolestasis Intrahepatik

Intervensi Keperawatan
a. Observasi tanda-tanda
ikterus/jaundice selengkaplengkapnya dengan
menggunakan sinar matahari
bila memungkinkan.
b. Observasi sklera, warna kulit,
dengan menekan kulit pada
bagian yang
keras, misal wajah, dada, lengan
atas dan kaki.
c. Gunakan sabun lembut untuk
membersihkan kulit.
d. Atur frekuensi fototerapi
e. Bersihkan dan ganti popok
setiap BAK dan BAB.

Rasional Tindakan
a. Jaundice merupakan tandatanda hiper bilirubinemia,
karena lampu buatan
akan mengaburkan pengkajian.
b. Ikterik pertama kali terlihat
pada sklera yang menguning,
dengan menekan
akan muncul warna kuning
setelah tekanan dilepaskan.
c. Menjaga kelembaban dan
kebersihan kulit bayi
d. Memudahkan perawat untuk
mengatur pengawasan
penyinaran
e. seringnya
BAB merupakan faktor
penyebab kerusakan kulit

RENCANA KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan
(DO & DS)
Resiko terjadinya
kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan kehilangan
IWL
dan efek fototerapi

Tujuan
Kriteria Evalusai
Resiko kekurangan
volume cairan tidak
terjadi, dengan
Kriteria hasil:
a. Kulit tidak kering
b. Suhu tubuh
36,50C-370C
c. Bayi tidak sering
menangis karena
haus

Intervensi Keperawatan

Rasional Tindakan

a. Observasi suhu aksila tiap 4


jam.
b. Timbang BB bayi setiap hari
tanpa pakaian
c. Ukur intake dan output cairan
tiap 4 jam
d. Berikan ASI/PASI 3-4 jam
diselingi pemberian air minum
tambahan
e. Observasi tanda-tanda
dehidrasi

a. Pengawasan sering membantu


dalam menunjukan apakah ada
tidak
peningkatan suhu tubuh.
b. BB adalah salah satu
indikator untuk mengetahui
perkembangan dan
pertumbuhan bayi.
c. Mengetahui pengeluaran dan
pemasukan cairan tubuh bayi.
d. Hidrasi yang adekuat
mempermudah
pengeluaran/eliminasi dan
ekreso
bilirubin dan mengganti cairan
yang hilang.
e. Deteksi dini yang membantu
untuk mengetahui dengan cepat
adanya tanda-tanda
dehidrasi.

RENCANA KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan
(DO & DS)
Cemas berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
keluarga tentang
proses penyakit.

Tujuan
Kriteria Evalusai
Keluarga mengerti
dan paham tentang
penyakit dengan
Kriteria hasil:
a. Keluarga tampak
tenang
b. Adanya
pemahaman tentang
penyakit oleh
keluarga

Intervensi Keperawatan
a. Jelaskan pada keluarga
tentang penyakit dan
pengobatan.
b. Diskusikan tentang perawatan
lanjutan medik secara periodik.
c. Tekankan pentingnya
perawatan diri dan keluarga
serta tentang kebersihan
lingkungan.

Rasional Tindakan
a. Menurunkan kecemasan
keluarga
b. Dapat menurunkan
kecemasan keluarga
c. Memonitor perjalanan
penyakit
d. Mencegah pertumbuhan dan
penularan virus dan bakteri
maupun parasit
yang menyebabkan infeksi.

RENCANA KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan
(DO & DS)
Resiko terhadap
kematian
berhubungan dengan
kadar bilirubin darah
yang bersifat
toksik.

Tujuan
Kriteria Evalusai
Resiko kematian
tidak terjadi dengan
Kriteria hasil:
a. Kulit bayi tidak
ikterik.
b. Bilirubin dalam
batas normal

Intervensi Keperawatan

Rasional Tindakan

a. Perhatikan dan
dokumentasikan warna kulit,
sklera dan warna tubuh secar
progresif terhadap ikterik.
b. Pantau tanda-tanda vital tiap
1-2 jam.
c. Ubah posisi yang sering tiap 1
jam.
d. Pertahankan terapi cairan
parenteral.
e. Pantau kenaikan bilirubin
darah.

a. Memantau perkembangan dan


kenaikan bilirubin bayi.
b. Mengikuti keadaan umum
bayi.
c. Cara/langkah agar seluruh
bagian tubuh bayi terkena
fototerapi secara
merata.
d. Mengganti cairan yang hilang
waktu fototerapi.
e. Mengevaluasi jumlah
bilirubin yang bersifat toksik
dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai