Oleh
1.2 Tujuan
3ntuk membuat obat cacing pada anak-anak dalam sediaan tablet kunyah yang
sesuai standart mutu fisik yang benar.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi pasien
1. Pasien anak-anak yang tidak suka minum obat dapat minum sediaan ini karena rasanya
manis dan bentuknya seperti permen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (Earmakope Indonesia
edisi III)
2. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa pengisi.
(Earmakope edisi IV)
3. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung dosis tunggal dari satu atau lebih zat
aktif. (United State Pharmacopeia)
<. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis tunggal atau lebih zat aktif.
(British Pharmacopoiea)
/. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis tunggal atau lebih zat aktif
dan biasanya diperoleh dengan mengkompresi 0olume yang sama dari partikel-
partikel. (European Pharmacopoiea edisi VII)
6. Tablet adalah sediaan padat yang biasanya diperoleh dari pengompresian tunggal
atau lebih dari serbuk granul atau serbuk. Dalam beberapa kasus pentabletan dapat
dilakukan penyalutan maupun tidak disalut. ( The International Pharmacopoiea).
*. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek
lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. ( 1nsel,
1992)
2. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung
rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan (1nief, 199<).
2.4.1 Keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan
Tablet memiliki beberapa keuntungan dibanding sediaan lain, berikut ini adalah
keuntungan dari sediaan tablet :
a. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan
terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
0ariabilitas kandungan yang paling rendah.
b. Tablet merupakan sediaan yang paling mudah ditelan serta paling kecil
kemungkinan tertinggal ditenggorokan terutama bila bersalut yang
memungkinkan pecah atau hancurnya tablet tidak segera terjadi.
c. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pengelepasan khusus, seperti
pengelepasan di usus, atau produk lepas lambat.
d. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi
secara besar-besaran.
e. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik. (Lachman,
199<)
2. Kerugian
+elain memiliki keuntungan, sediaan tablet juga memiliki kerugian, yaitu :
a. 8eberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung
pada keadaan amorfnya flokulasi atau rendahnya berat jenis.
b. Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi, melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari
sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasikan dalam bentuk
tablet yang masih menghasilkan bioa0ailabilitas obat cukup.
c. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau
obat yang peka terhadap oksigen, atau kelembaban udara, penuh pengapsulan,
atau penyelubungan dulu sebelum dikempa atau memerlukan penyalutan dulu.
Pada keadaan ini kapsul merupakan jalan keluar yang terbaik serta lebih
murah.
2. Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara
pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi (tekanan di
bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.
3mumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat,
desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna, bahan
pengaroma, dan bahan pemanis. Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari
diameternya. Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari
satu kali siklus tekanan.
b. Tartrazin
Pemerian : serbuk warna kuning atau oranye kuning
Kalarutan : 7 gram larut dalam 100 ml pada suhu kamar
Kegunaan : pewarna
Sensitiv terhadap aspirin
Konsentrasi : 0.1%-3.5%
c. Lactosa
Pemerian : serbuk atau masa hablur, keras, putih susu, putih krim. Tidak berbau
dan rasa sedikit manis. Stabil diudara, tetapi mudah menyerap bau
Kelarutan : mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam
air mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter.
Khasiat : bahan pengisi
Konsentrasi : 5 - 80 %
d. Mg Stearat
Rumus Molekul : C16H70MgO4
Pemerian : serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit , mempunyai bau
dan rasa khas lemah
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air
Stabilitas : stabil dan simpan di tempat kering
Konsentrasi : 0,25 — 5,0 %
Berat Jenis : 0,159 g/cm3
Titik lebur : 117-160
Kegunaan : lubrikan/ zat pelicin
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk
e. Talk
Rumus Molekul : Mg6(SiO5)(OH)4
Pemerian : serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan, berkilat,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut
organik.
Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat selama
tidak kurang selama 1 jam
Konsentrasi : 1 — 5%
Berat jenis : 2,58-2,83
Kegunaan : glidan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
f. CMC Na
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading tidak
berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik.
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal,
tidak larut dalam etanol (95%) p, dalam eter p dan dalam pelarut
organik lain.
Konsentrasi : 1-6 %
pH : 6,5 & 8,5
b. Luas Permukaan
Dapat dihitung dari pengetahuan distribusi ukuran yang diperoleh dengan
menggunakan salah satu metode. Dua metode telah tersedia yang memungkinkan
perhitungan langsung luas permukaan. Prinsip yang pertama adalah jumlah suatu gas
atau zat terlarut cair yang diadsorpsi pada sampel serbuk membentuk suatu
monolapisan, merupakan fungsi langsung luas permukaan sampel. Yang kedua
adalah metode yang tergantung pada fakta bahwa kecepatan gas atau cairan
merembes suatu lapisan serbuk yang bersangkutan dengan luas permukaan yang
terpapar gas atau cairan yang merembes (Moechtar, 1990). Hubungan luas
permukaan, ukuran partikel dengan disolusi obat:
%Jadi$ erat kaitannya ukuran partikel dengan luas permukaan( Semakin besar
luas permukaan maka semakin kecil ukuran partikel$ begitu )uga dengan
peningkatan kelarutannya sehingga la)u disolusi akan semakin besar”
c. Gaya Ikatan Diantara Molekul
Gaya-gaya yang terjadi diantara molekul-molekul (gaya-gaya ikatan
intermolekuler) mempunyai pengaruh yang besar pada keadaan fisik suatu zat
(padat, cair, gas) dibawah kondisi-kondisi temperatur tekanan dan konsentrasi
tertentu (Moechtar, 1990). Gaya kohesi dan adhesi :
8ilamana molekul-molekul berinteraksi satu sama lain, maka baik gaya tolak
menolak maupun gaya tarik-menarik, akan beroperasi keduanya. 7ika dua buah
molekul didekatkan, hingga muatan yang berlawanan di dalam kedua molekul
tersebut lebih dekat daripada muatannya yang sama, maka molekul tersebut akan
saling tarik-menarik (Moechtar, 1990)
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis. Kohesi
dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antar partikel dalam zat. Gaya kohesi
mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat. Contoh
peristiwa kohesi adalah: Tidak bercampurnya air dengan minyak, tidak melekatnya
air raksa pada dinding pipa kapiler, dan air pada daun talas.
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis. Gaya
adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan.
Contohnya: 8ercampurnya air dengan teh/kopi, melekatnya air pada dinding pipa
kapiler, melekatnya tinta pada kertas, dll.
d. Pembasahan Higroskopitas
8anyak zat aktif menunjukkan kecenderungan mengadsorpsi lembap atau uap air
dari atmosfer. 7umlah lembap yang diadsorpsi oleh suatu bobot tetap sampel anhidrat
berada dalam keseimbangan dengan lembap dari udara pada suhu tertentu disebut
kandungan keseimbangan lembap. Kandungan keseimbangan lembap dapat
mempengaruhi karakteristik aliran dan kempa serbuk dan kekerasan tablet dan
granulasi akhir. Pada umumnya zat higroskopis harus disimpan dalam suatu wadah
tertutup rapat. Kandungan lembab zat tambahan juga dapat memengaruhi sifat
fisikokimia bentuk sediaan solid (Prof.Dr. Chafrles J.PSiregar, 2010).
e. Aliran serbuk
Untuk memastikan pencampuran yang efisien dan keragaman bobot yang dapat
diterima untuk tablet kempa. Jika suatu zat aktif mempunyai sifat aliran yang buruk
dapat diatasi dengan memilih zat aktif yang tepat. Untuk menyempurnakan sifat
alirannya serbuk zat aktif atau masa tablet perlu diprakempa atau granulasi (Prof.Dr.
Chafrles J.PSiregar, 2010).
Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian yang
seragam ke dalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan
disekitar fasilitas produksi.
f. Karakteristik pengempaan
Kemampuan mengurangi volume di bawah tekanan. Beberapa petunjuk
karakteristik ketermampatan dan kompaktibilitas suatu zat aktif tunggal dan dalam
kombinasi dengan beberapa eksipien yang umum dapat diperoleh sebagai bagian
dari evaluasi praformulasi.
Kompatibilitas serbuk farmasetik dapat dikarakterisasi dengan meneliti gaya
renggang, kekerasan lekukan solid dan lain-lain yang dibuat di bawah berbagai
tekanan. Gaya renggang dan kekerasan lekukan digunakan untuk menetapkan tiga
parameter yang tidak berdimensi yaitu indeks tegangan, indeks ikatan dan indeks
remuk rapuh untuk mengarakterisasi daya guna pentabletan komponen tunggal dan
campuran (Prof.Dr. Chafrles J.PSiregar, 2010).
g. Bobot jenis
Sangat berguna dalam mengetahui ukuran bentuk sediaan akhir. Zat aktif potensi
rendah akan menghasilkan granulasi ruah yang dapat menyulitkan pengempaannya
menjadi tablet akhir. Bobot jenis solid juga memengaruhi sifat alirannya (Prof.Dr.
Chafrles J.PSiregar, 2010).
Apabila suatu solid tidak berpori-pori, bobot jenis nyata dan granul tersimpan
identik keduanya dapat diperoleh dengan pemindahan helium atau suatu cairan
seperti raksa, benzene atau air. Jika bahan berpori-pori yang mempunyai permukaan
internal bobot jenis nyata paling baik diperkirakan dengan pemindahan helium yang
berpenetrasi kedalam pori-pori terkecil dan tidak diadsorpsi oleh bahan.
h. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah kemampuan granul untuk tetap kompak dengan adanya
tekanan, Rasio Housner dapat dihubungkan dengan kerapatan, Rasio Housner adalah
kerapatan serbuk (porositas) dinyatakan dalam persen yaitu perbandingan antar
volume dengan volume total suatu serbuk. Untuk serbuk yang mempunyai partikel
yang sama dan berbentuk bulat, kerapatannya berkisar antara 3* G <0, serbuk dengan
berbentuk kubus memiliki harga <6 5.
Cara memperbaiki kompresibilitas, dengan penambahan:
1. Pembasahan ( wetting )
1danya pembasahan dapat meningkatkan kompresibilitas granul. Hal ini
dikarenakan oleh adanya ikatan antar partikel yang kuat dengan kelembaban yang
sesuai. +ehingga, granul-granul tersebut dapat dimampatkan dengan baik. Hal ini
berpengaruh terhadap tablet yang dihasilkan. Kompresibilitas yang baik akan
menghasilkan tablet yang baik serta kompak. Tablet yang dibuat dengan granulasi
basah lebih baik dibandingkan dengan tablet yang dibuat dengan metode granulasi
kering. Hal ini disebabkan pada granulasi kering tidak adanya proses pembasahan
sehingga serbuk-serbuk yang akan dicampurkan tidak dapat menyatu sempurna
untuk menjadi granul yang baik.
2. Perubahan bentuk dan tekstur partikel
8entuk dan tekstur partikel dapat mempengaruhi kompresibilitas, dengan
adanya 0ariasi bentuk dan tekstur partikel akan menghasilkan kompresibilitas yang
baik. Hal ini mengurangi adanya fines pada proses pencetakan tablet. 8entuk dan
ukuran partikel juga mempengaruhi porositas (kerapatan patikel) yang akan
berpengaruh pula pada kompresibilitas. 1pabila porositas baik maka akan
menghasilkan kompresibilitas yang baik dengan nilai rendah (N 205). Hal ini
karena porositas dapat mengurangi adanya rongga pada saat pengempaan tablet.
3. Penambahan adhesif dan binder
1dhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya
ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan
baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Penambahan zat adhesif
dapat meningkatkan kompresibilitas karena adanya peningkatan gaya tarik menarik
antar molekul yang berbeda jenis. +ehingga antara zat yang satu dengan zat yang
lainnya dapat saling mengikat.
<. >lektrostatika
>lektostatika merupakan muatan listrik antara partikel. Dalam hal ini terdapat
perbedaan muatan listrik antara granul dengan mesin cetakan tablet dan muatan
listrik antara partikel tablet.
1danya perbedaan elektrostatika yang semakin besar antara partikel tablet
dengan mesin cetakan, akan mengakibatkan gaya tarik menarik tablet dengan
cetakan, sehingga partikel tablet akan menempel pada cetakan. 1kan tetapi jika
perbedaan elektostatikanya kecil atau perbedaan muatannya kecil maka antara
partikel tablet dengan cetakan kecil maka akan memungkinkan terjadinya gaya tolak
menolak antara partikel tablet dengan mesin cetakan, sehingga tablet tidak akan
menempel pada cetakan.
+elain itu terdapat perbedaan elektrostatika antara partikel tablet juga dapat
berpengaruh pada homogenitas tablet. 7ika terdapat perbedaan muatan yang besar
antara partikel bahan penyusun tablet, maka akan terjadi gaya tarik menarik antara
partikel, sehingga partikel dapat bersatu. 4amun, jika perbedaan muatan antara
partikel kecil, maka akan terjadi gaya tolak menolak.
7adi, agar partikel tablet dengan cetakan tidak terjadi perekatan, maka gaya
elektrostatikanya harus kecil, sedangkan utuk menyatukan antara partikel tablet,
maka gaya elektrostatikanya harus besar.
2.6 Formulasi
Dalam 1 tablet obat 2/0 mg mengandung
R/ Pirantel pamoat 1/6,2/ mg
CMC 4a /5
Tartrazin 0.15
Talc 35
Laktosa 65
Mg +tearat 15
>ssence jeruk Os
c. Bahan Penghancur
+upaya dapat diabsorpsi di dalam tubuh, bahan aktif harus dapat larut. Kecepatan
larut suatu obat bergantung pada sifat fisika-kimia bahan obat, kecepatan
disintegrasi, dan disolusi tablet. 8ahan penghancur berfungsi menghancurkan tablet
bila tablet kontak dengan cairan.
Hancurnya tablet menjadi granul akan memperluas permukaan sehingga dapat
mempercepat lepasnya bahan aktif dari tablet. +elanjutnya bahan penghancur akan
menghancurkan granul menjadi partikel-partikel halus. Kecepatan pelepasan bahan
aktif dari partikel-partikel halus lebih besar dibandingkan dengan tablet utuh atau
granul.
Disintegrasi adalah hilangnya kohesi suatu bentuk sediaan padat (tablet) karena
pengaruh medium menjadi granul atau partikel penyusun tablet.+ebaliknya degreasi
adalah hancurnya granul menjadi partikel- partikel halus.Contoh bahan penghancur
1. 1milum (pati)
1milum merupakan bahan penhgancur yang pertama kali digunakan.
Mekanisme aksi amilum sebagai bahan penghancur yaitu melalui masuknya air ke
dalam tablet dibandingkan dengan aksi pengembangannya karena amilum hanya
sedikit mengembang dalam air pada suhu tubuh.Hidrasi dari gugus hidroksil dapat
menyebabkan partikel-partikel terpisah dan kandungan lemak dalam amilum dapat
mempengaruhi sifat amilum sebagai bahan penghancur.
7enis/0arietas amilum yang mengandung butiran-butiran dalam ukuran besar
(amilum kentang) akan memiliki ukuran pori yang optmum dalam tablet dan akan
menyebabkan terjadinya aksi kapiler. 1milum sebagai bahan penghancur umumnya
digunakan pada konsentrasi lazim / G 105.
2. Mikrokristalin +elulosa (MCC)
MCC menunjukan porositas yang tinggi, dengan kemampuan menarik air tinggi
pula, sehingga sesuai digunakan sebagai bahan penghancur. MCC juga dapat
digunakan sebagai pengikat yang sangat baik dan dapat meningkatkan kekuatan
mekanik tablet secara signifikan. +alah satu kelemahan dari MCC, yaitu pengaruh
yang ditimbulkan pada karakteristik disolusi yang dihasilkan, karena pengaruh
tekanan kompresi yang tinggi.
d. Bahan pewarna
8ahan pewarna tidak boleh memiliki aksi terapiutik, tidak memperbaiki
ketersediaan hayati dan stabilitas sediaan tablet.Eungsi bahan pewarna ialah
memudahkan identifikasi dan memperbaiki penampilan sediaan tablet. Pada
penggunaanya bahan pewarna dapat meningkatkan biaya produksi dan dapat
menimbulkan masalah dalam proses produksi tablet (Hadisoewignyo, dr.Lannie,
dkk., 2012).
8ahan pewarna dapat diklasifikasikan menjadi bahan pewarna yang larut air
(dyes) dan dan memberikan larutan jernihC serta bahan pewarna yang tidak larut air
(pigmen/lake) dan pencampurannya dalam massa tablet dengan cara didispersikan
sehingga akan teradsorpsi pada bahan tambahan tablet lainnya, misalnya amilum.
1. Gesekan antara tablet dan dinding punch dan antara tablet dengan dinding die.
2. Gesekan antara dinding die dan dinding punch.
Eaktor penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan pelincin atau
lubrikan antara lain:
a. 3kuran partikel sebagai aturan umum semua bahan pelicin berukuran 20-100
mesh
b. Lama pencampuran bahan pelicin dengan komponen tablet lainnya atau massa
tablet.
c. Konsentrasi bahan pelicin yang digunakan.
Ketiga faktor tersebut akan berpengaruh pada kekerasan, kerapuhan dan waktu
hancur tablet.
g. Bahan pelincir
8ahan pelincir berfungsi memperbaiki sifat alir serbuk atau granul yang akan
dikempa menjadi tablet sehingga diharapkan dapat memperbaiki keseragaman
bobot tablet yang dihasilkan. Gesekan antara partikel-partikel yang dikempa.
Mekanisme kerja bahan pelincir dalam memperbaiki sifat alir suatu sampel
serbuk atau granul dapat berlangsung dengan cara penutupan atau pengisian
permukaan partikel yang kasar atau berlekuk-lekuk dengan bahan pelincir
sehingga pemukaan partikel menjadi lebih licin dan partikel dapat lebih mudah
mengalir. +elain itu, pelincir dapat teradsorpsi pada permukaan partikel dan
membentuk suatu lapisan tipis yang dapat mencegah timbulnya daya kohesi antar
granul.
a. 3nclassified 1rea
1rea ini merupakan area yang tidak dikendalikan (3nclassified area) tetapi untuk
kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya
adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold
storage dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
b. 8lack area
1rea ini disebut juga area kelas >. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam
kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi,
area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. +etiap karyawan wajib
mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala)
c. Grey area
1rea ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas
ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang
timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan
inkubasi), ruang sampling di gudang. +etiap karyawan yang masuk ke area ini
wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). 1ntara black area dan grey
area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.
d. Fhite area
1rea ini disebut juga area kelas C, 8 dan 1 (dibawah L1E). Ruangan yang masuk
dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku
produksi steril, ruang miBing untuk produksi steril, background ruang filling ,
laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). +etiap karyawan yang akan
memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang
tidak melepas partikel). 1ntara grey area dan white area dipisahkan oleh ruang
ganti pakaian white dan airlock.
Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas kebersihan
yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelas
kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi.
Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan E, dimana
setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan,
kelembaban udara dan air change rate.
Tabel pembagian kelas ruangan berdasarkan jumlah partikel
Keterangan : UC = Unclassified
NS = No Specification
Kondisi at rest yaitu kondisi dimana tidak ada operator yang beraktivitas di dalam
ruangan, mesin dalam kondisi beroperasi, sedangkan kondisi in operational yaitu kondisi
dimana ada operator yang sedang bekerja di dalam ruangan dan kondisi mesin sedang
beroperasi.
2.8 Alat Dan Proses Pembuatan Tablet
+eperti dijelaskan sebelumnya, tablet dibuat dengan jalan mengempa campuran zat akti0
dan eksipien, baik yang dibuat menjadi granul terlebih dahulu maupun tidak, pada mesin
pencetak tablet. +ecara umum komponen dasar mesin pencetak tablet adalah sebagai berikut:
Hopper, tempat untuk menyimpan granul dan yang mengalirkan granul untuk di kempa. Die,
tempat granul akan di cetak, menentukan ukuran dan bentuk tablet. Punch atas, alat untuk
mengempa granul yang telah brada di die. Punch bawah, alat untuk mengeluarkan tablet yang
telah di cetak.
4 — 10 Baik
1,6 — 4 Sukar
3. Uji kompresibilitas
Timbang 100 gram granul, masukkan ke dalam gelas ukur. Dan dicatat volumenya.
Kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji. Catat
volume sebelum dimampatkan (Vo), dan volume setelah dimampatkan dengan
pengetukan 500 kali (V).
I = Vo — V x 100%
Keterangan :
I = indeks kompresibilitas (%)
Vo = volume granul sebelum dimampatkan (ml)
V = volume granul setelah dimampatkan (ml)
Syarat tidak lebih dari 20%
Parameter kompresibilitas (%) sifat aliran
5 — 12 Sangat baik
12 — 18 Baik
18 — 23 Cukup
23 — 33 Kurang
33 — 38 Sangat kurang
Rumus :
b. Uji Kekerasan
Uji kekerasan digunakan untuk mrngetahui kekuatan tablet yang mencerminkan
kekuatan tablet secara keseluruhan yang diukur dengan memberi tekanan terhadap
diameter tablet. Alatyang digunakan adalah hardness tester.
Prosedur, ambil masing-masing 10 tablet dari tiap batch, kemudian ukur
kekerasannya dengan alat ukur kekerasan tablet. Tablet yang baik memiliki kekerasan
4-10 kg.
d. Uji Kerapuhan
3ji kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk menggukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemaan dan
pengiriman pada uji kerapuhan digunakan alat bernama friabilator.
Prosedur, siapkan tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, yang terlebih dahulu
dibersihkan dari debu dan ditimbang seksama sebelum dimasukkan ke dalam
friabilator. +etelah bersih masukkan tablet ke dalam friabilator dan atur hingga 100
puataran selama < menit. +etelah selesai, keluarkan tablet dari alat, kemudian
bersihkan dan hitung 5 kehilangan bobot sesuadah dan sebeblum perlakuan. Tablet
dianggap baik jika kerapuhannya tidak lebih dari 1
5. Rumus :
Ket :
F1 R 8obot
awal F2 R 8obot
akhir
BAB III
METODOLOGI
Co = x 100%
Co = x 100%
Co = 62,5%
3.2 Evaluasi
3.2.1 Uji Granul
1. Uji Sifat Alir
a. Uji sudut diam
1. Granul dimasukkan ke dalam corong (dipasang pada statif)
2. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar
3. Gundukan yang tertampung diukur tingginya (dicatat sebagai h) dan diameternya
(dicatat sebagai d)
4. Waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya diukur dengan mengukur diameter dan
tinggi dari mulut corong (waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari
30˚)
Rumus : tga = tinggi kerucut (h)
jari-jari kerucut (r)
2. Kompresibilitas
1. Timbang 100 g granul, masukkan ke dalam gelas ukur, catat volumenya
2. Granul dimampatkan sebanyak 500x ketukan dengan alat uji
3. Catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan dengan
pengetukan 500x (V).
3. Uji Kekerasan
Prosedur :
1. Siapkan 10 tablet yang akan diuji
2. Ambil 1 tablet, kemudian letakkan tablet diantara ruang penjepit pada hardness
tester
3. Putar alat penekan (sampai skala 0)
4. Putar sekrup hingga tablet retak
5. Lihat skala saat tablet retak
4. Uji Kerapuhan
Prosedur :
1. +iapkan 12 tablet
2. 8ersihkan tablet dari debu
3. Timbang tablet (F1)
<. Masukkan tablet dalam friabilator
/. Putar friabilator selama < menit
6. Keluarkan tablet dari friabilator, bersihkan dan timbang tablet( F2)
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM DAN KESIMPULAN
120,213 g
= 15,21217%
Hal ini menyatakan bahwa kadar air granul setelah dioven adalah sebesar 15,21217%.
Bobot rata-rata
3 0,5857 5,7793 %
4 0,6340 14,5024 %
5 0,6102 10,2040 %
6 0,5452 1,5351 %
7 0,5704 3,0160 %
8 0,5947 7,4047 %
9 0,5380 2,8384 %
10 0,5220 5,7251 %
11 0,5298 4,3164 %
12 0,5781 4,4067 %
13 0,5048 8,8314 %
14 0,5374 2,9438 %
15 0,5285 4,5512 %
16 0,5596 1,0655 %
17 0,5492 0,8127 %
18 0,5307 4,1538 %
19 0,5204 6,0140 %
20 0,5130 7,3505 %
Dari 20 tablet yang telah dilakukan uji keseragaman bobot didapatkan 7 tablet
menyimpang dari % Penyimpangan nilai di kolom A (5%) dan 2 tablet menyimpang dari %
Penyimpangan nilai di kolom B (10%). Sedangkan ketetapan yang teracntum dalam literatur
menyatakan bahwa tidak boleh lebih dari dua tablet yang nilainya menyimpang dari %
Penyimpangan di kolom A (5%) dan tidak boleh ada satupun tablet yang nilainya
menyimpang dari % Penyimpangan di kolom B ( 10%).
Penyebab : mesin cetakan tidak sesuai dan ketika mencetak tidak dibersihkan terlebih dulu.
Akibat : berat dan dosis masing-masing tablet tidak seragam dan bedanya ada yang terlampau
tinggi.
Saran : alat yang akan digunakan dibersihkan dan dikalibrasi dulu.
Dalam uji kekerasan tablet yang dilakukan terhadap 10 tablet, didapatkan rata-rata
kekerasan 0./3 kg yang berarti tablet pirantel pamoat memiliki kekerasan tablet yang sangat
burk sekali. Hal ini sangat jauh dari literatur yang menyebutkan bahwa kekerasan tablet yang
baik memiliki kekerasan sekitar <-10 kg.
12 7,0729 g 2,8964 g
Pada uji kerapuhan yang dilakukan terhadap 12 tablet pirantel pamoat didapatkan 5
kerapuhan sebesar /9,0<5 yang berarti kerapuhan tablet sangat buruk sekali jika
dibandingkan dengan literatur yang menyatakan 5 kerapuhan paling baik adala 15.
Pada waktu diuji di friabilator hanya mampu berputar kurang dari < menit dengan jumlah
putaran sebanyak 21 putaran.
Penyebab : pencampuran bahan pengikat (CMC-4a) tidak dicampurkan semuanya untuk
menghindari granul yang terlalu lembab.
1kibat : tablet sangat rapuh.
+aran : menambahkan bahan pengikat lebih banyak lagi, atau bisa dengan mengganti dengan
pengikat lain.
2. 1,31 0,38
3. 1,31 0,36
Diameter rata2 = 1.32 cm
4. 1,38 0,32
Ketebalan rata2 = 0.342 cm
5. 1,31 0,36
6. 1,31 0,34
7. 1,31 0,32
8. 1,31 0,31
9. 1,36 0,31
10. 1,31 0,36
Pada uji keseragaman ukuran yang dilakukan kepada 10 tablet pirantel pamoat didapatkan
diameter tablet rata-rata sebesar 1.32 cm dan tebal tablet rata-rata sebesar 0.3<2 cm yang
berarti tablet pirantel pamoat yang dibuat memiliki ukuran yang seragam. Hal ini dilihat dari
rata-rata yang diperoleh jika dibandingkan dengan hasil diameter dan ketebalan masing-
masing tablet tidak memiliki beda yang terlampau jauh.
5. Uji Organoleptis
Organoleptis Pengamatan
Bentuk Bulat pipih
Permukaan tablet Halus, berpori
Tepi tablet Kasar, ada juga yang halus
Warna tablet Kuning pucat
Rasa tablet Tidak berasa
Bau tablet Bau jeruk tapi lemah
Hasil uji organoleptis pada tablet pirantel pamoat didapatkan hasil bentuk yang bulat
pipih seperti tablet pada umumnya. Dengan permukaan tablet yang halus namun berpori, pori
yang ada dipermukaan tablet ini disebabkan karena ketidakercampuran bahan yang
ditambahkan setelah penghancuran tablet. Dengan tepi tablet kasar namun juga ada tablet
yang tepinya halus. Farna tablet yang didapatkan kuning pucat, berbau jeruk tapi lemah, dan
tidak berasa. Tablet yang ditujukan untuk tablet kunyah pengobatan cacingan ini diharapkan
memiliki rasa manis dan jeruk yang enak, namun kekurangan dari tablet yang dihasilkan
dikarenakan kurangnya penambahan pewarna, perasa jeruk, dan waktu pengo0enan yang
lama sehingga bisa saja menyebabkan rasa dan warna tablet yang memudar.