Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi, antara 45 – 65%, bahkan pada daerah –
daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk bisa mencapai 80%, angka tersebut
tergolong tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalam belum semua
mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, kasus infeksi cacing yang kronik banyak
ditemukan di daerah pedalaman yang secara latar belakang pengetahuan kesehatan dan
pendidikan rendah.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada masyarakat
Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karena factor kersadaran untuk
melakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan kesehatan, dan kurangnya
penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi kontribusi tingginya
angka kecacingan di Indonesia.
Penyakit yang sering terjadi ini sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat
penting untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gagguan yan
ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai
mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anmeia dapat terjadi pada penderita.
Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian cacingan ?
2. Cacing-cacing apa sajakah yang menyebabkan cacingan ?
3. Bagaimana gejala-gejala jika manusia mengalami cacingan ?
4. Bagaimana dampak dari cacingan ?
5. Bagaimana cara penularan cacingan ?
6. Bagaimana cara pencegahan agar terhindar dari penyakit cacingan ?
7. Gambar dari siklus terjadinya cacingan ?

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 1


1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Pembaca dapat memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan penyakit cacingan.
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis cacing yang menyebabkan
cacingan.
3. Dapat mengetahui gejala-gejala pada manusia jika mengidap penyakit cacingan.
4. Mengetahui dampak dari penyakit cacingan.
5. Mengetahui cara pencegahan untuk menghindari penyakit cacingan.

1.4 Manfaat

Bagi pembaca :
Dapat mengetahui dan memahami mengenai penyakit cacingan, sehingga dapat mencegah
untuk terpapar penyakit cacingan. Makalah ini juga dapat dijadika referensi bagi makalah
selanjutnya.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Penyakit cacingan adalah penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia Penyakit
cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang
menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan
mengambil nutrisi daritubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan
dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun
terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke
dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang
yang berawaldari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa.

2.2 Jenis-Jenis Cacing


Cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan cacing pipih.
Berikut jenis-jenis cacing :
1. CACING GELANG (Ascaris lumbricoides)
- Warna : Merah muda atau putih
- Besarnya : 20 - 30 cm
- Hidup di : Usus kecil
Cara Penularannya:
· Telur cacing masuk melalui mulut
· Menetas di usus kecil menjadi larva
· Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
· Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus kecil
dan menjadi dewasa di sana.
· Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 3


2. CACING CAMBUK(Tricuris Trichiura)
- Warna : Merah muda atau abu-abu
- Besarnya : 3 - 5 cm
- Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
· Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
· Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
· Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini.

3. CACING TAMBANG(Ancylostomiasis)
- Warna : Merah
- Besarnya : 8 - 13 mm
- Hidup di : Usus kecil
Cara Penularannya:
· Larva menembus kulit kaki
· Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk
· Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka menancapkan
dirinya untuk mengisap darah.
Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan
anak-anak.Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing
tambang dapat mengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 4


4. CACING KREMI (Enterobius Vermicularis)
- Warna : Putih
- Besarnya : 1 cm
- Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
· Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
· Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa t elur cacing ini menyebar
melalui kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing kremi dibawa
ke tempatlain.

2.3 Gejala – Gejala Cacingan


Secara khususnya :
Cacing kremi :
Gejalanya adalah rasa gatal disekitar daerah anus atau vulva (kemaluan wanita). Gejala ini
akan memburuk di malam hari ketia ccing kremi biasanya akan keluar dari permukaan tubuh
untuk menaruh telurya di sekitar anus/vulva. Cacing juga biasanya dapat terlihat di feses..
Cacing gelang : Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis Toxocaracanis
dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata karena menimbulkan
radang & luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga dapat berpindah ke bagian paru-paru
menyebabkan timbulnya batuk & asma, serta menimbulkan bengkak di organ tubuh lain.
Cacing Tambang : Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat
menutupi daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 5


Selain hal tersebut di atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :
· Rasa mual
· Lemas
· Hilangnya nafsu makan
· Rasa sakit di bagian perut
· Diare
· Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.

Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke
organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala :
· Demam
· Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut
· Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing
· Infeksi bakteri
· Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 6


2.4 Dampak
Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot,
paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering
dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Padahal
penyakit ini bisa menurunkan tingkat kesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ
menurun, lemas tak bergairah,ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah.
Anak-anak akan mengalami berbagai dampak psikologis bila mereka terkena penyakit
cacingan. Dampak psikologis yang terjadi pada si anak bila menderita penyakit
cacing kremi, si anak akan merasakan gatal di anusnya pada malam hari sehingga si anak
akan menagis dan terganggu waktu tidurnya. Pada anak yag menderita penyakit karena
cacing tambang, Cacing tambang ini merupakan infeksi cacing yang paling merugikan
kesehatan anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah),
sehingga sianak akan lemas untuk beraktivitas jadi terganggu aktivitas sehari-harinya,
Konsetrasi dan daya ingat anak yang menurun sehingga anak sulit mencerna pelajaran di
sekolah.
Penderita cacingan terserang penurunan daya tahan tubuh serta metabolisme jaringan otak.
Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami kelemahan fisik dan
intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya.
Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan gejala keterlambatan
fisik, mental dan seksual.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit
lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini kecil sekali
perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang menyedot anggaran
cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan sikap masyarakat sendiri
juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 7


2.5 Cara Penularan
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-
telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi
makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat
berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat
makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah
tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air
mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa
menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke
tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke
tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak,
membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk
protein untuk membangun otak.

2.6 Pencegahan, penanganan dan pengobatan


2.6.1 Pencegahan
· Cucilah tangan sebelum makan.
· Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga untuk mencuci
tangan sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan baik apabila orangtua meneladani.
Dengan mencuci tangan makan akan mengeliminir masuknya telur cacing ke mulut sebagai
jalan masuk pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut kita.
· Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang terselip di antara
kuku Anda dan selamat masuk ke usus Anda dan mendirikan koloni di sana.
· Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh. Setiap kotoran
baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di negara kita masih banyak warga
yang memanfaatkan sungai untuk buang hajat. Dengan perilaku ini maka kotoran-kotoran ini
akan liar tidak terjaga, sehingga mencemari lingkungannya. Dan, jika lingkungan sudah
cemar, penularan sering tidak pandang bulu. Orang yang sudah menjaga diri sebersih
mungkin sekalipun masih dapat dihinggapi parasit cacing ini.
· Bertanam atau Berkebunlah dengan baik. Ambillah air yang masih baik untuk
menyiram tanaman. Agar air ini senantiasa baik maka usahakan lingkungan sebaik mungkin.
Menjaga alam ini termasuk bagian dalam merawat kesehatan.⁠

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 8


· Peduli lah dengan lingkungan, maka akan dapat memanfaatkan hasil yang baik. Jika air
yang digunakan terkontaminasi dengan tinja manusia, bukan tidak mungkin telur cacing
bertahan pada kelopak-kelopak tanaman yang ditanam dan terbawa hingga ke meja makan.
· Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air yang mengalir.
Mengapa demikian? Ya, agar kotoran yang melekat akan terbawa air yang mengalir, di
samping itu nilai gizi sayuran tidak hilang jika dicuci di bawah air yang mengalir. Cara
mengolah sayuran yang baik dapat Anda lihat di artikel Cerdas mengolah Sayuran :
Menjamin Ketersediaan Nutrisi.
· Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di daerah yang
sanitasinya buruk. Perlu dicermati juga, makanan mentah tidak selamanya buruk. Yang harus
diperhatikan adalah kebersihan bahan makanan agar makanan dapat kita makan sesegar
mungkin sehingga enzim yang terkandung dalam makanan dapat kita rasakan manfaatnya.
Ulasan saya tentang makanan mentah yang menyehatkan dapat dilihat pada artikel Diet
Sunda ini.
· Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti kucing atau
anjing pada tempat pembuangan khusus
· Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi Anda
yang risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain
pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan
dengan tanah.
2.6.2 Penanganan dan pengobatan
Penanganan:
Karena terkadang sulit mendeteksi orang yang cacingan, maka anda harus rutin untuk
minum obat cacing setiap enam bulan satu dosis yang sesuai dan dianjurkan. Jika anda sudah
mengetahui jika terkena cacingan, segera bawa ke Dokter agar dapat diperiksa lebih lanjut
kejadian cacingan yang menyerang anggota keluarga kita. Sehingga anda bisa mendapatkan
obat cacingan yang diresepkan dan sesuai.
Pengobatan:
Obat yang mempunyai efek sebagai anti parasit dapat digunakan untuk pengobatan
cacingan ini, ada 2 jenis obat yang biasa digunakan yaitu:
Pyrantel pamoat: Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya
adalah: dewasa/anak-anak: 10 m/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal.
Mebendazole: Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui dosis diatas,
yaitu: 10 mg/kgBB, diberikan dalam dosis tunggal.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 9


2.7 Siklus terjadinya cacingan
Infeksi cacing kremi disebut juga Enterobiasis atau oksiuriasis. Cara penularan infeksi
cacing ini adalah melalui telur yang tertelan, dapat berasal dari makanan yang terkontaminasi
atau tanah yang tercemar kotoran yang mengandung telur cacing. Setelah tertelan, telur
menetas dalam usus, kemudian larva menembus dan tumbuh dalam mukosa usus menjadi
cacing dewasa. Cacing dewasa akan bergerak ke daerah rektum dan bertelur. Gejala infeksi
cacing kremi yang umum terjadi antara lain gatal di sekitar dubur (terutama pada malam hari
pada saat cacing betina meletakkan telurnya), gelisah dan sukar tidur.

Gambar 1. Siklus Hidup Cacing Kremi

Keterangan siklus hidup cacing kremi:

1. Telur cacing terletak pada lipatan perianal. Larva dalam telur berkembang dalam 4
sampai 6 jam.
2. Telur berembrio tertelan.
3. Larva menetas dalam usus halus.
4. Cacing dewasa hidup di lumen usus buntu.
5. Gravid betina bermigrasi ke area perianal pada malam hari untuk bertelur.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 10


Infeksi cacing gelang disebut juga askariasis. Penyakit ini ditularkan melalui telur matang
yang tertelan. Dalam usus halus telur akan menetas, dan keluar larva yang dapat menembus
usus, mengikuti aliran darah menuju jantung kanan lalu ke paru. Larva merangsang laring
sehingga terjadi batuk dan dapat masuk ke saluran cerna melalui kerongkongan. Selanjutnya
larva akan menjadi cacing dewasa di dalam usus halus. Gejala infeksi cacing gelang pada
umumnya yaitu rasa tidak enak pada perut (gangguan lambung); kejang perut, diselingi diare;
kehilangan berat badan; dan demam.

Gambar 2. Siklus Hidup Cacing Gelang

Keterangan siklus hidup cacing gelang:

1. cacing dewasa hidup di dinding usus halus. Cacing betina dapat menghasilkan sekitar
200.000 telur per hari, yang keluar melalui feses.
2. Telur yang tidak dibuahi dapat tertelan namun tidak menyebabkan infeksi.
3. Telur yang dibuahi akan berembrionasi dan menjadi infektif setelah 18 hari hingga
beberapa minggu, tergantung kondisi lingkungan (optimum: lembap, hangat, tanah
yang teduh).
4. Telur tertelan.
5. Larva menetas.
6. Larva menuju ke paru-paru.
7. Larva masuk ke saluran pencernaan

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 11


Infeksi cacing tambang disebut juga nekatoriasis. Penyakit ini menular melalui larva cacing
yang terdapat di tanah yang menembus kulit (biasanya di antara jari kaki). Cacing ini akan
berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk ke saluran cerna.
Gejala infeksi cacing tambang yang umum terjadi yaitu gangguan pencernaan berupa mual,
muntah, diare, dan nyeri ulu hati; pusing, nyeri kepala; lemas dan lelah; anemia; dan gatal di
daerah masuknya cacing.

Gambar 3. Siklus Hidup Cacing Tambang

Keterangan siklus hidup cacing tambang:

1. Telur cacing terdapat pada tinja.


2. Larva Rhabditiform menetas.
3. Larva berkembang menjadi larva Filariform.
4. Larva filaform menembus kulit.
5. Cacing dewasa hidup di usus halus.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 12


Infeksi cacing cambuk disebut juga trikuriasis. Daur hidup cacing cambuk mirip dengan
daur hidup cacing gelang, hanya saja pada cacing cambuk tidak ada siklus masuk ke paru.
Gejala infeksi cacing cambuk yang umum terjadi yaitu nyeri ulu hati, kehilangan nafsu
makan, diare, anemia.

Gambar 4. Siklus Hidup Cacing Cambuk

Keterangan sikus hidup cacing cambuk:

1. Telur cacing yang belum berembrio keluar melalui tinja.


2. Telur berkembang menjadi tahap 2-sel.
3. Terjadi proses pembelahan lebih lanjut dalam telur.
4. Telur berembrio tertelan.
5. Telur menetas menjadi cacing dalam usus halus.
6. Cacing cambuk dewasa hidup di usus buntu.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 13


Infeksi cacing pita disebut juga Taeniasis, disebabkan oleh infeksi Taenia saginata yang
dapat ditemukan pada usus manusia berupa cacing dewasa maupun larvanya (Cysticercosis).
Manusia dapat terinfeksi jenis cacing ini melalui makanan, yaitu memakan daging yang
mengandung larva atau telur cacing, yang dimasak tidak sempurna. Pada daging sapi
ditemukan larva cacing Cysticercosis bovis, dan pada daging babi ditemukan larva cacing
Cysticercosis cellulosae. Gejala infeksi cacing pita pada umumnya yaitu gangguan
pencernaan berupa mual, konstipasi, diare; sakit perut; lemah; kehilangan nafsu makan; sakit
kepala; berat badan turun; dan beberapa gejala alergi yang disebabkan cacing dewasa yaitu
urtikaria, pruritus dan kelainan kulit lain.

Gambar 5. Siklus Hidup Cacing Pita

Keterangan siklus hidup cacing pita:

1. Telur cacing dari tinja dilepaskan ke lingkungan (tanah, rumput dsb)


2. Telur Taenia dapat termakan oleh sapi dan babi, menyebabkan hewan tersebut
terinfeksi.
3. Onchosphere (embrio cacing) terlepas dari telur, menembus dinding usus dan beredar
ke otot.
4. Manusia terinfeksi karena memakan makanan mentah atau setengah matang yang
mengandung sistiserkus atau telur Taenia.
5. Skoleks (kepala cacing pita) menempel di usus.
6. Cacing dewasa di usus halus.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 14


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
· Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang
di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara
menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh
inangnya.
· Jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi adalah
CACING GELANG: (Ascaris lumbricoides)
CACING CAMBUK: (Tricuris Trichiura)
CACING TAMBANG: (Ancylostomiasis)
CACING KREMI: (Enterobius Vermicularis)
· Gejala umum jika terinfeksi cacing adalah timbulnya rasa mual, lemas, hilangnya nafsu makan, rasa
sakit di bagian perut, diare, dan turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak
mencukupi dari makanan. Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah
tempat dari usus ke organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat
timbul gejala demam, adanya benjolan di organ/jaringan tersebut, dapat timbul reaksi alergi
terhadap larva cacing, infeksi bakteri, kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah
terkena.
· Penularan cacing : cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman
yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang
banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar.
· Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup bersih dan sehat,
menjaga kesehatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali, dan
konsultasi kesehatan apabila ada gejala yang tidak beres di dalam tubuh kita dan keluarga
kita.
3.2 Saran
Sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh anggota keluarga untuk mencegah atau
mewaspadai terjadinya cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan
cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke
toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menutup mulut
dengan tangan yang belum dicuci. Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci
untuk mencegah timbulnya cacingan kembali.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 15


DAFTAR PUSTAKA

Aivi. 2012. Penyakit Kecacingan. http://aivi-blogger-remaja.blogspot.com/, diakses pada


tanggal 09 April 2013.

Judarwanto, Widodo. 2013. Permasalahan Penyakit Cacing Pada Anak.


http://clinicforchild.wordpress.com/, diakses pada 13 April 2013.

NN. 2011. Kecacingan. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/, diakses pada tanggal 13


April 2013.

NN. 2011. Kecacingan. http://id.wikipedia.org/, diakses pada tanggal 09 April 2013.

Wahyudi, Didik. 2012. Pencegahan Infeksi Cacing. http://aaknasional.wordpress.com/,


diakses pada tanggal 13 Appril 2013.

Gizi & Diet (Makalah Cacingan) Tingkat 1B / 2016 16

Anda mungkin juga menyukai