Anda di halaman 1dari 5

BERITA ACARA

CASE CONFERENCE “RUANG DAHLIA”


RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Berkaitan dengan case conference masalah yang ada di ruangan Dahlia kelas III wanita di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat, maka pada hari:

Hari dan tanggal : Rabu, 26 September 2018


Waktu : 14.00 - 15.00 WIB
Tempat : Ruang Dahlia Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Telah diselenggarakan diskusi masalah diruangan Dahlia, case conference keluarga kecil
ruang Dahlia Mahasiswa Profesi Ners Universitas Tanjungpura dan salah satu perawat pelaksana
diruang Dahlia. Sebagaimana tercantum dalam daftar hadir terlampir.
Materi/topik yang dibahas dalam forum ini, peserta yang bertindak selaku pimpinan rapat
adalah:
a. Materi/Topik
1. Penjelasan tentang infeksi nosokomial, salah satunya adalah diare
2. Menganalisa penyebab terjadinya infeksi nosokomial: diare
3. Menjelaskan cara pencegahan yang baik dan benar dalam menangangi infeksi
nosokomial: diare
b. Unsur Pimpinan Rapat Sekretaris
Pimpinan : Ayu Agriyanti A.md.Kep
Sekretaris : Laras Ayu NingTias
Anggota : 1. Pika Romana Elsela
2. Tri Handayani
3. Sari Hari Yani
4. Ade Winda Sari
Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi/ topik diatas selanjutnya
seluruh peserta memutuskan dan menyepakati bebrapa hal yang berketetapan menjadi
keputusan akhir rapat ini yaitu:
1. Pengertian Infeksi Nosokomial dan Diare
2. Masalah penyebab diare
Segi manusia nya : pasien di dalam ruangan tidak bisa dan tidak mampu menjaga
kebersihan diri dan lingkungan
Segi lingkungan nya : dibagian lingkungan kamar, wc yang kotor, tempat tidur yang
kotor, kasur yang lembab, didalam lingkungan terdapat poin yang tidak dapat
dikontrol yaitu air wc yang dmnum pada saat pasien sedang kumat.
3. Pencegahan diare
Mengajarkan pasien untuk mencuci tangan sebelum dan dsesudah makan, serta
setelah dari wc
Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian therapy obat
Membersihkan kamar mandi dan kamar tidur
Menyediakan air minum bersih

Nosokomial berasal dari kata Yunani nosocomium yang berarti rumah sakit. Jadi
kata nosokomial artinya "yang berasal dari rumah sakit”, sementara kata infeksi artinya
terkena hama penyakit. Jadi, infeksi nosokomial (Hospital Acquired Infection/Nosocomial
Infection) adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit atau ketika penderita itu dirawat di
rumah sakit. Infeksi ini baru timbul sekurang-kurangnya dalam waktu 3 x 24 jam sejak
mulai dirawat, dan bukan infeksi kelanjutan perawatan sebelumnya. (Nugraheni dkk,
2012).
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
defekasi berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda
Juall, 2012).
Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi
dimanaseorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau mulas
kemudian defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta
dikeluarkan secara terus- menerusdengan frekuensi lebih dari 3 kali.
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksia.
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
- Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,aeromonas,
dsb.
- Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),adenovirus,
rotavirus, astrovirus dan lain-lain
- Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong
Ylokles, protozoa(Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis),
jamur(candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti :
otitis media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia,
ensefalitisdsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah
2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dansukrosa),
mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
Masalah penyebab diare
ada ribuan jenis organisme yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menjadi
penyebab diare. Dari kelompok bakteri, ada empat jenis bakteri yang umum ditemui dalam kasus-
kasus diare di berbagai belahan dunia, yaitu campylobacter, salmonella, shigella, dan E. Coli.

Diare merupakan salah satu penyakit saluran pencernaan yang umum ditemukan.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, maupun virus. Ada ribuan jenis
organisme patogen tersebut yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan
menjadi penyebab diare. Dari kelompok bakteri, ada empat jenis bakteri yang umum
ditemui dalam kasus-kasus diare di berbagai belahan dunia, yaitu campylobacter,
salmonella, shigella, dan E. Coli.

Campylobacter merupakan salah satu bakteri penyebab diare yang dapat


menginfeksi manusia dan hewan, khususnya unggas. Infeksi campylobacter biasanya tidak
terjadi langsung dari penderita ke manusia, namun melewati media perantara yang berupa
makanan, seperti daging yang tidak dimasak dengan benar, produk-produk susu dan keju
yang tidak dipasteurisasi, atau air yang terkontaminasi. Untungnya, bakteri penyebab diare
ini cenderung lemah di udara luar. Bakteri akan bertahan pada suhu tubuh, namun dapat
mati jika terpapar oksigen atau berada dalam lingkungan yang kering.

Selain Campylobacter, bakteri penyebab diare yang lainnya adalah salmonella.


Bakteri ini sering ditemukan pada daging mentah atau pada produk-produk berbahan dasar
susu. Salmonella juga sering ditemukan pada hewan reptilia. Setelah infeksi pada tubuh,
Salmonella dapat berkembang dengan cepat, dan gejala dapat muncul dalam rentang waktu
12 jam hingga 3 hari, dan dapat bertahan hingga tujuh hari. Salmonella merupakan bakteri
yang cukup lemah. Bakteri ini dapat mati pada suhu tinggi sehingga untuk membunuhnya,
cukup masak bahan-bahan makanan yang akan Anda makan.

Bakteri lainnya adalah Shigella. Bakteri jenis ini seringkali menyebabkan diare
yang disertai dengan darah. Tidak seperti bakteri penyebab diare lainnya, Shigella dapat
berpindah dari manusia ke manusia. Biasanya kasus diare karena Shigella muncul di dalam
komunitas dengan gaya hidup yang kurang higienis. Bakteri ini hidup di air dan dapat
menempel pada makanan. Shigella dapat dengan mudah dihindari apabila Anda rajin
mencuci tangan dengan menggunakan sabun.

Satu jenis bakteri lain yang sering ditemukan pada kasus-kasus diare adalah bakteri
E. Coli. Kebanyakan bakteri E. Coli tidak berbahaya, dan seringkali hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Namun, beberapa jenis bakteri ini dapat mengeluarkan racun yang
menimbulkan infeksi yang akut, dan menyebabkan diare. Umumnya, infeksi terjadi pada
anak-anak. Seperti halnya Shigella, bakteri ini juga dapat berpindah dari manusia ke
manusia.

Sebagian kasus infeksi bakteri terjadi karena kontaminasi pada makanan, namun
sebagian besar lagi terjadi karena kebiasaan yang kurang sehat, termasuk malas mencuci
tangan. Padahal, cuci tangan menggunakan sabun merupakan pertahanan utama dalam
mencegah infeksi bakteri. memberitahu kita semua betapa pentingnya cuci tangan pakai
sabun di 5 waktu penting, yaitu sebelum sarapan, sebelum makan siang, sebelum makan
malam, setelah menggunakan toilet, dan saat mandi. Dengan melakukan kebiasaan yang
sederhana ini selama 21 hari tanpa putus, kita akan terselamatkan dari infeksi bakteri
patogen yang berbahaya.

Tindakan terbaik dalam mengatasi diare adalah melakukan pencegahan diare


sejak dini. Kebersihan menjadi kunci pokok yang harus diperhatikan dalam upaya
pencegahan diare. Beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti :
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta setelah buang air besar dan kecil
2. Tidak sembarangan mengonsumsi makanan yang tidak terjamin kebersihan dan
kesehatannya
3. Tidak mengonsumsi air yang tidak matang
4. Memisahkan makanan yang matang dan yang mentah
5. Selalu memasak menggunakan bahan dasar yang masih segar
6. Menyimpan makanan di lemari pendingin dan tidak terlalu lama membiarkan makanan
tertinggal di bawah paparan sinar matahari
7. Menghindari penggunaan handuk dan peralatan makan yang sama jika ada keluarga
yang mengalami diare
8. Membersihkan toilet dengan disinfektan setelah buang air besar
9. Istirahat yagn cukup
10. Melakukan pola hidup sehat dan seimbang adalah cara terbaik untuk menghindari
kemungkinan berbagai penyakit, seperti diare.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC

Nugraheni, Ratna, dkk. 2012. “Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten


Wonosobo”.Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 11, no.1: h. 94-100.

Anda mungkin juga menyukai