Anda di halaman 1dari 9

Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah - B

EVALUASI DAMPAK KESEHATAN PADA MANUSIA AKIBAT SAMPAH

Disusun oleh Kelompok 3:


2 - DIV - B
1. Aulia Runisa P23133117047

2. Christian Kawatasi P23133117072

3. Nisrina Huwaida P23133117058

4. Putri Nabila P23133117060

Dosen:

Catur Puspawati, ST., M.KM

Tugiyo, SKM., M.Si

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jalan Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120
Tlp.021-7397641, 7397643 Fax. 62 (021)7397769
2019

A. PENYAKIT YANG DAPAT DITULARKAN MELALUI SAMPAH


Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat
perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat, tikus, serangga dan jamur. Penyakit demam
berdarah disebabkan oleh vektor Aedes aegypty yang hidup berkembangbiak di lingkungan,
pengelolaan sampah yang kurang baik, banyaknya kaleng, ban bekas dan plastik dengan
genangan air. Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang
menyengat yang mengandung amonia hydrogen, solfide dan metylmercaptan. Penyakit
saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan banyaknya lalat yang hidup
berkembangbiak di sekitar lingkungan tempat penumpukan sampah (Prasasti, et. al,
2005).

Insidensi penyakit kulit meningkat karena adanya bibit penyakit yang hidup dan
berkembangbiak di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah yang kurang baik.
Penularan penyakit ini dapat melalui kontak langsung ataupun melalui udara. Penyakit
kecacingan terjadi dikarenakan membuang sampah secara sembarangan dan masyarakat
kurang menjaga kebersihan dirinya, misalnya makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
dan lain-lain. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara ini dengan
sendirinya dapat mempengaruhi daya kerja dan kreatifitas seseorang, yang berakibat
menurunnya nilai produktifitas serta bias mengakibatkan kerugian ekonomi di jangka pendek
maupun jangka panjang, serta timbulnya permasalahan sosial ekonomi keluarga maupun
masyarakat (Nurmaini, 2005).

Berikut ini kami uraikan 3 macam penyakit akibat pengelolaan sampah yang paling sering

terjadi

1. Cholera

Penyakit cholera disebabkan oleh Vibrio cholera, dikatakan berasal dari India tetapi

pernah terdapat di seluruh dunia. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat,

sering mewabah yang mengakibatkan banyak kematian. Masa tunasnya berkisar antara

beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi, dan

kolaps dapat terjadi dengan cepat. Sedangkan gejala cholera yang khas adalah tinja yang

menyerupai air cucian beras,tetapi sangat jarang ditemui, sehingga cholera klasik jarang
didapat. Namun demikian keganasan cholera tidak menjadi berkurang karenanya ; orang

dewasa dapat meninggal dalam waktu setengah sampai dua jam, disebabkan dehidrasi.

Wabah-wabah cholera terutama sangat ganas, sebelum ditemukannya

chemoterapeutika dan antibiotika bagi pengobatanya serta vaksin bagi pencegahanya.

Angka kematiannya berkisar sekitar 50% pada masa lalu. Saat ini, orang sudah

mengetahui segala seluk beluk penyakit cholera, namun demikian, penyakit ini masih terus

saja mewabah, terutama di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia di mana sanitasi

lingkungan masih sangat tidak memadai. Reservoir bakteri cholera adalah manusia yang

menderita penyakit, sedangkan penularan terjadi secara langsung dari orang ke orang,

ataupun tidak lansung lewat lalat, air serta makanan dan minuman.

2. Thyphus Abdominalis

Sama dengan cholera, thypus juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus.

Penyebabnya adalah Salmonella typhi, terdapat di seluruh dunia, dengan reservoir

manusia pula. Beda dengan cholera, angka kematianThypus berkisar antara 10 % sebelum

penemuan antibiotika dan menurun sampai 2%-3% setelahnya. Gejala utama adalah panas

yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2

minggu) setelah infeksi. Kasus thypus yang tidak spesifik juga banyak ditemui,terutama

diantara anak anak penularan dapat terjadi dari orang ke orang, atau tidak langsung dari

makanan, minuman yang terkontaminasi bakteri. Sama halnya dengan cholera, orang

sudah banyak tahu tentang segi kedokteran serta pencegahannya, tetapi di Negara kita ini

wabah masih sering dijumpai

Salah satu masalah yang menyulitkan pemberantasannya adalah didapatnya

pembawa (carrier) kuman thyphus, yakni, yang pernah menderita ataupun tidak pernah

menderita penyakit ini. Di daerah tropis,dimana terdapat banyak kasus batu ginjal ataupun

batu kandung kemih dan kandung empedu, Salmonella sering “tinggal” pada batu-batu
tersebut tanpa menimbulkan gejala pada pembawanya. Sesekali, Salmonella itu keluar

bersama tinja ataupun urine, memasuki lingkungan dan berkesempatan menyebar. Kasus

terkenal sebagai Typhid Mary. Pembawa ini selama hidupnya bekerja sebagai koki ; tetapi

di mana ia bekerja, selalu terjadi kasus typhus. Persamaan yang didapat hanyalah Mary

sebagai pengolah makanan. Pemeriksaan pada Mary selanjutnya menunjukan bahwa dia

adalah pembawa kuman typhus.

Imunisasi hanya dapat member proteksi untuk 3-6 bulan saja.

3. Dysentierie Amobea

Dysenterei amoeba disebut juga amoebasis disebabkan oleh E.histolyyica,suatu

protozoa. Penyakit ini didapat di seluruh dunia dalam bentuk endemie. Gejala utamanya

adalah tinja yang tercampur darah dan lender. Berbeda dari Dysenterie basillaris,

dysentirie ini tidak menyebabkan dehidrasi. Penyakit ini sering pula ditemukan dengan

gejala yang nyata, sehingga seringkali menadi khronis. Tetapi apabila tidak diobati dapat

menimbulkan berbagai komplikasi, seperti abses hati, radang otak, dan perforasi usus.

Amoebasis ini seringkali menyebar lewat air dan makanan yang terkontaminasi

tinja dengan kista amoeba serta dapat pula dibawa oleh lalat, karena amoeba membentuk

kista yang tahan lama di dalam lingkungan diluar tubuh, maka penularan mudah terjadi

dengan penyebabnya kista-kista tersebut. Selain penderita amoebasis,didapat pula banyak

pembawa atau carrier kista yang tidak merasa sakit. Carrier kista ini banyak ditemukan di

daerah endemis amiebasis. Pemberantasan atau pengendalian penyakit ini tidak dilakukan

secara rutin, karena vaksin tidak tersedia. Pengobatanya tidak dapat sempurna, seperti

halnya dengan penyakit-penyakit protozoa lainya. Karena gejala ya ng tidak nyata dan

tidak akut, maka masyarakat seringkali tidak memperhatikannya. Tetapi, karena

Amoebasis ini khronis, maka penderita sering tidak dapat bekerja, dan produksivitasnya
menjadi rendah, selain itu, karena tubuh menjadi lemah , maka daya tahan tubuh terhadap

penyakit lain menjadi berkurang karenanya

Supaya penyakit-penyakit tersebut di atas tidak terjadi, maka sampah harus

dikelola dendan sebaik-baiknya . Pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut

tidak tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta tidak menjadi medium perantara

menyebar luasnya suatu penyakit . Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam penelolaan

sampah ialah tidak mencemari udara, air atau tanah, tidak menimbulkan bau, tidak

menimbulkan kebakaran dan lain sebagainya.

Teknik pembuangan sampah dapat dilihat mulai dari sumber sampah sampai pada

tempat pembuangan akhir sampah. Usaha pertama adalah mengurangi sampah baik dari

segi kualitas dan kuantitas dengan meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang

sehingga tidak cepat menjadi sampah, meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku,

serta meningkatkan penggunaan bahan yang dapat teruai secara alamiah.

Kesulitan dalam pengelolaan sampah antara lain cepatnya perkembangan

teknologi, meningkatnya tingkat hidup masyarakat, kebiasaan pengelolaan sampah yang

tidak efisien, kegagalan dalam daur ulang atau pemanfaatan kembali barang bekas,

semakin sulitnya mendapat lahan untuk mendapatkan tempat pembungan akhir sampah,

kurangnya pengawasan dalam pelaksanaan peraturan. rendahnya peran serta masyarakat

dalam pengelolaan sampah dan masih banyak lagi kendala yang lain.

B. CARA PENULARAN PENYAKIT KE TUBUH MANUSIA


Nyamuk

Sampah

Tikus

Udara

C. CARA PENANGGULANGAN SAMPAH

Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam


keseharian, misalnya, dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu:

1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material


yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin
banyak sampah yang dihasilkan.
2. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa
dipakai embali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai,
buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang
tersebut menjadi sampah.
3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna
lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini
sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah
plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya
memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam
siklus daur ulang material tersebut.
4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang
barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama.
Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa
didegradasi secara alami.
5. Respect (Menghargai); rasa menghargai dan cinta pada alam tempat kita
menggantungkan hidup kita sangat penting untuk ditumbuhkan. Rasa menghargai
yang tumbuh dalam diri kita akan memunculkan sikap bijaksana terhadap alam.

Selain itu, untuk melaksanakan penanganan yang berkelanjutan, saat ini mulai
dikembangkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan
pupuk kimia yang dari segi harga juga mahal. Penggunaan kompos telah terbukti mampu
mempertahankan kualitas unsur hara tanah, meningkatkan waktu air dalam tanah, serta
mampu memelihara mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses
penyerapan humus oleh tanaman.

Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga harus diikuti
dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi para petani yang
hendak mengaplikasikan pertanian organik dengan menggunakan pupuk kompos, akan
mendorong petani lainnya untuk menjalankan sistem pertanian organik. Kelangkaan dan
makin membubungnya harga pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh
pemerintah untuk mengembangkan sistem pertanian organik.

D. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah

Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan,


pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan
adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan pengelolaan sampah, dan pelaksanaan
pengelolaannya, maka dari itu peran pemerintah sangat diharakan guna terwujudnya
penanganan yang teratur dan seimbang.

Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai
cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi:

1. Penetapan instrumen kebijakan:


a. Instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang- undang
dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan
b. Instrumen ekonomi: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban
penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan
pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak
lingkungan.
2. Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-use),
dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace).
3. Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan.
4. Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah:
a. Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir
sampah.
b. Penetapan lokasi pengolahan akhir sampah.
c. Luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah.
d. Penetapan lahan penyangga.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/

http://biologi.unas.ac.id

http://staffnew.uny.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai