Anda di halaman 1dari 10

KESLING

1. Judul : Tempat Pembuangan Sampah


- identitas keluarga
Kepala keluarga binaan : Tn U( 26 tahun)
Jumlah anggota keluarga serumah : 4 orang (1 orang istri (Ny. A, 26 th), 2 orang anak (An. A, 4th dan
An.D 2tahun)
Pekerjaan : swasta
Latar Belakang
Banyak masyarakat yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar rumah. Salah satunya
adalah masih banyaknya masyarakat dalam membuang sampah secara sembarangan. Sampah
adalah suatu barang atau benda yang sudah tidak berguna terbuang dari kegiatan sehari-hari.
Sampah yang terkumpul dapat menumpuk dan membusuk sehingga sangat mengganggu kesehatan
lingkungan serta memengaruhi mutu estetika. Sampah-sampah itupun ada yang mudah terurai dan
tidak, bahkan ada yang memerlukan waktu hingga 100 tahun agar bisa terurai. Hal itulah yang
menyebabkan sampah terus menumpuk yang tentunya bisa berakibat merugikan bagi masyarakat.
Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari
kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah
hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Pengolahan sampah yang tidak
benar juga menyebabkan masalah serius, terutama kehidupan masyarakat sekitar. Salah satu yang
sering dilakukan adalah pembakaran sampah. sampah dari rumah dibakar secara serampangan.
Kegiatan ini akan menghasilkan karbonmonoksida (CO) yang bila terhirup manusia dapat
mengganggu fungsi kerja hemoglobin (sel darah merah) yang semestinya mengangkut dan
mengedarkan oksigen (O2) ke seluruh tubuh. Kekurangan O2 ini bisa menimbulkan kematian.
Sebagai gambaran kasar, satu ton sampah yang dibakar akan berpotensi menghasilkan gas CO
sebanyak 30 kg.Asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena (gas beracun penyerang
jantung) sebanyak 350 kali. Zat ini ditengarai sebagai biang keladi penyebab kanker dan hidrokarbon
berbahaya (seperti asam cuka) penyebab iritasi. Pembakaran sampah di area terbuka dapat
menghasilkan partikel debu halus atau Particulate Matter (PM) yang mencapai level PM 10 (10
mikron). Dengan tingkatan tersebut, zat ini tidak dapat disaring oleh alat pernapasan manusia,
sehingga bisa masuk ke paru-paru dan mengakibatkan gangguan pernapasan. Salah satu gangguan
pernapasan yaitu seperti sesak dan juga batuk diakibatkan oleh iritasi dari asap sampah.

Permasalahan :
- Penanggulangan limbah sampah rumah tangga dengan cara dibakar.
- Kondisi rumah semi permanen dengan halaman yang sempit.

Perencanaan dan intervensi :


- edukasi kepada pasien mengenai bahaya sampah
- edukasi kepada pasien mengenai bahaya asap hasil pembakaran sampah

Gambaran pelaksanaan :
Metode : edukasi kepada pasien dan tanya jawab terkait bahaya pembakaran sampah.
Tempat : Puskesmas pembantu Sungai jariang
Waktu : 22 may 2023
Teknis : edukasi, tanya jawab, dna memberikan nasihat kepada pasien.

Tindakan :
- menganjurkan kepada pasien :
a. Memaksimalkan cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah.
b. menciptakan sirkulasi udara dengan memasukkan udara dingin ke dalam ruangan dan
mengalirkan udara panas keluar melalui jendela atau ventilasi yang diposisikan secara strategis.
c. Sampah tidak boleh di bakar. Regulasi kan oleh pasien kepada ketua RT untuk mengeluhkan
tentang pembakaran sampah. Sehingga nanti RT bisa menyediakan akses pengolahan sampah dan
tempat – tempat sampah.
d. Tanam tanaman hijau d sekitar perkarangan rumah.

2. pembinaan jamban keluarga


- identitas keluarga
Kepala keluarga binaan : Tn H( 29 tahun)
Jumlah anggota keluarga serumah : 3 orang (1 orang istri (Ny. A, 28 th),1 orang anak (An. S, 2th )
- latar belakang :
Akses pada sanitasi khususnya pada penggunaan jamban sehat, saat ini memang masih menjadi
masalah serius di banyak negara berkembang, seperti Indonesia. Masih tingginya angka buang air
besar pada sebarang tempat atau open defecation, menjadi salah satu indikator rendahnya akses ini.
Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam pengertian ini
meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar, jenis kloset yang digunakan dan
jenis tempat pembuangan akhir tinja. Adapun dampak buruk dari BAB pada sembarang tempat
adalah penularan penyakit, mengingat adanya transmisi penyakit dari tinja. Berbagai penyakit
menular seperti hepatitis A, polio, kholera, dan lainnya merupakan penyakit yang terkait dengan
akses penyediaan jamban. Dan sebagai salah satu indikator utama terjadinya pencemaran karena
tinja ini adalah bakteri E.Coli. Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses penularan
penyakit antara lain kuman penyebab penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari kuman penyebab,
cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber ke inang (host) baru yang potensial, cara masuk
ke inang yang baru, serta inang yang peka (susceptible). Sedangkan proses pemindahan kuman
penyakit dari tinja sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air, tanah,
makanan, tangan, atau serangga. Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat
mencegah berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara
dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah, air dan
udara karena menimbulkan bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak
mengkawatirkan terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun keperluan
komersial. Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan
tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. Sedangkan pengertian
lain menyebutkan bahwa pengertian jamban adalah pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat
sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu
estetika. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja ditempat terbuka
melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga. Penggunaan jamban yang baik
adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan
sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai
jamban digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus
selalu ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.
Pembuangan kotoran dalam hal ini adalah pembuangan tinja manusia yang merupakan bagian
penting dari sanitasi lingkungan. Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara
tidak layak tanpa memenuhi syarat sanitasi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah dan
sumber penyediaan air bersih. Di samping itu juga akan memberi kesempatan bagi lalat dari spesies
tertentu untuk bertelur, bersarang, makan bagian tersebut serta membawa infeksi, menarik hewan
ternak, tikus serta serangga lain yang dapat menyebabkan tinja dan kadang-kadang menimbulkan
bau yang tidak enak.

Permasalahan :
- hunian kurang bersih di lokasi tempat tinggal
- pembuangan tinja tidak menggunakan septitank.
- sumber air berasal dari sumur galian yang dekat dengan tempat pembuangan tinja.
- adanya hewan pengerat yang berkeliaran di sekitar lingkungan. .

Perencanaan dan pemilihan intervensi :


- edukasi terhadap faktor faktor yang menyebabkan diare salah satunya pembuangan kotoran yang
tidak tepat dan bersih.
- menggunakan jamban dengan benar dan tepat.
- menyarankan kepada pemilik rumah untuk membangun tempat pembuangan tinja yang benar.

Gambaran pelaksanaan :
Metode : edukasi kepada pasien dan tanya jawab terkait pemyebab diare salah satunya mengenai
jamban keluarga yang digunakan di rumah oleh keluarga
Tempat : puskesmas pembantu sungai jariang
Waktu : 22 may 2023
Teknis : edukasi, tanya jawab, dan memberikan nasihat kepada keluarga.

tindakan edukasi :
- Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diare
1) Faktor lingkungan, dimana salah satunya adalah kepemilikan jamban. Masih banyak masyarakat,
apalagi wilayah pegunungan tidak memiliki jamban keluarga. Selain itu, ketidaklayakan jamban yang
dimiliki, pembuangan tinja di sungai, dsb juga merumakan faktor pendukung terjadinya diare.
2) Faktor Makanan, seperti makanan basi, daging atau sayuran yang dikonsumsi dalam keadaan
kurang masak, makanan dengan lemak yang banyak, dsb
3) Faktor personal hygiene, seperti tidak cuci tangan dengan benar sehingga kuman dengan mudah
masuk dalam tubuh, dll
4) Faktor psikologi, yaitu rasa takut dan cemas.
- cara membuang tinja yang benar
1. Tidak membuang tinja di tempat terbuka melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan
keluarga dapat meminimalisir tersebarnya kuman penyebab diare.
2) Penggunaan jamban yang baik dengan menyiram air selepas mengguanakan jamban.
3) Tidak boleh mengotori tanah permukaan.
4) Tidak boleh mengotori air permukaan.
5. Tidak boleh mengotori air dalam tanah.
Monitoring dan evaluasi :
- anak sakit dengan keluhan apapun di bawa berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
- upayakan untuk membersihkan selokan dengan benar agar lalat dan hewan pengerat tidak ada di
selokan.
- membuat jalur baru untuk pembuangan tinja agar tidak keluar ke selokan sehingga menyebabkan
berbagai penyakit.
- selalu gunakan air bersih untuk segala kegiatan rumah tangga. usahakan membeli air galon yang
selanjutnya di masak untuk minum dan makan.
- menjaga kebersihan lingkungan rumah walaupun lingkungan padat.
- mencuci tangan anak sebelum dan sesudah makan ataupun saat melakukan kegiatan lainnya.
- dilakukan pengontrolan terhadap pasien setiap pasien melakukan kunjungan ke poli anak
- menanyakan perubahan yang telah di lakukan dalam menjaga jamban keluarga.

3. Pengelolaan Sumber Air Bersih


- identitas keluarga
Kepala keluarga binaan : Tn K( 27 tahun)
Jumlah anggota keluarga serumah : 3 orang (1 orang istri (Ny. A, 25 th), 1 orang anak (An.B, 1th)
Pekerjaan : swasta

latar belakang :
Salah satu kebutuhan mendasar dan mendesak bagi masyarakat adalah menyangkut kebutuhan air
bersih untuk pemenuhan makan, minum, mandi dan cuci. Ketersediaan air bersih menjadi salah satu
faktor pendukung dalam peningkatan kemampuan masyarakat untuk memenuhikebutuhan sehari-
hari. Dengan adanya penyediaan air bersih yang baik, akan menunjang peningkatan kesejahteraan
hidup masyarakat.Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Persyaratan teknis
penyediaan air bersih untuk penduduk dikatakan baik, apabila memenuhi tiga syarat yaitu : (1)
ketersediaan air dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, (2) kualitas air
yang memenuhi standar (dalam hal ini Peraturan Menteri Kesehatan No.416/PerMenKes/IX/1990
tentang Pedoman Kualitas Air), serta (3) kontinuitas dalam arti air selalu tersedia ketika diperlukan.
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air adalah semakin tingginya tingkat
pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga, maupun limbah
industri sehingga upaya baru terus dilakukan untuk mendapatkan sumber air, khususnya untuk
pemenuhan air minum yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan standar air minum di
Indonesia sesuai standar WHO yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pada tahun 2002,
Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas air secara mikrobiologis melalui
Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan
mengandung bakteri coliform dan Escherichia coli. Sedangkan dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) No. 01-3553-2006, air minum dalam kemasan selain tidak boleh mengandung bakteri patogen,
yaitu Salmonella dan Pseudomonas aeruginosa, juga tidak boleh mengandung cemaran mikroba
lebih besar dari 100 koloni/ml.
Permasalahan :
- Kebutuhan sumber air berasal dari tampung air hujan.
- Tampungan air hujan digunakan untuk kebuthan mandi dan mencuci sedangkan untuk minum
menggunakan air galon isi ulang
- Jumlah air terbatas karena Cuma mengandalkan tampungan air hujan
- Rumah semi permanen
Perencanaan dan pemilihan intervensi :
- edukasi terhadap faktor faktor yang menyebabkan sumber air menjadi bermasalah.
- keluarga menggunakan air hujan sebagai air minum, harus memasak air terlebih dahulu.
- Edukasi untuk membuat sumber air bersih sendiri seperti air galian atau menggunakan air PDAM.

Gambaran pelaksanaan :
Metode : edukasi kepada pasien dan tanya jawab terkait sumber air bersih yang digunakan di rumah
oleh keluarga
Tempat : puskesmas pembantu sungai jariang
Waktu : 22 may 2023
Teknis : edukasi, tanya jawab, dan memberikan nasihat kepada keluarga.

tindakan edukasi :
- Diare merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat,
karena angka kesakitan masih tinggi dan berpotensi menyebabkan kematian, terutama apabila
penanganan penderitanya terlambat dilakukan.
- Semua jenis air bersih, baik air permukaan maupun air tanah harus mendapatkan perlindungan
sebaik-baiknya agar mendapatkan manfaat yang optimum dan mencegah terjadinya penurunan
kuantitas serta kualitas air bersih. Kualitas air bersih dijelaskan dalam bentuk pernyataan atau angka
yang menunjukkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak
menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam estetika,
misalnya bau yang tidak sedap.
- Pencemaran bakteri pada sumber air bersih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi
fisik sumber air bersih, kedalaman sumber air bersih yang kedap air, jarak sumur gali dengan sumber
pencemar kurang dari 10 meter, tinggi bibir sumur galian, dan keadaan lantai sekitar sumur gali, dan
berdekatan dengan pembuangan tinja atau WC.

Monitoring dan evaluasi :


- usahakan membeli air galon yang selanjutnya di masak untuk minum dan makan.
- menjaga kebersihan lingkungan rumah.
- mencuci tangan anak sebelum dan sesudah makan ataupun saat melakukan kegiatan lainnya.

4. pembinaan berhenti merokok


- identitas keluarga
Kepala keluarga binaan : Tn D ( 41 tahun)
Jumlah anggota keluarga serumah : 4 orang (1 orang istri, 3 orang anak)
Pekerjaan : swasta
- Kondisi rumah :
Pemukiman : permanen
Komponen rumah dan penataan : lantai semen, dinding batu bata, langit langit tidak semua memiliki
loteng, terdiri dari 3 kamar, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu. Ventilasi ada di setiap ruang
tetapi kecil. Pencahayaan tidak memasuki setiap ruangan. Sumber air dari PDAM. Limbah rumah
tangga di buang ketempat sampah dan kadang di bakar.
- latar belakang :
Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat akan tetapi merokok dikalangan
masyarakat adalah sebuah hal yang biasa, masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang
bisa membuat dirinya senang, sebagian orang merasa mendapatkan kesenangan dari merokok, tapi
jangan biarkan kesenangan tersebut justru membahayakan keluarga tercinta di rumah yang terpapar
asap rokok. Bahaya rokok tidak hanya dirasakan bagi yang mengonsumsi, namun juga mereka yang
berada di sekitarnya. Apabila anggota keluarga merokok, tentu tak menutup kemungkinan Anda bisa
terserang penyakit karena asapnya. Asap rokok yang terpapar kepada perokok pasif lebih berbahaya
daripada yang diisap oleh perokok aktif. Apalagi anak-anak dan bayi, mereka adalah golongan yang
paling rentan jika terpapar asap rokok. Paparan asap rokok bisa meningkatkan risiko tejadinya
berbagai gangguan kesehatan dan penyakit. Bayi dan anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko
tinggi mengalami iritasi mata, infeksi telinga, alergi, asma, bronkitis,pneumonia, meningitis, dan
sindrom kematian bayi mendadak. Rokok memiliki efektivitas yang sangat tinggi dalam menyebarkan
bahan kimia beracun. Jika diisap di dalam rumah, maka seluruh rumah Anda akan penuh dengan zat
beracun, seperti nikotin, karbon monoksida, dan zat pemicu kanker (karsinogen). Parahnya, semua
zat tersebut tidak hanya ada di lokasi Anda merokok. Seluruh ruangan di dalam rumah, termasuk
kamar anak dan bayi, berisiko tercemar oleh berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh. Selain
jangkauan yang luas dan penyebarannya yang cepat, asap rokok juga dapat bertahan di udara dalam
waktu yang lama. Asap rokok bisa bertahan di udara hingga 2 - 3 jam, bahkan saat ventilasi rumah
atau jendela terbuka. Alangkah baiknya kebiasaan merokok dihentikan secara perlahan dan setiap
rumah membuat kesepakatan rumah bebas asap rokok yaitu dengan tidak merokok di dalam
rumah, memasang stiker rumah bebas asap rokok di depan pintu masuk dan tidak menyediakan
asbak. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kesadaran masyarakat untuk tidak merokok,
walaupun ditempat yang sudah ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok. Kesadaran
masyarakat saat ini sangat rendah untuk mewujudkan kawasan tanpa rokok. Masyarakat cenderung
tidak mengindahkan aturan yang sudah dibuat, masyarakat tetap merokok dilingkungan yang sudah
dinyatakan tidak boleh merokok, padahal berbagai peringatan dibuat oleh pemerintah yang terdapat
pada peraturan menteri kesehatan. Rendahnya kesadaran masyarakat menjadi alasan sulitnya untuk
mewujudkan kawasan tanpa rokok yang dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang
merokok di kawasan tanpa rokok.
- Permasalahan :
Pasien memiliki kebiasaan merokok dan menyebabkan batuk hilang timbul. Sudah dilakukan
pemeriksaan laboratorium normal dan pengobatan kepada pasien. Pasien sudah sering melakukan
kunjungan ke poli umumdengan keluhan batuk. Pasien diedukasi dampak merokok namun pasien
susah menghentikan prilaku merokok tersebut.
-pasien merokok sebanyak 1-2 bungkus perhari
Perencanaan dan intervensi :
- edukasi kepada pasien bahaya merokok dan dampaknya terhadap pasien dan lingkungan pasien.
- melakukan penilaian secara berkala sejauh mana usaha pasien mengurangi jumlah batang
rokok/hari.

Gambaran pelaksanaan :
Metode : edukasi kepada pasien dan tanya jawab terkait bahaya merokok.
Tempat : poli umum puskesmas Lubuk Basung
Waktu : 22 may 2023
Teknis : edukasi, tanya jawab, dna memberikan nasihat kepada pasien.
Isi edukasi :
- Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tidak
dihisap sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.
Didalam rokok terdapat tembakau sebagai faktor penyebab utama munculnya penyakit. Rokok
mengandung banyak bahan kimia, diantaranya beracun dan menyebab kanker. Racun utama pada
rokok adalah Nikotin, Tar dan Karbon Monoksida (CO). Nikotin adalah zat adiktif (menimbulkan
kekambuhan) yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini mampu memicu kanker paru-
paru yang mematikan. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada
paru-paru. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen.
- Cara berhenti merokok dengan alami
1. Cari hobi baru. Hal ini akan membantu mengalihkan pikiran agar tak tergoda rokok
2. Cari kata-kata yang bisa jadi "sugesti otomatis" ketika tergoda me rokok.
3. Kurangi asupan kafein, seperti dari kopi.
4. Hindari orang-orang yang merokok dan dengarkan nasihat orang-orang yang kontra untuk
merokok
5. Komitmen berhenti mulai kapan.
6. Mulailah di hari yang tidak terlalu sibuk, tidak berpotensi stres, atau ketika libur.
7. Tentukan secara spesifik berapa banyak rokok yang Anda kurangi.
8. Motivasi diri untuk berhenti merokok karena lingkungan perumahan dan banyak nya anggota
keluarga yang tinggal serumah agar mereka juga terkena dampaknya.
Monitoring dan evaluasi :
- dilakukan pengontrolan terhadap pasien setiap pasien melakukan kunjungan ke poli lansia lubuk
basung atau bisa menghubungi nomor telepon pasien bila perlu.
- menanyakan perubahan jumlah batang rokok yang di hisap setiap harinya sampai berhenti.
- menanyakan kondisi lingkungan rumah dan keluarga.

5. pembinaan jamban keluarga


- identitas keluarga
Kepala keluarga binaan : Tn I (35 th)
Jumlah anggota keluarga serumah : 4 orang (1 orang istri (33 th) , 3 orang anak (9 th,6 th,3 th)
Pekerjaan : swasta
- latar belakang :
Akses pada sanitasi khususnya pada penggunaan jamban sehat, saat ini memang masih menjadi
masalah serius di banyak negara berkembang, seperti Indonesia. Masih tingginya angka buang air
besar pada sebarang tempat atau open defecation, menjadi salah satu indikator rendahnya akses ini.
Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam pengertian ini
meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar, jenis kloset yang digunakan dan
jenis tempat pembuangan akhir tinja. Adapun dampak buruk dari BAB pada sembarang tempat
adalah penularan penyakit, mengingat adanya transmisi penyakit dari tinja. Berbagai penyakit
menular seperti hepatitis A, polio, kholera, dan lainnya merupakan penyakit yang terkait dengan
akses penyediaan jamban. Dan sebagai salah satu indikator utama terjadinya pencemaran karena
tinja ini adalah bakteri E.Coli. Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses penularan
penyakit antara lain kuman penyebab penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari kuman penyebab,
cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber ke inang (host) baru yang potensial, cara masuk
ke inang yang baru, serta inang yang peka (susceptible). Sedangkan proses pemindahan kuman
penyakit dari tinja sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air, tanah,
makanan, tangan, atau serangga. Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat
mencegah berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara
dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah, air dan
udara karena menimbulkan bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak
mengkawatirkan terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun keperluan
komersial. Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan
tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. Sedangkan pengertian
lain menyebutkan bahwa pengertian jamban adalah pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat
sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu
estetika. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja ditempat terbuka
melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga. Penggunaan jamban yang baik
adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan
sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai
jamban digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus
selalu ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.
Pembuangan kotoran dalam hal ini adalah pembuangan tinja manusia yang merupakan bagian
penting dari sanitasi lingkungan. Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara
tidak layak tanpa memenuhi syarat sanitasi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah dan
sumber penyediaan air bersih. Di samping itu juga akan memberi kesempatan bagi lalat dari spesies
tertentu untuk bertelur, bersarang, makan bagian tersebut serta membawa infeksi, menarik hewan
ternak, tikus serta serangga lain yang dapat menyebabkan tinja dan kadang-kadang menimbulkan
bau yang tidak enak.
Permasalahan :
- pembuangan tinja yang di alirkan di sungai atau selokan.
- banyak nya hewan pengerat yang berada di selokan salah satunya tikus dan terkadang masuk ke
dalam rumah warga.

Perencanaan dan pemilihan intervensi :


- edukasi terhadap faktor faktor yang menyebabkan diare salah satunya pembuangan kotoran yang
tidak tepat dan bersih.
- menggunakan jamban dengan benar dan tepat.
- menyarankan kepada kader dan ibu-ibu yang datang ke posyandu untuk mengeluhkan kepada
ketua RT atau RW agar dilakukan pembersihan terhadap selokan dan pembuatan aliran tinja yang
sesuai dengan prosedur sehingga tidak menyebabkan penyakit ataupun merusak estetik.

Gambaran pelaksanaan :
Kondisi rumah :
Pemukiman : mengontrak
Komponen rumah dan penataan : lantai semen, dinding batu bata, langit langit hanya di satu kamar,
terdiri dari 2 kamar, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu. Ventilasi hanya ada di ruang tamu dan
kamar. Pencahayaan tidak memasuki setiap ruangan. Sumber air dari PDAM. Limbah rumah tangga
di bakar. Jamban keluarga di dalam rumah namun aliran ke selokan di depan rumah.
Metode : eudkasi dan tanya jawab terkait jamban keluarga yang baik dan benar.
Tempat : puskesmas pembantu sungai jariang
Waktu : 22 may 2023
Teknis : edukasi, tanya jawab, dan memberikan nasihat kepada peserta
Isi edukasi :
- Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diare
1) Faktor lingkungan, dimana salah satunya adalah kepemilikan jamban. Masih banyak masyarakat,
apalagi wilayah pegunungan tidak memiliki jamban keluarga. Selain itu, ketidaklayakan jamban yang
dimiliki, pembuangan tinja di sungai, dsb juga merumakan faktor pendukung terjadinya diare.
2) Faktor Makanan, seperti makanan basi, daging atau sayuran yang dikonsumsi dalam keadaan
kurang masak, makanan dengan lemak yang banyak, dsb
3) Faktor personal hygiene, seperti tidak cuci tangan dengan benar sehingga kuman dengan mudah
masuk dalam tubuh, dll
4) Faktor psikologi, yaitu rasa takut dan cemas.
- cara membuang tinja yang benar
1. Tidak membuang tinja di tempat terbuka melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan
keluarga dapat meminimalisir tersebarnya kuman penyebab diare.
2) Penggunaan jamban yang baik dengan menyiram air selepas mengguanakan jamban.
3) Tidak boleh mengotori tanah permukaan.
4) Tidak boleh mengotori air permukaan.
5. Tidak boleh mengotori air dalam tanah.
Monitoring dan evaluasi :
- anak sakit dengan keluhan apapun di bawa berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
- upayakan untuk membersihkan selokan dengan benar agar lalat dan hewan pengerat tidak ada di
selokan.
- membuat jalur baru untuk pembuangan tinja agar tidak keluar ke selokan sehingga menyebabkan
berbagai penyakit.
- selalu gunakan air bersih untuk segala kegiatan rumah tangga.

6. : pembinaan berhenti merokok 2


- identitas keluarga
Kepala keluarga binaan : Tn A (39tahun)
Jumlah anggota keluarga serumah : 4 orang (1 orang isteri, 2 anak)

- latar belakang :
Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat akan tetapi merokok dikalangan
masyarakat adalah sebuah hal yang biasa, masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang
bisa membuat dirinya senang, sebagian orang merasa mendapatkan kesenangan dari merokok, tapi
jangan biarkan kesenangan tersebut justru membahayakan keluarga tercinta di rumah yang terpapar
asap rokok. Bahaya rokok tidak hanya dirasakan bagi yang mengonsumsi, namun juga mereka yang
berada di sekitarnya. Apabila anggota keluarga merokok, tentu tak menutup kemungkinan Anda bisa
terserang penyakit karena asapnya. Asap rokok yang terpapar kepada perokok pasif lebih berbahaya
daripada yang diisap oleh perokok aktif. Apalagi anak-anak dan bayi, mereka adalah golongan yang
paling rentan jika terpapar asap rokok. Paparan asap rokok bisa meningkatkan risiko tejadinya
berbagai gangguan kesehatan dan penyakit. Bayi dan anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko
tinggi mengalami iritasi mata, infeksi telinga, alergi, asma, bronkitis,pneumonia, meningitis, dan
sindrom kematian bayi mendadak. Rokok memiliki efektivitas yang sangat tinggi dalam menyebarkan
bahan kimia beracun. Jika diisap di dalam rumah, maka seluruh rumah Anda akan penuh dengan zat
beracun, seperti nikotin, karbon monoksida, dan zat pemicu kanker (karsinogen). Parahnya, semua
zat tersebut tidak hanya ada di lokasi Anda merokok. Seluruh ruangan di dalam rumah, termasuk
kamar anak dan bayi, berisiko tercemar oleh berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh. Selain
jangkauan yang luas dan penyebarannya yang cepat, asap rokok juga dapat bertahan di udara dalam
waktu yang lama. Asap rokok bisa bertahan di udara hingga 2 - 3 jam, bahkan saat ventilasi rumah
atau jendela terbuka. Alangkah baiknya kebiasaan merokok dihentikan secara perlahan dan setiap
rumah membuat kesepakatan rumah bebas asap rokok yaitu dengan tidak merokok di dalam rumah,
memasang stiker rumah bebas asap rokok di depan pintu masuk dan tidak menyediakan asbak.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kesadaran masyarakat untuk tidak merokok, walaupun
ditempat yang sudah ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok. Kesadaran masyarakat
saat ini sangat rendah untuk mewujudkan kawasan tanpa rokok. Masyarakat cenderung tidak
mengindahkan aturan yang sudah dibuat, masyarakat tetap merokok dilingkungan yang sudah
dinyatakan tidak boleh merokok, padahal berbagai peringatan dibuat oleh pemerintah yang terdapat
pada peraturan menteri kesehatan. Rendahnya kesadaran masyarakat menjadi alasan sulitnya untuk
mewujudkan kawasan tanpa rokok yang dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang
merokok di kawasan tanpa rokok

Permasalahan :
- Anak pasien mengalmi batuk dan sesak nafasberulang sejak 2bulan terakhir, telah berobat
dan sudah sembuh tapi muncul lagi
- Ayah pasien memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus perhari.
- Ayah pesien merokok di dalam rumah
- Kondisi lingkungan rumah tidak memiliki sirkulasi udara yang bagus, jendela rumah jarang
dibuka
Perencanaan dan intervensi :
- edukasi kepada pasien bahaya merokok dan dampaknya terhadap pasien dan lingkungan pasien
terutama anak dan istri .
- melakukan penilaian secara berkala sejauh mana usaha pasien mengurangi jumlah batang
rokok/hari.
- memberi penanganan obat untuk anak pasien

Gambaran pelaksanaan :
Metode : edukasi kepada pasien dan tanya jawab terkait bahaya merokok.
Tempat : poli Anak puskesmas Lubuk Basung
Waktu : 22 may 2023
Teknis : edukasi, tanya jawab, dna memberikan nasihat kepada pasien.

Edukasi
Isi edukasi :
- Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tidak
dihisap sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.
Didalam rokok terdapat tembakau sebagai faktor penyebab utama munculnya penyakit. Rokok
mengandung banyak bahan kimia, diantaranya beracun dan menyebab kanker. Racun utama pada
rokok adalah Nikotin, Tar dan Karbon Monoksida (CO). Nikotin adalah zat adiktif (menimbulkan
kekambuhan) yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini mampu memicu kanker paru-
paru yang mematikan. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada
paru-paru. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen.
- Cara berhenti merokok dengan alami
1. Cari hobi baru. Hal ini akan membantu mengalihkan pikiran agar tak tergoda rokok
2. Cari kata-kata yang bisa jadi "sugesti otomatis" ketika tergoda me rokok.
3. Kurangi asupan kafein, seperti dari kopi.
4. Hindari orang-orang yang merokok dan dengarkan nasihat orang-orang yang kontra untuk
merokok
5. Komitmen berhenti mulai kapan.
6. Mulailah di hari yang tidak terlalu sibuk, tidak berpotensi stres, atau ketika libur.
7. Tentukan secara spesifik berapa banyak rokok yang Anda kurangi.
8. Motivasi diri untuk berhenti merokok karena lingkungan perumahan dan banyak nya anggota
keluarga yang tinggal serumah agar mereka juga terkena dampaknya.
Monitoring dan evaluasi :
.
- menanyakan perubahan jumlah batang rokok yang di hisap setiap harinya sampai berhenti.
- menanyakan kondisi lingkungan rumah dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai