OLEH :
PENDAMPING :
PUSKESMAS MARON
2018
0
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
1.1.1 Definisi Pembuangan tinja atau buang air besar
Pembuangan tinja atau buang air besar disebut secara eksplisit dalam dokumen
Millenium Development Goals (MDGs). Dalam nomenklatur ini buang air besar disebut sebagai
sanitasi yang meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar, jenis kloset yang
digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja. Dalam laporan MDGs 2010, kriteria akses
terhadap sanitasi layak adalah bila penggunaan fasilitas tempat BAB milik sendiri atau bersama,
jenis kloset yang digunakan jenis latrine dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan
tangki septik atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). Kriteria yang digunakan Joint
Monitoring Program (JMP) WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam empat kriteria, yaitu
improved, shared, unimproved dan open defecation. Dikategorikan sebagai improved bila
penggunaan sarana pembuangan kotorannya milik sendiri, jenis kloset latrine dan tempat
pembuangan akhir tinjanya tangki septik atau SPAL.1,7
Pengertian lain terkait jamban menyebutkan bahwa jamban keluarga adalah suatu
bangunan yang digunakan untuk tempat me
mbuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut jamban atau WC
sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau
penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang dalam
praktik sehari-hari bercampur dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada
dasarnya sama dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia,
demikian pula syarat-syarat yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air
limbah.1,8
2
Terdapat beberapa jenis jamban sesuai bentuk dan namanya, antara lain: 7,9-10
Jamban ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah sedalam 2,5 sampai 8 meter
dengan diameter 80-120cm. Dindingnya diperkuat dari batu bata ataupun tidak. Sesuai
dengan daerah pedesaan maka rumah jamban tersebut dapat dibuat dari bambu, dinding
bambu dan atap daun kelapa. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.
Jamban ini hampir sama dengan jamban cubluk, bedanya menggunakan ventilasi pipa.
Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dari bambu.
3
Gambar 2.2 Jamban cubluk berventilasi
Jenis jamban ini dibangun di atas empang ikan. Sistem jamban empang memungkinkan
terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang,
4
4. Jamban pupuk (the compost privy)
Secara prinsip jamban ini seperti jamban cemplung tetapi lebih dangkal galiannya, di dalam
jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang, sampah, dan daun-daunan.
5. Septic tank
Jamban jenis septic tank merupakan jamban yang paling memenuhi syarat. Septic tank
merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan untuk kelompok kecil yaitu rumah
tangga dan lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki
hubungan dengan sistem penyaluran limbah masyarakat. Septic tank merupakan cara yang
terbaik yang dianjurkan oleh WHO tapi memerlukan biaya mahal, tekniknya sukar dan
Jamban ini perlu air untuk menggelontor kotoran. Air yang terdapat pada leher angsa adalah
2. Jamban Cemplung
Jamban ini tidak memerlukan air untuk menggelontor kotoran. Untuk mengurangi bau serta
agar lalat dan kecoa tidak masuk, lubang jamban perlu ditutup.
3. Jamban Plengsengan
Jamban ini perlu air untuk menggelontor kotoran. Lubang jamban perlu juga ditutup
5
Gambar 2.4 Jenis-jenis jamban
diare, kolera, disentri, thypus, cacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan
keracunan.
Jamban juga berfungsi sebagai pemisah tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman
syarat9 :
3. Membuang tinja manusia yang aman sehingga tidak dihinggapi lalat atau serangga vektor
5. Konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik dan aman bagi pengguna
7
Tinja merupakan bentuk kotoran yang merugikan dan membahayakan kesehatan masyarakat,
maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik dan benar. Maka itu tinja harus dibuang pada
suatu tempat yaitu jamban. Jamban keluarga adalah suatu istilah yang digunakan sebagai
tempat pembuangan kotoran manusia dalam suatu keluarga. Semua anggota keluarga harus
menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik anak-anak (termasuk bayi dan balita) dan
orang dewasa. Pembuatan jamban keluarga yang sehat, sebaiknya mengikuti beberapa syarat,
yaitu: tidak mengotori tanah maupun air permukaan di sekeliling jamban tersebut, tidak dapat
terjangkau oleh serangga, terutama lalat dan kecoak, tidak menimbulkan bau, mudah
dipergunakan dan dipelihara, sederhana serta dapat diterima oleh pemakainya.10
8
BAB III
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
9
BAB IV
Bedasarkan pada permasalahan yang ditemukan, salah satu perencanaan dan pemilihan
intervensi adalah dengan melakukan kegiatan penyuluhan mengenai jamban sehat yang
dilakukan di Puskesmas Maron pada tanggal 21 Agustus 2018.
10
BAB V
PELAKSANAAN INTERVENSI
5.2 Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam penyuluhan ini adalah warga
11
MONITORING DAN EVALUASI
12
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
13
LAMPIRAN
14