Katarak Traumatika OS
Pembimbing :
dr. H. Kuswaya Waslan, Sp.M
Disusun oleh :
Ayuanni C.D.Q
Identitas pasien
• Nama : Tn. M
• Umur : 70 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Kristen
• Bangsa : Indonesia
• Pekerjaan : Petani
• Alamat : Kenali
anamnesis
Keluhan Utama
• Mata kiri merah dan kabur sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan mata kiri merah dan
terasa kabur sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya mata
pasien terbentur kayu saat pasien sedang bekerja di
kebun. Keluar darah disangkal. Nyeri (+)
Riwayat Pengobatan Sebelumnya
• Pasien berobat di puskesmas terdekat 1 minggu SMRS.
Pasien mendapatkan obat asam mefenamat 500 mg,
cefadroxil 500 mg, dan salep kloramfenikol 1 %.
anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat trauma pada mata (+)
• Riwayat penggunaan kacamata disangkal
• Riwayat DM disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat operasi pada mata sebelumnya (+)
akibat terkena gerinda ± 20 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami
sakit yang sama.
Riwayat gizi: BB = 60 kg
• TB = 165 cm
• IMT = BB/TB2 = 60/(1,65)2 = 22
(Baik)
Keadaan Sosial Ekonomi
• Ekonomi cukup, sehari-hari pasien bekerja sebagai
petani dan merupakan kepala keluarga dari seorang
istri dan 2 orang anak. Pasien menggunakan BPJS.
Status Generalis
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital :
• Tekanan Darah : 130/70 mmHg
• Nadi : 86 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Suhu : Afebris
• Kepala : Normocephal
• Mata : Status Oftalmologi
• THT , Mulut , Leher, Thoraks, Abdomen , Ekstremitas :
Tidak ada keluhan
ANJURAN PEMERIKSAAN
• - pemeriksaan funduskopi
PENATALAKSANAAN
• Persiapan operasi hecting kornea
• C tropin ED 3x1 OS
• Vigamox ED 4x1 OS
• Prednisone 3 x 2 tab
• Ciprofloxacin 2 x 500 mg
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad fungtionam : Malam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA
TRAUMA MATA
• Trauma mata adalah tindakan
sengaja
maupun tidak yang menimbulkan
perlukaan mata. Trauma mata
merupakan kasus gawat darurat mata.
Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan
sampai berat atau menimbulkan kebutaan
bahkan kehilangan mata
MEKANIS KIMIA FISIK
Penyakit
Penyakit
lokal di Trauma
sistemik
mata
• Trauma tak tembus (trauma tumpul) dapat
timbulkan katarak dengan berbagai bentuk :
▫Vossious ring, berbentuk lingkaran, bewarna
kecoklatan, dari pigme, iris, akibat cetakan pupil
pada lensa karena
▫Berbentuk roset (bintang)
• Terjadi segera atau beberapa waktu setelah
trauma . trauma disini menyebabkan perubahan
susunan serat-serat lensa dan susunan sistem
sutura, sehingga berbentuk seperti roset. 10
Katarak zonular atau lamelar
• Akibat trauma, timbul perubahan permeabilitas
kapsul lensa, yang menyebabkan degenrasi
korteks yang superfisial. sehingga bahan lensa
dapat keluar, melalui robekan kapsul. Bila
diabrobsi, mata menjadi afakia.
▫ Trauma tumpul juga dapat sebabkan katarak berbentuk kapsula
lentis yang keriput 10
patofisiologi
Traumatic coup
Traumatic contreoup
Equatorial expansion
of the globe
Luka tembus
Manifestasi klinis
• Penurunan ketajaman visus
• Silau
• Sensitivitas kontras
• Diplopia monokuler
• Pergeseran myopia
ANALISIS KASUS
• Tn.M (70tahun)
• Berdasarkan jenis kelamin, beberapa
penelitian yang menggunakan data dasar
rumah sakit maupun data populasi,
menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai
prevalensi lebih tinggi
• Wong 1 laki-laki sebesar 20 per 100.000 dibandingkan
5 per 100.000 pada wanita.
• Djelantik dkk., lakilaki (78,4%) lebih banyak
mengalami trauma dibandingkan perempuan (21,6%).
• Madison, dan Baltimore laki-laki lebih banyak
mengalami trauma okuli dibandingkan perempuan.20,21
• Nirmalan2 61,6% trauma okuli terjadi pada laki-laki.
• Vats 5 55,6% trauma okuli terjadi pada laki-laki.
• Badrinath22 perbandingan trauma okuli antara laki-
laki dan perempuan adalah 5,4:1.
• Vasu23 di India 95% trauma okuli terjadi pada
pria.
• Kemungkinan penyebabnya karena laki laki
lebih banyak melakukan aktivitas fisik
dibandingkan perempuan, hal ini berhubungan
dengan gambaran pekerja laki-laki lebih banyak
daripada perempuan.
• Selain itu laki-laki umumnya melakukan
kegiatan/pekerjaan yang lebih berisiko untuk
terkena trauma dibandingkan perempuan.7
• Pasien datang dengan keluhan mata kiri merah
dan terasa kabur sejak 1 minggu yang lalu.
Sebelumnya mata pasien terbentur kayu dari
depan saat pasien sedang bekerja di kebun.
Sejak saat itu pandangan pasien menjadi kabur.
Keluar darah disangkal. Nyeri (+). Saat itu
pasien tidak langsung berobat karena tempat kerja
pasien jauh dari puskesmas. Keesokan harinya,
pasien baru berobat di puskesmas dan mendapat
obat berupa asam mefenamat 500 mg,
cefadroxil, dan salep kloramfenikol 1 %.
Karena tidak ada perbaikan, pasien kemudian
berobat ke RS Mattaher.
• Tn.M terkena kayu saat sedang bekerja di kebun.
• RSUP Sanglah yang dilakukan oleh Djelantik dkk,7
Rumah adalah tempat kejadian yang paling
banyak yaitu sebesar 63,3%, trauma di tempat kerja
terjadi sebesar 21,3%, dan di jalan raya sebesar
15,4%.
• Trauma tumpul adalah jenis trauma terbanyak yang
datang ke IRD RSUP Sanglah yaitu sebesar 255
mata (26,2%), diikuti oleh Extra Ocular Foreign
Body (EOFB) sebanyak 249 mata (25,6%), dan
trauma tajam sebanyak 233 mata (23,9%).
• Trauma di tempat kerja seperti yang dialami
Tn.M memiliki proporsi yang juga cukup
banyak. Penyebab trauma Tn. M sesuai dengan
data penelitian Djelantik,dkk, yang
menyebutkan bahwa trauma tumpul merupakan
penyebab terbesar terjadinya trauma pada mata.
• Yu27 juga mendapatkan bahwa kebanyakan trauma okuli di
Hongkong terjadi di tempat kerja, karena rendahnya
tingkat keamanan pekerja di daerah
industri dan rendahnya kedisiplinan
pekerja dalam menggunakan kaca mata
pengaman selama bekerja.
• Apabila dibandingkan dengan pekerja di sektor lain,
pekerja di bidang pertanian adalah kurang mendapat
perlindungan. Kejadian trauma dan trauma fatal lebih tinggi
dibandingkan pekerjaan lain, dengan sumber untuk
kompensasi sangat sedikit.28
Luka di kornea tanpa perforasi