MASYARAKAT)
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program nasional STBM
dikhususkan untuk skala rumah tangga, sehingga program ini adalah program yang
berbasis masyarakat.
1. Stop BABs
Buang air besar sudah selayaknya di jamban, baik itu jamban umum maupun
jamban mandiri. Buang air besar sembarangan akan mengakibatkan
pencemaran air, darat maupun udara dari tinja. Pencemaran tersebut
diantaranya bau tidak sedap, dapat menjadi tempat bersarangnya vektor
(pembawa penyakit) dan menimbulkan penyakit berbasis air seperti diare dan
hepatitis A.
Jika masyarakat tidak mampu untuk membuat jamban mandiri maka bisa dibuat
jamban umum misalkan tingkat RT dengan dana iuran antar warga. Jamban
yang baik harus disertai dengan septik tank sebagai tempat penampungan tinja,
agar tinja tidak mencemari lingkungan.
Seseorang bisa Stop BABS tanpa memiliki jamban, tetapi yang menjadi fokus
adalah perubahan perilaku, bukan pembangunan sarana fisik.
Cuci tangan pakai sabun sangat dianjurkan pada 5 waktu berikut yaitu sebelum makan,
setelah buang air besar dan buang air kecil, sebelum menyiapkan makan, sebelum
mengurusi bayi dan setelah menceboki anak. Cuci tangan dapat mencegah beberapa
penyakit seperti Diare, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Flu burung. Cacingan. Mata. Hepatitis-A. dan Polio.
Cara sederhana pengolahan air minum adalah dengan mendidihkan air. Cara mengolah
air yang lain bisa dengan solar dissel (dijemur dibawah sinar matahari selama minimal 1
jam) dan penyaringan. Selain pengelolaan air minum, pengelolaan makanan tidak kalah
penting. Makanan harus dijamin kebersihan dan kemanannya mulai dari pembelian
bahan makanan, pengolahan, pemasakan hingga makanan dihidangkan.
Merebus
Merebus adalah proses mematikan mikroorganisme penyebab penyakit dengan
pemanasan. Air dapat diminum setelah dibiarkan mendidih selama 3-5 menit. Kelebihan
merebus adalah ffektif membunuh semua mikroorganisme penyebab penyakit serta
sederhana dan telah banyak dikenal.
Cara ini memiliki kelemahan seperti : Memerlukan bahan bakar, yang kadang-kadang
sulit didapatkan; Pencemaran udara di rumah, jika memakai kayu bakar dan tungku
yang tidak tepat; Mahal dibandingkan dengan opsi lain; Air bisa tercemar lagi, jika
penyimpanan air yang sudah direbus tidak benar.
Klorinasi
Khlorinasi adalah proses pembubuhan zat khlor dalam air untuk membunuh bakteri dan
virus. Khlor adalah bahan kimia yang dapat menembus sel-sel tubuh mikroorganisme
dan mematikannya
Sampah yang dibuang sembarangan menghambat saluran air senjadi genangan tempat
berkembang biak bagi nyamuk penyebab malaria. Selain itu juga menyebabkan banjir.
Air kotor yang mengandung kuman, kotoran dan bibit penyakit akan masuk ke dalam
rumah ketika terjadi banjir;
Tumpukan sampah sering menjadi tempat bermain anak sehingga anak mudah terkena
penyakit yang dibawa oleh sampah. Anak juga dapat terkena tetanus yang dapat
mematikan hanya karena tergores oleh logam bekas di tempat sampah.
Beberapa opsi pengolahan sampah antara lain : dibuat kompos, menggunakan layanan
jasa pengangkutan sampah, dikubur dalam lubang, dibakar, dan dijual.
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Pengolahan limbah cair diperlukan agar limbah rumah tangga tidak mencemari badan
air di lingkungan. Setiap rumah setidaknya memiliki saluran tersendiri yang disalurkan
ke dalam tanah dan memiliki penutup. Salah satu contoh tempat pembuangan limbah
rumah tangga adalah dengan septik tank.
Beberpa prinsip pengolahan limbah cair rumah tangga antara lain sebagai berikut :
1. Tidak mencemari sumber air minum (air permukaan maupun air tanah);
2. Tidak menjadi media berkembang biaknya binatang pembawa penyakit;
3. Tidak mengotori permukaan tanah, menimbulkan bau;
4. Konstruksi sederhana dengan bahan yang murah dan mudah didapat;
5. Pelestarian sumber saya air (misalnya, pemanfaatan kembali air limbah rumah
tangga).
Beberapa sarana pengolahan limbah cair rumah tangga antara lain sebagai berikut
1. Sumur resapan: Sumur resapan dapat berupa lubang galian yang bisa diberi dinding
dari batu/batu-bata/buis beton yang tidak diplester, untuk menguatkan struktur. Sumur
diisi dengan pengisi sumur berupa batu kali, pasir atau ijuk. Sumur resapan juga
mengembalikan air ke dalam tanah, setelah air limbah disaring pori-pori tanah.
2. Parit/pasangan pipa PVC. Parit adalah galian dangkal, bisa diplester dengan semen
supaya lebih awet. Parit ini digunakan untuk mengalirkan air limbah dari sumber ke
sumur resapan. Diantara parit dan sumur resapan dibuat bak kontrol untuk
menghindari penyumbatan pada aliran air limbah dari sumber ke sumur resapan
akibat benda padat yang terkandung dalam air limbah.