Anda di halaman 1dari 20

TRICHURIASIS

Fera Dwi Lestari P07133220015


Sifa Dira Salsabila P07133220035
D e f i n i s i

Trichuriasis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Trichuris
trichiura (cacing cambuk) yang hidup di usus besar
manusia khususnya caecum yang penularannya melalui
tanah. Cacing ini tersebar di seluruh dunia,prevalensinya
paling tinggi berada di daerah panas 158 dan lembab
seperti di negara tropis dan juga di daerah-daerah dengan
sanitasi yang buruk, cacing ini jarang dijumpai di daerah
yang gersang, sangat panas atau sangat dingin. Cacing ini
merupakan penyebab infeksi cacing kedua terbanyak pada
manusia di daerah tropis.
Penyebab

Trichuris trichiura
merupakan nematoda yang hidup dalam cecum
dan colon ascending pada tubuh manusia, atau
biasa disebut dengan cacing cambuk.

Cacing cambuk tinggal di usus besar dan


telurnya ditemukan dalam tinja orang yang
terinfeksi.
Epidemiologi dan Faktor Resiko
Distribusi geografis
•Di seluruh dunia, infeksi Terjadi lebih sering di daerah dengan cuaca tropis
dan praktik sanitasi yang buruk, dan di antara anak-anak. Pada tahun 2002
Perkiraan jumlah orang yang terinfeksi dengan cacing cambuk adalah 1
miliar. Trichuriasis.Response Juga Terjadi di Amerika Serikat bagian selatan.

Infeksi cacing cambuk ini sering terjadi akibat seringnya membuang kotoran
(feses) di tanah. Cacing ini menyebar dari orang ke orang melalui transmisi
fecal oral atau melalui makanan yang terkontaminasi

• Biasa ditemukan di daerah hangat dan lembab


• Sulit hidup di daerah asam, sangat panas dan sangat dingin
• Prevalensi infeksi Trichuriasis adalah 50 -80 % di beberapa daerah di Asia
(mencatat terutama di Cina dan Korea) dan juga terjadi di daerah
pedesaan Amerika Serikat tenggara. Infeksi yang paling umum di antara
anak-anak, dan di Amerika Utara, infeksi terjadi sering pada imigran dari
daerah tropis atau sub-tropis.
• Diperkirakan bahwa 6-800 orang terinfeksi di seluruh dunia dengan 3,2
milyar orang beresiko.
Cara Menginfeksi
• Manusia dapat terinfeksi dengan parasit karena menelan
telur infektif melalui kontak mulut dengan tangan atau
makanan yang terkontaminasi dengan tanah telur-bawa.

• Namun, ada juga kasus yang dilaporkan tetapi masih jarang


yaitu penularan Trichuris trichiura melalui hubungan seksual.

• Beberapa wabah penting telah dilacak pada sayuran yang


terkontaminasi.
Siklus Hidup
Siklus Hidup
• Infeksi terjadi bila manusia menelan makanan yang
mengandung telur parasit yang telah mengeram di
dalam tanah selama 2-3 minggu.
• Di tanah, telur bekembang menjadi 2-sel stage
yaitu tahap pembelahan lanjut, dan kemudian
menjadi embrio.
• Telur menjadi infektif dalam waktu 15-30 hari.
Begitu di dalam tubuh, telur cacing akan bermigrasi
ke usus halus dan menetas menjadi cacing dewasa
yang menanamkan diri dalam lapisan usus besar
dan usus halus.
• Cacing dewasa dapat hidup dalam tubuh sampai 1 tahun,
• Telur akan dikeluarkan dari tubuh melalui tinja manusia,
jika ada sanitasi yang tidak memadai, mereka akan kembali
ditranmisikan ke dalam tanah, siklus awal lagi.
Gejala

• Infeksi cacing cambuk biasanya tanpa gejala (asimtom), jika infeksi


parah, dapat menujukkan gejala sebagai berikut :

• Diare berdarah
• Sakit perut
• Mual dan muntah
• Berat badan turun
• Peradangan di usus
• Gangguan Gizi dan dehidrasi (pada kasus berat)
• Anemia
• Kadang rektum menonjol melewati anus (prolapsus rektum), terutaman
pada anak anak atau wanita dalam masa persalinan
Diagnosa
• Diagnosis dengan ditemukannya telur dalam tinja. Pada
pemeriksaan contoh tinja dilihat dengan mikroskop, akan
ditemukan telur parasit berbentuk seperti tang.
• Identifikasi mikroskopis telur parasit cacing cambuk dalam
tinja merupakan bukti adanya infeksi.
(Kato-Katz teknik tebal-smear)

• Pemeriksaan mukosa dubur oleh proktoskopi (atau secara


langsung pada kasus prolapses) kadang-kadang dapat
menujukkan adanya cacing dewasa.
Image showing the posterior end of an adult T. trichiura, taken during a
colonoscopy. Image courtesy of Duke University Medical Center.
Upaya pencegahan
 Pencegahan primer

Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan


orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang
sehat menjadi sakit. Pencegahan primer yang dilakukan
dengan mengadakan penyuluhan kesehatan oleh petugas
kesehatan tentang kecacingan dan sanitasi lingkungan atau
menggalakkan program UKS. Meningkatkan perilaku higiene
perorangan seperti cuci tangan sebelum dan sesudah makan,
cuci sayuran yang di makan mentah, dan memasak sayuran di
dalam air mendidih. Selain itu dilakukan pembuatan MCK
(Mandi, Cuci, Kakus) yang sehat dan teratur, menggunakan
jamban ketika buang air besar, tidak menyiram jalanan dengan
air got, teliti dalam membeli makanan.
 Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder yang dilakukan meliputi usaha diagnosis agar dapat terdeteksi
lingkungan yang mendukung dapat menyebabkan infeksi cacing tersebut.
Misalnya bila digunakan halaman bertanah maka pembuangan tinja harus secara
teratur dan tempat pembuangan tinja harus terbuat dari sumur beton yang
tertutup agar tidak menarik kumbang. Telur cacing ini sangat resisten terhadap
kondisi lingkungan dan telur infektif mampu bertahan pada lingkungan yang
sesuai sampai beberapa tahun. Diagnosis juga dilakukan pada manusia yang
diduga terinfeksi cacing tersebut. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan
memeriksakan diri ke Puskesmas atau Rumah Sakit dan memakan obat cacing
tiap 6 bulan sekali.

 Pencegahan tersier

Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi keparahan akibat
komplikasi. Pencegahan tersier meliputi cara agar sesorang yang telah terinfeksi
cacing tidak bertambah parah.
Adapun teori simpul yang menggambarkan bahwa adanya telur
cacing pada fesessiswa sekolah dasardisebabkan oleh lima simpul
yang mencakup di antaranya :
p u l (2 )
Sim

yaitu Media Transmisi Penyakit berupa


komponen lingkungan yaitu udara, air, makanan
yang mengandung agent penyakit.
p u l (3 )
Sim

yaitu Perilaku Pemajanan (Behavioural Exposure). Agent penyakit


masuk ke dalam tubuh melalui satu proses yang disebut hubungan
interaktif. Adanya hubungan interaktif antara komponen lingkungan
dengan penduduk berikut perilakunya dapat diukur dalam konsep
yang disebut perilaku pemajanan (behavioural exposure). Perilaku
pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen
lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit. Agent
penyakit masuk ke dalam tubuh melalui jalur pernafasan,
pencernaan dan kulit, apabila kesulitan mengukur besaran agent
penyakit maka di ukur dengan cara tidak langsung (biomarker).
p u l (4 )
Sim

yaitu Kejadian Penyakit adalah bukti nyata atau


outcome hubungan interaktif antara penduduk
dengan lingkungan yang memiliki potensi
bahaya gangguan kesehatan.
p u l (5 )
Sim

yaitu Variabel Suprasistem adalah kelompok


variabel seperti topografi, iklim, keputusan
politik, kebijakan dan institusi pemerintah dan
paradigma kesehatan lingkungan lain yang
memengaruhi semua simpul.
k y o u !
Than

Anda mungkin juga menyukai