Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYEHATAN UDARA DARI SUMBER MELALUI


PENGEDAPAN DENGAN ELECTROSTATIC
PRECIPITATOR (ESP)
DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

Annisa Syafitri
Aulia Herdy Miga
Cut Rosmanidar
Dhea Mawaddah
Fauzan Rizqan Phonna
Puput Helmalya
Salma Azzahra
Sulisma Dahlan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN ACEH


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PRODI SANITASI TERAPAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan keahdirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya dan karunianya
kita dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Penyehatan Udara dari Sumber Melalui Pengedapan Dengan Electrostatic Precipitator (ESP)”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kepada dosen mata
kuliah Penyehatan Udara-B. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
kepada pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Darmiati, SKM, MPH selaku dosen mata kuliah
Penyehatan Udara-B yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang di tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Aceh Besar, 28 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………...1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………….1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………..2

2.1 Pengertian Electrostatic Precipitator …………………………………………………………2


2.2 Pengertian Cyclone ………………………………………………………………………......4
2.3 Penyehatan Udara Melalui Adsorpsi dan filtrasi …………………………………………….5
2.4 Pengendalian Melalui Adsorpsi ……………………………………………………………...5
2.5 Pengendalian Melalui Filtrasi ………………………………………………………………..8

BAB III KESIMPULAN ………………………………………………………………………..10

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara sebagai komponen yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan
ditingkatkan, sehingga dapat memberikan daya dukungan hidup yang optimal
bagi makhluk hidup. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah
menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negative pada kesehatan
manusia. Ukuran partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di
udara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang
membahayakan kesehatan umumnya berkisar 0.1 mikron sampai dengan 10
mikron. Padaumumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap
di alveoli. Partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan
bagian atas dan menyebabkan iritasi.Oleh karena itu diperlukan suatu alat pemisah
partikulat.
Beberapa jenis pengontrol partikulat yang ada antara lain adalah inertial separator
(settling chamber, baffle chamber, dan cyclone), fabric filter (baghouse), wet scrubber
dan electrostatic presipitator (ESP). Inertial separator memisahkan partikulat
dengan menggunakan kombinasi gaya seperti sentrifugal, gravitasi, dan inersia.
Salah satu jenis inertial separator yaitu cyclone. Alat pengendali partikulatyang
dapat menangani partikulat lengket adalah wet scrubber, scrubbing liquid
dikontakkan dengan alirangas yang mengandung partikulat. Namun wer scrubber
juga memiliki kekurangan yaitu harus menggunakan material anti korosi dalam
menangani gas asam. Menyebabkan polusi air sehingga dibutuhkan perlakuan lebih
lanjut.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari elektrostatik presipitator (ESP).
2. Untuk mengetahui pengertian dari Cyclone
3. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian penyehatan udara melalui adsorpsi dan
filtrasi

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari elektrostatik presipirator (ESP) ?
2. Apakah pengertian dari Cyclone ?
3. Bagaimana pengendalian udara melalui adsorpsi dan filtrasi ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Electrostatic Precipitator

Elekctrostatik preciputator (ASP) adalah alat pengendalian debu yang menangkap debu
hasil perose industri dengan memberi muatan listrik melalui elektroda. ESP merupakan sistem
pemisahan debu menggunakan Medan listrik statis. Debu yang semula tidak bermuatan atau
netral, dilewatkan Medan listrik, debu akan terionisasi menjadi bermuatan negatif sehingga
ketika dilewatkan pada collecting electrode yang bermuatan positif, debu akan menempel.
Tegangan 55-85 kilovolt. Debu pada collecting dapat dihilangkan dengan cara digetarkan secara
kontinu. Pembersihan pada presipirator dapat dilakukan tanpa harus mengganggu aliran udara.
Debu terkumpul pada hopper. ESP ini mampu bekerja pada suhu yang tinggi. Menurut septrifah
(2015) ada empat komponen utama dalam elektrostatic precipitator (ESP):

1. Casing

Casing dari ESP dibuat dari baja karbon. caring didesain kedap udara agar gas
buang boiler yang berada di dalam ESP tidak bocor keluar. Discharge electrode dan
collecting electrode didesain menggantung sebagai (penyangga) berada pada sisi casing
bagian atau dan pada sisi samping casing terdepat pintu akses masuk untuk keperluan
perawatan sisi dalam ESP

2. Hopper

Hopper juga terbuat dari baja karbon.bentuk hopper seperti piramida yang terbalik
dan terpasang di bagian bawah ESP.Hopper berfungsi sebagai tempat penampungan abu fly
ash yang di jatuhkan dari colleting electrode dan discharger electrode.abu selanjutnya akan
dipindahkan menggunakan sebuah sistem transpor khusus ke tempat penampungan yang
lebih besar.

3. Collection electrode (CE)

collection electrode CE adalah elektroda terbuat dari plat didukung oleh baja
sebagai penyangga. Abu bermuatan negatif terkumpul pada collecting electrode
kemudian jatuh ke hopper. CE di pasang di atas dan menggantung pada casing bagian
atas.

4. Discharge electrode(DE)

Discharge electrode adalah elektroda yang dialiri arus DC sehingga menjadi


bermuatan negatif discharge electrode dihubungkan dengan sumber tegangan DC
tinggi sehingga tercipta korona listrik. Pemasangan DE harus dipasang juga insulasi
yang memisahkan DE dengan casing dan CE yang tidak bermuatan.

Prinsip kerja ESP yaitu dengan memberi muatan negatif kepada partikel debu tersebut
melalui beberapa elektroda(bisa disebut discharge electrode). Dengan menggalinya polutan
melewati medan listrik yang berada diantara elektroda yang mempunyai polaritas berlawanan,
gas/udara yang mengandung polutan akan memiliki muatan lebih positif(collecting electrode)
secara alami debu partikel tersebut akan tertarik oleh plat-plat tersebut. Segelah debu
terakumulasi pada plat tersebut, sebuah sistem rapper khusus akan membuat abu tersebut jatuh
ke bawah dan keluar dari sistem EPS.

Beberapa faktor yang meningkatka efisiensi elekctrostatik preciputator (ESP) :


1. Luas arepa penyerapan debu dan aliran gas yang rendah dengan memberikan waktu yang
banyak untuk menyaring debu

2. Meningkatkan kecepatan menempelnya debu pada elektroda dengan mengurangi viskositar


gas sehingga meningkatkan temperatur gas, dan meningkatkan tegangan elektroda

3. Distribusi aliran gas buang boiler yang melintasi ESP, semakin rata pendistribusiannya
semakin tinggi efesien ESP-nya.

2.2 Cyclone

Alat pengendali sederhana yang digunakan untuk menghilangkan partikulat berukuran


lebih dari 5um dari aliran gas.cylone bekerja dengan sistem grafitasi dapat menyisihkan
partikulat kasar dengan diameter >10 mm atau (latar,2014). Prinsip kerjanya gaya sentrifugal
timbul pada saat partikulat di dalam udara masuk ke puncak colektor silindris sudut,dibuka
dengan cepat mengarah ke bawah seperti pusaran air. Aliran udara mengalir secara melingkar
dan partikulat yang berat mengarah kebawah setelah menabrak dinding cylone. Apabila gaya
sentrifugalnya besar maka efisiensi penyisihan partikulat juga akan tinggi. Pada umumnya
cylone dirancang dengan kesamaan geometris dimana perbandingan dimensinya bersifat konstan
untuk berbagai diameter.
Terdapat dua jenis cyclone yaitu hydrocyclone dan multicyclone, hydrocyclone adalah cyclone
yang berfungsi memisahkan padatan/gas polutan berdasarkan perbedaan gravitasi tiap
komponen, sedangkan multicyklone adalah cylone yang dipasang bersama membentuk
multisiclone yang berguna ketika harus menangani volume gas dalam jumlah besar dan efisiensi
tinggi (widjaya,2006).

Multi cylone mampu menghilangkan partikulat hingga 50-90% tetapi tidak cocok
digunakan untuk industri yang mengemisikan partikulat basah karena dapat menggumpal pada
dinding cylone atau pada inlek keuntungan dari cyclone ini adalah dapat dioperasikan pada suhu
tinggi serta pemeliharaan yang mudah.

2.3 Penyehatan Udara Melalui Adsorpsi dan filtrasi

Penyehatan udara melalui adsorpsi dan filtrasi adalah satu pengendalian pencemar
pemisahan komponen debu/partikel dengan prinsip perbedaan kelarutan berguna dalam
pemulihan mutu udara ambien,dan pencegahan sumber pencemar menggunakan alat adsorpsi
dan filtrasi.

2.4 Pengendalian melalui adsorpsi

Adsorpsi atau penyerapan adalah proses melewatkan udara kotor/massa polutan pada
bahan padat berpori (adsorben) yang terkandung dalam sebuah kolom. Udara kotor akan terlekat
pada material adsorben. Proses ini terjadi ketika suatu cairan atau gas, terikat pada suatu padatan
atau cairan zat penyerap (absorber) akhirnya membentuk lapisan tipis atau film pada
permukaannya. pengendalian udara yang dilakukan dengan absorpsi pada bahan padat yang
berpori akan mengontrakkan/mengikat polutan secara fisika dan kimia yaitu:
1. Adsorpsi fisik, yaitu adsorpsi yang dalam cairan penyerap tanpa disertai dengan reaksi
kimia. Contoh adsorpsi ini adalah adsorpsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan
karbonat.
2. Adsorpsi kimia, merupakan adsorpsi ketika gas terlarut di dalam larutan penyerap
disertai dengan adanya reaksi kimia. Contohnya dengan adanya larutan, NaOH, K 2CO3
dan sebagainya.

Cara kerja sistem adsorber adalah melewatkan udara kotor/polutan pada material solid yang
berpori, kemudian permukaan yang berpori akan menangkap/mneyerap gas. Semakin luas
permukaan solid, semakin banyak polutan yang diserap. Kolom adsorpsi iu sendiri merupakan
kolom atau tabung yang berisi packing dengan dua tingkat, tempat terjadinya proses
pengabsorpsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut.
Proses adsorpsi terdiri dari 3 tahapan, yaitu:

1. Adsorpsi: Pada tahap ini gas polutan (absorbate) tertahan pada permukaan solid yang
berpori (absorben).

2. Desorpsi: Pada tahap ini gas polutan (absorbate) dilepaskan dari permukaan solid berpori
(absorben), dengan menaikkan suhu absorben, menambah bahan kimia dan menurunkan
tekanan.

3. Recovery: Tahap ini merupakan pengolahan gas dengan cara kondensasi atau dibakar

Contoh peralatan adsorpsi antara lain fixed bed, moving bed dan fluidized.
Absorpsi(scrubber) yang merupakan proses pemisahan bahan dari gas polutan dengan cara
melarutkan bahan tersebut pada liquid(cair) atau pelarut. Komponenyang larut(solute) dapatdi
bebaskan kembali dengan cara diabsorbsi(syahrirputra, 2014).proses ini terjadi ketika suatu
cairan atau berupa solven terikat pada suatu cairan zat. Penyerap(absorben) dan akhirnya
membentuk lapisan tipis atau film pada permukaannya. Hal-halyang memengaruhi dalam proses
absorpsi:

1. Zat yang diabsorpsi


2. Luas permukaan yang diabsorpsi
3. Ukuran partikel
4. Suhu/temperatur
5. Tekanan udara
6. pH laju alir udara/kelarutan absorbat.
Absorpsi juga dipengaruhi oleh larutan absorben yang merupakan cairan yang dapat melarutkan
bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya. Absorber yang digunakan pada industri antara
lain ada 4 jenis, yaitu packed tower, tray tower, spray tower, dan liquid jet scrubber.

1. Packed tower

Packed bed berfungsi mirip dengan media filter, karena gas dan cairan akan tertahan dan
berkontak lebih lama dalam kolom sehingga operasi absorpsi akan lebih optimal. Jenis ini yang
paling sering digunakan industri.

2. Tray tower

Tray tower adalah unit absorpsi yang menggunakan lapisan tipis/tray untuk mengalirkan
ke bawah. Pada tray tersebut terdapat lubang-lubang untuk melewatkan gas. Prinsip kerjanya, air
akan dialirkan melalui tray tang terpasang secara bertingkat, gas polutan akan tertahan oleh air,
sedangkan gas yang bersih mengalir ke atas melalui lubang-lubang tray.

3. Spray tower

spray tower merupakan alat yang paling sederhana untuk absorpsi gas, terdiri dari tower
yang kosong dan satu nozzles untuk menyemprotkan air aliran gas kontaminan memasuki dasar
tower dan melewati absorben bersamaan dengan disemprotkannya cairan pada satu atau
beberapa tingkat nozzles. Jenis ini tidak banyak digunakan karena efesiensinya yang rendah.
2.5 Pengendalian Melalui Filtrasi

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan, atau septum, tempat zat padat ini meliputi ragam operasi mulai dari
penyaringan sederhana misahan yang kompleks. Fluida yang dífiltrasi dapat berupa cairan atau
gas; aliran yang lolos dari saringan fuida melalui media berpori, proses ini dapat terjadi karena
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya (Gandjar, 2007) pada proses filtrasi yang penting
adalah mengalirkan fluida melalui media berpori, proses ini dapat terjadi karena adanya gaya
dorong. Misalnya: gaya gravitasi, tekan dan gaya sentrifugal.

Aplikasinya pada industri, fltrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan
sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Debu dan asap yang tersuspensi di udara dapat
dihilangkan dari aliran udara dengan menggunakan beberapa alat pengendali. Peralatan filtrasi
sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, seperti penyaring tidak berfungsi secara
optimum. Terdapat tiga buah alat yang mengaplikasi dari sistem filtrasi yaitu:

1. Baghouse filter
2. Cyclone
3. Electrostatic precipitator

Setiap alat diatas memiliki spesifikasi dan kemampuan yang berbeda sehingga digunakan untuk
keperluan dan keadaan yang berbeda disesuaikan dengan karakteristik alat tersebut.

1. Baghouse filter adalah alat pengendali untuk menghilangkan debu dan asal dari aliran
udara, bahan yang di gunakan pada baghouse filter biasanya benbentyk tabung atau
kantong dan yang memiliki serat dengan diameter 100-150 µm, (sangat kecil). Menurut
latar arif (2014), cara kerjanya mirip dengan vacuum cleaner, udara yang membawa debu
partikulat diberi tekanan melewati kantong, selanjutnya debu akan terakumulasi pada
pernukaan bahan dan dihasilkan udara yang bersih. Ketika celah tersebut telah di penuhi
partikulat dan lapisan pertikulat di permukaan bahan telat terbentuk maka efisiensi
baghouse filter akan semakin meningkat. Efisiensi pengumpulan partikel debu sengan
penggunaan baghouse filter pada partikulat yang memiliki ukuran 1mn atau kurang, dapat
mencapai 90. Berikut ini adalah keuntungan mekanisme filtrasi yang terjadi pada
baghouse filter.

a. Memiliki efesiebsi yang tinggu walau untuk partikel yang sangat kecil
b. Dapat dioperasikan melebihi tentang volumetrik flow rate yang ada
c. Dapat di operasikan pada berbagai jenis debu
d. Membutuhkan kehilangan rekan yang cukup
2. Cylone, telah dibahas sebelumnya, cylone merupakan alat pengendalian partikel, bekerja
dengan sistem gravitasi untuk menghilangkan partikulat berukuran lebih dari 10µm
melalui apiran udara yang berputar seperti cylone.

3. Electrostatic precipitator . Telah di bahas sebelumnya, electrostatic precipitator


merupakan alat pembuangan partikel gas bung dengan memberi muatan listrik pada
partikel dengan gaya elektrostatik agar menempel pada plat,yang selanjutnya lirih menuju
hopper. secara umum proses melalui tahapan :

a. Pemuatan partikel (menjadi partikel yang bermuatan)


b. Pengumpulan partikel
c. Netralisir muatan
d. Penyisihan partikel
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

1. Alat yang sering digunakan dalam mengendalikan atau mengurangi debi/partikel dari
aliran udara ada dua:
a. Elektrostatic Prepicitator
b. Cyclone

2. Elektrostatic Precipitator (ESP) adalah alat pelindung debu yang menangkap debu hasil
proses industri dengan memberi muatan listrik melalui eletroda.

3. Cyclone adalah alat pengendali sederhana yang digunakan untuk menghilangkan


partikulat berukuran lebih dari 5 µm dari aliran gas

4. Ada dua penedalian pencemaran udara


a. Pengendalian melalui adsorpsi
b. Pengendalian melalui filtrasi
DAFTAR PUSTAKA

Suhendri (2013). Pengendalian Pencemaran Udara dengan Metode Absorpsi. Jakarta.


https://dynamic-expansion.blogspot.co.id/2013/11/pengendalian-pencemaran-udara-dengan.html.
Diakses tanggal 6 Desember 2017.

Widjaja, Tri. (2006). Pengendalian Pencemaran Udara Cycklone. Surabaya: Teknik kimia ITS.

Randi marfitra (2014). Tugas Kelebihan dan Kekurangan Pekhnologi Pengendalian Penvemaran
Udara. Tanjung Pinang: Poltekkes Kesehatan Kemenkes Tanjung Pinang

Anda mungkin juga menyukai