Air merupakan kebutuhan primer bagi manusia dan juga merupakan kebutuhan primer bagi
industri. Secara umum pengolahan air dimulai dari intake air baku dialirkan ke unit pengolahan
(oksidasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, khlorinasi, dll) dan selanjutnya digunakan
sebagai air industri. Dalam beberapa hal diperlukan pengolahan tambahan (advance treatment)
untuk penggunaan industri yang spesifi k (bahan baku, pencucian & pembilasan, cooling water,
demin water untuk boiler, dll). Karena demikian pentingnya air dalam industri maka pengolahan
air harus mendapatkan perhatian yang serius.
Air bersih sebagai kebutuhan primer manusia maupun proses industri semakin sulit diperoleh.
Permasalahan mengenai rendahnya kualitas air baku merupakan tantangan yang senantiasa
muncul dalam pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk standar proses produksi maupun air
minum. Disamping itu, dengan adanya keterbatasan jumlah air baku, diperlukan adanya
teknologi yang mendukung proses daur ulang air yang bersal dari air buangan proses industri
maupun domestik.
Secara umum pengolahan air dimulai intake kemudian ke unti pengolahan dan selanjutnya
digunakan untuk proses dalam industri maupun pemenuhan lain. Untuk penggunaan proeses
produksi tertentu seperti deminwater, cooling tower, pencucian, pembilasan, dan lain-lain,
diperlukan pengolahan lanjutan. Oleh karena itu, pengolahan air harus mendapatkan perhatian
yang serius.
Pengolahan air secara terpadu sangat penting untuk menghindari biaya yang tinggi, baik biaya
industri maupun biaya sosial. Pemilihan sumber air dan teknologi pengolahan yang tepat,
ekonomis, dan dapat memenuhi baku mutu dalam peraturan merupakan hal strategis bagi
kelangsungan suatu industri. Di dalam industri, biaya yang terkait dengan air antara lain biaya
pembelian air baku, proses pengolahan air bersih dan pengolahan air limbah. Selain itu, juga
diperlukan biaya untuk bahan kimia, perawatan berkala, dan kebutuhan energi listrik. Oleh
karena itu, diperlukan pemahaman mengenai pemilihan metode pengolahan dan optimalisasi
pengolahan agar biaya yang ditimbulkan juga efisien.
Untuk mencapai kualitas air yang diinginkan sampai ke operasi dan perawatan sistem diperlukan
keahlian yang tepat dan sesuai dengan pekerjaan yang ditanganinya. Hal ini perlu dipahami
secara benar oleh para manager, supervisor, dan operasi mulai dari pengenalan karakteristik air
hingga teknologi pengolahan air.
KOAGULASI
Koagulasi secara umum didefinisikan sebagai penambahan zat kimia (koagulan) ke dalam air
baku dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid, sehingga partikel –
partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok halus.
KOAGULAN
Koagulan-koagulan anorganik yang biasa digunakan mencakup aluminium sulfat ("tawas"),
polialuminium klorida, feri sulfat dan feriklorida. Pemilihan senyawa yang sesuai adalah fungsi
dari biaya, mutu air baku dan pemulihan proses pengolahan. Untuk air lunak atau sadah yang
berwarna, baik koagulan aluminium atau koagulan besi, dapat digunakan pada rentang pH
optimalnya masing-masing: 6,5 sampai 7,5 untuk air permukaan dataran rendah atau 5,5 sampai
6,5 untuk air dataran tinggi yang sangat berwarna (koagulan berbasis aluminium) dan 4,0 sampai
5,0 (koagulan berbasis besi).
Sumber :
https://www.synergysolusi.com/layanan/environment-and-energy-consulting-
services/enviromental-management-and-handling/training-pengolahan-air.html
http://fitriaandriani27.blogspot.com/2016/11/proses-koagulasi-dalam-pengolahan-air.html
http://www.lautan-luas.com/id/industries/products/water-treatment/process/raw-water/