Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SANITASI PEMUKIMAN

“Kebijakan Nasional Sanitasi Permukiman”


Disusun oleh :
KELOMPOK 10

Alycia Gita Roshi P2.31.33.1.17.043


Hani Farhani P2.31.33.1.17.051
Jihan Afifah Fauziyah P2.31.33.1.17.054
Nisrina Huwaida P2.31.33.1.17.058

Dosen Mata Kuliah : Catur Puspawati, ST, MKM.


Rojali, SKM, M.Epid

TINGKAT 4 PROGRAM STUDI D-IV-B SANITASI LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
2020

A. Pengertian Rumah dan Rumah Sehat


Menurut John F.C Turner, 1972, dalam bukunya Freedom To Build
mengatakan, “Rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman, dan
bukan hasil fisik sekali jadi semata, melainkan merupakan suatu proses yang
terus berkembang dan terkait dengan mobilitas sosial ekonomi
penghuninya dalam suatu kurun waktu.
Menurut Depkes RI (2012) bahwa rumah sehat merupakan rumah yang
memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai,
ventilasi, dan pencahayaan.

B. Pengertian Permukiman
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Pasal 3, Permukiman adalah
bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.

C. Sanitasi Lingkungan Permukiman


Sanitasi Lingkungan Permukiman adalah segala upaya yang dilakukan untuk
dapat melindungi keluarga dari dampak kualitas lingkungan permukiman dan
rumah tinggal yang tidak sehat.
Tujuan Sanitasi Permukiman diantaranya :
 Penataan pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan
 Terwujudnya suatu kondisi perumahan/permukiman yang layak huni
dalam lingkungan yang sehat
 Mengurangi resiko kecelakaan, kebakaran, penularan penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya.
Menurut pedoman penentuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Lampiran
Kepmen Kimpraswil No.534/KPTS/M/2001) bahwa dalam pengelolaan prasarana
sanitasi lingkungan permukiman harus ada antara lain :
a. Cangkupan pelayanan minimal dapat melayani 50 s/d 70% dari jumlah
penduduk di permukiman tersebut 80 s/d 90% dari jumlah penduduk untuk
kepadatan >300 jiwa/Ha
b. Untuk sarana sanitasi individual dan komunal minimal dalam bentuk MCK
dan tenki septic yang disesuaikan oleh masyarakat
Gambaran aktivitas untuk menciptakan sanitasi lingkungan permukiman
yang baik, antara lain :
 Mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat
 Membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin
 Membersihkan kamar mandi dan toilet secara rutin
 Menguras, menutup, dan menimbun (3M)
 Tidak membiarkan adanya air yang tergenang
 Membersihkan saluran pembuangan air
 Menggunakan air yang bersih
D. Sarana dan Prasarana Permukiman
Menurt Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016
Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, Prasarana
adalah kelengkapan dasar fisik Lingkungan Hunian yang memenuhi standar
tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.
Sarana adalah fasilitas dalam Lingkungan Hunian yang berfungsi untuk
mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan
ekonomi.
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan
yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air
limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih,
jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya. Sarana lingkungan pemukiman
adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Contoh sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan,
pelayanan umum, pendidikan dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan
olah raga, pertamanan, pemakaman. Selanjutnya istilah utilitas umum mengacu
pada sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan pemukiman, meliputi
jaringan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan pemadam kebakaran.
Contoh prasarana dan sarana lingkungan pemukiman :
 Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan;
 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit;
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki
dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu
penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan
 Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan;
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak
terjadi kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
Daftar Pustaka

 http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/764/3/4%20BAB%20II%20oke.pdf
 https://adoc.tips/prasarana-dan-sarana-permukiman.html
 178.-Peraturan-Pemerintah-Nomor-14-Tahun-2016-tentang-Penyelenggaraan-
Perumahan-dan-Kawasan-Permukiman
 http://www.indonesian-publichealth.com/syarat-pemukiman-sehat/
 https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/52/rumah-perumahan-dan-
permukiman#:~:text=Menurut%20John%20F.C%20Turner%2C
%201972,penghuninya%20dalam%20suatu%20kurun%20waktu.

Anda mungkin juga menyukai