0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang disentri, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba yang menyebabkan peradangan dan diare dengan lendir atau darah. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1936 oleh Dr. Kiyoshi. Disentri dapat terjadi akibat infeksi bakteri shigella atau amuba entamoeba histolytica dan menular melalui feses, kontak langsung, atau konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
Dokumen ini membahas tentang disentri, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba yang menyebabkan peradangan dan diare dengan lendir atau darah. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1936 oleh Dr. Kiyoshi. Disentri dapat terjadi akibat infeksi bakteri shigella atau amuba entamoeba histolytica dan menular melalui feses, kontak langsung, atau konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
Dokumen ini membahas tentang disentri, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba yang menyebabkan peradangan dan diare dengan lendir atau darah. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1936 oleh Dr. Kiyoshi. Disentri dapat terjadi akibat infeksi bakteri shigella atau amuba entamoeba histolytica dan menular melalui feses, kontak langsung, atau konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
NIM : 2204125406 JURUSAN : THP - B TUGAS MIKROBIOLOGI DASAR
Temukan 1 penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, jelaskan dampaknya, bagaimana
mekanisme terjadinya infeksi oleh mikroorganisme tersebut? Dan tahun berapa ditemukan? Disentri adalah kondisi peradangan pada usus, yang menyebabkan diare disertai lendir dan darah. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba ini bisa dibilang cukup umum terjadi, terutama pada balita yang sistem kekebalan tubuhnya lebih lemah dibanding orang dewasa. Penyakit ini ditemukan oleh Dr, Kiyoshi pada tahun 1936. Berdasarkan penyebabnya, disentri terbagi atas 2 jenis, yaitu: - Disentri basiler atau shigellosis. Terjadi ketika tubuh terinfeksi oleh bakteri shigella. Meski pada beberapa kasus, bakteri jenis lain seperti Campylobacter, E coli, dan Salmonella, juga bisa menyebabkan terjadinya disentri. Patofisiologi penularan disentri basiler diperantarai oleh lalat yang menghinggapi makanan dan minuman yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Selain secara fekal oral, Shigella dysenteriae juga dapat menular melalui hubungan seksual seperti pada kasus homoseksual. Manusia merupakan reservoir natural satu satunya bakteri Shigella dysenteriae. Patogenesis dimulai dari masuknya bakteri Shigella dysenteriae ke dalam usus halus dan diikuti dengan proses memperbanyak diri. Kemudian bakteri ini akan masuk ke dalam usus besar dan melakukan invasi pada mukosa usus besar untuk selanjutnya akan menghasilkan enterotoksin. Invasi Sel Epitel Usus Besar. Shigella dysenteriae menginvasi sel epitel usus besar dan menembus epitel basolateral usus besar menggunakan mekanisme transport dan transitosis. Pada saat proses transitosis, bakteri Shigella dysenteriae menginduksi makrofag dan apoptosis sel (kematian sel). Proses ini mengakibatkan terjadinya pelepasan sel radang seperti interleukin 1 dan interleukin 18, yang pada akhirnya mengakibatkan peradangan usus dan pengaktifan mekanisme pertahanan tubuh dalam menghadapi peradangan yang terjadi. - Disentri amuba atau amoebiasis. Terjadi ketika tubuh terinfeksi Entamoeba histolytica, yaitu amuba yang banyak ditemukan di daerah tropis. Bakteri dan amuba penyebab disentri umumnya dapat ditemukan dalam feses orang yang terinfeksi, kemudian menyebar melalui banyak cara. Misalnya saat seseorang tidak mencuci tangan sampai bersih setelah buang air besar. Selain kebiasaan mencuci tangan yang buruk, seseorang juga mungkin terinfeksi bakteri penyebab disentri jika mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Menyentuh benda atau bagian tubuh yang sudah terkontaminasi bakteri penyebab disentri juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Bahkan, kamu juga berisiko terkena penyakit ini jika berenang di air yang terkontaminasi, seperti danau ataupun kolam renang. Itulah sebabnya penyakit ini sering dijumpai di pusat penitipan anak, panti jompo, tempat pengungsian, di sekolah, dan tempat-tempat lain di mana banyak orang dan sanitasi buruk.