PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya.Selain itu
perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut
pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk
Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau tbc,
proses dasar mikroba dalam tanah yang bermanfaat dan berbahaya bagi
udara yang bermanfaat dalam upaya peningkatan kesuburan tanah. Disamping itu
1
pada peran penggunaan mikroba dalam pembentukan antibiotik dan industry kimia.
Hal ini terjadi setelah Perang Dunia I , dan mengarah pada bidang mikrobiologi
proses mikroba dalam air seperti; sungai, danau, laut. Bidang ini dibahas khusus
besar untuk pengolahan limbah yang sebagian besar menggunakan mikroba. Bidang
mikrobiologi sanitasi, tidak hanya membutuhkan ahli biologi tetapi juga insinyur
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
pada usus yang ber imbas pada jaringan seluruh tubuh. Penyakit tifus disebabkan
dari adanya suatu bakteri yang masuk melalui makanan , minuman atau bisa pula
dari wabah yang merata pada suatu wilayah. Tipe penyakit tifus terdapat dua
lalat dan kecoa yang menempelkan bakteri pada makanan) dan bakteri rickettsia
prowazekii / tipes epidemik (dari seseorang yang pernah terkena penyakit tipus
sebelunya dan kanbuh kembali). Penderita penyakit tipes sendiri biasnya akan
mengalami banyak kekurangan kadal albumin, kadar sodium, sakit di sekitar ginjal,
B. Penyebab
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penyakit tipes. Pertama dari
makanan dan minuman yang sudah dihinggapi lalat atau terkontaminasi bakteri
salmonella typhi. Selain itu penyakit tipes juga bisa disebabkan oleh penularan
bakteri melalui media makanan, misalnya makan atau minum yang sama dengan
penderita penyakit tipes. Itulah beberapa faktor pemicu dan penyebab penyakit tipes
(tifus) yang paling banyak ditemukan. Penyakit tipes ini jenis penyakit menular,
3
jadi anda harus berhati-hati berada di dekat penderita walaupun penularannya tidak
melalui kontak fisik, melainkan melalui media makanan atau minuman. Biasanya
orang yang tidak bisa mengatur pola makan seperti makan selalu telat, makan
ditempat kotor dan lain sebagainya sangat mudah terkena penyakit tipes.
C. Patofisiologi
dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus
salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh
orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya
seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk
ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan
4
D. Tanda dan gejala
Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari.
Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual,
Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah
penurunan kesadaran.
Mereka sulit untuk membudidayakan karena mereka biasanya hanya tumbuh dalam
sel mereka menginfeksi. Adakalanya, bakteri dapat menjadi aktif dalam sel yang
manusia.Kedua Rickettsia spp. bertanggung jawab atas dua jenis utama tifus adalah
5
Namun, R. felis, spesies lain biasanya ditemukan pada kucing dan kutu kucing,
Epidemi tifus biasanya menyebar atau menular ke manusia dari kutu tubuh
hewan yang terkontaminasi dengan bakteri ini. Tifus endemik biasanya ditularkan
ke manusia oleh kotoran kutu atau kotoran hewan yang mengandung R. typhi atau
menginfeksi satu orang yang mengembangkan penyakit dan kemudian kutu kutu
yang terinfeksi atau berpindah dari orang ke orang melalui kontak langsung atau
melalui pakaian bersama.Secara umum, kutu kepala yang berbeda dari kutu tubuh
tidak mengirimkan Rickettsia.R. prowazekii, R. typhi, dan R. felis berbeda dari spp
dipertimbangkan dalam literatur medis sebagai kelompok terpisah dari bakteri dan
ditularkan oleh kutu, menyebabkan demam Rocky Mountain melihat (RMSF), dan
genetik berbeda cukup untuk disebut sebagai genus terpisah bernama Orientia. Juga,
tifus scrub ditransmisikan, secara umum, oleh vektor yang berbeda: “. Chiggers”
6
tungau atau Tifus Scrub ditemukan terutama di Asia dan Australia. Banyak peneliti
menganggap tifus scrub sebagai penyakit yang berbeda, dalam hal agen bakteri,
vektor, dan lokalisasi, yang hanya jauh terkait dengan dua jenis utama dari tifus
dilihat seluruh dunia (tifus endemik dan epidemik). Untuk rincian tambahan tentang
tifus scrub, kami merujuk pembaca untuk referensi terakhir dalam bagian informasi
tambahan.
Ada dua aspek lain yang dapat menemukan tentang bakteri Rickettsia
menarik. Pertama, penelitian terbaru telah terlibat bahwa struktur intraseluler yang
menghasilkan energi untuk semua sel-sel hewan, disebut mitokondria, muncul dari
bahwa urutan DNA pada bakteri Rickettsia banyak lebih erat terkait dengan sekuens
prowazekii) telah dipelajari dan ditemukan untuk menjadi agen mungkin untuk
senjata biologis karena bakteri artifisial dapat ditularkan melalui aerosol. Namun,
personil yang sangat terampil dan keahlian teknis yang diperlukan untuk
disebabkan oleh organisme ini dapat diobati dengan antibiotik, beberapa ahli
manusia.Kedua Rickettsia spp. bertanggung jawab atas dua jenis utama tifus adalah
7
R. prowazekii, penyebab tifus epidemi, dan R. typhi, penyebab tifus endemik.
Namun, R. felis, spesies lain biasanya ditemukan pada kucing dan kutu kucing,
Epidemi tifus biasanya menyebar atau menular ke manusia dari kutu tubuh
hewan yang terkontaminasi dengan bakteri ini. Tifus endemik biasanya ditularkan
ke manusia oleh kotoran kutu atau kotoran hewan yang mengandung R. typhi atau
menginfeksi satu orang yang mengembangkan penyakit dan kemudian kutu kutu
yang terinfeksi atau berpindah dari orang ke orang melalui kontak langsung atau
melalui pakaian bersama.Secara umum, kutu kepala yang berbeda dari kutu tubuh
tidak mengirimkan Rickettsia.R. prowazekii, R. typhi, dan R. felis berbeda dari spp
dipertimbangkan dalam literatur medis sebagai kelompok terpisah dari bakteri dan
ditularkan oleh kutu, menyebabkan demam Rocky Mountain melihat (RMSF), dan
genetik berbeda cukup untuk disebut sebagai genus terpisah bernama Orientia. Juga,
8
tifus scrub ditransmisikan, secara umum, oleh vektor yang berbeda: “. Chiggers”
tungau atau Tifus Scrub ditemukan terutama di Asia dan Australia. Banyak peneliti
menganggap tifus scrub sebagai penyakit yang berbeda, dalam hal agen bakteri,
vektor, dan lokalisasi, yang hanya jauh terkait dengan dua jenis utama dari tifus
dilihat seluruh dunia (tifus endemik dan epidemik). Untuk rincian tambahan tentang
tifus scrub, kami merujuk pembaca untuk referensi terakhir dalam bagian informasi
tambahan.
Ada dua aspek lain yang dapat menemukan tentang bakteri Rickettsia
menarik. Pertama, penelitian terbaru telah terlibat bahwa struktur intraseluler yang
menghasilkan energi untuk semua sel-sel hewan, disebut mitokondria, muncul dari
bahwa urutan DNA pada bakteri Rickettsia banyak lebih erat terkait dengan sekuens
prowazekii) telah dipelajari dan ditemukan untuk menjadi agen mungkin untuk
senjata biologis karena bakteri artifisial dapat ditularkan melalui aerosol. Namun,
personil yang sangat terampil dan keahlian teknis yang diperlukan untuk
disebabkan oleh organisme ini dapat diobati dengan antibiotik, beberapa ahli
9
Yang dimaksud masa inkubasi adalah masuknya kuman atau virus ke dalam
tubuh manusia sampai timbul gejala awal penyakit. Masa inkubasi tipus rata-rata
berlangsung antara 714 hari. Pada akhir masa inkubasi, terjadi pelepasan
tifoid. Oleh sebab itu, puncak penyakit ini biasanya terjadi pada akhir minggu
pertama.
sehingga bakteri tifus tidak dapat berkembang biak. Pilihlah makanan dan minuman
yang bersih untuk dikonsumsi.Usaha pencegahan penyakit tifus ini dibagi dalam
pemberantasan lalat dan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan
adalah beberapa hal yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan
memahami bahaya penyakit ini, maka masyarakat akan berusaha untuk menjaga
dirinya dan lingkungannya agar selalau bersih dan sehat. Jika demikian halnya,
10
H. Pengobatan penyakit tifus
mengembalikan cairan tubuh) jika terjadi panas segera lakukan kompres dengan air
dingin(bukan es), jangan melakukan pergerakan jika sedang panas alias harus
benar-benar istirahat total, jaga kebersihan makan dan minuman yang akan di
konsumsi. Jangan lupa bila ada orang yang terkena tipes maka harus menjaga jarak
terutama bagi orang yang kurang sehat.dengan menggunakan konsumsi obat herbal
sangat baik untuk dapat menyembuhkan tipes seperti jelly gamat, karena dalam
kandungan jelly gamat terdapat antiseftik dimana akan bekerja dalam tubuh untuk
dari penyakit tifus.
melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien
harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru
mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol),
Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah
11
kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi
kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Biodata Klien
Nama : Tn.A
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Kp sadeng, Desa Citanagara, Kecamatan
cigedug-Garut
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Sunda
Status : Menikah
Tanggal masuk : 20 November 2014
Tanggal Pengkajian : 24 November 2014
No CM : 719972
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian kiri bawah
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Menurut penututran klien sudah satu minggu mengeluh demam disertai mual,
pusing, lesu, susah BAB dan nyeri pada abdomen bagian bawah. Selain itu klien
13
mengeluh menggigil pada malam hari yang disertai keringat dingin, sehingga klien
dibawa ke dokter terdekat, lalu dirujuk ke RSU dr SLAMET GARUT.
Pada tanggal 24 november 2014 dilakukan pengkajian, klien mengeluh nyeri
pada bagian abdomen, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 3
dari rentang 0-5. Nyeri dirasakan pada daerah abdomen sebelah kiri bawah, rasa
nyeri tidak terjadi penyebaran. Nyeri dirasakan saat klien bergerak ddan pada saat
ditekan.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Menurut penuturan kien, klien sebelumnya tdak perah mengalami penyakit
seperti di derita saat ini, namun klien mempunyai penyakit gastritis yang telah lama
dideritanya. Ddan biasanya klien hanya mengeluh pusing dan demam yang biasanya
di obati dengan obat dari warung.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut penuturan klien dan keluarga klien diantara anggota keluarganya
belum pernah mengalami penyakit yang seperti diderita klien, dan juga tidak pernah
mengalami penyakit yang berat, seperti Diabete mellitus, Hepatitis TBC dan lain
sebagainya.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
Penampilan umum : Klien tampak lemah
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/60 mmHg
Nadi : 65 kali/menit
Respirasi : 21 kali/menit
Suhu : ?
c. Inteugumen
1) Inteugumen dan kulit kepala
Warna rambut
Distribusi : Hitam
Kuantitas : Merata
Tekstur : Tipis
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran
Lesi : Tidak ada lesi
2) Kulit
Warna : Kuning langsat
Kelembaban : Lembab
Tekstur : Halus
r : Baik, saat ditekan dapat kembali ke keadaan semula yaitu < 2 detik
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran
14
3) Kuku
Warna dasar : Transparan
Tekstur : Halus
Bentuk : Cembung
Kebersihan : Bersih, tidak tapak adanya kotoran
: Baik, saat ditekan sirkulasi darah kembali dalam waktu < dari 2 detik
d. Kepala
Kebersihan : simetris
Bentuk : Lonjong, Oval
Kondisi : tidak terdapatbenjolan
Kebersihan : Bersih tidak tampak adanya kotoran
e. Mata
1) Alis mata
Kesimetrisan : simetris antara alis kiri dan alis kanan
Warna : Hitam
Distribusi bulu : Merata
Benjolan : Tidak terdapat benjolan
Nyeri : Tidak ada nyeri
2) Kelopak mata dan bulu mata
Kesimetrisan : selaras antara kelopak mata kiri dan kanan
Warna kelopak mata : sama dengan kulit sekitar
Distribusi bulu mata : merata
Warna bulu mata : Hitam, melengkung ke atas
Keadaan : Tidak terdapat edema
3) Bola mata
Konjuntiva : Merah muda
Sclera : Putih
Kornea : Jernih
4) Pupil
Bentuk : Isokor
Reaksi pupil terhadap cahaya : Baik, pada saat cahaya di dekatkan pupil mengecil
dan melebar saat cahaya dijauhkan
Reaksi kornea : Baik, saat lidi wotten di dekatkan ke mata, mata
langsung berkedip
Ketajaman penglihatan : Baik, klien dapat melihat pada jarak 35 cm
15
Posisi : simetris antara telinga kiri dan kanan
Warna : sama dengan kulit sekitar
tekstur : Halus
Fungsi pendengaran :Baik, klien dapat mendengar suara perawat dan
menjawab pertanyaan perawat dengan baik
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya serumen
g. Hidung
Bentuk : simetris antara lubang kiri dan kanan
Warna : sama dengan kulit sekitar
Mukosa hidung : tidak ada pembengkakan
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran
Fungsi penciuman : Baik, klien dapat membedakan bau parfum dan bau
minyak kayu putih
h. Mulut
1) Bibir
Warna : Merah muda
Tekstur : Halus
Kelembaban : Lembab
Keadaan : Tidak tampak adanya stomatitis
Kebersihan : Bersih tidak tampak adanya kotoran
2) Gigi
Warna : Putih kekuning-kuningan
Jumlah gigi : 30 buah
Kebersihan : tidak tampak adanya kotoran
Keadaan : tidak tampak adanya carries gigi
3) Lidah
Warna : merah muda
Tekstur : Halus
Pergerakan : Baik, dapat digerakan kesegala arah
Kebersihan : tidak tampak adanya kotoran
Fungsi pengecapan : Baik, klien dapat membedakan rasa asin, manis
dan pahit
i. Leher
Warna : Sama dengan kulit sekitar
Kesimetrisan : simetris antara kedua bahu
Pergerakan : Baik, dapat digerakan ke segala arah
JVP : Ada peninggian JVP
KGB : tidak ada pembesaran KGB
Kelenjar tyroid : saat menelan tidak ada pembesaran tyroid
Kebersihan : Bersih
16
j. Dada
Posisi : simetris antara dada kiri dan kanan
Bunyi jantung : Reguler
Bunyi paru-paru : Vasikuler
Kebersihan : Bersih
k. Abdomen
Warna : Sama dengan kulit tubuh
Tekstur : Halus
: Klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian kiri bawah dan nyeri tekan
Skala : skala nyeri 3 dari rentang 0 - 5
Kebersihan : Bersih
l. Genetalia tidak terkaji
m. Ekstremitas
:Pergerakan tangan kanan klien terbatas karena terpasang infuse, dan tangan kiri
dapat digerakan ke segala arah
: Baik, kaki kanan dan kaki kiri klien dapat digerakan ke segala arah
4. Pola aktivitas
No Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Pola nutrisi
a. Makan
Frekwansi
3 kali / hari 2kali / hari
Jenis
Porsi Nasi, lauk pauk, sayur- Bubur nasi, lauk pauk,
Cara
sayuran sayuran
b. Muinum
Frekwensi 1 porsi ½ porsi
Jenis
Cara Mandiri Dibantu
17
Cara Khas fese Khas feses
b. BAK mandiri Dibantu
Frekwensi
Warna
Bau
kurang lebih 1000 mlhari Kurang lebih 700 ml/hari
Cara
Kuning jernih Kuning jernih
Khas amoniak Khas amoniak
Mandiri dibantu
3. Pola istirahat tidur
a. Tidur siang
Frekwensi Kurang lebih 2 jam/hari Kurang lebih 1 jam/ hari
Kualitas Kurang nyenyak
b. Tidur malam Nyenyak
Frekwensi
Kualitas Kurang lebih 6-7 jam/hari Kurang lebih 4 jam / hari
18
Jenis
No Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan
1. Hemoglobin 14.3 g/dL 13.0 – 18.0 /dL Normal
2 Hematokrit 39 % 40 – 52 % Menurun
3 Leukosit 21.170 /mm3 3.800 – 10.600 /mm3 Meningkat
4 Trombosit 222.000 /mm3 150.000 – 440. 000 Normal
5 eritrasit 4.49 juta / /mm3 Normal
mm3 3.5 – 6.5 juta /mm3
2. Kimia Klinik
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
1. Ureum 33 mg/dL 15 – 50 mg/dL Normal
2. Kreatinin 0.7 mg/dL 0.7 – 1.2 mg/dL Normal
b. Diagnose medis
thypoid abdominalis
c. Therapy
1) Infuse RL 20 tetes/menit IV
2) Cefotaxim 2.1 gram IV
3) Ranitidine 2.1 amp IV
4) Ketorolax 2.1 amp IV
5) PCT 3.500 gram
6) Curcuma 3.1
B. Analisa data
No Symptom Etiologi Problem
1. Ds : Gangguan rasa
Klien mengeluh nyeri nyaman yeri
pada abdomen bagian Inflamasi pada hati dan
kiri bawah limpa
Do :
Klien tampak
kesakitan pada
abdomen bagian kiri Hepatomegali dan
bawah splenomegali
Keadaan umum
lemah
T : 130/60 mmHg
19
P : 65 kali/menit
R : 21 kali/menit
S : 36.3’c Nyeri tekan
Nyeri akut
Anoreksia
20
4. Ds : Gangguan pola
Klien mengeluh aktivitas
lemas Asupan nutrisi kurang
Do :
Klien tampak lemah
Aktivitas klien Tubuh kekurangan
dibantu, BAB, BAK, energy
makan dan lain-lain
Lemas/lemah
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan nyeri pada abdomen kiri bawah,
yang ditandai dengan :
Ds : klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian kiri bawah
Do :
Klien tampak meringis kesakitan
Skala nyeri 3 dari rentang 0 - 5
Keadaan umum tampak lemah
T : 130/60 mmHg
P : 65 kali/menit
R : 21 kali/menit
S : 36,3’c
2. Gangguan pola eliminasi fekal sehubungan dengan konstipasi, yang ditandai
dengan :
Ds : klien mengeluh susah BAB
Do :
Klien tampak lemah
Bising usus klien 5x/ menit
Abdomen klien teraba keras
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan adanya mual muntah
yang ditandai dengan :
Ds :
klien mengeuh mual
klien mengeluh tidak napsu makan
Do :
Klien tampak lemah
21
Posi makan klien ½ porsi
Berat badan klien turun 7 Kg, dari 52 Kg menjadi 45 Kg
4. gangguan pola aktivitas segubungan dengan kelemahan fisik, yang ditandai
dengan :
Ds : klien mengeluh lemas
Do :
Klien tampak lemah
Aktivitas klien dibantu, BAB, BAK, berjalan dan lain-lain.
22
PROSES KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Pelaksanaan Evaluasi
keperawatan Intervensi Rasonalisasi
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan Kaji secara Perubahan dalam Tanggal 25 Novembera Tanggal 25
nyaman nyeri tindakan komprehensip lokasi/atau tetapi dalam 2014 november 2014
sehubungan keperawatan selama tentang nyeri menunjukan terjadinya Pukul 09.00 WIB Pukul 11.00 WIB
dengan adanya 2 x 24 jam gagguan meliputi : lokasi, komplikasi. Nyeri Mengkaji sklana nyeri, S : Klien masih
nyeri rasa nyaman nyeri karakteristik, cenderung menjadi lokasi dan karakteristiknya, mengeluh nyeri pada
pada badomen kiri teratasi dengan durasi, frekwensi, konstan lebih hebat, akan hasil skala nyeri 3 dari abdomen bagian kiri
bawah, yang kriteria hasil : kualitas/beratnya menyebar ke atas, nyeri rentang 0 – 5 yang bawah
ditandai dengan : Laporan nyeri hilang nyeri skala ( 0-5 ) dalam local bila terjadi dirasakan seperti ditusuk- O:
Ds : atau terkontrol dan factor-faktor abses. tusuk di abdomen bagian klien tampak sedikit
klien mengeluh Klien dapat presipitasi kiri bawah. meringis
nyeri pada menunjukan Berikan kompres teknik kompres hangat skala nyeri klien 2
abdomen bagian kiri keterampilan hangat pada daerah yang diberikan, akan Memberikan kompres dari rentang 0 – 5
bawah relaksasi, metode nyeri membantu mengurangi hangat, hasil klien tampak keadaan umum klien
Do : lain untuk rasa nyeri. nyaman dan rasa nyeri masih lemah
Klien tampak meningkatkan Berikan penjelasan dengan melakukan berkurang. T : 130/60 mmHg
meringis kesakitan kenyamanan tentang strategi teknik distraksi Memberikan penjelasan P : 65 kali/menit
Skala nyeri 3 dari menurunkan rasa diharapkan klien tentang teknik distraksi dan R : 21 kali/menit
rentang 0 - 5 neyeri yaitu akanupa/teralihkan dan relaksasi, hasil klien dapat S : 36,3’c
Keadaan umum dengan teknik reaksasi akan menguragi melakukan teknih relaksasi A : Gangguan rasa
klien lemah distraksi dan komsusi oksigen. dank lien tampak nyaman nyaman nyeri
T : 130/60 mmHg relaksasi. Ketegangan otot dan dan tenang. teratasi sebagian
P : 65 kali/menit Atur posisi klin, diharapkan rasa nyeri P : lanjutkan
23
R : 21 kali/menit pertahankan posisi akan berkurang. intervensi
S : 36,3’c semi fowler memudahkan darinase Mengatur posisi tidur klien
cairan/luka karena yaitu dengan posisi semi
garvitasi dan membantu fowler, hasil klien tampak
meminimalkan rasa nyeri nyaman dan tenang
karena gerakan
2. Gangguan eliminasi Gangguan eliminasi Kaji frekwensi Dapat mengetahui Tanggal 25 november 2014 Tanggal 25
fekal sehubungan fekal teratasi dengan BAB, konsistensi, perkembangan tindakan Pukul 8.30 WIB november 2014
dengan adanya criteria hasil : warna dan bau pengobatan terhadap Mengkaji frekwensi BAB, Pukul 10.30 WIB
konsipasi, yang di Klien lancer BAB keluhan pasien dan dapat konsistensi, warna dan S : Klin masih
tandai dengan : Bising usus normal digunakan untuk bau, hasil klien belum BAB mengeluh susah
Ds : yaitu 8 x/menit merencanakan tindakan selama 6 hari sejak klien BAB
Klien mengeluh selanjutnya. masuk rumah sakit O:
susah BAB Menganjurkan klien untuk Klien masih tampak
Do : Anjurkan klien Aktivitas fisik latihan mobilisasi, hasil lemah
Klien tampak untuk melakukan membeantu eliminasi klien mampu melakukan Bising usus klien
lemah mobilisasi sesuai dengan memperbaiki mobilisasi yaitu berjalan, 5x/menit
Bising usus klien dengan keadaan tonus otot abdomen dan makan, dan lain-lain Abdomen klien
5x/menit keadaan pasien merangsang nafsu makan masih teraba keras
Abdomen klien serat peristaltik usus. A : gangguan
teraba keras Anjurkan klien Masukan cairan adekuat Menganjurkan klien untuk eliminasi fekal
untuk banyak membantu banyak minum air putih, belum teratasi
minum sesuai mempertahankan hasil klien dapat minum P : lanjutkan
kebutuhannya konsistensi feses yang sehari kurang lebih 800 ml. intervensi
24
susuai dengan usus dan Memberikan penjelasan
membantu eliminasi tentang penyebab
regular. konstipasi yaitu dapat
disebabkan oleh
Berikan penjelasan Konsistensi feses dapat penurunan peristaltic usus
kepada klien dan diakibatkan oleh dan penyerapan air yang
keluarga tentang penurunan peristaltic terlalu berlebuh
penyebab usus. Memberikan obat rectal
konstipasi. yaitu glukolak 1 butir per
hari
Kolabiorasi untuk Obat pencahar/pelancar
pemberian obat BAB dapat mempelancar
pencahar atau eliminasi fekal untuk
pelancar BAB memenuhi kebutuhan
eliminasi
3. Gangguan Gangguan kebutuhan Kaji riwayat Mengidentifikasi Tanggal 25 november 2014 Tanggal 25
pemenuhan nutrisi nutrisi teratasi nutrisi klien defisiensi, dan menduga Pukul 8.30 WIB november 2014
sehubungan dengan Kriteria hasil: termasuk makanan kemungkinan intervensi Mengakji riwayat nutrisi Pukul 10.00 WIB
dengan adanya Nutrisi klien yang disukai. selanjutnya klien, hasil klien makan 3 S :
mual, yang ditandai terpenuhi kali/ hari sebelum sakit klien sudah tidak
dengan : Nafsu makan klien Observasi dan mengeluh mual
Ds : meningkat catat masukan Mengobservasi intake klien sudah mulai
Klien mengeluh Pasien dapat (intake) makanan Mengawasi masukan makanan, hasil klien nafsu makan
mual menghabiskan kalori/kualitas makan hanya ½ porsi dan O:
25
Klien mengeluh makan dalam 1 porsi Berikan makanan kekurangan konsumsi minum kurang lebih 700 klien masih tampak
tidak nafsu makan Berat badan klien dalam porsi sedikit makanan ml/hari lemah
Do : meningkat tetapi dengan porsi makan klin
Klien tampak frekwensi sering Memberikan mkana dalam sudah meningkat
lemah Mengawasi penurunan posri sedikit tetapi sering, menjadi ¾ porsi
Porsi makan klien berat badan atau hasil klien dapat makan ¾ berat badan klien
½ porsi mengawasi efektivitas porsi dalam beberapa kali mulai meningkat
Berat badan klien intervensi. makan menjadi 48.4 Kg dari
turun 7 Kg Berikan dan bantu Makan sedikit tetapi 47 Kg
dari sebelumnya 52 oral hygine sering dapat menurunkan Menganjurkan klien untuk A : gangguan
Kg menjadi 45 Kg kelemahan dan personal hygine sebelum pemenuhan
dari Kolaborasi untuk meninkatkan masukan makan, hasil klien tampak nutrisi teratasi
pemberian obat juga mencegah distensi senang dan nyaman saat sebagian
anti mual gaster. makan P : tingkatkan
Dapat meningkatkan Memberikan obat anti mual intervensi
nafsu makan dan yaitu ranitidin2 x 1 amp
masukan peroral dengan IV
26
dengan kelemahan Klien tidak lemas, pengunjung dan terganggu untuk yang tenang, hasil klien S : Klien masih
fisik, yang ditandai dan bisa bergerak bergerak. tampak nyaman dan engeluh lemas
dengan : Mampu melakukan Anjurkan klien tampak tenang. O:
aktivitas, bergerak
Ds : dan menunjukan untuk mobilisasi Memberikan suatu Menganjurkan klien untuk Klien masih tampak
Klien mengeluh kekuatan otot secara bertahap latihan agar terjadi latihan mobilisasi, hasil lemah
lemas sesuai dengan penigkatan kekuatan otot klien belum mampu Aktivitas klien masih
Ds : indikasi dan mencegah kekakuan mobilisasi seperti berjalan, dibantu; BAB, BAK,
Klien tampak otot dan lain-lain berjalan dan lain-lain
lemah Dekatkan barang- Mendekatkann barang- A : gangguan pola
Aktivitas klien barang yang Membatasi gerak pasien barang klien, hasil klien aktivitas belum
dibantu, BAK, BAB, dibutuhkan klien secara berlebihan dan dapat meraih barag- teratasi
makan dan lain-lain memberikan pacuan barangnya tanpa ada P : lanjitkan
untuk pasien berusaha kesulitan intervensi
Anjurkan keluarga dengan mudah
klien untuk menggapainya Menganjurkan keluarga
memenuhi Dengan keluarga membantu untuk membantu
kebutuhan sehari- semua aktivitas klien dapat memenuhi kebutuhan klien,
hari klien secara tidak langsung klien hasil
diikut sertakan untuk
bergerak
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Bahan
Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau
khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan
makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia,
pada usus yang ber imbas pada jaringan seluruh tubuh. Penyakit tifus disebabkan
dari adanya suatu bakteri yang masuk melalui makanan , minuman atau bisa pula
B. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Press.
29