Anda di halaman 1dari 53

PATOFISIOLOGI

INFEKSI
A. Pengertian infeksi
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan
berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan
sakit(Potter & Perry,2005).Infeksi adalah invasi tubuh
oleh mikroorganisme dan berpoliferasi dalam jaringan
tubuh(Kozier,et al,1995).Dalam kamus keperawatan
disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh,khususnya yang
menimbulkan cedera seluler setempat akibat
metabolisme kompetitif,toksin,replikasi intraseluler atau
reaksi antigen-antibodi
B. Tipe Mikroorganisme penyebab infeksi
Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori:
1)      Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi.Ratusan spesies
bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan
dapat hidup di dalamnya. Bakteri bisa masuk melalui udara, air,
tanah, makanan, cairan, jaringan tubuh, dan benda mati lainnya.
Infeksi bakteri meliputi permulaan awal dari proses infeksi hingga
mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit. Ciri-ciri bakteri
patogen yaitu kemampuan untuk menularkan, melekat pada sel
inang, menginvasi sel inang dan jaringan,mampu untuk meracuni,
dan mampu untuk menghindar dari sistem kekebalan inang.
2)      Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid),
karenanya harus masuk dalam sel tubuh untuk
diproduksi. Untuk menyebabkan penyakit virus harus
masuk dalam sel inang kemudian mengadakan kontak
dengan sel yang rentan, bereplikasi, dan menyebabkan
kerusakan sel.
3)      Fungi
Biasanya jamur hidup di lapisan keratin bagian atas dan menyebar
ke luar pada cincin dermatitis eritematosa bersisik yang sering
disebut ringworm. Organisme yang menyebabkan penyakit ini
bermacam-macam tetapi yang paling sering adalah berbagai jenis
spesies Trikofiton. Spesies Pitirosporum menyebabkan berbagai
infeksi jamur superficial pada kulit yang paling sering adalah tinea
versikolor yang perubahan pigmen sangat khas. Jenis jamur yang
lain yang berbeda yaitu kandida,jamur berupa ragi. Yang
menyebabkan gangguan pada daerah mukosa dan daerah
sekitarnya. Infeksi ini menimbulkan keadaan klinis yang disebut
thrush yang sering ditemukan pada mulut bayi dan vagina.
4) Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain,termasuk
kelompok parasit adalah protozoa, cacing, dan
arthrophoda. Infeksi protozoa jarang ditemukan di daerah
beriklim sedang tetapi diseluruh dunia amoebiasis,
tripanosomiasis, leismaniasis, dan toksoplasmosis
mengakibatkan penderitaan yang berat. Sebagian besar
kelainan ini, seperti pada kebanyakan penyakit tropis
lainnya, disebarkan oleh parasit athrophoda dan
pengendalian paling efektif adalah dengan mengeliminasi
vektor dibandingkan dengan mengobati penyakitnya.
C. Faktor jasad renik pada infeksi
1     Daya transmisi
Sifat penting dan nyata pada saat terbentuknya adalah transpor agen menular
hidup kedalam tubuh.
Cara penularan penyakit infeksi:
a.       Secara langsung dari satu orang ke orang lain,misalnya melalui batuk dan
bersin.
Contoh:
penyakit yang ditularkan melalui saluran nafas: common cold, tuberkulosis,
batuk rejan, pes pneumoni, meningitis, sakit tenggorokan karena infeksi
streptucoccus, tonsilitis, influenza, difteri, dan campak. Penyakit-penyakit ini
ditularkan melalui ciuman, droplet yang terinfeksi, dan penggunaan alat
makan yang terinfeksi.
b. Secara tidak langsung (indirect) penularan mikroba
patogen yang memerlukan adanya media perantara baik
berupa barang, air, udara, makan/minum, maupun vektor.
Organisme dikeluarkan dari si penderita kemudian
mengendap pada berbagai permukaan kemudian
dilepaskan kembali ke udara. Transfusi darah juga dapat
menjadi sarana penyebaran infeksi misalnya penyakit
hepatitis virus. Jenis pemindahan tidak langsung yang
lebih komples yaitu melibatkan vektor-vektor seperti
serangga, misalnya, nyamuk penyakit malaris, lalat
penyakit difteri, dan cacing penyakit filariasis.
2. Daya invasi
Sekali dipindahkan kedalam hospes baru,jasad renik harus mampu
bertahan pada atau didalam hospes tersebut untuk dapat menimbulkan
infeksi.
Misalnya:
a.       Kolera, disebabkan oleh organisme yang tidak pernak masuk
memasuki jaringan, tetapi hanya menduduki pada epitel usus,melekat
dengan kuat pada permukaan sehingga tidak terhanyut oleh gerakan usus.
b.      Disentri basiler, hanya memasuki pada lapisan superfisial usus dan
tidak pernah masuk lebih dalam lagi.
c.       Dan beberapa penyakit lain seperti: salmonella thypi yang
menyebabkan demam tifoid, spiroketa sifilis yang menyebabkan sifilis,
dan mikrobacterium tetani yang menyebabkan tetanus.
3. Kemampuan untuk menimbulkan penyakit
Beberapa agen menular mengeluarkan eksotoksin yang
dapat larut kemudian bersirkulasi dan menimbulkan
perubahan-perubahan fisiologis yang nyata yang bekerja
pada sel-sel tertentu. Contohnya pada bakteri tetanus
dan difteri. Banyak mikroorganisme lain seperti gram
negatif mengandung endotoksin komples yang
dilepaskan pada waktu mengalami lisis. Pelepasan
endotoksin ada hubungannya dengan timbulnya demam,
dan dalam keadaan-keadaan lebih ekstrim, seperti
timbulnya sindrom syok.
D. Faktor-faktor infeksi pada bakteri
Salah satu penyebab umum terjadinya penyakit pada manusia adalah kuman.
Infeksi oleh kuman dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa, dan
cacing. Dari agen-agen infeksius tersebut yang paling umum menimbulkan
penyakit serius pada manusia adalah bakteri.
Infeksi bekteri pada manusia banyak disebabkan oleh beberapa faktor.
1      Adhesi
Frimbiae (pili) adalah struktur yang menyerupai rambut yang terdapat pada
tubuh bakteri.Pili berfungsi untuk menempekkan tubuh bakteri pada sel inang,
kondisi ini dinamakan adhesi. Hal ini tidak terjadi secara kebetulan, reaksi
tertentu membantu terjadinya adhesi. Struktur perekat (adhesin) terdapat pada
fimbriae/pili. Adhesin mengandung virulensi yang membuat rantai virulen
bakteri, bila virulensi hilang bakteri menjadi avirulen. Bila seseorang
diimunisasi dengan adhesin tertentu akan membuat tubuh membentuk sistem
kekebalan terhadap infeksi bakteri tertentu.
2. Daya serang
Bakteri yang menyerang jaringan tubuh inang bisa menimbulkan infeksi pada skala
luas atau hanya infeksi lokal.
Misalnya, infeksi luka dapat menyebabkan septikimea streptukokus yang
merupakan jenis infeksi luas. Sedangkan infeksi abses staphylococcus lebih bersifat
lokal.
3.       Jenis toksin
Bakteri mampu menghasilkan toksin yang menyebabkan infeksi pada tubuh.
Ada dua jenis toksin yang dihasilkan oleh bakteri, yaitu eksotoksin dan endotoksin.
Eksotoksin dapat berdifusi pada media di sekitarnya dan sangat berbahaya
meskipun dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan endotoksin mudah hancur karena
panas. Terdapat beberapa eksotoksin yang berbahaya ebagai zat paling beracun di
dunia. Misalnya, toksin botullinum. Eksotoksin umumnya dihasilkan oleh bakteri
gram positif dan beberapa bakteri gram negatif seperti E.coli, Cholera vibrio.
4. Faktor lain
a.       Bakteriofag
Beberapa bakteri mengandung bekteriofag yang memberikan sifat virulensi pada
bakteri tersebut.
Misalnya, difteri yang mengandung bakteriofag yang memiliki gen untuk
memproduksi toksin.
b.      Plasmid
Terdapat bakteri yang mengandung plasmid. Plasmid ini memberikan kekebalan
ganda terhadap pengobatan pada bakteri sehingga infeksi menjadi sulit diobati.
c.       Bakteri berkapsul
Klebsiella dan haemophilus influenza adalah jenis bakteri yang berkapsul. Sel-sel
bakteri mengandung kapsul sehingga melindungi bakteri dari fagositosis. Bakteri
tersebut membawa antigen pada kapsul untuk melanjutkan aktivitas lisis (proses
penghancuran pada sel-sel tubuh).
E. Faktor hospes pada infeksi
1      Kulit dan mukosa orofaring
Batas utama antara lingkungan dan manusia adalah kulit. Kulit yang utuh
memiliki lapisan keratin atau lapisan tanduk pada permukaan luar dan epitel
berlapis gepeng sebagai barier mekanis yang baik sekali terhadap infeksi.
Namun jika terjadi luka iris,abrasi atau maserasi (seperti pada lipatan tubuh
yang selalu basah) dapat memungkinkan agen menular masuk.
Kulit juga mempunyai kemampuan dekontaminasi terhapad dirinya sendir.
Pada dekontaminasi fisik, organisme yang melekat pada lapisan luar kulit
(dengan anggapan mereka tidak mati kalau menjadi kering) akan dilepasakan
pada waktu lapisan kulit mengelupas. Dekontaminasi kimiawi terjadi karena
tubuh berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea sehingga membersihkan kulit
dari kuman. Flora norma dapat kulit menimbulkan dekontaminasi biologis
dengan menghalangi pembiakan organisme-organisme yang melekat pada
kulit.
2 Saluran pencernaan
a.       Mukosa lambung merupakan kelenjar dan tidak merupakan barier mekanis yang
baik. Sering terjadi defek-defek kecil atau erosi pada lapisan lambung, tetapi tidak banyak
berati pada proses infeksi sebab suasana lambung sendiri tidak sesuai dengan untuk
banyak mikroorganisme, hal ini sebagian besar disebabkan oleh keasaman lambung yang
tinggi, disamping lambung memindahkan isinya ke usus halus dengan proses yang relatif
cepat.
b.      Lapisan usus halus juga bukan merupakan barier mekanisme yang baik dan secara
mudah dapat ditembus oleh banyak bakteri. Namun gerakan peristaltik untuk
mendorong isi usus berlangsung cepat sekali sehingga populasi bakteri dalam lumen
dipertahankan tetap sedikit.
c.       Lapisan dalam usus besar secara mekanis juga tidak baik. Pada tempat ini
pendorongan tidak cepat dan terdapat stagnasi relatif dari isi usus. Pertahanan utama
melawan jasad renik melalui banyaknya flora normal yang menghuni usus besar dan
hidup berdampingan dengan hospes. Bakteri normal yang banyak ini berkompetisi untuk
mendapatkan makanan atau mereka benar-benar mengeluarkan substansi antibakteri
(antibiotik).
3 Saluran pernafasan
Epitel pada saluran nafas misalnya pada lapisan hidung,
lapisan nasofaring, trakhea, dan bronkus. Terdiri dari sel-
sel yang tinggi yang beberapa diantaranya mengeluarkan
bronkus, tetapi sebagian besar dilengkapi dengan silia
pada permukaan lumennya. Tonjolan-tonjolan kecil ini
bergetar seperti cambuk dengan gerakan yang diarahkan
kemulut, hidung dan keluar tubuh. Jika jasad renik
terhirup, mereka cenderung mengenai selimut mukosa
yang dihasilkan dari mukus, untuk digerakkan keluar dan
atau dibatukkan atau ditelan.
4 Sawar pertahanan lain
a.       Radang
Jika agen menular berhasil menembus salah satu tubuh dan memasuki jaringan, maka
barisan pertahanan berikutnya adalah reaksi pertahanan akut yaitu aspek humoral
(antibodi) dan aspek seluler pertahanan tubuh bersatu.
b.      Pembuluh limfe
Aliran linfe pada radang akut dipercepat sehingga agen-agen menular ikut menyebar
dengan cepat sepanjang pembuluh limfe bersama dengan aliran pembuluh limfe itu.
Kadang-kadang menyebabkan limfangitis, tetapi lebih sering agen-agen tersebut
langsung terbawa ke kelenjar limfe, dimana mereka dengan cepat difagositosis oleh
makrofag. Pada keadaan ini maka cairan limfe yang mengalir ke pusat melewati
kelenjar limfe dapat terbebas dari agen-agen tersebut.
c.       Pertahanan terakhir (vena primer)
Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar limfe atau jika agen tersebut
langsung memasuki vena ditempat primernya, maka dapat terjadi infeksi pada aliran
darah.
F. Reaksi hospes dengan jasad renik
Cara interaksi hospes dengan mikroorganisme
1)   Komensalisme, antara hopses dan agen menular
tidak saling menyerang atau menguntungkan bagi
yang satu tanpa menimbulkan cedera pada yang lain.
2)   Mutualisme, interaksi hopses dengan
mikroorganisme saling menguntungkan.
3)   Parasitisme, menguntungkan bagi yang satu tetapi
merugikan bagi yang lain
G. Sifat-sifat umum karena infeksi
1    Bakteri
a.       Organisme bersel tunggal.
b.      Mampu bereproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai penjamu.
c.       Tidak memiliki inti sel.
d.      Memiliki sitoplasma dan dikelilingi oleh dinding sel.
e.       Mengandung DNA maupun RNA.
f.       Bereproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA dan pembelahan sederhana.
g.      Dapat bersifat aerob maupun anaerob.
h.      Sebagian membentuk kapsul sehinga dapat bertahan dalam sel tubuh inang.
i.        Sebagian membentuk toksin.
j.        Bakteri garam positif mengeluarkan eksotoksin, pewarnaan akan bewarna ungu.
k.      Bakteri garam negative pada pewarnaan akan bewarna merah.
2. Virus
a.       Memerlukan penjamu untuk bereproduksi.
b.      Terdiri dari satu RNA atau DNA yang terkandung
dalam selubung protein:kapsid.
c.       Virus harus berikatan dengan membran sel
penjamu, masuk dan bergerak ke inti, DNA virus
menyatu dengan DNA penjamu,gen-gen virus
diwariskan kepada sel-sel baru selama mitosis, virus
mengambil alih sel dan mengontrol sel.
3 Jamur
a.       Mencakup ragi (yeast) dan kapang (mold).
b.      Memiliki inti sel dan dinding sel.
4      Parasit
a.       Cacing
b.      Protozoa
c.       Anthropoda
5     Mikroplasma
Mikroorganisme unisel mirip bakteri, tetapi lebih kecil
dan tidak mengandung peptidoglikan
6 Riketsia
a.       Memerlukan penjamu untuk bereproduksi secara
seksual.
b.      Mengandung RNA dan DNA.
c.       Memiliki dinding peptidoglikan.
d.      Ditularkan melalui gigitan kutu
7      Klamida
a.       Organisme unisel
b.      Bereproduksi secara aseksual dalam penjamu dan
mengalami siklus replikasi.
Jenis-jenis penyakit infeksi
1)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena bakteri
a.       Tetanus
Tetanus disebabkan oleh racun tetanospasmin sejenis neurotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf
dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Penyakit ini tidak dapat
menyebar dari satu orang ke orang lain,tetapi terdapat dalam tanah, didalam
usus, dan kotoran hewan peliharaan serta kotoran manusia. Merupakan suatu
penyakit yang berbahaya kerena menyerang sistem saraf dan menyebabkan
kelumpuhan yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat dicegah
melalui vaksinasi dengan antibodi yang spesifik.Untuk menetralisir racun
diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin
diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya racun yang
ada mati. Untuk infeksi menengah sampai berat mungkin perlu dipasang
ventilator untuk membantu pernafasan.
2) Gonore
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, servic, retktum
tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Biasanya
membentuk koloni didaerah mukosa, orofaring, dan anogenital. Gonore
bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama
kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran
kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul
nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. Pada pria, gejala awal gonore
biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya
berawal dari rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian
diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis.
Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21
hari setelah terinfeksi.
3) Sifilis
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum. Rute utama penularannya
melalui kontak seksual. Infeksi ini juga dapat
ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau
saat kehamilan yang menyebabkan terjadinya sifilis
kongenital.
4) Kolera
Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang mencemari air dan
makanan (biasanya makanan laut). Hal ini dapat menyebabkan kehilangan
air dan diare. Penyakit ini menyebar melalui air yang terkontaminasi dan
makanan yang dikonsumsi. Gejalanya termasuk diare, perut keram mual,
muntah, dan dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat maka penderita
beresiko kematian tinggi. Perawatan dapat dilakukan dengan rehidrasi
agresif ”regimen” biasanya diberikan secara intar vena secara berkelanjutan
sampai diare berhenti. Ciri utama penyakit kolera adalah buang air besar
encer berwarna putih seperti air tajin (cucian beras) dengan bau yang amis.
Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang
hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai. Rehidrasi
dapat dilakukan dengan cara intravena (pada kasus yang parah) atau
rehidrasi oral dengan oralit (oral rehydation solution).
5) TBC
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosi yang
menyebar melalui udara. Merupakan suatu penyakit yang sangat menular
yang menyebabkan kesulitan bernafas karena bakteri menginfeksi paru-
paru. Gejala infeksi TBC aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah,
dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. Usaha
untuk mencegah dan mengontrol tuberkulosis bergantung pada
vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus aktif. Pengobatan
TBC menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Dua jenis
antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid dan rifampicin.
Pengobatan TBC laten biasanya menggunakan antibiotik tunggal.
Penyakit TBC aktif sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa
antibiotik untuk menurunkan resiko berkembangnya bakteri yang
resistensi terhadap antibiotik.
5) Disentri
Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysenteriae.
Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air
yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh
lalat. Bakteri masuk kedalam organ pencernaan mengakibatkan
pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada
dinding usus besar. Gejala yang ditimbulkan antara lain buang air
besar dengan tinja berdarah atau lendir (mukus), diare encer dengan
volume sedikit, dan nyeri pada saat buang air besar (tenesmus).
Penyakit disentri harus segera mendapat asupan cairan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi. Dalam keadaan darurat, dehidrasi
ringan dapat diatasi dengan pemberian oralit. Jika cairan yang hilang
pada sipenderita tidak diberikan dapat menimbulkan penyakit.
7) Sampar/pes.
Disebabkan oleh bakteri pasteurella pestis yaitu penyakit pada
binatang yang dapat ditularkan kepada manusia. Bakteri ini hidup
pada kutu hewan pengerat. Manusia dapat tertular penyakit ini
akibat gigitan kutu yang terinfeksi bakteri ini ataupun melalui tinja
yang mengandung Pasteurella pestis yang masuk melalui luka
gigitannya ataupun juga akibat gigitan hewan yang telah tertular
bakteri Pasteurella pestis. Penularan dari manusia ke manusia
jarang terjadi kecuali selama epidemi wabah pneumonia.
Pneumonia ini terjadi jika bakteri mencapai paru-paru sehingga
pasien mengalami pneumonia (wabah pneumonia), yang kemudian
menular dari orang ke orang melalui droplet terinfeksi yang
disebarkan melalui batuk.
Jenis-jenis penyakit infeksi karena virus
a.       Polio
Virus yang menyebabkan paralis yang disebabkan oleh
(PV) poliovirus.umumnya menyerang pada anak2 dan
disebarkan melalui kontak langsung, lendir, dahak,
feses, makanan dan air yang telah terkontaminasi dari
individu yang terinfeksi. Virus ini juga dapat
menyerang sistem saraf menyebabkan kerusakaran
sistem saraf permanen.
b. Cacar
Cacar air/ varicella simplex suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus varicella-zoster yang
disebarkan secara aerosol. Masa inkubasi sekitar 2-3
pekan yang ditandai badan terasa panas. Pada
permulaannya penderita akan merasakan demam,
pilek, lesu. Pada tingkat lanjut dapat menyebabkan
nyeri sendi, sakit kepala. Setelah beberapa hari akan
timbul bintik-bintik pada kulit yang nantinya akan
terisi air.
c. Influenza
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
RNA dari famili orthomyxoviridae/virus influenza.gejala
umum seperti menggigil, demam, batuk, nyeri otot,
nyeri kepala. Biasanya virus ini ditularkan melalui udara
yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung
virus. Juga dapat ditularkan secara langsung melalui
ingus atau memalui kontak dengan permukaan yang
telah terkontaminasi. Virus influenza dapat diinaktivasi
oleh sinar matahari, desinfektan, deterjen.
d. Campak
Penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,
yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis, dan ruam kulit
dengan gatal-gatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus campak
golongan Paramixovirus. Penularan infeksi karena menghirup
percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi
ini dalam waktu 2-4 hari sebelum terjadinya ruam kulit dan 4 hari
setelah terjadinya ruam kulit ada. Wabah campak terutama terjadi
pada anak pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campakn, maka seumur hidupnya biasanya akan kebal
terhadap penyakit ini. Penularan terjadi melalui percikan ludah dari
hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne
disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
e. HIV
Human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat
menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia
dan menyerang sistem kekebalan (imunitas tubuh), sehingga
tubuh menjadi lemah untuk melawan infeksi. HIV dapat
ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta
kontak dengan membran mukosa atau jaringan yang terluka
dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita.
Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah
melalui hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal),
penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan
transplantasi,serta paparan pekerjaan.
f. Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh Hepatitis A,B,C,D,dan E virus yang
menyebabkan peradangan pada hati karena toxin, ataupun
karena agen penyebab infeksi. Penyebab hepatitis non-virus yang
utama adalah alkohol dan obat-obatan. Pengobatan untuk
hepatitis yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan
pemberian antiferon yang bisa menurunkan jumlah total virus
dalam darah dan menghambat kerusakan hati. Keberhasilan dari
pengobatan ini tergantung dari beberapa faktor.
g. Trachom
h.      SAR
i.        Herpes
3) Jenis-jenis penyakit infeksi karena mikroplasma : Pneumonia
mikroplasma
4)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena klamida :
Infeksi urogenital
5)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena jamur
a.       Kandidiasi mulut
b.      Kurap
c.       Panu
6)      Jenis-jenis penyakit infeksi karena riketsia
a.       Tifus
b.      Rocky mountain fever
 
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA
INFEKSI
Dalam pemeriksaan penyakit infeksi di laboratorium,
ada beberapa tahap yang dilakukan; antara lain:
1. skrining,
2. diagnosis (meliputi routine laboratory test, dan
confirmatory lab.test),
3. prognosis penyakit terhadap pemeriksaan
4. monitoring ( lihat bagaimana disease activity dan
bagaimana respon terhadap terapi yang diberikan).
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk penyakit
infeksi yaitu:

ROUTINE
1. HEMATOLOGI
Yaitu pemeriksaan blood cell count dan pemeriksaan laju endap
darah (ESR). Pemeriksaan blood cell count meliputi
pemeriksaan  pemeriksaan konsentrasi hemoglobin, Periksaan
Sel Darah Putih (WBC), Platelet time, white blood cell
differential count, red blood cell count dan hitung
hematokrit.Pada penyakit anemia kronik, ditemukan penurunan
kadar Hb.
Hitung sel darah putih dilakukan untuk menghitung
jumlah total sel daarah putih tersebut, yang dilakukan 
baik secara manual maupun otomatis. Prinsipnya,
mendilusikan darah dengan larutan asam untuk
melisiskan eritrosit. Pada penyakit leukositosis,
dengan WBC >11.0 (x 109/L), biasanya disebabkan
karena infeksi bakteri. Pada Leukopenia, dengan WBC
< 4.0 (x109/L), biasanya disebabkan oleh infeksi virus.
Laju Endap Darah (LED) atau Juga biasa disebut
Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah ukuran
kecepatan endap eritrosit, meggambarkan komposisi
plasma serta perbandingan eritrosit dan plasma. Laju
Endap Darah dipengaruhi oleh berat sel darah dan
luas permukaan sel serta gravitasi bumi.
 Nilai Normal Lau Endap Darah :
Pria          : < 15 mm/ 1 Jam
Wanita      : < 20 mm / 1 Jam
Implikasi Klinik
Nilai LED meningkat terjadi pada ; kondisi infeksi akut dan kronis, misalnya
tuberkulosis, arthitisreumatoid, infark miokard akut, kanker,
penyakitHodkin's, gout, Systemic Lupus Erithematosus (SLE), penyakit tiroid,
luka bakar, kehamilan trimester II dan III. Peningkatan nilai LED > 50
mm/jam, harus diinvestigasi lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan
terkait infeksi akut maupun kronis, yaitu : kadar protein dalam serum atau
protein immunoglobulin,Anti Nuclear Antibody (ANA) tes, reumatoid factor.
Sedangkan Peningkatan LED > 100 mm/jam selalu dihubungkan dengan
kondisi serius, misalnya infeksi, malignansi, paraproteinemia, primary
macroglobulinaemia, hiperfibrinogenaemia, polymyalgia rheumatic.
Nilai LED menurun terjadi pada ; Polisitemia, gagal jantung kongesti, anemia
sel sabit, Hipofibrinogenemia, serum protein rendah interaksi obat dengan
hasil laboratorium, :etambutol, kuinin, aspirin, dan kortison.
WBC differential count dilakukan untuk menghitung
jumlah relative dan setiap jenis sel darah putih yang
terdapat dalam darah. Pada blood smear, dapat
ditemukan jumlah relative, leukosit imatur dan dapat
melihat morfologi abnormal dari tiap jenis sel darah
putih. Abnormalitas yang ditemukan dapat secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Jenis leukosit yaitu:

Granulocyte                             Non-granulocyte
Netrofil,                                          Monosit
Eosinofil,                                        Limfosit
Basofil
Polimorfonuclear                    Mononuclear
Netrofil,                                           Monosit
Eosinofil,                                         Limfosit
Basofil
Phagocyte                                   Immunocyte
Netrofil                                             Limfosit
Monosit
Neutrofilia disebabkan oleh 3 penyebab utama yaitu infeksi,
inflamasi, dan maglinansi. Keparahan penyakit neutrofilia
dipengaruhi oleh virulensi organism, umur ( pada anak2
lebih besar), dan keadaan imun pasien. Neutrofilia sendiri
disebabkan oleh: infeksi bacterial, agen toksik, metabolic
(uremia, eklamsia, asidosis metabolic), obat-obatan dan
bahan kimia ( merkuri, digitalis, steroid), stimulus fisik dan
emosional, kerusakan jaringan dan nekrosis ( misalnya pada
myocardiac infark, luka, penyakt neoplastik), perdarahan
(khususnya pada kavitas intraserosa – peritoneal, pleural,
sendi, subdural-), dan penyakit hematologi (leukemia).
Qualitative Abnormality pada hitung jenis leukosit,
dilakukan perhitungan jenis dimulai dengan
MYELOBLAST – PROMYELOCYTE – MYELOCYTE –
METAMYELOCYTE – BATANG – SEGMEN, dengan
keterangan: shift 2 d’left ( yaitu pada peningkatan sel
imatur, dan merujuk pada infeksi bakteri akut), dan
shift 2d’right ( yaitu terjadi peningkatan segmen
/hipersegmentasi, dan merujuk pada infeksi kronik).
Pemeriksaan Laju endap darah ( ESR ) yaitu kecepatan
laju pengendapan darah dalam satu jam ( di hitung
dalam satuan  millimeter). Pemeriksaan ini dilakukan
terhadap penyakit inflamatori. Normalnya 0-20
mm/jam pada wanita dan 0-15mm/jam pada pria.
Peningkatan laju endap darah mengindikasikan
infeksi bakteri.
WBC : White Blood Count  atau jumlah total sel darah putih atau
leukosit. Jika hasil tinggi berarti tubuh kita sedang berperang
terhadap infeksi. jika hasil rendah berarti ada masalah dengan
sumsum tulang kita
pengecekan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tubuh
dalam melawan infeksi.
RBC : Red Blood Count atau jumlah sel darah merah dalam tubuh
kita
HGB : HemoGloBin atau biasa dikenal HB
adalah protein dalam sel darah merah yang bertugas untuk 
membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh lainnya.
Tujuan dari test ini adalah untuk mendeteksi kemungkinan anemia.
HCT : atau HT adalah pengecekan prosentase sel darah
merah dalam tubuh. Jika prosentase HCT rendah maka
terjadi kekurangan oksigen dalam darah kita atau
disebut anemia. anemia adalah suatu kondisi dimana sel
darah merah tidak mendapat cukup oksigen untuk bisa
berfungsi secara normal.
PLT : Platelet atau Trombosit
pengecekan ini berfungsi untuk melihat kemampuan
tubuh dalam mengontrol pendarahan.
pada penderita demam berdarah, jumlah trombositnya
cenderung menurun.
MCV : Mean Cell Volume atau rata-rata satu sel darah
merah
bila nilai MCV rendah maka bisa menjadi pertanda
bahwa kadar zat besi dalam darah juga rendah.
MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin atau rata-rata
hemoglobin dlm sel darah
2. URINALIS
Dilakukan dengan Pemeriksaan Fisik (meliputi
pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis, volume,
odo, maupun clarity),
Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan Specific
gravity, pH, Blood, Leukocyte esterase, Nitrit, Protein,
Glucose, Ketones, Bilirubin & Urobilinogen ),
Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells,  Red
Blood Cells,  Epithelial cells, Crystal,  Bacteria).
3. FECAL EXAMINATION
Meliputi beberapa pemeriksaan antara lain:
a. Pemeriksaan Makroskopik; yaitu pemeriksaan
terhdap warna, konsistensi dan bentuk, serta mucus.
Feses normal berwarna kecoklatan karena dipengaruhi
oleh pigmen bile. Feses yang berwarna orange-coklat
mengindikasikan adanya bakteriuria anawrobik pada
intestinal. Pada feses normal tidak ditemukan mucus,
kecuali pada adenoma vilosa, colitis, TB intestine,
inflamasi rectal, dll.
b. Microscopic examination; yaitup pemeriksaan feses di
bawah mikroskop untuk melihat adanya cyst,
tropozoit, telur parasit, maupun telur cacing.
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat leukosit
dalam feses. Jika dalam feses ditemukan lemak >6 gr/d
mengindikasikan terjadinya malabsorpsi atau
maldigesti lemak.
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai