Anda di halaman 1dari 25

Dewi pujiana, M.

Bmd
Infeksi/ Infection:
Adalah suatu kondisi penyakit akibat masuknya
kuman patogen atau mikroorganisme lain
kedalam tubuh atau ketubuh sehingga
menimbulkan gejala tertentu.
Infeksi yang disertai peradangan dengan tanda
tanda :
Tanda Lokal yaitu :
1. Rubor (kemerahan) :
tanda pertama yg terlihat pada daerah infeksi,
2. Kalor (Panas) : sifat dari reaksi infeksi yang hanya
terjadi pada permukaan tubuh
3. Dolor (rasa sakit/nyeri) : akibat perubahan pH
lokal atau konsentrasi ion-ion tertentu yg
merangsang ujung-ujung syaraf
4. Tumor (bengkak) : akibat pengiriman cairan dan
sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstitial.
5. Fungsio Laesa (perubahan fungsi/ keterbatasan
anggota gerak)
2. Tanda Infeksi Sistemik :
Demam, malaise/lemah, anoreksia/tidak nafsu
makan, mual, muntah, sakit kepala dan diare
Masuknya Mikroba dalam tubuh sbb :
1. Transmisi langsung (direct transmission)
Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu
masuk (port d’entrée), krn adanya sentuhan, gigitan,
ciuman, atau adanya droplet nuclei saat bersin (udara),
batuk, berbicara, atau saat transfusi darah dengan
darah yang terkontaminasi mikroba patogen.
2.Transmisi tidak langsung (indirect transmission)
Penularan mikroba pathogen melalui cara
inimemerlukan adanya “media perantara” baik berupa
barang/ bahan, udara, air, makanan/minuman,
maupun vektor.
Transmisi Tidak Langsung :
1. Vehicle Borne : media perantara penularan adalah barang/bahan
yang terkontaminasi seperti peralatan makan dan minum,
instrumen bedah/kebidanan, peralatanlaboratorium, peralatan
infus / transfusi.

2. Vektor Borne : termasuk vektor serangga : lalat, nyamuk, ulat


3. Food Borne : makanan/ minuman yang terkontaminasi masuk melalui
saluran cerna
4. Water Borne : Air yang terkontaminasi/air kotor
5. Air Borne
a. Droplet Nuclei : trasmisi melalui udara (batuk, bersin)
b. Dust : partikel debu. tanah
INFEKSI DESKRIPSI
Lokal Terbatas pada area tubuh tertentu.
Sistemik Infeksi dimana m.o tersebar di seluruh tubuh dan
menimbulkan kerusakan.
Primer Disebabkan oleh satu macam m.o.
Sekunder Disebabkan oleh m.o dan terjadi mengikuti infeksi primer.

Campuran Infeksi yang disebabkan oleh dua atau lebih m.o.


Subklinik Infeksi yang tidak menunjukkan gejala apapun.
Bakteremia Mengindikasikan adanya bakteri dalam darah, umumnya
hanya sementara.
Septikemia Mengindikasikan keberadaan bakteri dan produk
pertumbuhan dalam darah; hasil dari infeksi sistemik.
Oportunistik Mikroorganisme yang secara normal tidak menyebabkan
penyakit, namun setelah terjadi perubahan fisiologi pada
tubuh inang dapat menyebabkan penyakit.
Jalan masuk mikroorganisme patogen yang paling sering
ke dalam tubuh adalah melalui :
1. Membran Mukosa:
a. Saluran pernafasan (paling sering)
b. Saluran pencernaan: bakteri masuk melalui air,
makanan, jari kotor dsb. Bakteri tahan terhadap asam lambung,
enzim dan empedu
c. Saluran kencing: penularan penyakit seksual
d. Konjungtiva: membran yg melapisi bola mata
2.Kulit
a. Beberapa mikroba dapat menyerang melalui folikel rambut &
kelenjar keringat
b. Beberapa fungi/jamur dapat tumbuh pada kulit karena mampu
memproduksi enzim keratinase
3.Organ dalam
a. Mikroba dapat langsung beradhesi pada organ di bawah
kulit atau membran mukosa melalui rute parenteral.
Ex: injeksi, gigitan, luka, sayatan, bedah dsb
b. Beberapa mikroba hanya dpt menimbulkan penyakit
apabila masuk via rute parenteral
Ex: Streptococcus pneumoniae menyebabkan pneumonia
c. bila terhirup; jika tertelan tidak menimbulkan penyakit.
 Mikroorganisme pada kulit dan membran mukosa
dikelompokan kedalam 2 (dua) golongan :
1. Flora residen (penetap) :
terdiri atas mikroorganisme yg jenisnya relatif stabil
dan biasa ditemukan pada area tertentu dalam tubuh.
Fungsi nya mempertahankan kesehatan dan fungsi
normal bagian tubuh tetapi apabila flora normal
berpindah ke tempat lain akan menjadi gangguan.
Contoh : E. Coli merupakn flora normal dl usus besar
tetapi apabila E.Coli berpindah ke Sistem perkemihan
akan menyebabkan Infeksi.

2. Flora Transien (sementara):


terdiri atas mikroorganisme non patogen yg mendiami
kulit atau membran mukosa selama beberapa jam, hari,
minggu. Bila flora ini terganggu / berkoloni akan
menimbulkan penyakit.
RUTE
INFEKSI
M.O
PATOGEN
1. Infeksifitas : Besarnya kemampuanmyang dimiliki mikroba
patogen untuk melakukan invasi, berkembang biak dan
menyesuaikan diri, serta bertempat tinggal pada jaringan tubuh
pejamu.
2. Patogenitas : Derajat respon /reaksi pejamu untuk menjadi sakit
3. Virulensi : Besarnya kemampuanyang dimilikimikroba patogen
untuk merusak jaringan pejamu
4. Toksigenitas :Besarnya kemampuan mikroba patogen untuk
menghasilkan toksin, di mana toksin tersebut akan berpengaruh
bagi tubuh pejamu dalam perjalanan penyakitnya.
5. Antigenitas : Kemampuan mikroba patogen merangsang
timbulnya mekanisme pertahanan tubuh (antibody) pada diri
pejamu. Kondisi ini akan mempersulit mikroba patogen itu
sendiri untuk berkembang biak, karena mekanisme tersebut akan
memperlemahrespontubuhpejamuuntukmenjadi sakit.
Bakteri masuk ke dalam tubuh

Adhesi-Kolonisasi

PROSES
PATOGENESIS
Invasi
BAKTERI

Kehidupan intraseluler

Perusakan organ/jaringan
 Infeksi dimulai ketika suatu organisme berhasil memasuki tubuh,
lalu tumbuh dan memperbanyak diri. Hal ini disebut kolonisasi.
Sebagian besar manusia tidak mudah terinfeksi. Orang-orang
dengan sistem imun yang lemah lebih rentan terhadap infeksi
kronis atau persisten, sedangkan individu dengan sistem imun yang
tertekan sangat rentan terhadap infeksi oportunistik.
 Umumnya, patogen masuk ke dalam tubuh inang melalui mukosa
pada lubang tubuh, seperti rongga mulut, hidung, mata, genitalia,
anus, dan bisa juga masuk melalui luka terbuka.
 Beberapa patogen dapat tumbuh di tempat awal masuk, tetapi
banyak yang bermigrasi dan menyebabkan infeksi sistemik pada
organ yang berbeda. Beberapa patogen tumbuh di dalam sel inang
(intraseluler) sedangkan yang lain tumbuh bebas dalam cairan
tubuh.
1. FAKTOR PERLEKATAN (ADHESI)
Mikroorganisme patogen memperoleh akses
memasuki tubuh inang melalui perlekatan pada
permukaan mukosa inang.
Perlekatan ini terjadi antara molekul permukaan
patogen yang disebut adhesi atau ligan yang
terikat secara spesifik pada permukaan reseptor
komplementer pada sel inang.
­ Adhesi : proses bakteri menempel pada
permukaan sel inang, pelekatan terjadi pada sel
epitel. Adhesi bakteri ke permukaan sel inang
memerlukan protein adhesin.
­ Adhesi dibagi menjadi dua yaitu fimbriae &
afimbriae.
Adhesi dibagi menjadi dua yaitu
Adhesi fimbriae dan Adhesi afimbriae.
ADHESI FIMBRIAE

 Nama lain : “FILI”


 Adalah struktur menyerupai rambut yang terdapat pada
permukaan sel bakteri, tersusun atas protein yang
tersusun rapat & memiliki bentuk silinder heliks.
 Mekanisme adhesi fili:
­ Fili bertindak sebagai ligan dan berikatan dengan
reseptor yang terdapat pada permukaan sel host.
­ Fili sering dikenal sebagai antigen kolonisasi karena
peranannya sebagai alat penempelan pada sel lain.
­ Contoh: Asam lipoteichoat menyebabkan pelekatan
Strepcoccus pada sel buccal & protein M sebagai
antifagositik.
ADHESI AFIMBRIAE

 Molekul adhesi afimbriae berupa protein


(polipeptida) dan polisakarida yg melekat pada
membran sel bakteri.
 Polisakarida yg berperan dalam sel biasanya
adalah penyusun membran sel seperti:glikolipid,
glikoprotein, matriks ekstraseluler (fibronectin,
collagen).
 Adhesi afimbriae sering juga disebut biofilm,
contoh: plak gigi.
 Invasi : proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan
dan menyebar ke seluruh tubuh; akses yang lebih
mendalam dari bakteri supaya dapat memulai proses
infeksi
 Dibagi menjadi 2:
1. INVASI EKSTRASELULER terjadi apabila mikroba merusak
barrier jaringan untuk menyebar ke dalam ke dalam tubuh
inang baik melalui peredaran darah maupun limfa
2. INVASI INTRASELULER terjadi apabila mikroba benar-
benar berpenetrasi dalam sel inang dan hidup di dalamnya.
Sebagian besar bakteri gram negatif dan positif patogen
mempunyai kemampuan ini.
3. TOKSIN
• Virulensi mikroorganisme patogen juga
ditentukan oleh produksi toksin, yaitu
substansi racun yg dihasilkan
mikroorganisme tertentu.

• Terdapat dua tipe toksin, yaitu :


a. Eksotoksin (toksin protein)
b. Endotoksin (toksin lipopolisakarida)
a. Eksotoksin
• Eksotoksin merupakan protein toksin yg tidak
tahan panas & bersifat antigenik yg menginduksi
pembentukan antibodi.
• Antibodi yg terbentuk akibat induksi eksotoksin
disebut antitoksin. Toksin ini bekerja dg cara
menghancurkan bagian tertentu sel inang atau
menghambat fungsi metabolik tertentu.
• Berdasarkan mekanisme aksinya, eksotoksin
dikelompokkan menjadi sitotoksin, neurotoksin,
dan enterotoksin.
• Contoh : Toksin difteri yg dihasilkan oleh
Corynebacterium diphteriae.
b. Endotoksin
• Endotoksin dihasilkan oleh bakteri Gram negatif
patogen maupun nonpatogen.
• Toksin ini merupakan bagian dari membran luar
bakteri Gram negatif yang tersusun atas
lipopolisakarida (LPS).
• Endotoksin bersifat tidak tahan panas, merupakan
antigen lemah, dan tidak dapat diubah menjadi
toksoid.
• Pelepasan endotoksin pada sistem peredaran darah
dapat menyebabkan syok akibat penurunan
tekanan darah dan kegagalan fungsi banyak organ.
Virulensi mikroorganisme juga dapat disebabkan oleh produksi enzim
ekstraseluler (eksoenzim).
a. Leukosidin  dapat menghancurkan neutrofil & leukosit yg sangat
aktif dalam proses fagositosis. Contoh : Streptococcus & Staphylococcus.
b. Hemolisin  menyebabkan lisis eritrosit sel darah merah. Contoh :
Clostridium perfringens.
c. Koagulase  dapat mengkoagulasi fibrinogen dalam darah. Contoh :
beberapa anggota genus Staphylococcus.
d. Enzim kinase  dapat merusak fibrin & melarutkan gumpalan
darah. Contoh : Streptococcus pyogens.
e. Kolagenase  dapat merusak protein kolagen. Contoh: beberapa
spesies Clostridium.
 Infeksi kuku pada jari kaki, terlihat nanah
nanah (kuning) dan peradangan (ditandai oleh
kemerahan dan pembengkakan) yang terjadi di
sekitar kuku.

Anda mungkin juga menyukai