Anda di halaman 1dari 15

Kelompok III

PATOGENESIS INFEKSI
BAKTERI

Disusun Oleh :
Riyanti Puji Astuti (PBC 200013)
Wila Ardiana (PBC 200014)
Maria Erista Magdalena (PBC 200015)
Elsa Febriana Putri (PBC 200016)
Ema (PBC 200017)
Dwi Sartika (PBC 200019)
PENDAHULUAN

”Patogenesis infeksi bakteri diawali permulaan proses infeksi


hingga mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit”

1.Infeksi: pertumbuhan dan perbanyakan mikroba pada/dalam tubuh manusia


dengan/tanpa menimbulkan penyakit.
2.Patogen: mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
3.Patogenisitas: kemampuan agen infeksi untuk menimbulkan penyakit
4.Virulensi : kemampuan kuantitatif agen infeksi untuk menimbulkan penyakit,
ukuran PATOGENISITAS suatu mikroba

Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang terdapat di


alam, hanya sebagian kecil saja yang memiliki patogen maupun
potensial patogen.
TIPE INFEKSI OLEH MIKROORGANISME
INFEKSI DESKRIPSI
Lokal Terbatas pada area tubuh tertentu.
Sistemik Infeksi dimana mikroorganisme tersebar di seluruh tubuh dan
menimbulkan kerusakan.
Primer Disebabkan oleh satu macam mikroorganisme.
Sekunder Disebabkan oleh mikroorganisme dan terjadi mengikuti infeksi
primer.
Campuran Infeksi yang disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme
Subklinik Infeksi yang tidak menunjukkan gejala apapun.
Bakteremia Mengindikasikan adanya bakteri dalam darah, umumnya
hanya sementara.
Septikemia Mengindikasikan keberadaan bakteri dan produk pertumbuhan
dalam darah; hasil dari infeksi sistemik.
Oportunistik Mikroorganisme yang secara normal tidak menyebabkan
penyakit, namun setelah terjadi perubahan fisiologi pada tubuh
inang dapat menyebabkan penyakit.
PENYEBARAN INFEKSI

Jalan masuk patogen yang paling sering ke dalam


tubuh adalah melalui :
1. Membran Mukosa:
a. Saluran pernafasan (paling sering)
b. Saluran pencernaan: bakteri masuk melalui
air, makanan, jari kotor. Bakteri tahan terhadap
asam lambung, enzim dan empedu
c. Saluran kencing: penularan penyakit seksual
d. Konjungtiva: membran yg melapisi bola mata
PENYEBARAN INFEKSI

2. Kulit
• Bakteri tidak bisa terpenetrasi pada sel kulit yg sehat
• Beberapa mikroba dapat menyerang melalui folikel
rambut & kelenjar keringat
• Beberapa fungi dapat tumbuh pada kulit karena mampu
memproduksi enzim keratinase
PENYEBARAN INFEKSI

3. Organ dalam


• Mikroba dapat langsung beradhesi pada organ di bawah
kulit atau membran mukosa melalui rute parenteral.
• Contoh: injeksi, gigitan, luka, sayatan, beda.
• Beberapa mikroba hanya dpt menimbulkan penyakit
apabila masuk via rute parenteral
• Contoh: Streptococcus pneumoniae menyebabkan
pneumonia bila terhirup dan jika tertelan tidak
menimbulkan penyakit.
PENYEBARAN INFEKSI
1. Saluran pernafasan
Contoh: influenza, pneumonia, campak, TBC, dan cacar
air.
2. Saluran pencernaan
Contoh : demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, &
kolera.
3. Kulit
Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui
daerah terbuka pada kulit seperti perlukaan pada kulit,
folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat.
4. Rute parenteral
Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan
dapat membuat rute infeksi parenteral.
PENYEBARAN INFEKSI

5. Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni
salah satunya penyakit yang umum pada rongga mulut
akibat kolonisasi adalah karies gigi.
FAKTOR VIRULENSI BAKTERI

1. FAKTOR PERLEKATAN
• Mikroorganisme patogen memperoleh akses
memasuki tubuh inang melalui perlekatan pada
permukaan mukosa inang. Perlekatan ini terjadi antara
molekul permukaan patogen yang disebut adhesi atau
ligan yang terikat secara spesifik pada permukaan
reseptor komplementer pada sel inang.
­ Adhesi : proses bakteri menempel pada permukaan sel
inang, pelekatan terjadi pada sel epitel.
­ Adhesi bakteri ke permukaan sel inang memerlukan
protein adhesin.
2. INVASI DALAM SEL DAN JARINGAN INANG

• Invasi : proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan


menyebar ke seluruh tubuh; akses yang lebih mendalam dari
bakteri supaya dapat memulai proses infeksi
• Dibagi menjadi 2:
1. INVASI EKSTRASELULER terjadi apabila mikroba merusak
barrier jaringan untuk menyebar ke dalam ke dalam tubuh
inang baik melalui peredaran darah maupun limfa
2. INVASI INTRASELULER terjadi apabila mikroba benar-benar
berpenetrasi dalam sel inang dan hidup di dalamnya.
Sebagian besar bakteri gram negatif dan positif patogen
mempunyai kemampuan ini.
3. TOKSIN
• Virulensi mikroorganisme patogen juga
ditentukan oleh produksi toksin, yaitu
substansi racun yg dihasilkan tertentu.

• Terdapat dua tipe toksin, yaitu :


a. Eksotoksin (toksin protein)
b. Endotoksin (toksin lipopolisakarida)
a. Eksotoksin
• Eksotoksin merupakan protein toksin yg tidak tahan
panas & bersifat antigenik yg menginduksi
pembentukan antibodi.
• Antibodi yg terbentuk akibat induksi eksotoksin
disebut antitoksin. Toksin ini bekerja dg cara
menghancurkan bagian tertentu sel inang atau
menghambat fungsi metabolik tertentu.
• Contoh : Toksin difteri yg dihasilkan oleh
Corynebacterium diphteriae.
b. Endotoksin
• Endotoksin dihasilkan oleh bakteri Gram negatif
patogen maupun nonpatogen.
• Toksin ini merupakan bagian dari membran luar bakteri
Gram negatif yang tersusun atas lipopolisakarida (LPS).
• Bagian lipid pada LPS disebut lipid A.
• Endotoksin bersifat tidak tahan panas, merupakan
antigen lemah, dan tidak dapat diubah menjadi toksoid.
• Pelepasan endotoksin pada sistem peredaran darah
dapat menyebabkan syok akibat penurunan tekanan
darah dan kegagalan fungsi banyak organ.
4. ENZIM
• Virulensi mikroorganisme juga dapat disebabkan oleh
produksi enzim ekstraseluler (eksoenzim).
a. Leukosidin  dapat menghancurkan neutrofil & leukosit
yg sangat aktif dalam proses fagositosis. Contoh :
Streptococcus & Staphylococcus.
b. Hemolisin  menyebabkan lisis eritrosit sel darah
merah. Contoh : Clostridium perfringens.
c. Koagulase  dapat mengkoagulasi fibrinogen dalam
darah. Contoh : beberapa anggota genus
Staphylococcus.
d. Enzim kinase  dapat merusak fibrin & melarutkan
gumpalan darah. Contoh : Streptococcus pyogens.
e. Kolagenase  dapat merusak protein kolagen. Contoh:
beberapa spesies Clostridium.

Anda mungkin juga menyukai