Anda di halaman 1dari 4

Nama: Laela Verawati

NIM : 2016011021

VIRULENSI VIRUS dan BAKTERI

Serta Faktor-faktor yang mempengaruhi

Virulensi virus

Virulensi adalah ukuran patogenitas organisme. Tingkat virulensi


berbanding lurus dengan kemampuan organisme menyebabkan penyakit.
Tingkat virulensi dipengaruhi oleh jumlah bakteri, jalur masuk ke tubuh
inang, mekanisme pertahanan inang, dan faktor virulensi bakteri. Secara
eksperimental virulensi diukur dengan menentukan jumlah bakteri yang
menyebabkan kematian, sakit, atau lesi dalam waktu yang ditentukan
setelah introduksi.

Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya


organisme yang diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka
waktu tertentu.

Virulensi berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit: infeksi merujuk pada
suatu situasi di mana suatu mikroorganisme telah menetap dan tumbuh
pada suatu inang, dalam hal ini mikrorganisme tersebut dapat melukai
atau tidak melukai inangnya.

Virulensi virus adalah kemampuan virus untuk menyebabkan


penyakit. Virulensi virus adalah suatu tingkatan patogenisitas dari virus
hingga menyebabkan penyakit yang berakibat fatal/mematikan dan
kemampuan menginvasi inang /host. Penentu faktor virulensi : cara invasi
ke dalam tubuh inang, kemampuan inang dalam menghalau invasi
virus,faktor virulen (faktor pembawaan dari dalam virus/bakteri),
kecocokan kandungan molekul2 dari DNA/RNA yang dimiliki setiap virus
(virus hanya memiliki satu jenis : DNA virus atau RNA virus) dengan
molekul DNA/RNA tubuh inang. Karena virus hanya mengandung satu
jenis bahan dasar mahluk hidup yaitu RNA saja atau DNA saja, serta
hanya dapat bereplikasi pada host yang hidup

Faktor-faktor yang mempengaruhi Virulensi Virus ditentukan oleh :

1. Keberadaan & aktivitas reseptor pada permukaan sel inang yang


memudahkan virus untuk melekat.
2. Kecepatan replikasi virus dalam sel inang.
3. Kemampuan virus untuk menginfeksi sel.
4. Kemampuan sel inang dalam menahan serangan virus.
Virulensi Bakteri

Virulensi bakteri adalah kemampuan bakteri untuk menyebabkan


penyakit dan mampu menyerang jaringan tubuh sehingga menyebabkan
penyakit parah. Contoh, sel Streptococcus pnemoniae yang memiliki
kapsul bersifat virulen dan menyebabkan pnemonia, sebaliknya yg tidak
berkapsul bersifat avirulen.

Bakteri virulen adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit


dan mampu menyerang jaringan tubuh sehingga menyebabkan penyakit
parah. Viruensi sendiri merupakan derajat kemampuan suatu patogen
oportunistik untuk menyebabkan penyakit.

Bakteri virulen ini mempunyai faktor virulensi sehingga mampu


menyebabkan suatu penyakit dan dapat diatakan lebih viruen dari yang
lain. Sel Streptococcus pneumoniae yang memiliki kapsul bersifat virulen
dan menyebabkan pneumonia, sebaliknya yang tidak berkapsul bersifat
avirulen. Strain virulen dari Corynebacterium diphtheriae menghasilkan
suatu toksin yang menyebabkan diphtheria. Bakteri virulen ini
mengeluarkan bahan atau senyawa yang mendukung virulensinya dan
biasanya ia memiliki struktur khusus. Namun, pada beberapa
mikroorganisme, komponen yang membuat virulensi tidak jelas dan tidak
diketahui.Struktur permukaan penting dalam hal virulensi bakteri,
terutama kemampuannya melekat kemudian pembentukan koloni sebagai
tahap awal infeksi.Faktor virulensi dari beberapa mikroorganisme
diketahui karena menghasilkan enzim ekstraseluler.

Meskipun bukan enzim ekstraseluler tunggal yang membuktikan


kemampuannya menjadi faktor yang bertanggung jawab untuk virulensi,
tetapi tidak diragukan bahwa sebagai enzim memainkan beberapa peran
dalam proses patogenik diantaranya kemampuan bakteri patogen untuk
memasuki jaringan. Beberapa enzim ekstraseluler ini adalah enzim
hialuronidase, lechitinase, dan collagenase. Selain enzim, toksin yang
dihasilkan merupakan salah satu faktor virulensi suatu bakteri virulen
seperti enterotoksin ekstraseluler yang dihasilkan oleh Vibrio cholerae
yang berperan pada sel usus kecil

Faktor-faktor yang mempengruhi Virulensi Bakteri ditentukan oleh :

1. Transmisibilitas
Tahap pertama dari proses infeksi adalah masuknya
mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau beberapa jalur.
2. Perlekatan
Dengan cara adhesi dan enpili sehingga mencegah bakteri
terbawa oleh mukus atau organ karena aliran cairan seperti pd
saluran urin dan pencernaan.
3. Kemampuan invasif
Kemampuan bakteri yang dapat masuk ke dalam sel inang
atau menembus permukaan kelenjar mukus shg dapat menyebar.
Didukung oleh enzim.
4. Toksin Bakteri
Endotoksin adl liposakarida yg tidak disekresikan melainkan
terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif.
Eksotoksin adl protein yg disekresikan oleh bakteri gram
negatif dan positif.

Faktor Virulensi Bakteri pada Manusia

1. Adhesi
Fimbriae (pili) adalah struktur yang menyerupai rambut yang
terdapat pada tubuh bakteri. Pili berfungsi membantu bakteri
menempelkan tubuhnya pada lokasi infeksi. Kondisi penempelan ini
disebut sebagai adhesi.Hal ini tidak terjadi secara kebetulan, reaksi
tertentu membantu terjadinya adhesi. Reseptor permukaan pada
sel-sel epitel dan struktur perekat (adhesin) pada permukaan
bakteri terlibat dalam reaksi adhesi ini.
Struktur perekat (adhesin) terdapat pada fimbriae/fibrillae/pili.
Adhesin mengandung faktor virulensi yang membuat rantai virulen
bakteri. Bila adhesin hilang, bakteri menjadi avirulen. Jadi, orang
yang diimunisasi dengan adhesin tertentu akan membuat tubuh
membentuk kekebalan terhadap infeksi bakteri tertentu.
2. Daya Serang
Bakteri yang menyerang jaringan tubuh inang bisa
menimbulkan infeksi pada skala luas atau hanya infeksi
lokal.Misalnya, infeksi luka dapat menyebabkan septikemia
streptokokus yang merupakan jenis infeksi luas. Sedangkan infeksi
abses Staphylococcus lebih bersifat lokal.
3. Jenis Toksin
Bakteri mampu menghasilkan toksin yang menyebabkan infeksi
pada tubuh. Ada dua jenis toksin yang dihasilkan oleh bakteri yaitu
Eksotoksin dan endotoksin.
Eksotoksin dapat berdifusi pada media di sekitarnya dan sangat
berbahaya meskipun dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan
eksotoksin sudah hancur karena panas. Ada eksotoksin yang
terkenal paling beracun didunia. Misalnya toksin botullinum.
Satu juta marmot dapat dibunuh dengan hanya 1 mg toksin
botullinum. Eksotoksin umumnya di dapat oleh bakteri gram
positif dan beberapa gram negative seperti E.coli, cholera vibrio.
Ensotoksin merupakan bagian integral dari dinding sel bakteri
gram negative, terbuat dari kompleks polisakarida protein lpid
yang sangat stabil terhadap panas.
4. Faktor lain yang mempengaruhi :
a) Bakteriofage, memberikan siffat virulensi pada bakteri tersebt
misalnya, bakteri difteri mengandung bakteriofag yang memiliki
gen untuk memproduksi toksin.
b) Plasmid, memberikan ganda terhadap pengobatan pada bakteri
sehingga infeksi sulit diobati.
c) Bakteri berkapsul, sel bakteri dilindungi oleh sebuah kapsul yang
melindung mereka dari fagositosis.

RESISTENSI

Resistensi adalah ketahanan atau daya tahan terhadap sesuatu.


Resistensi berarti daya tahan alami tubuh terhadap pengaruh buruk
seperti racun, bakteri , virus dan lain lain/

SUMBER :

http://www.astalog.com/5610/jelaskan-yang-dimaksud-dengan-virulensi-
virus.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Patogen

http://dokumen.tips/documents/faktor-virulensi-bakteri-
55c1eaf68c8e9.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri_Virulen

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-resistensi/

Anda mungkin juga menyukai