Anda di halaman 1dari 23

FFS UHAMKA

Hurip Budi Riyanti


2019
Bakteri:
* merupakan salah satu makhluk hidup yang
jumlahnya banyak disekitar kita.
* berada di mana-mana, maka bakteri merupakan
penyebab penyakit yang cukup sering terjadi.
* sebaiknya jika kita masyarakat dapat mengetahui
bagaimana cara bakteri itu menginfeksi dan
gejala-gejala apa yang akan dberikannya.
Cara pemindah sebaran
penyakit melalui :
 Udara
 Air
 Makanan
 Infeksi nosokomial
 Infeksi asal anthropoda
 dll
DEFINISI
 Patogenitas: kemampuan mikroorganisme
untuk meimbulkan penyakit
 Patogen : penyebab penyakit
 Patogenik : bersifat menyebabkan penyakit
 Patogenesis : proses dimana mekanisme infeksi
dan mekanisme perkembangan suatu penyakit.
 Infeksi : invasi inang oleh mikroba yang
memperbanyak dan berasosiasi dengan
jaringan inang
Lanjutan..
 Virulensi : derajad kemampuan suatu mikroba untuk
menyebabkan infeksi
 Tingkat virulensi berbanding lurus dengan
kemampuan organisme menyebabkan
penyakit.
 Tingkat virulensi dipengaruhi oleh jumlah bakteri,
jalur masuk ke tubuh inang, mekanisme
pertahanan inang, dan faktor virulensi
bakteri.
Lanjutan..
 Faktor virulensi : sifat mikroba
meningkatkan patogenitas
• Penyakit : respon inang terhadap infeksi
yang mengganggu fungsi
tubuhnya
• Bila suatu mikroba lebih mampu
menimbulkan penyakit, maka mikroba tsb
lebih virulen dari pada yang lain.
Mikroba patogen diketahui memasuki inang
melalui organ-organ tubuh antara lain :
 Saluran pernapasan, melalui hidung dan mulut
yang dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan
seperti salesma, pneumonia, tuberculosis.
 Saluran pencernaan melalui mulut yang dapat
menyebabkan penyakit tifus, para tifus, disesntri, dll.
 Kulit dan selaput lendir. Adanya luka mesekipun
kecil dapat memungkinkan mikroba seperti
staphylicoccus yang menyebabkan bisul.
 Saluran urogenital
 Darah
Dasar Patogenesis :
Untuk dapat menyebabkan penyakit mikroba
harus:
 Mempunyai suatu reservoir sebelum dan
sesudah infeksi (manusia, binatang,
lingkungan dll),
 Meninggalkan reservoir dan mendapatkan
akses pada inang baru
 Mengkoloni tubuh inang
 Membahayakan / merusak sel inang
Kapasitas bakteri sebagai penyebab penyakit
tergantung pada patogenitasnya. Dengan kriteria ini,
bakteri dikelompokan menjadi 3 yakni:

 agen penyebab penyakit : bakteri patogen yang


menyebabkan suatu penyakit
 patogen oportunistis : bakteri yang berkemampuan
sebagai patogen ketika mekanisme pertahanan
inang diperlemah
 nonpatogen : bakteri yang tidak pernah menjadi
patogen. Namun bakteri nonpatogen dapat menjadi
patogen karena kemampuan adaptasi terhadap efek
mematikan terapi modern seperti kemoterapi,
imunoterapi, dan mekanisme resistensi
VIRULENSI
Virulensi adalah ukuran patogenitas organisme.
Tingkat virulensi berbanding lurus dengan
kemampuan organisme menyebabkan penyakit.
Tingkat virulensi dipengaruhi oleh jumlah bakteri,
jalur masuk ke tubuh inang, mekanisme
pertahanan inang, dan faktor virulensi bakteri
Faktor virulensi yang mempengaruhi patogenesis:
 Faktor virulensi pada kolonisasi
 Faktor virulensi untuk merusak
1. Faktor virulensi pada kolonisasi
Struktur permukaan penting dalam hal virulensi
bakteri, terutama kemampuannya melekat
kemudian pembentukan koloni sebagai tahap awal
infeksi.
Lanjutan..
2. Faktor virulensi untuk merusak
Kemampuan menghasilkan protein/komponen
dinding sel yang menempel pada sel inang,
sehingga menyebabkan sel inang untuk
menghasilkan dan mengeluarkan sitokin dan
kemokin
Faktor virulensi pada kolonisasi
1. Kemampuan untuk kontak dengan sel inang
2. Kemampuan untuk adhere (menempel) pada sel
inang dan bertahan dari physical removal
3. Kemampuan menginvasi sel inang
4. Kemampuan berkompetisi dengan Fe dan nutrien
lainnya
5. Kemampuan untuk tahan terhadap sistem imun:
fagositosis dan komplemen
6. Kemampuan mengevasi sistem imun adaptif
Faktor virulensi untuk merusak
1. Kemampuan menghasilkan protein/komponen
dinding sel yang menempel pada sel inang,
sehingga menyebabkan sel inang untuk
menghasilkan dan mengeluarkan sitokin dan
kemokin (bahan inflamasi)
2. Kemampuan menghasilkan toksin
3. Kemampuan menginduksi respon autoimun
Faktor virulensi pada kolonisasi adesi, invasi,
komplemen, antibodi, kehidupanintrasel
Faktor virulensi pada kolonisasi
 Kemampuan untuk kontak dengan sel inang
 Kemampuan untuk adhere (menempel) pada sel inang
dan bertahan dari physical removal
 Kemampuan menginvasi sel inang
 Kemampuan berkompetisi dengan Fe dan nutrien
lainnya
 Kemampuan untuk tahan terhadap sistem imun:
fagositosis dan komplemen
 Kemampuan mengevasi sistem imun adaptif
Faktor virulensi pada kerusakan toksin, protease,
autoimun
Faktor virulensi pada kerusakan
 Kemampuan menghasilkan
protein/komponen dinding sel yang
menempel pada sel inang, sehingga
menyebabkan sel inang untuk
menghasilkan dan mengeluarkan sitokin
dan kemokin (bahan inflamasi)
 Kemampuan menghasilkan toksin
 Kemampuan menginduksi respon autoimun
Lanjutan…
1. Kemampuan menghasilkan protein/komponen
dinding sel yang menempel pada sel inang, sehingga
menyebabkan sel inang untuk menghasilkan dan
mengeluarkan sitokin dan kemokin
2. Kemampuan menghasilkan toksin
Toksin pada bakteri ada 2:
 Endotoksin, merupakan LPS bagian dari membran luar
dinding sel bakteri Gram-negatif
 Eksotoksin, merupakan protein yang dikeluarkan sel ke
lingkungan
3. Kemampuan menginduksi autoimun
 Autoimunitas adalah suatu kesalahan respon sistem
pertahanan tubuh yang menyerang tubuh sendiri dan
kadang ditrigger oleh bakteri tertentu
 Bakteri dapat menyebabkan autoimun dengan
menginduksi produksi antibodi-antibodi yang
bereaksi silang (cross-reacting antibodies) dan auto-
reactive cytotoxic T-lymphocytes (CTL)
 CRA dan CTL menghasilkan respon thdp antigen
bakteri, dan bereaksi silang dengan epitop pada sel
inang. Hasilnya, CRA dan CTL akan menghancurkan
sel inang yang ditemuinya
Lanjutan…
 Lebih lanjut lagi, saat CRA mengaktifkan jalur
komplemen klasik, akan menyebabkan kerusakan
jaringan yang lebih parah.

 Rheumatic fever disebabkan oleh Streptococcus


pyogenes terjadi saat CRA dan CTL yang distimulasi
oleh antigen S. pyogenes bereaksi silang dengan
jaringan jantung dan jaringan ikat menyebabkan
kerusakan jantung dan jaringan ikat
Pustaka :
 Pelczar Jr, Michael J. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi
jilid 2 terjemahan. Jakarta : Universitas Indonesia.
 Lud Waluyo.2004.Mikrobiologi Umum. Malang.UMM
Press.
 http://id.shvoong.com/exact-
sciences/biology/2074655-patogenesis/
diakses pada tanggal 22 April 2019, jam 06.00
 http://wanenoor.blogspot.com/2011/06/pengertian-
patogenesis.html
diakses pada tanggal 22 April 2019, jam 06.00
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai