0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan9 halaman
Proses infeksi oleh berbagai agen infeksius seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit melibatkan proses menempel pada sel inang dan memasuki sel. Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan seperti status gizi rendah, tingkat stres tinggi, dan kesehatan yang buruk dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
Proses infeksi oleh berbagai agen infeksius seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit melibatkan proses menempel pada sel inang dan memasuki sel. Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan seperti status gizi rendah, tingkat stres tinggi, dan kesehatan yang buruk dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
Proses infeksi oleh berbagai agen infeksius seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit melibatkan proses menempel pada sel inang dan memasuki sel. Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan seperti status gizi rendah, tingkat stres tinggi, dan kesehatan yang buruk dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
Pejamu melawan Mikroorganisme Kelompok 4 : 1. Nurlatifa 6. Rahmalia Yacob 2. Nur’ain Mooduto 7. Safitrah A. Ayuba 3. Oktaviani Dela Tantu 8. Saurina Kasim 4. Renalda Rengkung 9. Rifaldi Tamara 5. Ananda rizki Perbedaan proses infeksi berbagai agen infeksius 1. Proses Infeksi Virus Proses infeksi virus pada sel dimulai dengan menempelnya virus infektif pada reseptor yang ada di permukaan sel. Ada tidaknya reseptor tersebut pada sel tertentu ditentukan oleh faktor genetik, tingkat diferensiasi sel dan lingkungan sel. Virus poliomielitis misalnya hanya mampu menginfeksi sel hewan primata. Tidak semua sel primata dapat terinfeksi, sel-sel ginjal dan sel-sel otak dapat terinfeksi sementara sel-sel epitel tidak. Selanjutnya… Selanjutnya virus atau genomnya msuk ke dalam sel. Dengan bantuan organel-organel sel, genom virus membentuk komponen-komponennya, baik komponen antara maupun komponen struktural virus. Setelah komponen- komponen struktural dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel. Proses perkembangbiakan virus ini terjadi pada sitoplasma, inti sel, ataupun membran sel, tergantung pada jenis virusya. 2. Proses Infeksi Bakteri Begitu masuk ke dalam tubuh, bakteri harus melekat atau menempel pada sel pejamu, biasanya sel epitel. Setelah menempati tempat infeksi primer, bakteri - bakteri memperbanyak diri dan menyebar secara langsung kealiran darah melalui jaringan atau sistem limfatik. Inleksi tersebut (bakteremia) dapat bersifat sementara atau persisten. Bakteremia memungkinkan bakteri menyebar luas dalam tubuh dan mencapai jaringan yang cocok untuk muitiplikasinya. 3. Proses infeksi jamur Pada keadaan normal kulit memiliki daya tangkis yang baik terhadap kuman dan jamur karena adanya lapisan lemak pelindung dan terdapatnya flora bakteri yang memelihara suatu keseimbangan biologis. Akan tetapi bila lapisan pelindung tersebut rusak atau keseimbangan mikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat dengan mudah mengakibatkan infeksi. Terutama pada kulit yang lembab, misalnya tidak dikeringkan dengan baik setelah mandi, karena keringat, dan menggunakan sepatu tertutup. 4. Proses Infeksi Parasit Proses Infeksi penyakit parasitik terjadi karena stadium infektif berpindah dari satu hospes ke hospes yg lain. Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host: • Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup dalam host vertebrata. • Menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam host • Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Dan kemudian parasit menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik. • Lalu parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme untuk masing-masing parasit. Kondisi yang melemahkan pertahanan penjamu melawan mikroorganisme
Karakteristik host yang dituju juga
mempengaruhi apakah patogen dapat menyebabkan penyakit infeksi yang sebenarnya. Seseorang yang sangat muda dan sangat tua cenderung lebih rentang menjadi agen infeksi karena keduanya memiliki sistem kekebalan yang tidak matang (sangat muda) atau sistem kekebalan yang memburuk (sangat tua). Kondisi yang melemahkan pertahanan pejamu melawan mikroorganisme antara lain status gizi seseorang, tingkat stress, dan status kesehatan secara keseluruhan juga memengaruhi kerentanannya akan efek membahayakan dari patogen. TERIMAKASIH