Anda di halaman 1dari 32

ILMU DASAR KEPERAWATAN

Agen-agen infeksius

Kelompok 5 :
Anwar solihin
Dina yulianti
Fika yuniasta morina
Iis roswida
Muhammad nur
Definisi agen infeksius
Infeksi merupakan peristiwa masuk dan penggandaan
mikroorganisme di dalam tubuh pejamu (Pronggoutomo,
2002). Sedangkan agen infeksius adalah mikroorganisme
yang dapat menimbulkan infeksi. Mikroorganisme yang
termasuk dalam agen infeksi antara lain : virus, bakteri,
jamur, parasit, riketsia, dan clamidia
lanjutan

Ada dua sifat umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar
menimbulkan penyakit

1. Agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme


dan memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi
tersebut harus mampu mendapatkan tekanan oksigen, pH yang
sesuai, suhu, dan lingkungan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhannya

2. Agen infeksius patogen harus memiliki kemampuan untuk


menahan mekanisme pertahanan hospes yang cukup lama
untuk mencapai jumlah kritis yang diperlukan sehingga agen
tetap dapat menimbulkan penyakit. Setiap ada gangguan dari
mekanisme pertahanan hospes jelas akan membantu terjadinya
proses infeksi (Herold, 1994)
1. virus
Virus berasal dari bahasa yunani“Venom”yang Berarti racun,
Virus adalah Parasit mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel
yang tersusun atas elemen genetik (genom ) yang
mengandung salah satu asam nukleat deoksiribunokleat
(DNA) atau asam ribunulket (RNA) akan tetapi tidak terdiri
dari kedua jenis asam nukleat sekaligus, yang dapat berada
dalam dua kondisi yang berbeda yaitu secara seluler didalam
tubuh inang dan ekstraseluler diluar tubuh inang (lwoff,
Horne dan Tournier.1966)
Struktur virus
1. Kepala virus : terdiri dari kapsid dan asam nukleat. Kapsid
adalah selubung protein yang berfungsi sebagai pemberi
bentuk pada virus, melindungi asam nukleat virus dari
kerusakan. Asam nukleat adalah substansi genetik yang
berfungsi untuk membawa kode pewarisan sifat.

2. Leher virus : tidak semua memiliki leher, hanya virus yang


kompleks saja yang memiliki leher virus

3. Ekor virus : Ekor adalah bagian tubuh yang penting untuk


melekatkan diri virus dengan sel inang, serta memasukan
materi genetik virus ke dalam sel inang tersebut. Bagian ekor
virus terdiri atas selubung ekor, serabut ekor, lempeng dasar
dan jarum penusuk.
Reproduksi virus
Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup, yaitu
dalam nukleus, sitoplasma atau di dalam kedua-duanya dan
tidak mengadakan reproduksinya di luar sel hidup, virus
tidak membelah diri dengan carapembelahan biner (binnart
fission) partikel virus baru dibentuk dengan suatu
prosesbiosintesis majemuk yang mulai dengan pemecahan
suatu partikel virus infektrif menjadi lapisan protein
pelindung dan komponen asam nukleat infektif,
Tahapan perkebangbiakan virus dikutup dari buku medical
microbiologi
1. Penempelan
2. Penyusupan
3. Pelepasan pembungkus luar
4. Replikasi asam nukleat dan sintesis
Sifat virus
1. Bahan genetik virus terdiri dari Rna atau Dna, tetapi tidak
terdiri atas keduanya
2. Struktur virus secara relatif sangat sederhana, yaitu terdiri dari
pembungkus yang mengelilingi/melindungi asam nukleat.
3. Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup, yaitu di
dalam nukleus, sitoplasma atau di dalam kedua-duanya dan
tidak mengadakan kegiatan metabolisme jika berada di luar sel
hidup.
4. Virus tidak mempunyai informasi genetic sistem Lipman
untuk sintesis energi berpotensi tinggi.
5. Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner
(binary fi .ssion). Partikei virus baru dibentuk dengan suatu
proses biosintesis majemuk yang dimulai dengan pemecahan
suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein pelindung
dan komponen asam nukleat infektif
Penularan virus
Melalui pernapasan Melalui kulit dan mukosa
Contoh : virus influenza, genitalia
virus campak, ronavirus, Contoh : virus herpes, virus
corona virus dll. rabies dan hiv

Melalui saluran pencernaan Melalui placenta


Contoh : virus hepatitis, Contoh : virus rubella dan
virus poliomyelitis, rotavirus cytomegalovirus
penyebab diare, dll
2. bakteri
Bakteri dalah oragnisme bersel tunggal yang hidup bebas dan
mampu berproduksi sendiri tanpa menggunakan hewan
sebagai pejamu untuk mendapatkan makanan. Bakteri tidak
memiliki inti sel. Bakteri terdiri atas sitoplasma yang
dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang saku yang terbuat
dari suatu zat khusus yang disebut peptidoglikan. Di dalam
sitoplasma terdapat materi genetik, baik DNA maupun RNA,
dan struktur intrasel yang diperlukan untuk metabolisme
energi (Corwin, 2009).
Struktur bakteri
1. Flagela dan filamen axial. Fungsi utama flagela pada
bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakan. Flagela
bukan merupakan alat untuk pertahanan hidup.
2. Mikrofibril. fimbria dan pili seks. Fungsi utama adalah
membantu bakteri untuk bertahan hidup dan
berinteraksi dengan inang.
3. Selubung sel. Fungsi utamanya adalah mempermudah
interaksi inang-parasit, disamping itu sebagai tempat
reaksi komplemen dan antibodi, dan sering mengandung
komponen toksik untuk inang
Lanjutan

4. Kapsul : Virulensi patogen sering berhubungan dengan


produksi kapsul. Strain virulen Pneumococcus
menghasilkan polimer kapsuler yang melindungi bakteri
dari fagositosis
5. Dinding sel : Dinding sel, ditemukan pada semua bakteri
hidup bebas kecuali pada Mycoplasma. Dinding sel
berfungsi melindungi kerusakan sel dari lingkungan
bertekanan osmotik rendah dan memelihara bentuk sel
Reproduksi bakteri
Reproduksi bakteri dapat secara aseksual
ataupun seksual, termasuk reproduksi
aseksual adalah pembelahan,
pembentukan tunas/cabang dan
pembentukan filamen
Fase pembelahan bakteri
1. Fase lag (penyesuaian); berlangsung selama 2 jam. bakteri belum
berkembang biak dalam fase ini, tetapi aktivitas metabolismenya sangat
tinggi
2. Fase Logaritma / Exponensial (pembelahan) : berkembang biak
dengan berlipat dua, jumlah bakteri meningkat secara eksponensial. Untuk
kebanyakan fase ini berlangsung 18-24 jam. Pada pertengahan fase ini
pertumbuhan bakteri sangat ideal, pembelahan terjadi secara teratur, semua
bahan dalam sel berada dalam keadaan seimbang
3. Fase stasioner : Dengan meningkatnya jumlah bakteri, meningkat juga
jumlah hasil metabolisme yang toksis. bakteri mulai ada yang mati,
pembelahan terhambat. Pada suatu saat terjadi jumlah bakteri yang hidup
tetap sama.
4. Fase kemunduran / penurunan : Jumlah bakteri hidup berkurang dan
menurun. Keadaan lingkungan menjadi sangat jelak. Pada beberapa jenis
bakteri timbul bentukbentuk abnormal (bentuk involusi)
Faktor factor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri
1. Zat makanan : untuk pertumbuhan bakteri harus
mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, mineral
dan faktor pertumbuhan yang meliputi asam amino,
purin, pirimidin dan vitamin. (Jawetz, et al, 2008).
2. Derajat keasama : pH pembenihan juga mempengaruhi
pertumbuhan kuman dalam membantu metabolisme
bakteri. Bakteri tumbuh subur pada kisaran pH 6,5 – 7,5
(Suharno,dkk 2010)
3. Suhu : Suhu merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan bakteri. Apabila suhu tidak sesuai dengan
kebutuhan bakteri, maka akan menyebabkan kerusakan
sel (Waluyo, 2009)
3. Jamur
• Jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus
(mushroom) yang berarti tumbuh dengan subur. Istilah
ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang memiliki
tubuh buah serta tumbuh atau muncul di atas tanah atau
pepohonan (Tjitrosoepomo, 1991).

• Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof,


dinding sel spora mengandung kitin, tidak berplastid,
tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof,(sel
eukariotik) umumnya memiliki hifa yang berdinding
yang dapat berinti banyak (multinukleat), atau berinti
tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan
cara absorpsi (Gandjar, et al., 2006).
Reproduksi jamur
siklus reproduksi bisa seksual dan aseksual pada jamur dapat
melibatkan 3 tahap yaitu plasmogami (peleburan plasma),
karyogami (peleburan nukleus), dan meiosis (pembelahan
sel)

Kedua cara reproduksi tersebut menghasilkan spora. Oleh


karena itu, spora ada yang diproduksi secara seksual maupun
aseksual. Contoh spora yang diproduksi secara seksual adalah
askospora, basidiospora, dan zigospora.

Spora yang diproduksi secara aseksual misalnya arthrospora,


klamidospora, sporangiospora/spora dan zoospora
4. Parasit
• Parasit adalah organisme yang eksistensinya tergantung
adanya organisme lain yang dikenal sebagai induk semang
atau hospes.

• parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis


yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang
ditempatinya (hospes)
Pengaruh parasit terhadap inang
 Pengaruh parasit terhadap inang meliputi kerusakan
mekanis, penembusan sel inang melalui migrasi,
kompetisi nutrisi esensial, toksin dan imunosupresi.
Selain oleh kait dan gigi di bagian mulut parasit,
kerusakan mekanis oleh parasit terhadap inang juga
disebabkan oleh pengaruh penyumbatan (pemblokiran).
Sebagai contoh, infeksi berat oleh cacing gelang Ascaris
lumbricoides pada anak-anak, dapat menyumbat usus
halus dan besar

 Kebanyakan infeksi parasit bersifat kronis karena adanya


pelepasan terus menerus antigen kepada inang atau terjadi
imunosupresi (penekanan terhadap sistem kekebalan
inang). Sistem kekebalan inang secara terus menerus
bereaksi atau menjadi toleran
Daur hidup parasit
Daur hidup parasit kebanyakan sangat majemuk. Untuk
kelangsungan urutan fenomena-fenomena hidup tersebut
diperlukan persyaratan kondisi fisik dan biologis yang
optimum.

Daur hidup parasit pada umumnya dapat dibedakan menjadi


2 tipe, ialah : tipe langsung dan tipe tidak langsung.

Pada daur hidup tipe langsung, parasit hanya membutuhkan


satu inang (inang), yaitu inang definitif dan tidak
memerlukan inang perantara. Pada daur hidup tipe tidak
langsung, parasit membutuhkan satu inang definitif sebagai
inang akhir dan di samping itu diperlukan pula satu atau
lebih inang perantara.
Tiga jenis parasit yang menyebabkan penyakit
pada manusia
1. Protazoa : Adalah organisme bersel satu. Makhluk ini bisa
hidup bebas maupun menjadi parasit di inangnya. Di
dalam tubuh manusia, protozoa akan melipatgandakan
jumlahnya. Ini yang akan membuat manusia terinfeksi.
Protazoa dapat menyerang manusia melalui pecal-oral.
2. Helmint (Cacing) : adalah organisme multisel yang dapat
hidup di dalam atau di luar tubuh Anda. Kebanyakan
cacing hidup di usus,
3. Ektoparasit : adalah organisme bersel banyak yang
disebarkan oleh serangga atau arachnida, seperti nyamuk,
kutu, dan tungau yang bertindak sebagai inang pembawa
penyakit
5. riketsia
Meskipun sangat kecil dan selalu terdapat di dalam sel,
Rickettsia bukanlah termasuk virus, melainkan tergolong
bakteri. Rickettsia mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
sifat-sifat bakteri, mengandung asam nukleat yang terdiri
dari RNA dan DNA, berkembang biak dengan pembelahan
biner, dinding sel mengandung mukopeptida, mempunyai
ribosom, mempunyai enzim yang aktif pada metabolisme,
dihambat oleh obat-obat anti bakteri dan dapat membentuk
ATP sebagai sumber energi. Dan bersifat negatif gram dan
merupakan suatu parasit intraselular obligat(Suharno.
Mikrobiologi FKUI)
patologi
Rickettsia berkembang biak di dalam sel endotel pembuluh
darah kecil. Sel membengkak dan . nekrosis, terjadi
trombosis pembuluh darah yang dapat mengakibatkan ruptur
dan nekrosis. Di kulit tampak nyata adanya lesi vaskuler.
Vaskulitis yang terjadi pada beberapa organ merupakan dasar
terjadinya gangguan hemostatik. Dalam jaringan otak dapat
ditemukan penumpukan limfosit, leukosit polimorfonuklear
dan makrofag yang benalian dengan kelainan pembuluh
darah pada masa kelabu. Kelainan ini disebut nodul tifus.
Pada pembuluh darah kecil jantung dan organ-organ
lainnyapun dapat terkena kelainan yang serupa.
6.clamidia
Chlamydia juga dikenal sebagai Miyagawanella atau
Bedsonia. Negatif Gram, berukuran 0,2-1,5 mikron,
berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit
intrasel obligat. Meskipun ukurannya sangat kecil dan hanya
dapat hidup intrasel, namun kuman ini bukan termasuk
virus melainkan bakteri. Memiliki ribosom, RNA dan DNA,
dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung asam
muramat, mempunyai enzim yang aktif pada metabolisme,
membelah secara biner dan pertumbuhannya dapat dihambat
oleh obatobat antibakteri. Chlamydia tidak mampu
membentuk sendiri senyawa fosfat berenergi tinggi. Energi
yang dibutuhkannya diambil dari sel hospes, oleh karena itu
kuman ini juga disebut sebagai parasit energi (Suharno.
Mikrobiologi FKUI)
Struktur clamidia
Chlamydia mempunyai dinding sel yang serupa dengan
dinding sel bakteri negatif Gram. Kadar zat lemak relatif
tinggi, terutama berupa fosfolipid. Dalam dinding sel
terdapat peptidoglikan yang mengandung asam muramat'
Pembentukan dinding sel dapat dihambat oleh penisilin dan
sikloserin. DNA pada badan elementer, terkumpul di dalam
inti, sedangkan pada badan inisial, DNA tersebar di dalam
sitoplasma. Enam puluh persen badan elementer berupa
protein, dan paling sedikit terdiri dari 18 jenis asam amino
Klasifikasi clamidia
1. Clamidia psittaci, membentuk badan inklusi intra
sitoplasma yang tersebar secara difus dan tidak
mengandung glikogen. Penyebab penyakit Psitttacosis
pada manusia, omitosisi pada burung dan lain-lain.

2. Clamidia trachomatis, membentuk badan iklusi intra


sitoplasma yang padat dan mengandung glikogen. Dapat
menyebabkan pneumonitis pada tikus. Pada manusia
dapat menyebabkan penyakit trachoma, konjungtivitas
induksi, non-spesifik, salpingitis, servistik, dan
pneumonitis.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai