Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN KE 5

KELOMPOK ORGANISME
(VIRUS)

A. Sejarah Virus
Virus merupakan suatu jenis partikel yang awal keberadaannya menimbulkan
perdebatan dikalangan para ahli, mengenai statusnya sebagai organisme hidup atau benda
mati. Beberapa ahli menganggap partikel tersebut sebagai benda mati karena dapat
dikristalkan melalui proses tertentu, sedangkan beberapa ahli yang lain
mengkategorikannya sebagai organisme hidup karena kemampuannya untuk
memperbanyak diri atau bereplikasi di dalam tubuh inang. Virus merupakan kategori
organisme non-seluler karena tidak memiliki kelengkapan struktur sel seperti sitoplasma,
organel sel serta tidak dapat mebelah dirinya sendiri. Beberapa tokoh yang berkontribusi
dalam penemuan virus di tahap awal adalah:
1. Adolf Mayer di Jerman pada tahun 1883, melalui percobaaanya pada penyakit bitnik
kuning yang menyerang daun tembakau.
2. Dmitri Ivanovski di Rusia pada tahun 1892, melalui percobaannya dengan menyaring
getah tanaman sakit serta memfilter dari tanman sakit tersebut. Selanjutnya saringan
getah tanaman sakit yang telah terfilter dari bakteri disemprotkan kepada tanaman yang
sehat. Hasil percobaannya adalah tanaman sehat tersebut tetap tertular penyakit
sehingga Dmitri menyimpulkan bahwa ada suatu partikel berukuran lebih kecil dari
bakteri yang dapat lolos dari filter dan kemudian menularkan penyakit.
3. Martinus W. Beijerinck di Belanda pada tahun 1896 dengan penemuan berupa suatu
partikel berukuran kecil yang dapat bereproduksi pada tanaman tetapi tidak tumbuh
pada medium pertumbuhan bakteri, sehingga Martinus menyimpulkan bahwa partikel
temuannya tersebut hanya dapat hidup dengan menempel pada makhluk hidup yang
diserangnya.
4. Wendel M. Stanley di Amerika pada tahun 1935 dengan keberhasilannya untuk
mengkristalkan partikel mikroskopis tersebut dan menamakannya dengan sebutan
TMV (Tobacco Mosaic Virus).
B. Pengertian virus
Kata virus berasal dari istilah Yunani, yaitu Venom yang artinya racun. Virus
merupakan suatu jenis parasite mikroskopik yang memiliki kecenderungan untuk
menginfeksi sel organisme bilogis tertentu. Struktur partikel virus secara umum tersusun
atas elemen genetic atau genom dengan kandungan salah satu jenis asam nukleat yaitu
DNA dan RNA. Keduanya memiliki kemampuan untuk tetap bertahan hidup dalam dua
kondisi yang berbeda yaitu berada di dalam tubuh inang atau biasa disebut intraseluler dan
di luar tubuh inang yang disebut ekstraseluler. Virus memiliki dua sifat khas yaitu hidup
dan mati. Sifat hidup atau seluler pada virus ditujukkan dengan keberadaan kandungan
salah satu jenis dari asam nukleat (DNA atau RNA) di dalam partikelnya, serta
kemampuannya untuk melakukan parasite obligat intraseluler yaitu proses reproduksi
secara replikasi di dalam sel inang.
Sedangkan sifat mati atau aseluler pada virus ditujukkan dengan kondisi partikelnya
yang dapat dikristalkan serta dicairkan. Selain itu, struktur partikel virus juga cenderung
berbeda dengan sel serta tidak dapat melakukan proses metabolisme sel sama sekali.
Keseluruhan partikel yang sedang berada diluar inang terdiri dari kandungan asam nukleat
yang dilingkupi protein bernama virion. Virion tersebut tidak dapat melakukan aktivitas
biosintesis maupun reproduksi dengan cara apapun sebelum memasuki sel inang dan baru
dapat melakukan proses reproduksi ketika kondisinya sudah berada di dalam sel inang.
Virus yang telah berhasil memasuki sel inang akan mengambil alih setiap aktivitas inang
dan menghasilkan komponen baru yang merupakan pembentuk virus.

C. Bentuk dan Ukuran Virus


Bentuk virus cenderung bervariasi, baik dari sisi ukuran, komposisi kimiawi
penyusunnya, maupun bentuknya. Bentuk umum virus ada yang bulat, memanjang, oval,
silindris serta menyerupai huruf T. Sedangkan ukuran virus sangat kecil bahkan lebih kecil
dibandingkan bakteri, sehingga hanya dapat terlihat melalui jenis mikroskop elektron. Unit
pengukurannya, biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm) dan berkisar antara 0,02
mikrometer hingga 0,3 mikrometer (ukuran 1 µm = 1/1000 mm). adapun virus cacar
adalah salah satu virus yang memiliki ukuran paling besar yaitu berdiameter sekitar 200
nm, sedangkan virus polio merupakan virus yang berukuran paling kecil yaitu sekitar 28
nm.
D. Susunan Tubuh Virus
Komponen utama penyusun tubuh virus terdiri dari beberapa bagian sederhana, sebagai
berikut:
1. Kapsid merupakan lapisan yang membungkus keseluruhan tubuh virus dan berasal dari
kandungan protein jenis tertentu. Kapsid tersebut disusun oleh sejumlah kapsomer yang
saling terikat antara satu dengan yang lainnya dan berfungsi untuk:
a. Pembentuk tubuh virus
b. Melindungi virus dari suatu kondisi lingkungan yang cenderung merugikan
c. Mempermudah proses penempelan ketika terjadi upaya penembusan untuk masuk
ke dalam sel tertentu yang akan digunakan sebagai inang..
2. Isi merupakan bagian virus yang letaknya berada di bagian dalam kapsid. Ii tubuh berpa
sejumlah DNA atau RNA, yaitu molekul pembawa sifat keturunan atau biasa disebut
materi genetik. Setiap virus hanya memiliki satu jenis asam nukleat di dalam tubuhnya
yaitu DNA atau RNA dan tidak mungkin keduanya. Asan nukleat tersebut sering
bergabung dengan kandungan protein di dalam tubuh virus dan disebut nucleoprotein.
Pada virus tanaman dan hewan, tubuh virus dapat berisi RNA atau DNA, sedangkan
pada fage tubuh virus pasti berisi DNA.
3. Kepala merupakan bagian virus yang juga berisi DNA atau RNA dan dilingkupi oleh
lapisan kapsid yang tersusun oleh satu unit protein atau kapsomer.
4. Ekor merupakan serabut virus berbentuk jarum yang fungsinya untuk menempelkan
tubuh virus pada sel inang tertentu.

E. Pengembangbiakan Virus
Setiap jenis virus akan memanfaatkan siklus metabolisme yang terjadi secara alami
pada sel penjamunya untuk membantu terjadinya proses sintesis protein virus dengan virion
baru. Untuk mengembangbiakan virus biasanya jenis biakan sel yang digunakan berasal
dari suatu jaringan tumor tertentu yang dapat digunakan secara terus menerus sehingga
replikasi virus di dalam biakan tersebut dapat dideteksi. Tahap replikasi yang dilakukan
oleh virus di dalam biakannya, sebagai berikut:
1. Tahap peletakan atau adsorpsi yaitu tahap penempelan yang dilakukan oleh virus
tertentu pada dinding sel inangnya. Virus akan menempelkan sisi temple atau reseptor
site yang terdapat pada tubuhnya ke dinding sel bakteri yang akan dijadikan inang.
2. Tahap penetrasi sel inang yaitu tahap pengeluaran enzim yang berfungsi untuk
membuka dinding sel bakteri.
3. Tahap eklifase yaitu tahap dimana asam nukleat virus mulai menggunakan asam
nukleat bakteri yang melakukan pembentukan bagian-bagian tubuh virus baru.
4. Tahap pembentukan virus atau bakteriofage baru yaitu tahap dimana bagian-bagian
tubuh virus yang telah terbentuk akan bergabung menjadi virus baru yang utuh. Setiap
sel bakteri menghasilkan sejumlah 100 – 300 virus baru.
5. Tahap pemecahan sel inang yaitu tahap terpecahnya sel bakterimelalui pembentukan
enzim lisoenzim yang dapat melarutkan susunan dinding sel bakteri sehingga terpecah
dan menggunakan sejumlah virus-virus baru yang akan mencari sel bakteri lain.

F. Klasifikasi Virus
Nam family pada virus ditandai denganakhiran viridae, sedangkan nama sub familinya
ditandai degnan akhiran virinae. Nama akhiran pada setiap genusnya diberi akhiran virus.
Lwoff, Horne dan Tournier yang meruapakn para ahli dalam bidang taksonomi virus,
mengklasifikasikan virus ke dalam beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Klasifikasi virus berdasarkan keberadaan asam nukleat (DNA atau RNA) berantai
ganda atau tunggal di dalam tubuhnya.
2. Klasifikasi virus berdasarkan ukuran dan morfologinya, termasuk virus dengna tipe
simetri kapsid.
3. Klasifikasi virus berdasarkan keberadaan enzim spesifik di dalam tubuhnya terutama
enzim polymerase RNA tau DNA yang berperan penting dalam proses replikasi.
4. Klasifikasi virus berdasarkan identifikasi genom.
5. Klasifikasi virus berdasarkan kepekaannya terhadap unsur senyawa kimia tertentu dan
kondisi fisiknya.
6. Klasifikasi virus berdasarkan cara penyebaran alamiahnya.
7. Klasifikasi virus berdasarkan gejala-gejala yang ditimbulkan pada setiap infeksinya.
8. Klasifikasi virus berdasarkan keberadaan selubung yang melingkupi tubunya.
9. Klasifikasi virus berdasarkan jumlah kapsomernya pada jenis virus ikosohedarial serta
klasifikasi virus berdasarkan ukuran diameter nukleokapsidanya untuk jenis virus
helikoidal.

G. Peran Virus
Di dalam kehidupan, virus memiliki dua peranan yaitu sebagai suatu mikroorganisme
yang dapat memberikan keuntungan dan mikroorganisme yang menimbulkan kerugian.
Sebagai mikroorganisme yang dapat memberikan keuntungan, virus memiliki peranan
penting dalam bidang rekayasa genetika karena partikelnya dapat digunakan untu
melakukan proses cloning gen atau reproduksi DNA yang identik secara genetis.,
contohnya adalah virus dapat membawa sejumlah gen yang berfungsi untuk mengendalikan
pertumbuhan serangga jenis tertentu, virus juga dapat digunakan untuk proses terapi pada
gen manusia, sehingga dapat menyembuhkan penyakit genetis tertentu seperti diabetes dan
kanker. Adapun peranan virus yang merugikan yaitu dapat menyebabkan berbagai penyakit
pada manusia, hewan dan tumbuhan, contoh infeksi melalui saluran pernapasan
(penyebabnya influenza, virus rubella), dll.

Anda mungkin juga menyukai