Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN KE 3

KELOMPOK ORGANISME
(BAKTERI DAN PROTOZOA)

A. Bakteri
Bakteri merupakan salah satu dari kelompok organisme prokariotik yaitu sekelompok
organisme yang tidak mempunyai selubung inti sama sekali. Sebagai suatu organisme
hidup, bakteri juga mempunyai sekumpulan informasi genetic yang berupa DNA dengan
bentuk sirkuler, memanjang dan biasa disebut nukleoi, meskipun DNA tersebut tidak
terlokalisasi pada suatu tempat khusus tertentu yakni nukleus sebagaimana organisme
hidup lainnya. Bakteri dapat tumbuh dalam pengaruh tertentu, diantaranya yaitu:
1. Keberadaan sumber energy untuk melakukan reaksi sintesis dalam proses pertumbuhan
dan restorasi, proses pemeliharaan stabilitas cairan, melakukan gerakan, dll
2. Keberadaan sumber karbon
3. Keberadaan sumber nitrogen yang digunakan untuk melakukan sintesis pada
kandungan protein dan asam nukleat
4. Keberadaan sumber garam anorganik terutama folat dan sulfat untuk digunakan sebagai
anion serta kandungan potassium, kalsium, besi, sodium magnesium dan mangan
sebagai kation
5. Beberapa jenis bakteri terntentu membutuhkan vitamin bakteri dengankuantitas tidak
terlalu banyak untuk digunakan dalam proses sintesis metabolik esensial

Klasifikasi bakteri merupakan sebuah rangkaian proses yang dilakukan untuk


membedakan berbagai macam jenis bakteri antara yang satu dengan yang lain serta
mengelompokan setiap jenisnya berdasarkan karakteristik tertentu yang cenderung sama.
Berdasarkan serangkaian tes biokimia serta pewarnaan gram maka ditemukan karakteristik
kriteria yang efektif untuk menyimpulkan klasifikasi pada bakteri menjadi 2 kelompok
besar, yaitu:

1. Bakteri Gram negatif


 Bakteri Gram negative berbentuk batang atau biasa disebut dengan istilah
enterobacteriacea. Bakteri jenis ini berhabitat di usus manusia maupun binatang.
Beberapa bakteri yang termasuk dalam kelompok enterobacteriacea adalah
Escherichia Coli yang merupakan flora normal dan menjadi agen penyebab
penyakit dan Shigella serta Salmonella yang merupakan jenis pathogen umum bagi
manusia
 Pseudomonas, acinobacter, dan jenis bakteri Gram negatif lainnya. Golongan jenis
Pseudomonas merupakan jenis pathogen nosocomial yang cenderung bersifat
invasive dan toksigenik sehingga dapat menyebabkan infeksi yang menurunkan
daya tahan tubuh manusia
 Vibrio Campylobacter, Helicobacter dan jenis bakteri lain yang relevan.
Mikroorganisme yang termasuk dalam kategori ini merupakan spesies yang banyak
tersebar di alam. Vibrionya dapat dengan mudah ditemukan di daerah perairan,
permukaan air segar, dan pada jenis hewan berdarah dingin
 Haemophilus, Bordetella, dan Brucella. Di dalam kelompok ini, Hemophilis
Influenza tipe b merupakan jenis pathogen yang sangat penting bagi kehidupan
manusia
 Yersinia, Franscisella dan Pasteurella. Bakteri yang terdapat didalam kelompok ini
umumnya berbentuk batang berukuran pendek serta mempunyai sifat katalase dan
oksidase yang positif. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari bakteri
berjenis anaerob fakultatif.

2. Bakteri Gram positif, terdiri dari:


 Bakteri Gram positif pembentuk spora merupakan jenis bakteri yang bekerja
dengan membentuk spora diberbagai tempat, misalnya spesies Bacillus dan
Clostridium yang banyak tersebar dimana-mana dan punya kemampuan untuk
hidup dilingkungan tertentu selama bertahun-tahun. Spesies Basillus merupakan
kategori bakteri yang bersifat aerob sedangkan spesies Clostridium merupakan
bakteri yang bersifat anaerob obligat
 Bakteri Gram positif tidak membentuk spora, beberapa bakteri yang masuk ke
dalam kelompok ini adalah spesies Corynebacterium dan Propionibacterium yang
merupakan flora normal pada kulit dan selaput lender manusia spesies
Actinomycetes dan spesies Listeria
 Staphylococcus merupakan kelompok bakteri berbentuk bulat dan umumnya
tersusun secara bergerombol tidak teratur sehingga penampilan fisiknya
menyerupai anggur.
 Streptococcus merupakan kelompok bakteri Gram positif yang berbentuk bulat dan
memiliki pasangan pada tahap pertumbuhan. Beberapa spesies dari kelompok
bakteri streptococcus merupakan jenis flora normal yang terdapat pada manusia,
dan sisanya cenderung bersifat pathogen.

Identifikasi Bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut:


 Pemeriksaan mikroskopis, yaitu upaya pemeriksaan langsung pada bakteri untuk
mengamati setiap pergerakan yang dilakukan, aktivitas pembelahannya secara biner
serta mengamati kecenderungan bnetuk dan ukuran sel alami dari bakteri tersebut
pada saat fiksasi panas selama proses pewarnaan
 Pembiakan bakteri yaitu kegiatan pembenihan melalui suatu media yang terdiri dari
campuran bahan tertentu pada derajat kesamaan dan inkubasi yang telah diukur
sehingga dapat menumbuhkan berbagai jenis bakteri, jamur maupun parasite.
Proses pembiakan bakteri sangat diperlukan untuk mengkaji secara mendetail
mengenai sifat bakteri sehingga dapat dilakukan tahap identifiasi, diferensiasi, dan
determinasi pada setiap jenis bakteri yang ditemukan.
 Adapun medium pembiakan bakteri tersebut meliputi:
1) Medium pembiakan dasar yaitu berupa medium pembiakan sederhana dengan
menggunakan bahan umum yang biasanya diperlukan sebgai komponen dasar
pembiakan pada sebagian besar mikroorganisme. medium pembiakan dasar
disebut juga bulyon nutrisi dan terbuat dari 3 gram ekstrak daging, 5 gram
pepton, 1000 ml air serta penambahan 15 buah agar-agar.
2) Medium pembiakan penyubur (Euriched medium) yaitu medium pembiakan
yang terbuat dari komponen medium pembiakan dasar yang diberi tambahan
berupa bahan jenis lain yang berfungsi menyuburkan pertumbuhan bakteri
tertentu. Bahan jenis lain yang sering ditambahkan pada medium ini adalah
darah, cairan tubuh, serum dan ekstrak hati atau otak
3) Medium pembiakan selektif yaitu medium pembiakan yang biasa digunakan
untuk melakukan seleksi pada jenis bakteri tertentu dengan melakukan
pencampuran menggunakan bakteri lain yang tersedia dalam bahan
pemeriksaan. Berdasarkan sifat kerjanya, maka medium pembiakan selektif
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu selektivitas yang dilakukan karena
adanya perbedaan pertumbuhan pada bakteri dan selektivitas yang dilakukan
karena terjadinya penghambatan pertumbuhan bakteri.

B. Protozoa
Protozoa adalah jenis kelompok lain dalam kategori Protista eukariotik yang cenderung
sulit dibedakan dengan algae dan sebagian besar hanya bisa terlihat dengan menggunakan
mikroskop. Adapun beberapa jenis organisme justru mempunyai sifat yang serupa dengan
algae maupun protozoa, misalnya algae hijau euglenophyta yang memiliki sel tunggal
berflagela dan berklorofil, tetapi dapat kehilangan klorofilnya serta kemampuannya untuk
melakukan fotosintesis. Spesies euglenophyta mampu hidup pada suatu nutrient kompleks
meski tidak ada cahaya, sehingga beberapa ilmuwan mengkategorikannya ke dalam filum
protozoa. Karakteristik yang membedakan antara protozoa dengan prokariotik adalah
ukuranny yang cenderung lebih besar dan jenis selnya eukariotik sedangkan karakteristik
yang membedakan antara protozoa dengan algae adalah ketiadaan klorofil yang
menyertainya. Adapun perbedaan karakteristik protozoa dengan jamur adalah
kemampuannya untuk bergerak aktif serta tidak adanya dinding sel dan tidak mampu
membentuk badan buah, sehingga berbeda karakteristik dengan jenis jamur lender.
Beberapa diantara karakteristik spesifik yang dimiliki oleh sistem sel protozoa, sebagai
berikut:

Tabel 1. Karakteristik Protozoa

Jenis Sistem Sistem Sel Protozoa


Otot rangka Protozoa tidak memiliki kerangka dalam
atau luar. Mereka bergerak dengan
berbagai cara. Amoeba memiliki kaki palsu
yang disebut pseudopodia yang akan
meluas ketika bergerak. Paramecium
ditutupi dengan rambut yang disebut silia.
Euglena viridis memiliki cambuk seperti
ekor yang disebut flagel untuk bergerak.
Pencernaan Protozoa mengambil makanan melalui air
menyimpan makanan dikantung yang
disebut vakuola. Mereka memakan
ganggang kecil dan bakteri.
Saraf Protozoa memiliki tingkat reaksi yang
sangat rendah terhadap dunia disekitar itu
dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka
dapat bereaksi terhadap cahaya dan
perubahan suhu.
Sirkulasi Protozoa memiliki aliran air yang masuk
melalui pori-pori. Air berisi makanan dan
kebutuhan oksigen protozoa.
Respirasi Protozoa mengambil oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida melalui
membrane selnya.
Reproduksi Protozoa dapat berkembang biak secara
seksual dan aseksual.
Ekskresi Protozoa memiliki kantung disebut vakuola
yang berfungsi mengambil dan membuang
air.
Simetri Protozoa biasanya asimetris.
Warna Protozoa umumnya berwarna pucat.

1. Habitat protozoa
Habitat hidup protozoa adalah di air atau di tempat-tempat yang lembap dan basah.
Protozoa hidup bebas di beberapa lingkungan, seperti lautan, daratan ataupun perairan
tawar. Beberapa spesies dari protozoa memiliki sifat khusus yaitu parasitic atau
menggantungkan hidup pada suatu organisme inang yang biasanya juga memiliki sifat
parasite atau berupa suatu jenis organisme sederhana atau vertebrata kompleks,
misalnya algae dan manusia. Beberapa spesies lain dari protozoa dapat tumbuh dan
berkembangbiak pada permukaan tumbuhan atau di kedalaman tanag tertentu.
Kehidupan protozoa memerlukan jumlah kadar kelembapan yang cenderung tinggi
pada habitat apapun yang menjadi tempat bertumbuhnya. Adapun beberapa dari spesies
protozoa yang hidup di laut dikategorikan sebagai bagian dari zooplankton.
Sekelompok protozoa jenis tertentu cenderung berbahaya bagi manusia karena dapat
menjadi agen spesifik dari suatu penyakit yang serius dan sekelompok protozoa jenis
tertentu justru bermanfaat karena membantu memakan jenis bakteri berbahaya tertentu
di dlam tubuh manusia atau dapat menjadi makanan pokok untuk ikan dan beberapa
jenis hewan lainnya.

2. Morfologi protozoa
Semua jenis protozoa memiliki organel berupa vakuola kontraktil yang dapat berperan
sebagai pompa pembuangan kelebihan air dari dalam sel serta mengatur kondisi
tekanan osmosis pada stabilitas tertentu. Vakuola kontraktil yang dimiliki oleh setiap
spesies protozoa memiliki letak dan jumlah yang berbeda-beda di dalam sel. Dalam
suatu kondisi negatif dan tidak menguntungkan, protozoa akan membentuk sebuah kista
guna mempertahankan hidup dan ketika kondisi cenderung menguntungkan maka kista
tersebut akan berkecambah dan berubah menjadi sel vegetatif dari protozoa. Di dalam
struktur selnya, protozoa tidak memiliki dinding sel dan kandungan selulosa atau khitin
sebagaimana struktur sel pada jamur dan algae.
Protozoa merupakan jenis sel tunggal yang berkemampuan untuk melakukan gerakan
secara khas dengan menggunakan pseudopodia atau kaki palsu maupun menggunakan
flagella atau silia, meskipun ada juga beberapa dari spesies protozoa yang tidak dapat
bergerak secara aktif. Berdasarkan mekanisme gerakan dan alat gerak yang dimilikinya,
maka protozoa dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
a. Sarcodina yaitu kelompok spesies protozoa yang bergerak secara amoeboid.
b. Mastigophora yaitu kelompok spesies protozoa yang bergerak dengan
menggunakan flagella
c. Ciliphora yaitu kelompok spesies protozoa yang bergerak dengan menggunakan
silia, contohnya adalah genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan
manusia.
d. Sporozoa yaitu kelompok spesies protozoa yang tidak dapat bergerak sama sekali
dan umumnya berbentuk serat parasite yang menempel pada hewan dan manusia.

3. Perkembangbiakan protozoa
Protozoa melakukan perkembangbiakan secara seksual dan aseksual. Perkembangan
aseksual protozoa dilakukan melalui proses pembelahan diri mejadi 2 biner atau anak
sel, yang pada jenis Flagelata proses pembelahan tersebut terjadi secara longitudinal,
sedangkan pada jenis Ciliata proses pembelahan terjadi secara tranversal. Beberapa
spesies protozoa bahkan dapat membelah diri menjadi banyak sel atau biasa disebut
dengan schizogony, dimana sel inti melakukan pembelahan selama beberapa kali dan
selanjutnya diikuti dengan terjadinya pembelahan sel menjadi sel anakan dalam jumlah
yang banyak. Adapun perkembangbiakan secara seksual pada protozoa dilakukan
secara konjugasi, autogamy dan sitogami.

4. Fisiologi protozoa
Umunya protozoa cenderung memiliki sifat aerobik non-fotosintesis meskipun
beberapa jenis protozoa tertentu tetap dapat hidup di lingkungan anaerobic, contohnya
pada saluran pencernaan hewan ruminansia atau pada saluran pencernaan manusia.
Protozoa yang bersifat aerobik mempunyai organel berupa mitokondria dengan
kandungan enzim yang berfungsi untuk melakukan proses metabolisme aerobik serta
menghasilkan sejumlah ATP melalui proses transfer sejumlah atom hidrogen dan
elektron menuju ke oksigen. Sebagian besar protozoa memperoleh makanannya dengan
cara memangsa jenis organisme lain seperti bakteri atau partikel organik tertentu baik
melalui proses fagositosis maupun pinositosis.

Anda mungkin juga menyukai