KELOMPOK ORGANISME
(BAKTERI DAN PROTOZOA)
A. Bakteri
Bakteri merupakan salah satu dari kelompok organisme prokariotik yaitu sekelompok
organisme yang tidak mempunyai selubung inti sama sekali. Sebagai suatu organisme
hidup, bakteri juga mempunyai sekumpulan informasi genetic yang berupa DNA dengan
bentuk sirkuler, memanjang dan biasa disebut nukleoi, meskipun DNA tersebut tidak
terlokalisasi pada suatu tempat khusus tertentu yakni nukleus sebagaimana organisme
hidup lainnya. Bakteri dapat tumbuh dalam pengaruh tertentu, diantaranya yaitu:
1. Keberadaan sumber energy untuk melakukan reaksi sintesis dalam proses pertumbuhan
dan restorasi, proses pemeliharaan stabilitas cairan, melakukan gerakan, dll
2. Keberadaan sumber karbon
3. Keberadaan sumber nitrogen yang digunakan untuk melakukan sintesis pada
kandungan protein dan asam nukleat
4. Keberadaan sumber garam anorganik terutama folat dan sulfat untuk digunakan sebagai
anion serta kandungan potassium, kalsium, besi, sodium magnesium dan mangan
sebagai kation
5. Beberapa jenis bakteri terntentu membutuhkan vitamin bakteri dengankuantitas tidak
terlalu banyak untuk digunakan dalam proses sintesis metabolik esensial
B. Protozoa
Protozoa adalah jenis kelompok lain dalam kategori Protista eukariotik yang cenderung
sulit dibedakan dengan algae dan sebagian besar hanya bisa terlihat dengan menggunakan
mikroskop. Adapun beberapa jenis organisme justru mempunyai sifat yang serupa dengan
algae maupun protozoa, misalnya algae hijau euglenophyta yang memiliki sel tunggal
berflagela dan berklorofil, tetapi dapat kehilangan klorofilnya serta kemampuannya untuk
melakukan fotosintesis. Spesies euglenophyta mampu hidup pada suatu nutrient kompleks
meski tidak ada cahaya, sehingga beberapa ilmuwan mengkategorikannya ke dalam filum
protozoa. Karakteristik yang membedakan antara protozoa dengan prokariotik adalah
ukuranny yang cenderung lebih besar dan jenis selnya eukariotik sedangkan karakteristik
yang membedakan antara protozoa dengan algae adalah ketiadaan klorofil yang
menyertainya. Adapun perbedaan karakteristik protozoa dengan jamur adalah
kemampuannya untuk bergerak aktif serta tidak adanya dinding sel dan tidak mampu
membentuk badan buah, sehingga berbeda karakteristik dengan jenis jamur lender.
Beberapa diantara karakteristik spesifik yang dimiliki oleh sistem sel protozoa, sebagai
berikut:
1. Habitat protozoa
Habitat hidup protozoa adalah di air atau di tempat-tempat yang lembap dan basah.
Protozoa hidup bebas di beberapa lingkungan, seperti lautan, daratan ataupun perairan
tawar. Beberapa spesies dari protozoa memiliki sifat khusus yaitu parasitic atau
menggantungkan hidup pada suatu organisme inang yang biasanya juga memiliki sifat
parasite atau berupa suatu jenis organisme sederhana atau vertebrata kompleks,
misalnya algae dan manusia. Beberapa spesies lain dari protozoa dapat tumbuh dan
berkembangbiak pada permukaan tumbuhan atau di kedalaman tanag tertentu.
Kehidupan protozoa memerlukan jumlah kadar kelembapan yang cenderung tinggi
pada habitat apapun yang menjadi tempat bertumbuhnya. Adapun beberapa dari spesies
protozoa yang hidup di laut dikategorikan sebagai bagian dari zooplankton.
Sekelompok protozoa jenis tertentu cenderung berbahaya bagi manusia karena dapat
menjadi agen spesifik dari suatu penyakit yang serius dan sekelompok protozoa jenis
tertentu justru bermanfaat karena membantu memakan jenis bakteri berbahaya tertentu
di dlam tubuh manusia atau dapat menjadi makanan pokok untuk ikan dan beberapa
jenis hewan lainnya.
2. Morfologi protozoa
Semua jenis protozoa memiliki organel berupa vakuola kontraktil yang dapat berperan
sebagai pompa pembuangan kelebihan air dari dalam sel serta mengatur kondisi
tekanan osmosis pada stabilitas tertentu. Vakuola kontraktil yang dimiliki oleh setiap
spesies protozoa memiliki letak dan jumlah yang berbeda-beda di dalam sel. Dalam
suatu kondisi negatif dan tidak menguntungkan, protozoa akan membentuk sebuah kista
guna mempertahankan hidup dan ketika kondisi cenderung menguntungkan maka kista
tersebut akan berkecambah dan berubah menjadi sel vegetatif dari protozoa. Di dalam
struktur selnya, protozoa tidak memiliki dinding sel dan kandungan selulosa atau khitin
sebagaimana struktur sel pada jamur dan algae.
Protozoa merupakan jenis sel tunggal yang berkemampuan untuk melakukan gerakan
secara khas dengan menggunakan pseudopodia atau kaki palsu maupun menggunakan
flagella atau silia, meskipun ada juga beberapa dari spesies protozoa yang tidak dapat
bergerak secara aktif. Berdasarkan mekanisme gerakan dan alat gerak yang dimilikinya,
maka protozoa dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
a. Sarcodina yaitu kelompok spesies protozoa yang bergerak secara amoeboid.
b. Mastigophora yaitu kelompok spesies protozoa yang bergerak dengan
menggunakan flagella
c. Ciliphora yaitu kelompok spesies protozoa yang bergerak dengan menggunakan
silia, contohnya adalah genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan
manusia.
d. Sporozoa yaitu kelompok spesies protozoa yang tidak dapat bergerak sama sekali
dan umumnya berbentuk serat parasite yang menempel pada hewan dan manusia.
3. Perkembangbiakan protozoa
Protozoa melakukan perkembangbiakan secara seksual dan aseksual. Perkembangan
aseksual protozoa dilakukan melalui proses pembelahan diri mejadi 2 biner atau anak
sel, yang pada jenis Flagelata proses pembelahan tersebut terjadi secara longitudinal,
sedangkan pada jenis Ciliata proses pembelahan terjadi secara tranversal. Beberapa
spesies protozoa bahkan dapat membelah diri menjadi banyak sel atau biasa disebut
dengan schizogony, dimana sel inti melakukan pembelahan selama beberapa kali dan
selanjutnya diikuti dengan terjadinya pembelahan sel menjadi sel anakan dalam jumlah
yang banyak. Adapun perkembangbiakan secara seksual pada protozoa dilakukan
secara konjugasi, autogamy dan sitogami.
4. Fisiologi protozoa
Umunya protozoa cenderung memiliki sifat aerobik non-fotosintesis meskipun
beberapa jenis protozoa tertentu tetap dapat hidup di lingkungan anaerobic, contohnya
pada saluran pencernaan hewan ruminansia atau pada saluran pencernaan manusia.
Protozoa yang bersifat aerobik mempunyai organel berupa mitokondria dengan
kandungan enzim yang berfungsi untuk melakukan proses metabolisme aerobik serta
menghasilkan sejumlah ATP melalui proses transfer sejumlah atom hidrogen dan
elektron menuju ke oksigen. Sebagian besar protozoa memperoleh makanannya dengan
cara memangsa jenis organisme lain seperti bakteri atau partikel organik tertentu baik
melalui proses fagositosis maupun pinositosis.