Anda di halaman 1dari 4

Nama : Brema Aloy Haganta Sitepu

NIM : 2101040060
Matakuliah : Mikrobiologi Lanjutan

Pertanyaan:

1. Jelaskan Siklus Litik dan Lesogenik


Jawab:
Siklus litik
Siklus litik adalah salah satu siklus yang dianggap sebagai metode utama dalam reproduksi virus.
Saat virus menginfeksi bakteri (bakteriofag), mereka akan membajak sistem molekuler sel untuk
menghasilkan keturunan.

Daur litik diakhiri dengan pecahnya sel (kematian sel) yang terinfeksi dan kemudian melepaskan
virus peranakan. Pada gilirannya virus baru akan menyebar dan menginfeksi sel lainnya.

Tahap-tahap siklus litik


Berikut adalah penjelasan seputar tahap-tahap siklus litik sebagai metode reproduksi virus.

1. Absorpsi (perlekatan)
Pada tahap absorpsi, partikel virus (virion) akan menempelkan ekornya pada permukaan sel yang
menjadi inang. Virus melekat pada reseptor, yaitu protein khusus pada membran plasma inang
yang mengenali virus.

2. Penetrasi
Pada tahap penetrasi, virus akan menembus membran sel dan masuk ke sitoplasma, misalnya
dengan mendegradasi sel menggunakan enzim tertentu.

Setelah dinding sel melemah, materi genetik virus (DNA) akan meninggalkan kapsid dan
disuntikkan ke dalam inti sel inang. Untuk mencegah terdeteksi oleh sistem kekebalan, materi
genetik ini terkadang bisa melingkar untuk meniru bakteri.
3. Transkripsi
Pada tahap transkripsi, virion akan mengambil alih proses biologis sel, lalu memulai mekanisme
transkripsi untuk menghasilkan fag (phage) dan protein yang diperlukan virus untuk melakukan
reproduksi.

4. Replikasi atau sintesis


Fase replikasi atau sintesis merupakan fase di mana sel inang menghasilkan profag (genom) virus
secara terus-menerus melalui tiga tahap:

• Fase replikasi awal: protein virus mencegah terjadinya pembentukan protein bakteri inang.
• Fase replikasi tengah: asam nukleat virus ditranskripsi.
• Fase replikasi akhir: kepala dan ekor virus peranakan diproduksi.

Pada fase ini, sel juga dapat memproduksi komponen virus, yaitu asam nukleat dan protein, untuk
kapsid.

5. Perakitan (pematangan)
Fase perakitan merupakan fase penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi virion yang
utuh. Virion menjalani proses pematangan menjadi fag virus dewasa, yang dilengkapi dengan
kepala dan ekor.

6. Fase litik
Terakhir, terjadi fase litik di mana sel dinding kemudian dipecah oleh enzim virus. Fase ini
menyebabkan tekanan osmotik yang menyebabkan pecahnya dinding sel bakteri.

Sebagai konsekuensinya, semua virion dewasa terlepas ke sekelilingnya, dan kemudian


menginfeksi bakteri baru untuk bereplikasi.

2. Sitokimia Sel Alga Protozoa


Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karenatubuhnya terdapat talus (bagian
tubuhnya tidak dapat dibedakan antaraakar, batang, dan daun). (Prawirohartono, 2007). Tubuh
alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus dapattersusun atas satu sel ataupun banyak sel
dalam pengaturan yang bervariasi. Ada empat tipe alga berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu alga
uniseluler, alga koloni, alga berfilamen dan alga multiseluler. Struktur alga uniseluler mengandung
satu sel. Sebagian besar merupakan organisme akuatik dalam bentuk fitoplankton, yaitu suatu
populasi organisme fotosintetik yang menjadi dasar rantai makanan. Alga kolonial memiliki
struktur yang mengandung sekelompok selyang berkoordinasi dan terspesialisasi. !el'sel ini
memungkinkan alga bergerak, makan dan bereproduksi secara efisien. Alga berfilamen memiliki
thallus berbentuk batang ramping yang tersusun atas berderet'deret sel yang ujungnya terkait satu
sama lain. &eberapa diantaranyamemiliki struktur terspesialisasi yang disebut struktur
pemegang(holdfast) yang bercabang dan tertanam pada batuan.
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa yunani, yaitu
protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang'kadang antaraalgae dan protozoa kurang
jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoahanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa
organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. sebagai contoh algae hijau Euglenophyta,
selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan
klorofil dan kemampuanuntuk berfotosintesa. semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup
pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum
protozoa. Contohnya Strain Mutan.
3. jelaskan apa itu glycan tetrapeptide beserta perannya
Jawab:
Sel bakteri memiliki struktur dinding sel. Namun, struktur dinding sel pada bakteri berbeda dengan
tumbuhan. Penyusun utama dinding sel pada bakteri adalah peptidoglikan, sedangkan penyusun
utama dinding sel pada tumbuhan adalah selulosa (Tortora dkk. 2010). Peptidoglikan merupakan
sebuah polisakarida yang terdiri dari dua macam gula turunan, yaitu N-acetylglucosamine (NAG)
dan N-acetylmuramic acid (NAM). Selain itu, peptidoglikan juga disusun oleh beberapa asam
amino, seperti D-alanine, L-alanine, D-glutamic acid, lysine atau struktur mirip analog asam amino
yang disebut DAP. Semua komponen tersebut dikoneksikan sehingga membentuk struktur
berulang yang disebut glycan tetrapeptide (Madigan dkk. 2011).
Secara umum, dinding sel mempunyai fungsi untuk memberi kekuatan secara struktural pada sel
dan memberi perlindungan dari lisisnya sel. Dinding sel bakteri mempunyai lapisan yang kaku dan
keras yang bertanggung jawab untuk memberi kekuatan pada sel. Bahkan, bakteri gram negatif
mempuyai lapisan tambahan di luar lapisan yang kaku tadi. Lapisan yang kaku itulah yang disebut
peptidoglikan. Sementara itu, sel bakteri menghadapi tekanan osmotik yang tinggi, sekitar dua
atmosfer pada kebayakan sel bakteri. Sel memanfaatkan dinding sel untuk menahan tekanan
tersebut dan mencegah sel dari pelisisan (Madigan dkk. 2011).
4. apa fungsi dari ketebalan hifa yang bervariasi tersebut?
Jawab:
Fungsi Hifa
Hifa memiliki fungsi yang berbeda-beda pada setiap jenis jamur. Hal ini disesuaikan dengan setiap
kebutuhan spesifik terhadap spesies jamur. Namun, ada beberapa fungsi umum dari hifa yang perlu
diketahui, yaitu:
• Membantu Penyerapan Nutrisi untuk Jamur
Beberapa hifa yang terdapat dalam jamur parasit digunakan untuk penyerapan nutrisi dari inang
yang menjadi lokasi tumbuh jamur tersebut. Hifa pada jamur jenis ini memiliki ujung khusus yang
dikenal sebagai haustoria. Ujung hifa tersebut dapat menembus dinding sel tanaman atau jaringan
organisme lainnya untuk mendapatkan nutrisi.
• Penyerapan Nutrisi dari Tanah
Beberapa spesies jamur, seperti mikoriza mengembangkan hubungan simbiosis mutualisme
terhadap tanaman lainnya. Jamur akan membentuk hifa khusus yang dikenal sebagai arbuscules
yang bisa ditemukan pada akar untuk menyerap nutrisi dan air dari dalam tanah.
Arbuscules juga bisa ditemukan pada filum tumbuhan yang menjadi lokasi inang jamur sehingga
mendapatkan nutrisi yang sama dengan jamur. Dengan cara ini hifa membantu tanaman untuk
meningkatkan asupan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman itu sendiri.
• Perangkap Hewan
Bagi beberapa spesies jamur, adanya hifa dalam struktur tubuhnya bisa digunakan sebagai
perangkap hewan spesies nematoda. Jamur menggunakan hifa sebagai jaring dan struktur cincin
untuk menangkap hewan tersebut.
• Alat Transportasi Nutrisi
Beberapa spesies jamur yang memiliki hifa dengan struktur akord menggunakan ini sebagai jalur
nutrisi. Dengan begitu, nutrisi bisa sampai hingga bagian yang cukup jauh.

5. apa yang menyebabkan jamur mengalami kekeringan sehingga harus dicegah


Jawab:
Terutama jamur, jamur sangat terpengaruh dengan kondisi yang tidak ideal ditanah karena adanya
pupuk kimia yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai