BIOLOGI UMUM
UPBJJ-UT PALANGKARAYA
TAHUN 2022.2
JAWABAN
1. a. Mutasi Gen
Mutasi adalah perubahan yang terjadi mendadak dalam kromosom. Mutasi menyebabkan
terbentuknya variasi sifat-sifat dalam suatu populasi.
Kemudian, terjadilah seleksi alam yang menghasilkan organisme dengan sifat adaptif
terhadap lingkungannya. Mutasi gen sifatnya dapat menguntungkan atau merugikan bagi
kelestarian spesies. Mutasi menguntungkan jika menghasilkan spesies yang adaptif
terhadap lingkungannya. Sebaliknya, mutasI merugikan jika menghasilkan spesies yang
tidak adaptif terhadap lingkungannya.
b. Rekombinasi Gen
Rekombinasi gen adalah peristiwa pembentukan susunan gen baru. Rekombinasi gen
dapat terjadi saat peristiwa pindah silang pada fase profase I dari meiosis I.
c. Hanyutan Genetik
Hanyutan genetik merupakan peristiwa perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi.
Hal ini terjadi karena adanya populasi kecil yang berpisah dari populasi asalnya.
Akibatnya, akan ada gen-gen tertentu yang memiliki jumlah banyak, sedikit, atau bahkan
menghilang dari populasi.
d. Aliran Gen
Aliran gen merupakan peristiwa pertukaran gen antar populasi yang disebabkan oleh
proses imigrasi dan emigrasi pada populasi. Sebagai contoh, seekor kumbang merah
melakukan imigrasi ke populasi kumbang cokelat, kemudian, apabila terjadi perkawinan,
akan ada gen baru pada populasi kumbang cokelat.
• Uniseluler. Uniseluler berarti satu sel. Makhluk hidup uniseluler berarti makhluk hidup
yang hanya terdiri dari satu sel tunggal.
• Bentuk sel bervariasi. Kingdom monera memiliki bentuk sel yang sangat bervariasi, ada
yang berbentuk batang, bulat, dan spiral. Kemudian, ada sel yang berkoloni dan ada yang
tidak.
• Prokariotik. Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki nuklues, inti sel yang
terbungkus membran. Selain itu, prokariotik juga diartikan sebagai sel yang tidak
memiliki organel yang terbungkus membras. Terdapat 6 struktur yang setidaknya
menyusun sel prokariotik, yakni membran plasma, sitoplasma, ribosom, materi genetik
(DNA dan RNA), dinding sel, dan flagela.
• Memiliki dinding sel Dinding monera terbuat dari zat peptidoglikan, sementara dinding
sel tumbuhan tersusun atas selulosa. Meski demikian, beberapa bakteri dinding
selnyatersusun bukan dari peptidoglikan.
• Tidak memiliki organel bermembran Ketiadaan membran menyebabkan monera tidak
memiliki organel-organel bermembran, seperti kloroplas, mitokondria, retikulum
endoplasma, badan golgi, lisosom, dan vakuola. Adapun organel yang terdapat pada
monera antara lain nucleoid, mesosom, ribosom, klorofil, membran sel, dan dinding sel.
b. Protista
Protista merupakan kingdom makhluk hidup yang terdiri dari satu sel (protozoa) atau banyak
sel (alga) dan memiliki membran inti (organisme eukariot). Segala kegiatan hidup protista
dilakukan oleh sel itu sendiri. Kegiatan hidup tersebut meliputi makan, pertukaran gas,
menanggapi rangsangan, bergerak, dan berkembangbiak. Protista dikelompokkan secara
menjadi protista mirip hewan (protozoa) dan protista mirip tumbuhan (alga), serta protista
mirip jamur. Alga atau ganggang memiliki klorofil untuk melakukan proses fotosintesis
sehingga bisa menghasilkan makanan sendiri, sedangkan, protozoa tidak memiliki klorofil
sehingga tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri. Protista mirip jamur memiliki cara
reproduksi yang mirip jamur berkembangbiak dengan spora.ciri-ciri:
c. Fungi
Fungi atau jamur merupakan kingdom makhluk hidup yang berbeda dengan tumbuhan
karena tidak memiliki kloroplas. Tubuh jamur ada yang terdiri dari satu sel berbentuk
benang, atau tersusun dari kumpulan benang (miselium), dinding selnya tersusun dari zat
kitin (seperti pada kuku manusia). Ternyata kitin juga yang membuat jamur tidak dapat
dikelompokkan menjadi tumbuhan atau hewan. Ciri-ciri:
• Tubuh belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun.
• Struktur sel yang menyusun tubuh fungi bersifat eukaryotic (inti selnya memiliki
membran inti) dan memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin.
• Tidak berklorofil sehingga tidak bisa membuat makanan sendiri.
• Bentuk tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler) dan ada yanng bersel banyak
(multiseluler).
Contoh jamur antara lain Volvariela volvacea (jamur merang), Rhizopus oryzae (jamur
tempe), Aspergillis wentii (jamur kecap), Epidermophyton (jamur kulit).
d. Plantae
Plantae atau kingdom tumbuhan merupakan makhluk hidup bersel banyak yang memiliki
kloroplas. Di dalam kloroplas terdapat klorofil. Karena mempunyai klorofil, maka tumbuhan
dapat melakukan fotosintesis. Sel tumbuhan termasuk eukariotik (mempunyai membran inti)
dan dinding selnya tersusun dari selulosa. Tumbuhan umumnya memiliki akar, batang, dan
daun, kecuali lumut yang memiliki akar semu (rizoid). Perkembangbiakkan tumbuhan terjadi
secara kawin dan tak kawin. Perkembangbiakkan secara kawin dilakukan oleh organ khusus
yang menghasilkan sel gamet. Tumbuhan biji sebagai hasil fertilisasi (pembuahan). Ciri-ciri:
e. Animalia
Animalia merupakan kingdom hewan. Sel-selnya mempunyai membran inti (eukariotik) dan
tidak memiliki kloroplas. Selain itu, sel hewan tidak memiliki dinding sel, berbeda dengan
tumbuhan, hewan dapat bergerak aktif dan memiliki sistem saraf sehingga peka terhadap
rangsang. Ciri-ciri:
Contoh hewan avertebrata adalah porifera, ubur-ubur, cacing, siput, gurita, serangga,
bintang laut. Contoh hewan vertebrata adalah ikan, katak, kadal, burung, unggas,
harimau, sapi.
3. a. reproduksi secara seksual
Biasanya jamur bereproduksi secara generative karena kondisi lingkungan yang berubah atau
pada kondisi darurat lainnya. Keturunan yang dihasilkan sendiri memiliki genetik yang
beragam dan lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan. Reproduksi secara generative
didahului dengan pembentukan spora seksual yang memiliki jenis hifa berbeda. Hifa (+) dan
hifa (-) yang berkromosom haploid mendekat dan membentuk gametangium (organ yang
menghasilkan gamet). Gametangium berplasmogami yaitu peleburan sitoplasma dan
kemudian membentuk zigosporangium dikariotik (heterokarotik) dengan pasangan nucleus
haploid yang belum bersatu. Zigosporangium ini memiliki dinding sel yang tebal dan kasar
yang memungkinkan untuk bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dan kering. Bila
kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi kariogami (peleburan inti)
sehingga zigosporangium memiliki inti yang berkromosom diploid (2n). Zigosporangium
yang berinti haploid (2n) akan mengalami pembelahan secara mitosis yang menghasilkan
zigospora haploid didalam zigosporangium. Zigospora haploid akan berkecambah
membentuk sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid. Sporangium haploid
akan menghasilkan spora-spora yang haploid yang memiliki keanekaragaman genetik. Bila
spora-spora haploid jatuh di tempat yang sesuai, spora akan berkecambah (germinasi)
menjadi hifa jamur yang haploid. Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang
semuanya haploid.