Mikroorganisme
DRA. RISCO B. GOBEL, MS
PENDAHULUAN
1. Adsorbsi (pelekatan).
Partikel virus akan melekat pada sel inangnya. Mekanisme
pelekatan ini membutuhkan ikatan kimiawi yang spesifik.
1. Penetrasi
Kebanyakan V. hewan dan beberapa V. tumbuhan, memasuki
sel inang melalui sistem fagositosis. Pada kebanyakan V.
tumbuhan masuk ke dalam sel melalui perantara serangga yang
merusak jaringan tumbuhan sehingga partikel virus mudah
kontak dengan sel inangnya. Setelah penetrasi, virus akan
memasukkan materi genetiknya ke dalam sel inangnya.
1. Replikasi
Tergantung pada materi genetik yang dimilki virus.
Setelah asam nukleatnya (DNA/RNA) memasuki sel
inang, virus akan mengambil alih perlengkapan metabolik
sel inang sehingga menyebabkan terjadinya replikasi
as.nukleat virus, yang membawa informasi yang
diperlukan bagi sintesis partikel-partikel virus baru
1. Perakitan dan Pematangan.
Setelah terjadi sintesis bagian-bagian partikel virus,
selanjutnya proses perakitan sehingga terbentuk suatu
partikel virion yang utuh. Lalu diikuti dengan proses
pematangan sehingga terbentuk virion yang baru
1. Pelepasan
Virion-virion baru akan dilepaskan dengan cara melisis
dinding sel atau dengan cara “budding” tanpa merusak
dinding sel inang menginfeksi sel-sel lainnya
II. Bakteri
Bakteri dan Sianobakteri kelompok
prokariotae, karena inti selnya tidak terbungkus
oleh membran inti.
Sel prokariota pada dasarnya memiliki ciri-ciri
khas a.l :
- Materi genetiknya tidak terbungkus oleh
membran
- Komposisi dinding selnya tersusun dari
senyawa makromolekul peptidoglikan
- DNA tidak terikat oleh histon
- Bersifat uniseluler
Ukuran sel bakteri
- Satuan ukuran sel bakteri ialah mikrometer, pada umumnya berkisar 0,5 – 1,0 x 2,0 – 5,0 mikrometer
- Dipengaruhi oleh :umur biakan, komposisi media dan faktor lingkungan seperti pH, tekanan osmotik, suhu )
Membran sel
-Terdapat langsung dibawah dinding sel
-Juga disebut membran plasma atau membran plasma
Fungsi : - Bersifat selektif dalam transportasi nutrisi
- Mengorganisir sintesa dinding sel
- Tempat pelekatan flagela
- Tempat pelekatan DNA selama pembelahan sel
Sitoplasma
- mengandung komponen-komponen sel yang dibungkus oleh
membran plasma, kecuali inti
- tersusun atas air 80% dan senyawa-senyawa lainnya seperti : as.
Nukleat, protein, karbohidrat lipid, dan berbagai senyawa anorganik.
Ribosom
- merupakan tempat sintesis protein
- berukuran 70 S (S = Svedberg --- satuan cofisien sedimentasi
- tersusun oleh RNA dan protein
- jumlah ribosom erat hubungannya dgn laju aktivitas
metabolisme sel
Mesosom
- Tidak dijumpai pada sel eukariotik
- Merupakan invaginasi dari membran sel
- Erat hubungannya dengan pembentuk dinding sel pada
saat pembelahan sel
- Tempat kegiatan bioenergi, setara dengan mitokondria
- Merupakan penghubung membran sel ---- nukleoid
- Pada prokariot fotosintetik, dijumpai struktur tilakoid
yang menyerupai mesosom
Nukleoid
- Materi DNA tidak terbungkus oleh membran inti -----
disebut Nukleoid
- DNA bakteri ------ suatu molekul tunggal yang panjang
Plasmid
- merupakan ekstra kromosom
- dapat mereplikasi sendiri dan bersifat otonom karena
nya mampu mengkode senyawa-senyawa protein
tertentu, berbentuk sirkuler tertutup dan berikatan
kovalen
- perannya menjaga kelangsungan hidup sel inangnya
dalam kondisi lingkungan yang buruk dan berperan
dalam peristiwa konyugasi, menimbulkan problem pada
resistensi antibiotik
- berperan pada rekayasa genetika sebagai vektor
Flagela,
- berpangkal pada protoplast, tersusun atas senyawa
sejenis protein yang disebut : flagelin
- mudah rusak dan lepas oleh pengaruh mekanik da
panas
Tipe –tipe flagela :
1. Atrikh : tidak mempunyai flagela
2. Monotrikh : flagelum tunggal pada salah satu ujung
sel, contoh : Pseuddomonas aeruginosa
1. Lofotrikh : sekelompok flagela pada salah satu ujung sel,
contoh : Pseudomonas fluorescens
2. Amfitrikh : flagela baik sekelompok maupun tunggal
pada kedua ujung sel, contoh: Spirillum serpens
1. Peritrikh: flagela disekeliling sel : Salmonella typhi
Fillus
- Terdapat pada bakt. Gram negatif, berupa benang-
benang halus
- Berperan pada saat konyugasi
Fungi
- Mikroorganisme Kelompok Eukariotik
- Tidak berklorofil, berspora, reproduksi seksual atau
aseksual, umumnya berbentuk filamen dan dinding sel
tersusun atas selulosa atau khitin
- Heterotrof, dibedakan atas saprofit dan parasit
- Bersifat uniseluler :Sacch. cerevisiae dan berbentuk
filamen seperti: Rhizopus oryzae dan berbentuk hifa
palsu (pseudohifa) seperti: Candida albicans
- Bentuk dan ukuran sel khamir beragam
- Fungi multiseluler tampak sebagai benang-benang
halus sekelompok sel somatik (hifa) yang
membentuk jaringan padat yang disebut : miselium.
- Hifa ada yang bersepta (septate) dan ada yang tidak
(aseptate) dan bila bila berisi sitoplasma dengan inti yang
banyak, disebut coenocyt.
Nutrisi dan Pertumbuhan
- bersifat heterotrof, artinya menyerap makanan yang
telah jadi dari lingkungannya
- Bila ada sbr C organik spt: glukosa, sukrosa/maltosa
maka sebgn besar fungi mampu mesintesis protein
dengan memanfaatkan sumber N organik dan anorganik
- Memerlukan suplai biotik, thiamine dari luar
- Kelebihan makanan disimpan glikogen atau minyak
- pH medium pertumbuhan 5,5 – 6 (asam)
- Suhu pertumbuhan optimum 20 – 30 derajat Celsius
Reproduksi
- Secara aseksual = reproduksi somatik = repr. Vegetatif
- Repr. Aseksual dapat terjadi melalui :
1. fragmentasi sel somatik (hife)------ arthrospora
2. “budding” --- tunas disebut blastospora
3. Hifa membentuk bulatan berdinding tebal ----
chlamidospora
4. pembentukan sporangiospora dan konidiospora
- Secara seksual
- ditandai adanya peleburan 2 plasma sel (plasmogami)
kemudian diikuti oleh peleburan 2 inti (karyogami)
sehinnga terbentuk dikariotik, selanjutnya mengalami
pembelahan meiosis yang akan mereduksi jumlah
kromosom sehingga terbentuk sel haploid kembali.
- beberapa fungi membentuk suatu organ seksual yang
disebut gametangia, dimana gametangia jantan
disebut antheridium dan betina disebut oogonium
- Gametangia akan menghasilkan sel kelamin yang
disebut gamet.