Anda di halaman 1dari 46

Klasifikasi Bakteri

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar
luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri
ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-
ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah
organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis).

1.1 Ciri-Ciri Bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu:

1. Organisme uniselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel)
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas, kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan

1.2 Struktur Bakteri


Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:

1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)


Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

1.3 Struktur Dasar Sel Bakteri

1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida
(ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila
peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun
atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein
dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang
dibutuhkan.

2. KLASIFIKASI BAKTERI

1. PENDAHULUAN

Menyusun suatu sistem yang sistematik di dalam dunia mikroorganisme itu bukan
pekerjaan yang mudah. Kesulitan pertama yang kita hadapi adalah menentukan
apakah bakteri itu termasuk golongan hewan ataukah termasuk golongan
tumbuhan. Lama benar setelah Leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme,
sarjana-sarjana zoology seperti Muller (Deenemarken, 1973) dan Ehrenberg
(jerman, 1938) menggolongkan bakteri kepada protozoa. Baru di dalam tahun 1872
timbul pendapat lain. Cohn, seorang sarjana botani bangsa Jerman condong untuk
menggolongkan bakteri kepada tumbuhan. Klasifikasi mengenai bakteri disusun
olehnya sacara agak lengkap di dalam tahun 1875, dan sejak itu diadakan
penyempurnaan, secara berangsur-angsur. Secara praktis istilah klasifikasi sama
dengan sistematik, taksonomi.

1. KESULITAN-KESULITAN YANG KITA HADAPI DALAM PENYUSUNAN SISTEMATIK

Orang dalam mengadakan klasifikasi dengan menggunakan perbedaan-perbedaan


atau criteria berdasarkan morfologi dan atau berdasarkan fisiologi. Pada tanaman
tinggi dan pada hewan-hewan bertingkat tinggi, pengggolongan itu terutama
didasarkan atas sifat-sifat morfologi. Hal itu sukar dilaksanakan terhadap bakteri,
sehingga klasifikasi di dalam dunia bakteri itu didasarkan sebagian atas sifat-sifat
morfologi dan sebagian atas sifat-sifat fisiologi, termasuk juga sifat-sifat
imunologi.

Banyak bakteri yang di bawah mikroskop menunjukkan bentuk morfologi yang


sama, akan tetapi sifat-sifat fisiologi mereka dapat berlainan sama sekali. Ada
beberapa golongan bakteri yang sama bentuknya, akan tetapi golongan yang satu
dapat mencernakan suatu asam amino tertentu, sedang yang lain tidak. Ada pula
suatu golongan yang dapat menyebabkan suatu penyakit, sedang golongan yang
lain tidak. Maka jelaslah kesukaran kita untuk menetapkan spesies berdasarkan
sifat-sifat morfologi saja.

Berdasarkan bentuknnya yang tetap, dindingnya yang kuat, dan adanya


kemampuan untuk hidup autotrof (termasuk mengadakan fotosintesis pada
beberapa golongan bakteri), maka kita mufakat memasukkan bakteri di dalam
golongan tumbuhan. Selanjutnya kongres-kongres internasional antara sarjana-
sarjana mikrobiologi membuat ketentuan bersama mengenai taksonomi bakteri dan
tata namanya (nomenklatur).
1. SITEMATIK YANG DIPAKAI SEKARANG

Baik di Eropa maupun di benua lainnya, dan terlebih di Amerika Serikat, sekarang
ini banyak digunakan sistematik yang disusun oleh Bergey. Asal-usulnya sebagai
berikut.

Oleh Perhimpunan Sarjana Bakteriologi Amerika di dalam tahun 1915 ditunjuk


suatu Panitia Penyusun Sistematik Bakteria. Panitia ini memberikan laporan kerja
yang terakhir dalam tahun 1920. Akan tetapi laporan itu belum dapat merupakan
suatu pedoman yang tegas yang dapat diterima oleh umum. Oleh karena itu
dinentuklah panitia baru yang diketuai oleh D.H. Bergey, dan dalam tahun 1923
terbitlah suatu pedoman dengan nama “ Manual of Determinative Bacteriology”,
buku ini berangsur-angsur diperbaiki, dan dalam tahun 1947, sepuluh tahun
sesudah Bergey meninggal, buku tersebut dikerjakan kembali oleh beberapa orang
sarjana serta diterbitkan yang keenam kalinya dengan nama “Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology”. Penerbitnya ialah Williams & Wilkins Co.
Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. Dalam tahun 1957 diterbitkan edisi
ketujuh, yang berbeda banyak dengan edisi keenam.edisi ketujuh ini dicetak
kembali tahun 1962, dan buku inilah yang dijadikan pedoman dalam menyusun
singkatan sistematik yang disajikan dalam kitab mikrobiologi ini

1. KLASIFIKASI BAKTERI MENURUT BERGEY (EDISI ke-7)

Dunia tumbuhan dibagi atas 5 divisi (phylum), yaitu :

Divisi I – Protophyta

Divisi II – Thallophyta

Divisi III – Bryophyta

Divisi IV – Pteridophyta

Divisi V – Spermatophyta

Divisi I Protophyta dibagi atas 3 klas, yaitu :

Klas I – Schizophyceae (ganggang biru)

Klas II – Schizomycetes ( bakteri dan bentuk-bentuk yang serupa)

Klas III – Microtatobiotes ( rickettsia dan virus)

Selanjutnya klas Schizomycetes dibagi ats 10 ordo, yaitu :

Ordo I – Pseudomonadales

Ordo II – Chlamydobacteriales
Ordo III – Hypomicrobiales

Ordo IV – Eubacteriales

Ordo V – Actinomycetales

Ordo VI – Caryophanales

Ordo VII – Beggiatoales

Ordo VIII – Myxobacteriales

Ordo IX – Spirochaetales

Ordo X – Mycoplasmatales

Klas Microtatobiotes dibagi atas 2 ordo, yaitu :

Ordo I – Rickettsiales

Ordo II – Virales

Ordo-ordo tersebut dibbagi-bagi klagi atas sub-ordo dan family sebagai berikut :

Ordo I. Pseudomonadales

Sub-ordo I. Rhodobacteriineae

Famili I – Thiorhodaceae 13 genus 34 spesies

Family II – Athiorhodaceae 2 genus 8 spesies

Family III – Chlorobacteriaceae 6 genus 9 spesies

Sub-ordo II. Pseudomonadineae

Famili I – Nitrobacteriaceae 7 genus 13 spesies

Family II – Methanomonadaceae 3 genus 6 spesies

Family III – Thiobacteriaceae 5 genus 17 spesies

Family IV – Pseudomonadaceae 12 genus 258 spesies

Family V – Caulobacteraceae 4 genus 8 spesies

Family VI – Siderocapsaceae 10 genus 28 spesies

Family VII – Spirillaceae 10 genus 30 spesies


Ordo II. Chlamydobacteriales

Family I – Chlamydobacteriaceae 3 genus 17 spesies

Family II – Peloplocaceae 2 genus 6 spesies

Family III – Crenotrichaceae 3 genus 3 spesies

Ordo III. Hyphomicrobiales

Family I – Hyphomicrobiaceae 2 genus 2 spesies

Family II – Pasteuriceae 2 genus 2 spesies

Ordo IV. Eubacteriales

Family I – Azotobacteraceae 1 genus 3 spesies

Family II – Rhizobiaceae 3 genus 17 spesies

Famili III – Achromobacteriaceae 5 genus 65 spesies

Family IV – Enterobacteriaceae 10 genus 59 spesies

Family V – Brucellaceae 8 genus 42 spesies

Family VI – Bacteroidaceae 5 genus 56 spesies

Family VII – Micrococcaceae 6 genus 43 spesies

Family VIII – Neisseriaceae 2 genus 16 spesies

Family IX – Brevibacteriaceae 2 genus 26 spesies

Family X – Lactobacillaceae 10 genus 92 spesies

Family XI – Propionibacteriaceae 3 genus 13 spesies

Family XII – Corynebacteriaceae 2 genus 55 spesies

Ordo V. Actinomycetales

Family I – Mycobacteriaceae 2 genus 20 spesies

Family II – Actinomycetaceae 2 genus 48 spesies

Family III – Streptomycetaceae 3 genus 158 spesies

Family IV – Actinoplanaceae 2 genus 2 spesies


Ordo VI. Caryophanales

Family I – Caryophanaceae 3 genus 7 spesies

Family II – Oscillosporaceae 1 genus 1 spesies

Family III – Arthromitaceae 2 genus 5 spesies

Ordo VII. Beggiatoales

Family I – Beggiatoaceae 4 genus 18 spesies

Family II – Vitreoscillaceae 3 genus 13 spesies

Family III – Leucotrichaceae 1 genus 1 spesies

Family IV – Achromatiaceae 1 genus 1 spesies

Ordo VII. Myxobacteriales

Family I – Cytophagaceae 1 genus 11 spesies

Family II – Archangiaceae 2 genus 6 spesies

Family III – Sorangiaceae 1 genus 8 spesies

Family IV – Polyangiaceae 4 genus 28 spesies

Family V – Myxococcaceae 4 genus 18 spesies

Ordo IX. Spirochaetales

Family I – Spirochaetaceae 3 genus 11 spesies

Family II – Treponemataceae 3 genus 38 spesies

Ordo X. Mycoplasmatales

Family I – Plasmataceae 1 genus 15 spesies

1. SIFAT-SIFAT KLAS SCHIZOMYCETES

Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil benar, kadang-kadang
tak tampak dengan mikroskop biasa, ada yang dapat bergerak, ada yang tidak.
Tidak jelas adanya inti (eukaryon) seperti yang biasa terdapat pada tanaman tinggi,
yang sering terdapat ialah benda-benda yang mengandung kromatin, yaitu bahan
kromosom. Inti yang sederhana itu disebut
Prokaryon, kromosom yang terkandung didalamnya berupa suatu utas yang
melingkar seperti suatu kolong, tidak mempunyai pasangan, sehingga
Schizomycetes itu dapat disebut makhluk-makhluk yang haploid.

Sel-sel ada yang berbentuk seperti bola-bola kecil, ada yang berpa tongkat-tongkat,
ada yang bengkok serupa koma, ada pula yang spiral. Sel-sel ada yang hidup
sendiri-sendiri, ada yang berkelompok, ada pula yang hidup di dalam kista.
Kelompok itu ada yang merupakan bentuk beraturan, ada pula yang tidak
beraturan. Ada yang bergandengan merupakan rantai lurus, ada pula yang
bercabang menghasilkan sel-sel pembiak yang dapat bergerak ataupun tidak
bergerak. Ada spesies yang mempunyai pigmen, dan ada pula yang tanpa pigmen.
Pigmen itu ada yang mempunyai fungsi seperti klorofil pada tanaman tinggi, yaitu
un tuk menyelenggarakan fotosintesis.

Pembiakan dilakukan secara vegetatif dengan pembelahan diri, sedang beberapa


spesies membentuk endospora untuk mengatasi pengaruh buruk dari lingkungan.
Myxobacteriales menghasilkan sporokista, sedang pada Borrelomycetaceae
terdapat tubuh-tubuh kecil yang berguna sebagai alat pembiak. Bakteri ada yang
hidup bebas, autrotof, ada pula yang hidup sebagai saprobe, sebagai parasit dan ada
pula yang patogen.

Untuk mengenal kesepuluh ordo dari klas Schizomycetes ini dibuatlah kunci
sebagai berikut :

1. Ordo I. Pseudomonadales

Sel serupa bola, batang lurus atau bengkok, atau spiral. Kadang-kadang
bergandengan. Boleh berppigmen kemerahan atau hijau. Tidak dalam trikoma
(bentuk benang). Biasanya bergerak dengan flagel yang terminal, kadang tidak
bergerak.

1. Ordo II. Chlamydobacteriales

Sel-sel dalam trikoma yang kerap kali berselubung. Kadang-kadang menghasilkan


spora kembar atau spora diam. Selubung dapat berisi hidroksida besi, dan trikoma
dapat melekat pada sustarct.

1. Ordo III. Hyphomicrobiales

Sel berbiak dengan tunas. Dapat melekat pada substrat dengan tangkai. Satu genus
mempunyai pigmen untuk foto sintesis ( Rhodomicrobium).

1. Ordo IV. Eubacteriales

Sel serupa bola atau batang. Tidak dalam trikoma, meskipun dapat bergandengan.
1. Ordo V. Actinomycetales

Sel kaku dan mungkin tumbuh seperti miselium jamur dengan konidia di udara.
Dua genera mempunyai spora yang yterbentuk di dalam spongarium, dan spora
dari salah satu genus ini dapat bergerak. Sel-sel tunggal, atau bercabang sederhana,
kerap kali tahan asam.

1. Ordo VI. Caryophanales

Sel dalam trikoma.

1. Ordo VII. Beggiatoales

Sel kaku, biasanya besar dan mungkin serupa bola atau trikoma. Mungkin ada
butir-butir belerang di dalam atau permukaan sel. Bergerak dengan menjulur,
bergelombang atau berguling-guling, gerakan putus-putus seperti pada beberapa
ganggang biru. Tidak ada flagel.

1. Ordo VIII. Myxobacteriales

Sel lebih besar atau kecil, tetapi tidak kaku. Sel lemas, kerap kali runcing pada
ujung pangkal, bergerak dengan menjalar. Tubuh-tubuh tumbuh pada koloni yang
menyebar seperti plasmodium. Berlendir.

1. Ordo IX. Spirochaetales

Sel berbentuk spiral panjang atau pendek. Bergerak bebas dengan membelok-
belokkan tubuh.

10. Ordo X. Mycoplasmatales

Tak bergerak, sangat pleomorfik dan sangat halus. Ada kalanya dapat lewat
saringan.

1. DESKRIPSI FAMILI DAN GENUS YANG BANYAK DIKENAL


2. Dari Ordo I Pseudomonadales Diperkenalkan :
3. Famili Thioehodaceace

Sel dapat berupa bola, serupa telur, serupa batang pendek atau panjang, lurus atau
melengkung, atau seperti spiral. Berwarna agak ungu kemerahan sampai merah
karena mempunyai bakterioklorofil dan karotinoida. Habitat tempat-tempat terang
dan ada sulfida. Beberapa genus dari famili ini ialah:

 Thiocystis dengan 2 spesies, bentuk kokus tunggal atau dua-dua, menghasilkan


belerang
 Thiospirrillum dengan 5 spesies, bentuk serupa spiral, flagel pada ujung.
Menghasilkan butir-butir belerang.

1. Famili Athiorhodaceae

Sel dapat berupa kokus, basil pendek atau panjang, vibrio, atau spiral. Gram
negatif. Flagel pada ujung. Warna kemerahan, ada bakterioklorofil. Tidak
menghasilkan belerang.

Spesies-spesies dari famili ini lebih suka hidup di tempat-tempat yang ada cahaya.
Mereka kehilangan warna merah jika berada dalam tempat gelap, dan mereka
bergerak menuju ke tempat yang cukup terang bagi mereka (fototropisme).

Beberapa genus yang terkenal dari famili ini adalah:

 Rhodopseudomonas dengan 4 spesies, bentuk kokus atau basil


 Rhodospirillum dengan 4 spesies, berbentuk spiral, diameter antara 0,5 sampai
1,5 µ, sedang panjangnya 20 sampai 50 µ. Ukuran mengenai besar kecilnya
maupun banyak sedikitnya lengkungan bergantung kepada usia bakteri. Pigmen
yang biasanya disebut bakteriopurpurin itu ternyata terdiri atas dua bagian,
yang pertama berupa bakterioklorofil yang memegang peranan dalam
fotosintesis, sedang bagian kedua berupa pigmen yang berwarna merah yang
belum kita ketahui fungsinya. Telah terbukti, bahwa sinar merah dan infra
merah lebih menguntungkan bagi kegiatan bakteri ini daripada sinar-sinar lain
yang bergelombang lebih pendek.

1. Famili Chlorabacteriaceae

Sel berupa batang, berwarna hijau. Mengadakan fotosintesis jika ada hidrogen
sulfida. Genus yang terkenal ialah Chlorobium dengan 2 spesies, basil, anaerob,
dapat menghasilkan belerang, tetapi tidak untuk disimpan di dalam sel.

1. Famili Nitrobacteriaceae

Kokus, basil atau spiral. Flagel tidak selalu ada. Gram negatif. Merupakan
pembentuk nitrit atau nitrat. Tanpa endospora. Habitat tanah dan air tawar. Genus
yang terkenal sebagai penyusun nitrit adalah:

 Nitrosomonas, sel-sel bulat panjang, hidup bebas.


 Nitrosoccccus, bentuk serupa bola, penghuni tanah, hidup bebas.
 Nitrosocystis, sel-sel berkelompok dan dipersatukan oleh suatu selaput.
 Nitrosogloea, sel-sel berkelompok dalam lendir.
 Nitrosospira, sel serupa spiral, hidup bebas.

Genus yang terkenal sebagai penyusun nitrat ialah:


 Nitrobacter, sel serupa batang-batang kecil, tidak berkelompok.
 Nitrocystis, basil-basil kecil yang berkelompok.

1. Famili Methanomonadaceae

Sel serupa batang, ada yang berflagel. Gram negatif. Autotrof. Habitat tanah dan
air rawa-rawa. Genus yang terkenal dari famili ini adalah:

 Methanomonas; genus ini dapat mengoksidasi metan.


 Hydrogenomonas; genus ini dapat mengoksidasikan hidrogen.

1. Famili Thiobacteriaceae

Sel berupa kokus, basil atau vibrio. Mengokidasikan belerang. Tidak berwarna.
Habitat tempat-tempat yang mengandung hidrogen sulfida. Genus yang terkenal
ialah:

 Thiospira, berupa spiral yang panjangnya sampai 50µ.


 Thiobacillus dengan 9 spesies, terkenal sebagai bakteri denitrifikan.
 Thiobacillus thiooxidans, autotrof, dapat mengoksidasikan belerang dan sulfat
belerang menjadi asam belerang. Dengan hidup dalam lingkungan yang pH-nya
kurang daripada 1, sedang pH yang optimum ialah antara 2 sampai 3,5.

1. Famili Psseudomonadaceae

Sel berupa batang lurus, kadang-kadang serupa bola. Bergerak dengan flagel yang
terdapat pada ujung. Jumlah flagel satu atau lebih. Beberapa spesies tidak
bergerak. Gram positif. Habitat tanah atau air tawar dan air laut. Banyak spesies
hidup sebagai parasit pada tanaman, tidak begitu banyak pada hewan. Genus yang
banyak dikenal adalah:

 Pseudomonas dengan 149 spesies dan 11 spesies tambahan, berpigmen hijau


muda atau hijau tua. Pigmen meresap ke dalam medium. Biasanya penghuni
tanah atau air. Pseudomonas aeruginosa kadang-kadang kedapatan di dalam
luka pada hewan atau manusia. Bakteri ini menyebabkan timbulnya nanah yang
kebiru-biruan. Beberapa spesies yang lain menyebabkan penyakit pada
tanaman.
 Xanthomonas dengan 60 spesies dan 3 spesies tambahan. Banyak di antara
spesies-speseies ini hidup sebagai parasit pada tanaman.
 Acetobacter dengan 7 spesies, penghasil asam cuka.
 Photobacterium dengan 4 spesies, saproba pada ikan, daging yang sudah busuk;
menghasilkan cahaya.
 Halobacterium, suka tumbuh di tempat-tempat yang kadar garam dapurnya
tinggi.
1. Famili Caulobacteraceae

Sel berupa batang, lurus atau bengkok. Dalam fase mengembara, sel-sel
mempunyai flagel. Dalam fase diam, sel-sel bertangkai. Tangkai melekat pada
suatu substrat. Gram negatif. Pembiakan secara tranversal. Habitat air tawar dan air
laut. Genus yang banyak dikenal ialah:

 Caulobacter, sel yang muda mengembara, flagel monotorik. Sel dewasa melekat
pada suatu tanaman di dalam air dengan suatu tangkai.
 Gallionella dengan 5 spesies, sel serupa gerinjal, tangkai berbelit-belit.
Penimbun oksida besi. Gallionella ferruginea banyak kedapatan di perairan.

1. Famili Siderocapsaceae

Sel serupa bola, bulat-panjang, atau serupa batang. Berkelompok dalam lendir
yang mengandung besi atau mangan. Banyak bakteri besi masuk dalam famili ini.
Genus yang terkenal ialah:

 Siderocapsa, penghuni air tawar.


 Siderococcus, sel berbentuk bola.
 Siderobacter, bentuk sel serupa batang.

10. Famili Spirillacea

Sel bengkok, flagel kebanyakan monotrik. Habitat perairan atau sebagai parasit,
patogen pada hewan dan manusia. Genus yang banyak dikenal ialah:

 Vibrio dengan 37 spesies. Saproba, parasit atau patogen. Vibrio comma dengan
flagel yang monotrik adalah penyebab penyakit cholera asiatica.
 Desulfovibrio dengan 3 spesies. Pleomorfik, anaerob. Desulfovibrio
desulfiricans terkenal sebagai bakteri denitrifikan.
 Methanobacterium, anaerob, autotrof atau heterotrof, menghasilkan gas
metan .
 Cellvibrio dengan 4 spesies, pengurai selulosa.
 Cellofalcicula dengan 3 spesies; sel bengkok dan meruncing pada kedua ujung.
Penghuni tanah, pengurai selulosa.
 Spirillum dengan 9 spesies, lofotrik, aerob, saproba atau patogen. Spirillum
volutans adalah bakteri yang paling besar di antara spiril; mengandung butir-
butir volutin dalam sitoplasma. Spirillum minus dapat menimbulkan penyakit
yang disebut ‘demam akibat gigitan tikus’.

1. Dari Ordo II Chlamydobacteriales Diperkenalkan:


2. Famili Chlamydobacteriaceae
Sel-sel merupakan trikoma yang berselubung. Trikoma tanpa cabang atau dengan
cabang semu. Selubung berisi besi atau mangan. Kebanyakan menetap pada suatu
substrat tanpa tangkai. Habitat air tawar; beberapa spesies terdapat juga di laut.
Genus yang banyak dikenal ialah:

 Sphaerotilus dengan 3 spesies, trikoma dengan percabangan semu. Selubung


dapat mengandung besi. Penghuni air tawar. Berbiak dengan konidia. Konidia
dihasilkan oleh ujung trikoma. Setelah lepas dari selubung, konidia
mengembara dengan flagel sampai mendapatkan substrat baru.
 Leptothrix dengan 12 species; trikoma silindris, selubung dapat mengandung
besi atau mangan. Penghuni air tawar.

1. Famili Crenotrichaceae

Trikoma menempel pada substrat. Selubung tipis. Tidak bercabang atau dengan
cabang semu. Selubung dapat mengandung besi atau mangan. Habitat air tawar dan
air laut. Genus yang terkenal ialah:

– Crenothrix; ujung trikoma membesar. Sel-sel bulat panjang sampai silindris.


Terdapat di persediaan-persediaan air.

– Clonothrix; trikoma meruncing pada ujung. Ujung trikoma menghasilkan


konidia.

3. Ordo III Hyphomicrobiales (ordo baru, 1953) Terdiri Atas:

a. Famili Hyphomicrobiaceae

Sel serupa benang-benang yang berhubung-hubungan. Ujung benang


menghasilkan sel-sel baru yang mengembara. Gram negatif. Habitat air tawar,
lumpur-lumpur kubangan. Genus yang terkenal ialah:

– Hyphomicrobium, heterotrof, terdapat sebagai penghuni tanah dan perairan.

– Rhodomicrobium, tidak bergerak, koloni berwarna jingga.

b. Famili Pasteuriaceae

Sel serupa buah apokat atau jambu, bertangkai; pembiakan dengan tunas atau
dengan pembelahan diri secara memanjang ; famili ini masih perlu penelitian lebih
lanjut. Genus yang terkenal ialah Pasteuria, sel serupa batang, merupakan rumpun,
tidak berwarna, parasit pada Crustacea.

4. Ordo IV Eubacteriales

1. Famili I. Azotobacteriaceae
Sel serupa batang, bola atau telur. Tak mempunyai endospora. Gram negatif.
Aerob. Dapat mengikat N2 bebas. Habitat tanah.

Genus yang terkenal ialah Azotobacter dengan 3 spesies, penting dalam


penyuburan tanah. Azotobacter chroococcum; aerob, hidup bebas dalam tanah,
terkenal sebagai pengikat N2, terdapat di mana-mana.

1. Famili II. Rhizobiaceae

Basil, tidak berspora. Flagel peritrik; beberapa spesies tidak bergerak. Gram
negatif. Aerob,simbion atau pathogen.

Genus yang terkenal ialah:

– Rhizobium dengan 6 spesies. Pengikat N2, bersimbiosis dengan akar kacang-


kacangan, missal Rhizobium leguminosarum.

– Agrobacterium dengan 7 spesies. Beberapa di antaranya Merupakan pathogen


pada tanam-tanaman, missal Agrobacteriu tumefaciens menyebabkan kutil – kutil
pada tumbuhan.

– Chromobacterium dengan 4 spesies, penghuni tanah dan air, menghasilkan


warna ungu.

1. Famili III. Achromobacteria

Basil, tidak pleomorfik. Bergerak atau diam. Gram negative. Zat warna tidak
dilepas ke dalam medium.

Genus yang terkenal ialah :

 Alcaligenes dengan 6 spesies. Berpigmen kuning, saprobe dalam usus


vertebrata, air susu Alcaligenes viscolactis menyebabkan timbulnya benang-
benang pada usus.
 Flavobacterium dengan 26 spesies, pigmen kuning, jingga atau merah. terdapat
didalam tanah dan air. Pigmen tidak meresap kedalam medium.
 Agarbacterium dengan 12 spesies, terdapat dalam tanah, air tawar, dan pada
ganggang laut yang telah membusuk.
 Beneckea dengan 6 spesies, dapat mencernakan kitin.

1. Famili IV. Enterobacteriaceae

Basil, bergerak dengan flagel yang peritrik atau tidak bergerak. Gram negative.
Menguraikan glukosa dengan menghasilkan gas.

Genus yang terkenal ialah :


 Escherichia dengan 4 spesies, ada yang berwarna, ada yang tidak. Saprobe,
Escherichia coli terkenal sebagai penghuni kolon (usul tebal).
 Aerobacter dengan 2 spesies, saproba dalam usus vertebrata atau hidup bebas
di alam. Aerobacter aerogenes terdapat sebagai saprobe dalam usus.
 Klebsiella dengan 3 spesies, saproba atau pathogen pada hewan dan manusia.
Klebsiella pneumonia kedapatan pada alat-alat pernapasan.
 Erwinia dengan 17 spesies, saprobe atau pathogen pada tanam-tanaman.
Erwinia amylovora terkenal sebagai penyebab penyakit “bonyok” pada buah-
buahan.
 Serratia dengan 5 spesies, ada pigmen merah, saprobe, ada juga yang tidak
berwarna. Serratia marcescens terdapat di mana – mana.
 Proteus dengan 5 spesies, saprobe atau patogen. Proteus vulgaris bisa
kedapatan dalam makanan yang sudah basi.
 Salmonella dengan 10 spesies, patogen. S. typhosa menyebabkan penyakit tipus
perut (typhus abdominalis). Klasifikasi Salmonella lebih lanjut didasarkan atas
sifat-sifat serologic, imunologik. S. pullorum pathogen dalam perut ayam.
 Shigella dengan 8 spesies, banyak yang patogen. S. dysentriae, S.
paradysentriae dan S. sonnei menyebabkan penyakit disentri.

1. Famili V. Brucellaceae

Kokus atau basil, kecil, tunggal atau bergandeng-gandeng. Bergerak atau diam.
Patogen, terdapat dilapisan lender manusia dan hewan. Famili ini terkenal juga
sebagai famili Parvobacteriaceae.

Genus yang terkenal ialah :

 Pasteurella dengan 9 spesies, Gram negatif, banyak sebagai parasit, atau


patogen pada manusia dan hewan. P. tularensis menyebabkan tularemia
(semacam sampar) pada manusia dan hewan.
 Brucella dengan 3 spesies, mempunyai kapsula. Parasit atau patogen pada
hewan dan manusia. B. abortus menyebabkan penyakit brucellosis.
 Haemophilus dengan 15 spesies, banyak yang patogen bagi manusia dan hewan
. H. influenzae disangka turut menyebabkan penyakit influenza.
 Bordetella pertussis adalah penyebab batuk rejan.
 Actinobacillus dengan 5 spesies, patogen pada hewan dan manusia.
 Noguchia dengan 3 spesies, sering kedapatan pada selaput mata manusia dan
hewan.

1. Famili VI. Bacteroidaceae

Basil, umumnya kecil. Anaerob, kadang-kadang mikroaerofil. Gram negatif.


Kebanyakan patogen dalam usus dan lapisan lender.
Genus yang banyak dikenal ialah :

 Bacteroides dengan 30 spesies, anaerob, patogen pada manusia dan hewan.


 Streptobacillus, anaerob, parasit atau patogen pada mamalia dan rodentia.

1. Famili VII. Micrococcaceae

Sel yang tunggal berbentuk bola. Tidak berspora. Pembiakan menurut 2 atau 3
arah, ada juga yang menurut satu arah merupakan streptokokus, ada pula yang
tidak berhubung-hubungan. Gram variabel.

Genus yang terkenal ialah :

 Micrococcus dengan 16 spesies, saprobe, jarang-jarang patogen. Berkelompok


tidak beraturan.
 Staphylococcus dengan 2 spesies, Gram positif, kelompok serupa untaian,
warna kuning. Saprobe atau patogen. Staphylococcus aureus kedapatan pada
kulit, selaput lender, bisul – bisul dan luka-luka.
 Gaffkya dengan 2 spesies, patogen pada hewan dan manusia.
 Sarcina dengan 10 spesies, berkelompok serupa paket, ada yang berwarna.
Saprobe atau semi-parasit. Sarcina lutea berpigmen kuning.

1. Famili VIII. Neisseriaceae

Kokus, dua-dua atau berkelompok tidak beraturan. Tidak bergerak. Gram –


negative. Parasit atau patogen.

Genus yang terkenal ialah :

 Neisseria dengan 10 spesies, diantaranya N. gonorrhoeae, penyebab penyakit


kelamin, dan N. meningtidis penyakit radang selaput otak.
 Veillonella dengan 6 spesies, parasit dan patogen.

1. Famili IX. Brevibactericiae

Basil, tidak berspora. Gram positif. Merah, kuning atau coklat. Habitat tanah , air
tawar, air asin, sampah-sampah.

Genus yang banyak dikenal ialah Brevibacterium dengan 23 spesies, saproba,


aerob dan anaerob fakultatif.

10. Famili X. Lactobacillaceae

Basil atu kokus yang bergandeng-gandengan atau merupakan tetrad. Gram positif .
umumnya saproba. Beberapa spesies patogen.
Genus yang terkenal ialah :

 Diplococcus pneomoniae, penyebab radang paru-paru peneumonia.


 Sterptococus dengan 19 spesies, saprobe atau parasit. S. lactis dan S.
Cremoris penting dalam pembuatan keju dan mentega.
 Leuconostoc dengan 3 spesies, saprobe. L. dextranicum dan L. citrovorum
berguna untuk memberikan aroma kepada mentega dan keju.
 Lactobacillus dengan 11 spesies, di antaranya L. lactis, L acidophilus, keduanya
menghasilkan sedikit asam dari fermentasi gula. L. casei digunakan dalam
pembuatan keju.
 Eubacterium dengan 20 spesies, saprobe atau patogen. Banyak kedapatan
dalam usus. Genus yang lain seperti catenabacterium banyak hidup sebagai
saproba dalam usus.

11. Familia XI. Propionibacteriaceae

Basil tak bergerak, tidak berspora. Mungkin pleomorfik. Gram positif. Ada yang
berpigmen coklat. Genus yang terkenal ialah Propionibacterium dengan 11
spesies, penghasil asam propionat.

12. Famili XII. Corynebacteriaceae

Kebanyakan basil yang diam. Gram positif. Aerob, mikroaerofil sampai anaerob.
Mengubah nitrat menjadi nitrit.

Genus yang terkenal ialah Corynebacterium dengan 33 spesies, diantaranya ada


yang parasit dan patogen pada tumbuhan dan manusia. Corynebacterium
diphtheriae menyebabkan penyakit tenggorokan dipteri.

13. Famili XIII. Bacillaceae

Basil, kadang-kadang streptobasil, membentuk endospora. Flagel peritrik, atau


tanpa flagel. Gram positif, variabel dan negatif. Parasit atau patogen terutama pada
insekta.

Genus yang terkenal ialah :

 Bacillus dengan 25 spesies, bergerak, flagel peritrik. Endospora di tengah atau


di ujung sporangium. B. subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin dan
subtilin. B. anthracis menyebabkan penyakit antraks. B.
stearothermorphilus hidup subur dalam suhu 650 C. B. meganterium adalah
saprobe yang terdapat dimana-mana. B. cereus hidup sebagai saprobe, kadang-
kadang juga sebagai pathogen
 Clostridium terdapat 93 spesies, anaerob, saprobe, parasit pathogen. Terdapat
di tanah, usus manusia dan hewan. C. pasteurianum penghuni tanah yang dapat
mengikat N2 bebas. C. botulinum, saprobe pada makanan basi, mengasilkan
racun. C. tetani penyebab tetanus (kejang-rahang), C.
perfringerns menyebabkan busuknya luka.

5. Ordo V. Actinomycetales

Ordo ini diduga merupakan pendahulu dari golongan jamur. Sel-sel panjang, ada
kecenderungan untuk bercabang. Saproba atau pathogen. Habitat tanah. Ordo ini
terdiri atas 4 famili, yaitu :

1. Famili Mycrobacteriaceae

Sel berupa batang-batang halus, lurus atau sedikit bengkok, tahan asam, tidak
bergerak, tidak mempunyai konidia. Aerob, saproba, parasit atau pathogen. Genus
yang terkenal ialah :

 Mycrobacterium dengan 13 spesies, diantaranya ialah M. tuberculosis, M.


leprae keduanya pathogen pada manusia; M. bovis, pathogen pada lembu,
dan M. avium, pathogen pada unggas.
 Mycococcus dengan 6 spesies. Sel-sel serupa kokus, Gram positif, aerob,
penghuni tanah. M. citreus, M. flavus, M. luteus, masing-masing berpigmen.

1. Famili Actynomicetaceae

Berbentuk miselium yang semula tidak bersekat. Membentuk konidia pada hifa
yang menegak. Saproba parasit, atau pathogen. Genus yang terkenal ialah :

 Nocardia dengan 45 spesies, aerob, pathogen. Genus ini dapat menggunakan


lilin, fenol dan kresol sebagai sumber tenaga. N. madurae menyebabkan borok
pada kaki.
 Actinomyces, pathogen pada hewan dan manusia. A. bovis menyebabkan
actinomycosis pada lembu (bengkak rahang). A. isrelii pathogen pada manusia.

1. Famili Streptomycetaceae

Konidia terbentuk pada sporofora. Umumnya saproba, sedikit sekali yang parasit.
Genus yang terkenal ialah Streptomyces dengan 150 spesies. Genus ini terkenal
karena menghasilkan antibiotik. Misal, S. griseus menghasilkan streptomisin, S.
aureofaciens menghasilkan auremisin, S. venezuelae menghasilkan kloromisetin
(kloramfenikol).

1. Famili Actinoplanaceae
Berbentuk miselium, spora terbentuk didalam sporangium. Spora mengembara
atau diam. Habitat tanah dan air. Genus yang terkenal
ialah Actinoplanes dan Streptosporangium, keduanya saprobe dalam tanah.

1. Ordo VI. Caryophanales

Bentuk trikoma, tidak ada selubung. Saproba dalam air, sampah-sampah, atau
parasit dalam usus vertebrata dan insekta. Ordo ini terdiri atas 3 famili,
yaitu Caryophanaceae, Oscillosporaceae, dan arthromitaceae, berturut-turut
dengan 3, 1, 2 spesies.

1. Ordo VII. Beggiatoales

Bentuk trikoma tunggal atau berkelompok tiga. Tak berflagel. Ada spesies yang
bergerak dengan menjulur, berguling-guling. Kerap kali ada butir-butir belerang.
Habitat air tawar, air laut, pada ganggang. Keempat family yang masuk dalam ordo
ini ialah :

1. Famili Beggiatoaceae

Terdiri atas 4 genus dengan 18 spesies, mempunyai bentuk seperti benang yang
ujungnya dapat bergerak. Tak ada konidia. Pembiakan dengan potongan-potongan
benang. Dalam famili ini banyak spesies bakteri-belerang. Genus yang terkenal
ialah :

 Beggiatoa dengan 6 spesies, diantaranya Beggiatoa alba banyak terdapat


dalam air kotor yang tergenang, menempel pada sampah-sampah atau
tanaman air, merupakan lapisan yang berwarna keabu-abuan.
 Thiothrix dengan 7 spesies, umumnya penghuni air tawar, air laut.

1. Famili Vitreoscillaceae

Trikoma tidak berwarna, penghuni perairan yang tenang, terdiri atas 3 genus
dengan 13 spesies.

1. Famili Leucotrichaceae dengan 1 genus Leucothrix, penghuni air tawar, air laut,
yang mengandung sisa-sisa zat organic yang berasal dari ganggang.
2. Famili Achromatiaceae, terdapat dalam air tawar dan air laut, belum banyak
dikenal. Famili ini terdiri atas 1 genus Achromatium.
3. Ordo VIII. Myxobacteriales

Ordo ini terdiri atas 5 famili dengan 12 genus yang mencakup 71 spesies,
kebanyakan hidup sebagai saproba, dapat menghasilkan lendir sehingga masing-
masing tetap berkelompok. Kelompok ini dapat bergerak perlahan-lahan. Makin
bertambah usia, makin banyak lendir yang dihasilkannya. Bakteri yang ada di
dalam kelompok itu berbentuk batang lemas, tidak mempunyai flagel, namun dapat
bergerak sediki-sedikit. Kelompok lendir yang berisikan ribuan bakteri ini
menyerupai plasmodium (malaria), sehingga untuknya seringkali diberikan
nama pseudoplasmodium (pseudo = semu). Di dalam bentuk kelompok ini, bakteri
dikatakan di dalam fase mengembara. Fase ini diikuti dengan fase pembiakan;
prosesnya sangat mengasyikan. Jika kelompok lendir itu sudah cukup usia, maka
terjadilah pembagian kelompok atas kelompok-kelompok kecil. Kelompok-
kelompok kecil ini menjulang ke atas dengan suatu tangkai, dan tangkai itu tetap
berdiri di atas induk-kelompok lendir. Kelompok kecil yang betangkai ± 1 mm ini
berbentuk bola; ada juga yang bentuknya tidak beraturan. Tangkai tidak berisi
bakteri, tetapi kelompok bola yang diatasnya itu penuh dengan bakteri. Bola-bola
itu seakan-akan merupakan “buah” yang oleh beberapa sarjana disebut juga kista
(cysta). Warna, bentuk, dan besar kecilnya buah tersebut berbeda-beda; hal ini
bergantung kepada spesies. Banyak spesies yang berwarna kuning jingga atau
merah.

Jika buah atau kista itu matang, maka sel-sel yang ada di dalamnya menjadi
pendek-pendek, bahkan pada beberapa spesies sel-sel itu sampai serupa bola-bola
kecil. Lendir menjadi kering juga. Maka setelah beberapa lama dalam keadaan
demikian, sel-sel bertebaran karena angina tau air hujan. Di tempat baru sel-sel
tersebut memulaikan kehidupan baru. Tempat yang mereka sukai ialah kayu-
kayuan yang lapuk, jamur, atau kotoran hewan. Spesies yang hidup sebagai parasit
juga ada, misalnya Polyangium parasiticum pada ganggang hijau Cladaphora.
Contoh yang lain ialah Podangium lichenocolum; spesies ini hidup sebagai parasit
pada Lichenes.

Ada satu genus cytophaga yang dapat mencernakan selulosa dan agar-
agar. Chytophaga columnaris dapat menimbulkan penyakit pada ikan.

1. Ordo IX. Spirochaetales

Ordo ini terdiri atas 2 famili dengan 6 genus yang mencakup 49 spesies. Ada
beberapa spesies yang patoggen pada hewan dan manusia. Bakteri dari ordo ini
berupa batang yang melingkar-lingkar seperti spiral. Semula orang menyangka
spiral ini tidak mempunyai falgel, akan tetapi penyelidikan dengan mikroskop
electron menunjukkan adanya flagel yang amfitrik.

Banyak spesies yang tidak dapat diwarnai dengan cara yang biasa; untuk
mengamatinya diperlukan mikroskop yang berlatar –belakang gelap. Beberapa
spesies layak juga dimasukkan dalam golongan protozoa, mengingat cara
bergeraknya, akan tetapi mengingat sifat – sifatnya yang lain, diantaranya adalah
pembelahan secara tranversal, menyebabkan Spirochaetales ini digolongkan
kepada tumbuhan. Kedua famili yang masuk dalam ordo ini adalah :
1. Famili Spirochaetaceae dengan genus baku Spirochaeta. Banyak spesies dari
famili ini hidup sebagai saprobe di dalam air di selokan – selokan. Beberapa
spesies yang lain hidup sebagai parasit di dalam usus Molluska yang berkatup
dua.
2. Famili Treponemataceae: Banyak spesies dari family ini hidup sebagai parasit
dan pathogen pada Vertebrata, di anataranhya ada yang menyebabkan
penyakit kelamin pada manusia. Famili ada yang menyebabkan penyakit
kelamin pada manusia.

Famili ini terdiri dari 3 genus, yaitu :

 Borrelia dengan 28 spesies, diantaranya ialah B. novyi dan B. recurrentis yang


menyebabkan penyakit demam berulang, sedang B. vincentii menyebabkan
penyakit tenggorokan ( Vincent’s argina).
 Treponema dengan 8 spesies, diantaranya ialah T. pallidum yang menyebabkan
penyakit sfilis, T. pertenue yang menyebabkan penyakit patek atau puru
(framboesia).
 Leptospira mempunyai lengkungan – lengkungan yang lebih halus
daripada Treponema, ujung – ujungnya serupa kail. L.
icterohaemorrhagiae menyebabkan penyakit weil, suatu penyakit kuning.
Penyakit ini banyak diderita oleh pekerja – pekerja tambang yang tempatnya
selalu lembab. Urine tikus liar yang kejangkitan Leptospira mengandung bakteri
ini.

1. ORDO X. MYCOPLASMATALES

Sangat pleomorfik, mudah sekali rusak, tidak bergerak, tidak berspora. Gram
negatif. Saproba ada juga yang pathogen. Ordo ini terdiri atas 1 famili dengan1
genus.

Famili Mycoplasmataceae : merupakan koloni – koloni yang kecil jika


ditumbuhkan dalam medium buatan. Sifat – sifat lebih terperinci masih perlu
diselidiki. Genus yang sudah dikenal ialah Mycoplasma dengan 15 spesies,
diantaranya M. mycoides yang dapat menyebabkan pleuropneumonia pada
hewan; M. hominis yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

Kemajuan di bidang Biologi Molekul menyebabkan timbunlnya pendapat baru,


yaitu untuk membagi makhluk hidup atas dunia prokaryota dan dunia Eukaryota,
yang pertama mempunyai bahan inti AND yang tersebar, sedang yang kedua
mempunyai bahan inti AND yang terwadahi dalam suatu organ berdinding yang
lazim disebut inti.

Untuk dapat mengadakan identifikaasi suatu bakteri, orang harus membaca dahulu
buku pegangan agar mengenal prosedur pengamatannya secara makroskopik
maupun secara mikroskopik, pula urutan – urutan pengadaan uji- uji fisiologik
bakteri yang akan diidentfkasi. Setelah data terkumpul, yaitu ciri – ciri mengenai
morfologi dan fisiologi bakteri yang bersangkutan, barulah buku pegangan dibaca
lagi.

1. KELOMPOK UTAMA BAKTERI BERDASARKAN BERGEY’S MANUAL EDISI KE-8


2. Kelompok 1 : Bakteri Fototrofik

Ciri-ciri :

 Bentuk sel bulat, batang, vibrio, atau spiral.


 Gram negatif .
 Perkembangbiakan dengan pembelahan biner.
 Bergerak dengan flagella atau nonmotil.
 Fotosintetik.
 Bakterioklorofil.
 Berpigmen.
 Habitat di lingkungan akuatik.

Contoh : Thiospirillum sp., Chromatium sp.

1. Kelompok 2 : Bakteri Luncur

Ciri-ciri :

 Bentuk sel batang, bola atau filamen.


 Gram negatif.
 Motil
 Sel-sel dapat terbenam dalam lendir.
 Beberapa membentuk tubuh buah.
 Habitat di tanah, bahan tumbuhan membusuk, lingkungan akuatik.

Contoh : Cytophagales

1. Kelompok 3 : Bakteri Berselongsong

Ciri-ciri :

 Sel terbungkus dalam selongsong.


 Bentuk sel batag, atau seperti filmen.
 Motil.
 Gram negatif.
 Beberapa membentuk pelekap ( dasar penghisap) yang digunakan untuk
menempelkan diri pada permukaan.
 Habitat di lingkungan akuatik dan lumpur.

Contoh : Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix

1. Kelompok 4 : Bakteri kuncup dan/atau bakteri berapendiks

Ciri-ciri :

1. Sel dengan prosteka atau pelekap.


2. Perbanyakan dengan berkuncup dan membelah.
3. Motil karena flagela kutub atau nonmotil.
4. Bentuk sel bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing, beberapa
menunjukkan pertumbuhan seperti hifa ( filament).
5. Habitat di tanah, lingkungan akuatik.

Contoh : Hyphomirobium.

1. Kelompok 5 : Bakteri Spiroket

Ciri-ciri :

 Dinding sel lentur (tidak kaku).


 Morfologi sel langsing terpilin (spiral).
 Perbanyakan dengan pembelahan melintang.
 Motil.
 Banyak spesies gram negatif.
 Habitat di tanah dan lingkungan akuatik.
 Patogenesitas.

Contoh : Treponema pallidum

1. Kelompok 6 : Bakteri Spiral dan Lengkung

Ciri-ciri :

 Dinding sel kaku.


 Bentuk sel batang terpilin-pilin.
 Motil karena flagella.
 Gram negatif.
 Habitat di lingkungan akuatik, organ-organ reproduktif, saluran pencernan, dan
rongga mulut hewan ( termasuk manusia).
 Patogenesitas.

Contoh : Campylobacter fetus.


1. Kelompok 7 : bakteri batang dan kokus aerobik gram negatif

Ciri-ciri :

 Morfologi sel batang, lonjong, bola, dimensi khas untuk bakteri.


 Motil karena flagella atau nonmotil.
 Aerobik.
 Gram negatif.
 Beberapa dapat menambat nitrogen dari udara, dapat mengoksidasi senyawa
berkarbon satu, dapat menghancurkan berbagai macam senyawa.
 Habitat di tanah, lingkungan akuatik, dan air asin.
 Patogenesitas.

Contoh : Brucella dan Francisella tularensis.

1. Kelompok 8 : Batang anaerobik Fakultatif Gram negative

Ciri-ciri :

 Morfologi sel batang pendek.


 Motil, flagella secara merata tersebar diseluruh permukaan sel atau nonmotil.
 Anaerobic fakultaif.
 Habitat di lingkungan akuatik, tanah , makanan, air seni, tinja.
 Patogenesitas.

Contoh : escherichia coli, salmonella sp.

1. Kelompok 9 : Batang gram negatif anaerobik

Ciri-ciri :

 Morfologi sel batang,lurus, atau lengkung, memperlihatkan banyak sekali


pleomorfisme.
 Motilitas, beberapa spesies nonmotil.
 Anaerob obligat.
 Habitat di rongga-rongga alamiah pada manusia dan hewan, juga saluran
pencernaan serangga.
 Patogenesitas.

Contoh : Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas

10. Kelompok 10 : Kokobasilus dan kokus gram negative

Ciri-ciri :
 Morfologi sel : kokus, berpasangan (diplokokus),beberapa kokobasili (batang-
batang pendek),terdapat tunggal dan berpasangan.
 Nonmotil.
 Gram negatif.
 Aerobik.
 Habitat di saluran lendir manusia dan hewan.
 Patogenesitas.

Contoh : Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis.

11. Kelompok 11 : Bakteri anaerobik gram negative

Ciri-ciri :

 Morfologi sel sngat kecil sampai sel-sel bulat yang lebih besar.
 Nonmotil.
 Anaerobik.
 Habitat di saluran pernafasan dan pencernaan manusia dan hewan.
 Parasitik.

Contoh : Veillonella

12. Kelompok 12 : bakteri kemolitotrofik gram negatif

Ciri-ciri :

 Autotrofik.
 Morfologi sel : bulat, batang, spiral, membran berlapis banyak pada beberapa
spesies.
 Motil karena flagella atau nonmotil.
 Habitat di tanah, limbah, lingkungan akuatik, lingkungan alamiah yang banyak
mengndung belerang, besi atau mangan.

Contoh : Nitrococcus

13. Kelompok 13 : bakteri penghasil metan (metanogenik)

Ciri-ciri :

 Autotrofik atau heterotrofik.


 Morfologi sel : bola, batang, spiral.
 Motil karena flagella kutub atau nonmotil.
 Gram positif atau gram negatif.
 Anaerobic.
 Beberapa spesies termofilik.
 Habitat di saluran gastrointestinal pada hewan, endapan pada lingkungan
akuatik dan limbah.

Contoh : Methanospirillum.

14. Kelompok 14 : kokus gram positif

Ciri-ciri :

 Morfologi sel :kokus terdapat tunggal atau berpasangan, dalam rantai, paket,
atau gerombol.
 Nonmotil.
 Gram positif.
 Anaerobic fakultatif atau mikroaerofilik.
 Heterotrofik.
 Habitat di tanah, air tawar, kulit, dan selaput lendir pada binatang berdarah
panas termasuk manusia.
 Patogenesitas.

Contoh : Sarcina

15. Kelompok 15 : batang dan kokus pembentuk endospora

Ciri-ciri :

 Morfologi sel : batang.


 Motil karena flagella atau nonmotil.
 Reaksi gram : kebanyakan gram positif.
 Aerobic, anaerobic fakultatif, anaerobic, atau mikroaerofilik.
 Endospora.
 Habitat di tanah, air, lingkungan akuatik, saluran pencernaan hewan dan
manusia.
 Patogenesitas.

Contoh : Sporosarcina

16. Kelompok 16 : bakteri gram positif tak membentuk spora

Ciri-ciri :

 Morfologi sel : Basilus terdapat tunggal atau dalam rantai.


 Nonmotil.
 Gram positif.
 Anaerobic atau anaerobic fakultatif.
 Habitat di produk persusuan, produk dari daging dan butiran, air, limbah, serta
produk fermentasi, rongga mulut, vagina, serta saluran pencernaan makanan
hewan termasuk manusia.

Contoh : Lactobacillus.

17. Kelompok 17 : aktinomisetes dan organisme yang sekerabat

Ciri-ciri :

 Morfologi sel sangat beragam dan pleomorfik, bentuk batang tak


beraturan,filament, dan filamen bercabang, struktur miselium.
 Nonmotil.
 Gram positif.
 Aerobic, anaerobic, atau anaerobic fakultatif.
 Habitat di tanah, lingkungan akuatik, air, dan binatang serta manusia.
 Patogenesitas.

contoh : Mycobacterium tubercolosis.

18. Kelompok 18 : riktesia

Ciri-ciri :

 Morfologi sel :batang pendek, atau lonjong.


 Gram negatif.
 Nonmotil.
 Parasit obligat intraselular ( kultivasi laboratories dalam system kultur jaringan
atau hewan).
 Habitat di serangga pembawa, burung, dan mamalia terasuk manusia.
 Patogenesitas.

Contoh : Chlamydia. Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella


burnetii.

19. Kelompok 19 : mikoplasma

Ciri-ciri :

 Morfologi sel : tidak ada dinding sel sejati, kandungan sel terbungkus oleh
membrn berlapis 3 yang tak kaku.
 Nonmotil.
 Gram negatif.
 Anaerobic fakultatif.
 Habitat di selaput lendir saluran pernafasan dan saluran alat kelamin bawah.
 Patogenesitas.

Contoh : koloni mycoplasma molare,Mycoplasma mycoides, M. homonia, M.


orale, Acholeplasma, Spiroplasma

1. PENAMAAN BAKTERI

Di dalam biologi terdapat ketentuan dalam memberi nama suatu spesies. Carolus
Linnaeus memberi nama spesies dengan dua kata yan diambil dari bahasa Latin
atau dilatinkan. Pemberian nama dengan dua kata itu dikenal dengan
istilah binomial nomenklatur. Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Nama spesies terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin atau kata yang
dilatinkan.
2. Nama pertama menunjukan nama genus, oleh sebab itu huruf pertama
menggunakan huruf kapital.
3. Nama kedua merupakan nama spesifik atau penunjuk jenis yang huruf awalnya
ditulis dengan huruf kecil.
4. Nama spesies dicetak miring atau digaris bawah, atau dicetak dengan huruf
yang berbeda dengan teks yang lain. Tujuan dicetak miring atau diberi garis
bawah adalah agar nama-nama itu mudah terbaca di dalam teks.
5. Nama ilmiah yang lengkap perlu mencantumkan nama penulis (nama keluarga
atau singkatannya). Penulis adalah orang yang pertama kali memberi nama,
mendeskripsikan, dan menerbitkan publikasi tentang organisme tersebut.

Sebagai contoh kita ambil Streptococcus lactis, yaitu yang terkenal sebagai
pengasam susu. Bakteri ini termasuk :

1. Dunia (Regnum) – Tumbuhan


2. Divisi – Protophyta
3. Klas – Schizomycetes
4. Ordo – Eubacteriales
5. Sub-ordo – Eubacteriineae
6. Famili – Lactobacteriaceae
7. Sub-famili – Streptococceae
8. Genus – Streptococcus
9. Spesies – lactis

Identifikasi bakteri

BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN PERCOBAAN

Prinsip

Berdasarkan bentuk pertumbuhan koloni dan karakteristik pada bakteri

Tujuan

Untuk mempelajari mengetahui bentuk pertumbuhan, koloni dan karakteristik pada


bakteri

BAB II

LANDASAN TEORI

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar
luas dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada
tempat-tempat yang ekstrim.

Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri
memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri
adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil
dan berukuran renik (mikroskopis).

Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan

Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:


1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida
(ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila
peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).

2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas


lapisan fosfolipid dan protein.

3. Sitoplasma adalah cairan sel.

4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein
dan RNA.

5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang


dibutuhkan.

Struktur tambahan bakteri :

1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri
tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir.
Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.

2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel.

3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol
dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan
berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri
gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada
pilus.

4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.

5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.

6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif
dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi
kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan
ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan
endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia.
Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel
bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral
(spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.

Berbagai macam bentuk bakteri :

1. Bakteri Kokus :

a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk
rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah
anggur

2. Bakteri Basil :

a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal

b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri


basil berdempetan

c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai

3. Bakteri Spirilia :

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang

b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup

c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma

Alat Gerak Bakteri

Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur
berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum
memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan
dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang
berbeda-beda pula yaitu

1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu


2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan


ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk
pertumbuhan optimum adalah :

1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia

Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.

Cara Perkembangbiakan bakteri:


Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual
(vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah
pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.

Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan
bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.

Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja
dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.

2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri
lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus
bakteri).

3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung


melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel
bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.

Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan
maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada
pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt,
Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada
pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu
Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-
kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan
dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik
polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis
penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces
griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif
termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik
terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium
acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga
menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya
methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam
bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang
disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.

Bakteri yang merugikan sebagai berikut :

1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum


2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis (
penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ),
Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae
(penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab
penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas
solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan
tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

Disiapkan alat dan bahan berikut :


NO. NAMA ALAT / BAHAN JUMLAH KETERANGAN

1 Kaca obyek + tutup 5 set


Tidak perlu steril
2 Kaca obyek tetes gantung 1 buah

3 Kultur isolate bakteri 2 jenis Koloni putih

4 Larutan fukhsin 5 ml

5 Larutan asam sulfat 1 % 5 ml

6 Pewarna biru metilen 5 ml

7 Air steril 5 ml

8 Menyak imersi 5 ml
Tidak perlu steril
9 Safranin 5 ml

10 Karbol gentian violet 5 ml

11 Lugol 5 ml

12 Alcohol 5 ml

13 Kertas saring secukupnya

3.1 Pergerakan Bakteri

1. Disiapkan kultur bakteri hasil isolasi dari P-3. Pilih koloni yang dapat
memberikan ciri pertumbuhan terbaik, misalnya koloni putih, kuning, abu-abu,
atau yang lainnya.
2. Siapkan juga 2 buah kaca obyek yang telah bersih dan kering.
3. Flambir sebuah kaca obyek dan biarkan dingin, teteskan sedikit air steril dan
oleskan dengan sedikit cuplikan kultur satu jenis bakteri tersebut.campurkan
kultur dengan air sehingga menjadi suspense yang encer, kemudian ditutup
dengan kaca penutup.
4. Preparat segar yang telah siap dilihat dibawah mikroskop, dan amati gerakan
bakterinya.bakteri akan bergerak dengan arah atas-bawah atau kiri-kanan
secara teratur. Gerakan yag tidak terarah bukan merupakan gerak bakteri.

3.2 Pemeriksaan Spora Bakteri

1. Siapkan kultur bakteri isolate puith, kemudian disuspensikan sedikit sapuan


bakteri dan tambahkan 1 tetes larutan fukhsin. Campurkan homogeny
kemudian panaskan diatas penangas air yang bersuhu 800C selama 10 menit.
Usahakan jangan sampai mendidih atau menjadi kering.
2. Olesan tadi digenangi dengan larutan asam sulfat 1% selama 2 detik, lalu dicuci
dengan air mengalir.
3. Genangi olesan dengan ewarna biru-metilen selama 5 menit. Kelebihan
pereaksi warna dibuang, kemudian dibilas lagi dengan air mengalir, dan
selanjutnya dikeringkan dengan bantuan kertas saring. Usahakan olesan
preparat tidak terhapus oleh tissue.
4. Teteskan sedikit minyak imersi di atas preparat lalu dilihat dibawah mikroskop
dengan pembesaran 10x dan dilanjutkan 100x.
5. Amati dan catat pengamatan mikroskopisnya. Spora akan terlihat berwarna
merah dengan dikelilingi sel vegetative berwarna biru.

3.3 Pemeriksaan Kapsul Bakteri

1. Disiapkan biakan isolate bakteri jenis lain, pewarna safranin, minyak imersi.
Sediakan pula 1 buah kaca obyek yang telah bersih dan kering.
2. Letakan sedikit sapuan kultur bakteri yang telah disuspensikan dengan 1 tetes
air steril. Campur suspense tersebut dengan larutan karbol genitan violet
dengan bantuan ujung kaca obyek kedua dengan posisi sebelah kanan dan
membentuk sudut 450dengan kaca obye pertama. Kaca obyek kedua ditarik kea
rah kirisehingga suspesi bakteri tersapu merata dengan membentuk lapisan
tipis diatas kaca obyek.
3. Preparat difiksasi sebanyak 3 kali di atas yala api, kemudian digenangi dengan
larutan safranin selama 5 menit. Pereaksi warna yang berlebih dibuang, dan
dikeringkand engan bantuan kertas saring.
4. Preparat diolesan dengan sedikit minyak imersi, lalu diperiksa dibawah
mikroskop dengan pembesaran 10x dilanjutkan 100x.
5. Gambarkan hasil pengamatannya dengan teliti. Sel bakteri akan berwarna
merah dan kapsul bakteri akan terlihat sebagai bagian kosong (transparan) di
sekitar tubuh bakteri.

3.3 Pewarnaan Gram untuk Bakteri

1. Disiapkan 2 buah kaca obyek, isolate biakan (koloni lain lagi), karbol gentian
violet, pereaksi lugol, alcohol 95%,pewarna safranin, minyak imersi.
2. Sapukan sedikit biakkan isolate bakteri di atas kaca obyek, ditambahkan 1 tetes
air, kemudian disuspensikan.
3. Kaca obyek diletakan diatas bak pewarna, kemudian digenangi dengan karbol
gentian violet selama 1 menit. Kelebihan zat warna dibuang, dan dibilas dengan
air mengalir.
4. Olesan digenangi dengan lugol selama 2 menit, pereaksi berlebih dibuang, dan
dibilas dengan air mengalir.
5. Olesan digenangi oleh alcohol 95% tetes demi tetes selama 30 detik atau
sampai semua zat warna hilang, kemudian dibilas dengan air mengalir.
6. Pewarnaan yang terakhir dengan safranin selama 1 menit, kelebihan zat warna
dibuang dan dibilas dengan air, kemudian dikeringkan dengan kertas saring.
7. Preparat dilihat di bawah mikroskop denga pembesaran 10x dilanjutkan 100x.
8. Hasil percobaan digambar dengan teliti. Sel bakteri yang bewarna biru
menunjukan bakteri masuk kelompok gram positif, sedangkan bakteri gram
negative akan berwarna merah.

3.5 Identifikasi Bakteri dengan Media TSIA

NO. NAMA BAHAN/ALAT JUMLAH KETERANGAN

1 Media TSIA 2 tabung kecil @2 ml


steril
2 Larutan Pepton 2 tabung kecil @1 ml

3 Larutan alfa-naftol 5 ml

4 Media MR-VP 4 tabung @1 ml steril

5 Larutan KOH 10% 5 ml

1. Isikan media TSIA bersuhu 450C setinggi 2 cm pada kedua tabung, kemudian
letakkan di atas alas sehingga posisinya rebah. Usahakan media membentuk
posisi etgak dengan bagian atas miring tetapi tidak menyentuh kapas. Diamkan
sekitar 30 menit hingga media menjadi padat
2. Inokulasikan 1 jenis kultur bakteri pada satu tabung dan jenis bakteri kedua
pada tabung yang lain. Media yangtegak ditusukan, sedangkan media yang
miring digores.
3. Inkubasi kedua tabung pada suhu 350-37 0C selama 24-48 jam.
4. Catat pengamatannya sebagai berikut:
1. Bagian miring : berwarna kuning : Laktosa/sakarosa (+)

Warna hitam : gas H2S (+)

1. Bagian tegak : Berwarna kuning : glukosa (+)


Gelembung / media terangkat : gas (+)

Warna hitam : gas H2S (+)

3.6 Uji Biokimia IMVIC untuk Bakteri

1. Disiapkan 8 buah tabung reaksi, suspense biakan 2 isolat bakteri (usahakan


warnanya, berbeda), air pepton, media MR-VP, media Cimmon’s citatrate,
pereaksi konvacks, indicator metal merah, larutan alfa-naftol, larutan KOH 10%.
2. Tabung nomor 1 dan 5 diisi dengan 0,5 ml air pepton.

Tabung nomor 2, 6, 3, dan 7 diisi dengan 0,5 ml media MR-VP.

Tabung nomor 4 dan 8 diisi dengan 0,5 ml media cimmon’s citrate (warna hijau)

1. Tabung 1 dan 4 diinokulasi denagn 1 ose bulat suspense koloni-1 dan tabung 5
dan 8 dengan suspense koloni-2.
2. Semua tabung diinkubasi pada suhu35-370C selama 24 jam.
3. Tabung 1 dan 5 ditambahkan 1 tetes pereaksi konvacks melalui dinding tabung
secara hati-hati. Adanya cincin berwarna merah menunjukan indol (+).
4. Tabung 2 dan 6 ditambahkan 1 tetes indicator metil merah (MM). adanya
pembentukan warna merah menunjukan MM (+).
5. Tabung 3 dan 7 ditambahkan 1 tetes pereaksi alfa-naftol/dalam KOH 10%. Bila
terbentuk endapan warna merah bata berarti VP (+).
6. Tabung 4 dan 8 diamati warnanya, terjadi perubahan warna media menjadi
warna biru menunjukan citrate (+).

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

NO PENGAMATAN KETERANGAN

1 Pergerakan Bakteri Tidak terlihat pergerakan bakteri


kemungkinan bakteri tersebut telat
mati

2 Pemeriksaan Spora Bakteri Tidak terdapat adanya spora

3 Pemeriksaan Kapsul Bakteri Sel bakteri berwarna merah dan


kapsul bakteri terlihat transparan
disekitar tubuh bakteri.
4 Pewarnaan Gram untuk Bakteri Sel bakteri tersebut berwarna
merah hal ini menunjukkan bahwa
bakteri tersebut memiliki
pewarnaan gram negatif

5 Identifikasi Bakteri dengan Media Media miring : menggunakan isolate


TSIA MSA terdapat koloni berwarna
kuning dan licin ini menunjukan
bahwa koloni tersebut (+) laktosa
atau sakarosa.
Media Miring Media Tegak
Media tegak : menggunakan isolate
media NA terdapat koloni berwarna
kuning, licin dan keruh, ini
menunjukkan koloni tersebut (+)
glukosa.

6 Uji Biokimia IMVIC untuk Bakteri

 Tabung 1&5 (air pepton) + 1 tetes


pereaksi kovacks : tidak terdapat
cincin berwarna merah ini
menunjukan indol (-).

 Tabung 2&6 (MR-VP) + 1 tetes


indikator metal merah (MM) :
tidak terjadi pembentukan warna
merah ini menunjukan MM (-) .
 Tabung 3&7 (MR-VP) + 1 tetes
pereaksi alfa-naftol : terbentuk
endapan warna merah bata ini
menunjukan VP (+).

 Tabung 4&8 (cimmon’s citrate) :


setelah diamati tidak terjadi
perubahan warna media menjadi
biru ini menunjukan citrate (-).
Setelah melakukan identifikasi kemungkinan bakteri yang terdapat dalam air
minum isi ulang tersebut adalah escherichia coli atau biasa disebut E.coli

Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman,


Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan.
Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli
(Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di
infeksi saluran pencernaan.

Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika
Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe
spesies E. Coli

Klasifikasi

Superdomain : Phylogenetica

Filum : Proterobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species : Escherichia Coli.

Morfologi

E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0 –
6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga
membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora.. E. Coli batang
gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek,
biasanya tidak berkapsul. Bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E.
Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Kapsula
atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida.Mukoid kadang – kadang
memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida
dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang
dibentuk oleh banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutna
digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik.

BAB V

PEMBAHASAN
Dalam meng identifikasi bakteri di cari juga pergerakan bakterinya dari hasil
isolasi pada percobaan 3 . pergerakan bakteri yang diamati adalah bekteri dari
media MSA. Koloni tersebut berwarna kuning dan berlendir. dalam menggunakan
kaca objek harus steril maka dari itu kaca steril dipanaskan terlebih dahulu dan
dibiarkan kering lalu teteskan air steril dan suspensikan koloni tersebut dengan air
steril itu . saat diamati di bawah mikroskop bakteri pergerakannya tidak terlihat /
tidak ada pergerakan bakteri . hal ini dapat terjadi kemungkinan karena bakteri
tersebut cepat mati.

Pada pemekrisaan spora bakteri disiapkan kultur bakteri isolat putih dari media
MSA yang di suspensikan kemudian ditambahkan larutan fukhsin campurkan
homogen, dipanaskan diatas pembakar Bunsen usahakan jangan sampai mendidih
agar bakteri tidak mati. Ditambahkan juga larutan asam sulfat 1% lalu dicuci
dengan aquadest kemudian digenangi kaca objek dengan pewarna biru metilen,
lalu dibilas lagi dengan aquadest dan keringkan dengan tisu, usahakan olesan
tersebut tidak terhapus oleh tisu, teteskan minyak imersi diatas preparat kemudian
dilihat dibawah mikroskop perbesaran 10×100, spora akan terlihat berwarna merah
dengan dikelilingi sel vegetative berwarna biru. Tetapi yang kami lihat di bawah
mikroskop tidak terlihat adanya spora pada koloni tersebut.

Pada Pemeriksaan kapsul bakteri menggunakan isolat bakteri NA yang


disuspensikan dengan 1 tetes air steril pada kaca objek. Suspensi tersebut dicampur
dengan karbol gentian violet, lalu preparat difiksasi 3x diatas pembakar Bunsen
lalu digenangi larutan safranin selama 5 menit setelah itu oleskan dengan sedikit
minyak imersi dan dilihat dibawah mikroskop dengan perebesaran 10x dan 100x.
Sel bakteri akan berwarna merah dan kapsul bakteri akan terlihat transparan
disekitar tubuh bakteri.

Dalam pewarnaan gram untuk bakteri digunakan media MSA, koloni tersebut
disuspensikan dengan 1 tetes air diatas kaca obyek. Kaca obyek tersebut disimpan
diatas bak pewarna dan digenangi karbol gentian violet selama 1 menit, lalu dibilas
dengan air mengalir. Setelah diamati dibawah mikroskop dalam perbesaran 10 dan
100x hasil pewarnaan untuk bakteri pada isolate media MSA menunjukan bakteri
tersebut masuk ke dalam kelompok gram negatif karena sel bakteri tersebut
berwarna merah.

Dalam identifikasi bakteri dengan media TSIA menggunakan media miring dan
media tegak dengan kultur bakteri yang berbeda. Pada media tegak menggunakan
isolate NA berwarna putih dan pada media miring menggunakan isolate MSA
berwarna putih. Setelah 2 tabung reaksi tersebut diisi media TSIA yang bersuhu
450C diamkan selama 30menit sehingga media menjadi padat, inokulasikan 1 jenis
kultur pada 1 tabung dan kultur yang lain pada tabung yang lain. Inkubasikan pada
suhu 35-370C selama 24-48jam. Setelah diinkubasi selama 24 jam pada media
miring yang menggunakan isolate MSA terdapat koloni berwarna kuning dan licin
ini menunjukan bahwa koloni tersebut (+) laktosa atau sakarosa. Pada media tegak
yang menggunakan isolate media NA terdapat koloni berwarna kuning, licin dan
keruh, ini menunjukkan koloni tersebut (+) glukosa.

Uji biokimia IMVIC pada bakteri menggunakan 8 tabung reaksi dan suspensi
biakan 2 isolat bakteri yang berbeda warnanya. Koloni-1 berasal dari media NA
dan koloni-2 berasal dari media MSA. Pertama-tama tabung 1 & 5 diisi air pepton,
2&6 dan 3&7 diisi media MR-VP, 4&8 diisi cimmon’s citrate. Tabung 1-4
diinokulasi dengan suspensi koloni-1, tabung 5-8 dengan koloni-2 lalu semua
tabung diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35-370C.

Setelah diinkubasi tabung 1&5 ditambahkan 1 tetes pereaksi kovacks melalui


dinding tabung secara hati-hati dan ternyata yang terjadi tidak terdapat cincin
berwarna merah ini menunjukan indol (-). Tabung 2&6 ditambahkan 1 tetes
indikator metal merah (MM) tetapi tidak terjadi pembentukan warna merah ini
menunjukan MM (-) . Tabung 3&7 ditambahkan 1 tetes pereaksi alfa-naftol dan
terbentuk endapan warna merah bata ini menunjukan VP (+). Setelah diamati pada
tabung 4&8 tidak terjadi perubahan warna media menjadi biru ini menunjukan
citrate (-).

Setelah melakukan identifikasi kemungkinan bakteri yang terdapat dalam air


minum isi ulang tersebut adalah bakteri Escherichia coli atau biasa disingkat E.
coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya,
bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini hidup pada tinja, dan dapat
menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber dan
masalah pencernaan lainnya.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan


sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk
dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah
dalam penanganannya.

Klasifikasinya adalah :

Superdomain: Phylogenetica
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gamma Proteobacteria
Ordo: Enterobacteriales
Famili: Enterobacteriaceae
Genus: Escherichia
Spesies: E. coli

E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0 –
6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga
membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora.. E. Coli batang
gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek,
biasanya tidak berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E.
Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.

Morfologi

Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid kadang
– kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah
polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam
polisakarida yang dibentuk oleh banyak E.Coli seperti pada Enterobacteriaceae.
Selanjutna digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik.

BAB V

KESIMPULAN

– Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan
spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.

– Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk


pertumbuhan optimum adalah : Suhu, Derajat keasaman atau pH, Konsentrasi
garam, Sumber nutrisi, Zat-zat sisa metabolisme, Zat kimia.

– Setelah melakukan pengamatan dapat di hasilkan bahwa bakteri tersebut (-)


indol, (-) MM, (+) VP, (-) citrate . dan kemungkinan bakteri tersbut adalah
bakteri E.coli

DAFTAR PUSTAKA

Teori dan Praktek Farmasi Industri (terjemahan), Leon Lachmann et.all., 1998,
jakarta : UI-Press.

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan


Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anonymous, 1993. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. FK UGM bagian


Mikrobiologi, Yogyakarta.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pelczar, Michael, J., 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia,
Jakarta
LAMPIRAN

1. Bagaimana tahapan kerja isolasi dan identifikasi bakteri dari sample air limbah?
Berikan penjelasan selengkapnya sampai kelak diperoleh nama jenis bakteri
yang benar.

Jawab :

1. Pengambilan sample

Dalam pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika
beerasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir
botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang,
botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran
maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar. Perlu
diingat botol yang akan digunakan untuk tempat sampel harus dalam keadaan
steril.

1. Sample di encerkan

 Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran


pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan
berat sampel dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9. Setelah sampel
masuk lalu dilarutkan dengan mengocoknya (pengocokan yang benar dapat
dilihat pada gambar disamping)
 Caranya dengan diambil 1 ml dari sampel ke tabung yang telah berisi air
9ml kemudian dikocok dan ambil 1ml ke tabung 10-2 secara aseptis kemudian
dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen.
Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang
sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu
diganti, artinya setiap tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang
berbeda/baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan
cairan dari sumber yang sama.

Dapat dilihat contohnya pada gambar berikut :

1. Pipet 1 ml limbah ke dalam 2 buah cawan petri kosong. Cawan 1 ditambahkan


15 ml NA dan cawan 2 ditambahkan 15 ml SDA
2. Kedua cawan di inkubasi pada suhu dan waktu yang tepat.
3. Untuk mengidentifikasi mikroba hasil isolasi pada media NA dan SDA perlu di
inokulasi pada media spesifik, misalnya MCA, MSA, NA, SDA dll.
4. Bakteri yang telah di inokulasi pada media spesifik , kemudian di inkubasi
kembali .
5. Untuk mengetahui jenis bakteri dilakukan identifikasi bakteri diantaranya
pewarnaan gram, IMVIC, TSIA dll.
6. Apakah data pengamatan berikut : pewarnaan gram, IMVIC dan TSIA menjadi
patokan atau andalan ditemukannya satu jenis bakteri? Apakah ada data
pengamatan lain yang dapat di jadikan pendukung? Berikan alasannya.

Jawab :

Ya. Karena dari pengamatan itulah dapat diketahui ciri-ciri bakteri yang nantinya
akan digunakan sebagai patokan untuk mengidentifikasi bateri. Misalnya dari
pewarnaan gram, kita dapat mengetahui jenis bakteri yang kita teliti gram positif
atau gram negative, dari pengujian IMVIC dapat mengetahui bakteri yang kita
amati mengandung indol (+) atau (-), MM (+) atau (-), VP (+) atau (-) dll .

1. Bagaimana perbedaan struktur sel di dalam kelompok bakteri sehingga akan


ditemukan sel bakteri menjadi warna biru atau merah pada pengerjaan
pewarnaan gram.

Jawab :

Pada bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan pada dinding sel yang
tebal dan membran sel selapis. Sedangkan bakteri gram negatif mempunyai lapisan
peptidoglikan pada dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.

1. Dapatkah saudara memberikan persamaan dan perbedaan kultur


bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Serratia marcescen,
Psedomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis

Jawab :

Staphylococcus adalah bakteri Gram-positif yang berbentuk bola. Bakteri ini ada
yang berkoloni dan berbentu seperti buah buah anggur. Pada tahun 1884,
Rosenbach menjelaskan ada dua jenis warna staphylococci yaitu: Staphylococcus
Aureus yang berwarna kuning dan Staphylococcus albus yang berwarna putih.
Beberapa karakterististik yang dimiliki Staphylococcus Aureus diantaranya
hemolytic pada darah agar, catalase-oxidase-positif dan negatif, dapat tumbuh pada
suhu berkisar 15 sampai 45 derajat dan lingkungan NaCl pada konsentrasi tinggi
hingga 15 persen dan menghasilkan enzim coagulase.

Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang,dan secara


alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis tumbuh di berbagai
mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celsius. Bacillus subtilis juga telah
berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi keras dan lebih cepat
mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah (asam),
bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol Bakteri ini
hanya memilikin satu molekul DNA yang berisi seperangkat set kromosom.
DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein.
Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik
dalam jumlah besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).

Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili


Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang
fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu
membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen.
Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang
menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic
(hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di
air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses
manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008).

Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini


kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi
pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, P.aeruginosadisebut patogen
oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang
untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal pada manusia yang
normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit manusia.
Tetapi, infeksi P.aeruginosa menjadi problema serius pada pasien rumah sakit
yang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar. Angka fatalitas pasien-
pasien tersebut mencapai 50 %.

P. aeruginosa termasuk dalam genus Pseudomonas, yang ditentukan oleh Migula


pada tahun 1984. Yang termasuk dalam genus tersebut adalah bakteri gram negatif,
berbentuk tangkai, polar da berflagel. Pada tahun 2000 spesies Pseudomonas
spesies dideterminasikan meliputi Pseudomonas aeruginosa strain PA01.

Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 μm.


Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang
membentuk rantai yang pendek. P. aeruginosa termasuk bakteri gram negatif.
Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu
memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora,
tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel
tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak. Bakteri ini dapat tumbuh di air
suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur N

dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan P. aeruginosa adalah 42o C. P.


aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan
nutrisinya sangat sederhana. Di laboratorium, medium paling sederhana untuk
pertumbuhannya digunakan asetat (untuk karbon) dan ammonium sulfat (untuk
nitrogen).
KLASIFIKASI
Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma

Proteobacteria

Order : Pseudomonadales

Family : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas aeruginosa

Serratia marcescens Bakteri ini berbentuk basil (bulat lonjong) dan beberapa galur
membentuk kapsul, termasuk organisme yang bergerak dengan cepat (motil)
karena mempunyai flagela peritrik. Koloni Serratia marcescens pada media agar
biasa tidak terbedakan pada hari pertama atau hari kedua dan kemudian mungkin
berkembang menjadi cembung. Pada suhu kamar, bakteri patogen ini
menghasilkan zat warna (pigmen) merah. Bakteri ini jenis fakultatif anaerobik
yang tidak terlalu membutuhkan oksigen.

Anda mungkin juga menyukai