Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

Mikroorganisme Bakteri
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

Disusun Oleh

Royhan Himawan Putra 1800825201054


Samuel 1800825201048
M. Hutni Kadapi 1800825201056
Ahmad Ramdani W 1800825201045
M. Ilham Harahap 1800825201055
Aldo Pratama 1800825201058

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BATANG HARI

2019

Kata Pengantar

Kami panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, dan berkatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Bakteri dengan tepat waktu.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Mikroorganisme Porkariot dan
Eukariot ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Penulis, Mei 2019

Penyusun
• Bakteri

Menyusun suatu sistem yang sistematik di dalam dunia mikroorganisme itu bukan pekerjaan
yang mudah. Kesulitan pertama yang kita hadapi adalah menentukan apakah bakteri itu termasuk
golongan hewan ataukah termasuk golongan tumbuhan. Lama benar setelah Leeuwenhoek
menyelami dunia mikroorganisme, sarjana-sarjana zoology seperti Muller (Deenemarken, 1973)
dan Ehrenberg (jerman, 1938) menggolongkan bakteri kepada protozoa. Baru di dalam tahun
1872 timbul pendapat lain. Cohn, seorang sarjana botani bangsa Jerman condong untuk
menggolongkan bakteri kepada tumbuhan. Klasifikasi mengenai bakteri disusun olehnya sacara
agak lengkap di dalam tahun 1875, dan sejak itu diadakan penyempurnaan, secara berangsur-
angsur. Secara praktis istilah klasifikasi sama dengan sistematik, taksonomi.

Orang dalam mengadakan klasifikasi dengan menggunakan perbedaan-perbedaan atau


criteria berdasarkan morfologi dan atau berdasarkan fisiologi. Pada tanaman tinggi dan pada
hewan-hewan bertingkat tinggi, pengggolongan itu terutama didasarkan atas sifat-sifat
morfologi. Hal itu sukar dilaksanakan terhadap bakteri, sehingga klasifikasi di dalam dunia
bakteri itu didasarkan sebagian atas sifat-sifat morfologi dan sebagian atas sifat-sifat fisiologi,
termasuk juga sifat-sifat imunologi.

Banyak bakteri yang di bawah mikroskop menunjukkan bentuk morfologi yang sama, akan
tetapi sifat-sifat fisiologi mereka dapat berlainan sama sekali. Ada beberapa golongan bakteri
yang sama bentuknya, akan tetapi golongan yang satu dapat mencernakan suatu asam amino
tertentu, sedang yang lain tidak. Ada pula suatu golongan yang dapat menyebabkan suatu
penyakit, sedang golongan yang lain tidak. Maka jelaslah kesukaran kita untuk menetapkan
spesies berdasarkan sifat-sifat morfologi saja.

Berdasarkan bentuknnya yang tetap, dindingnya yang kuat, dan adanya kemampuan untuk
hidup autotrof (termasuk mengadakan fotosintesis pada beberapa golongan bakteri), maka kita
mufakat memasukkan bakteri di dalam golongan tumbuhan. Selanjutnya kongres-kongres
internasional antara sarjana-sarjana mikrobiologi membuat ketentuan bersama mengenai
taksonomi bakteri dan tata namanya (nomenklatur).

Baik di Eropa maupun di benua lainnya, dan terlebih di Amerika Serikat, sekarang ini banyak
digunakan sistematik yang disusun oleh Bergey. Klasifikasinya sebagai berikut.

Dunia tumbuhan dibagi atas 5 divisi (filum) yaitu sebagai berikut :

• Filum Protophyta

• Filum Thallophyta

• Filum Bryophyta

• Filum Pteridophyta
• Filum Spermatophyta

Filum Protophyta dibagi atas 3 kelas, yaitu

• Schizopycea (Ganggang biru)

• Schizomycotes (Bakteri)

• Microtatobiotes (rickettsia dan virus)

Selanjutnya kelas schyzomicotes dibagi atas 10 ordo, yaitu :

• Ordo I – Pseudomonadales

• Ordo II – Chlamydobacteriales

• Ordo III – Hypomicrobiales

• Ordo IV – Eubacteriales

• Ordo V – Actinomycetales

• Ordo VI – Caryophanales

• Ordo VII – Beggiatoales

• Ordo VIII – Myxobacteriales

• Ordo IX – Spirochaetales

• Ordo X – Mycoplasmatales

Ordo-ordo tersebut dibagi-bagi lagi atas sub-ordo dan family sebagai berikut :

• Ordo Pseudomonadales

• Sub-ordo Rhodobacteriineae

• Famili I – Thiorhodaceae 13 genus 34 spesies

• Family II – Athiorhodaceae 2 genus 8 spesies

• Family III – Chlorobacteriaceae 6 genus 9 spesies

• Sub-ordo II. Pseudomonadineae


• Famili I – Nitrobacteriaceae 7 genus 13 spesies

• Family II – Methanomonadaceae 3 genus 6 spesies

• Family III – Thiobacteriaceae 5 genus 17 spesies

• Family IV – Pseudomonadaceae 12 genus 258 spesies

• Family V – Caulobacteraceae 4 genus 8 spesies

• Family VI – Siderocapsaceae 10 genus 28 spesies

• Family VII – Spirillaceae 10 genus 30 spesies

• Ordo Chlamydobacteriales

• Family I – Chlamydobacteriaceae 3 genus 17 spesies

• Family II – Peloplocaceae 2 genus 6 spesies

• Family III – Crenotrichaceae 3 genus 3 spesies

• Ordo Hyphomicrobiales

• Family I – Hyphomicrobiaceae 2 genus 2 spesies

• Family II – Pasteuriceae 2 genus 2 spesies

• Ordo Eubacteriales

• Family I – Azotobacteraceae 1 genus 3 spesies

• Family II – Rhizobiaceae 3 genus 17 spesies

• Famili III – Achromobacteriaceae 5 genus 65 spesies

• Family IV – Enterobacteriaceae 10 genus 59 spesies

• Family V – Brucellaceae 8 genus 42 spesies

• Family VI – Bacteroidaceae 5 genus 56 spesies

• Family VII – Micrococcaceae 6 genus 43 spesies

• Family VIII – Neisseriaceae 2 genus 16 spesies


• Family IX – Brevibacteriaceae 2 genus 26 spesies

• Family X – Lactobacillaceae 10 genus 92 spesies

• Family XI – Propionibacteriaceae 3 genus 13 spesies

• Family XII – Corynebacteriaceae 2 genus 55 spesies

• Ordo Actinomycetales

• Family I – Mycobacteriaceae 2 genus 20 spesies

• Family II – Actinomycetaceae 2 genus 48 spesies

• Family III – Streptomycetaceae 3 genus 158 spesies

• Family IV – Actinoplanaceae 2 genus 2 spesies

• Ordo Caryophanales

• Family I – Caryophanaceae 3 genus 7 spesies

• Family II – Oscillosporaceae 1 genus 1 spesies

• Family III – Arthromitaceae 2 genus 5 spesies

• Ordo Beggiatoales

• Family I – Beggiatoaceae 4 genus 18 spesies

• Family II – Vitreoscillaceae 3 genus 13 spesies

• Family III – Leucotrichaceae 1 genus 1 spesies

• Family IV – Achromatiaceae 1 genus 1 spesies

• Ordo Myxobacteriales

• Family I – Cytophagaceae 1 genus 11 spesies

• Family II – Archangiaceae 2 genus 6 spesies


• Family III – Sorangiaceae 1 genus 8 spesies

• Family IV – Polyangiaceae 4 genus 28 spesies

• Family V – Myxococcaceae 4 genus 18 spesies

• Ordo Spirochaetales

• Family I – Spirochaetaceae 3 genus 11 spesies

• Family II – Treponemataceae 3 genus 38 spesies

• Ordo Mycoplasmatales

• Family I – Plasmataceae 1 genus 15 spesies

Untuk mengenal ordo dari schyzomycotes ini, dibuat lah kunci determinasi sebagai berikut :

• Ordo Pseudomonadales

Sel serupa bola, batang lurus atau bengkok, atau spiral. Kadang-kadang bergandengan.
Boleh berppigmen kemerahan atau hijau. Tidak dalam trikoma (bentuk benang). Biasanya
bergerak dengan flagel yang terminal, kadang tidak bergerak.

• Ordo Chlamydobacteriales

Sel-sel dalam trikoma yang kerap kali berselubung. Kadang-kadang menghasilkan spora
kembar atau spora diam. Selubung dapat berisi hidroksida besi, dan trikoma dapat melekat
pada sustarct.

• Ordo Hyphomicrobiales

Sel berbiak dengan tunas. Dapat melekat pada substrat dengan tangkai. Satu genus
mempunyai pigmen untuk fotosintesis ( Rhodomicrobium).
• Ordo Eubacteriales

Sel serupa bola atau batang. Tidak dalam trikoma, meskipun dapat bergandengan.

• Ordo Actinomycetales

Sel kaku dan mungkin tumbuh seperti miselium jamur dengan konidia di udara. Dua
genera mempunyai spora yang yterbentuk di dalam spongarium, dan spora dari salah satu
genus ini dapat bergerak. Sel-sel tunggal, atau bercabang sederhana, kerap kali tahan asam.

• Ordo Caryophanales

Sel dalam trikoma.

• Ordo Beggiatoales

Sel kaku, biasanya besar dan mungkin serupa bola atau trikoma. Mungkin ada butir-butir
belerang di dalam atau permukaan sel. Bergerak dengan menjulur, bergelombang atau
berguling-guling, gerakan putus-putus seperti pada beberapa ganggang biru. Tidak ada flagel.

• Ordo Myxobacteriales

Sel lebih besar atau kecil, tetapi tidak kaku. Sel lemas, kerap kali runcing pada ujung
pangkal, bergerak dengan menjalar. Tubuh-tubuh tumbuh pada koloni yang menyebar seperti
plasmodium. Berlendir.

• Ordo Spirochaetales

Sel berbentuk spiral panjang atau pendek. Bergerak bebas dengan membelok- belokkan
tubuh.

• Ordo Mycoplasmatales

Tak bergerak, sangat pleomorfik dan sangat halus. Ada kalanya dapat lewat saringan.

Deskripsi Famili Dan Genus Yang Banyak Dikenal

• Dari Ordo Pseudomonadales Diperkenalkan :

• Famili Thioehodaceace
Sel dapat berupa bola, serupa telur, serupa batang pendek atau panjang, lurus atau
melengkung, atau seperti spiral. Berwarna agak ungu kemerahan sampai merah karena
mempunyai bakterioklorofil dan karotinoida. Habitat tempat-tempat terang dan ada
sulfida. Beberapa genus dari famili ini ialah:

• Thiocystis dengan 2 spesies, bentuk kokus tunggal atau dua-dua, menghasilkan


belerang

• Thiospirrillum dengan 5 spesies, bentuk serupa spiral, flagel pada ujung.


Menghasilkan butir-butir belerang.

• Famili Athiorhodaceae

Sel dapat berupa kokus, basil pendek atau panjang, vibrio, atau spiral. Gram negatif.
Flagel pada ujung. Warna kemerahan, ada bakterioklorofil. Tidak menghasilkan belerang.

Spesies-spesies dari famili ini lebih suka hidup di tempat-tempat yang ada cahaya.
Mereka kehilangan warna merah jika berada dalam tempat gelap, dan mereka bergerak
menuju ke tempat yang cukup terang bagi mereka (fototropisme). Beberapa genus yang
terkenal dari famili ini adalah:

• Rhodopseudomonas dengan 4 spesies, bentuk kokus atau basil

• Rhodospirillum dengan 4 spesies, berbentuk spiral, diameter antara 0,5 sampai 1,5 µ,
sedang panjangnya 20 sampai 50 µ. Ukuran mengenai besar kecilnya maupun banyak
sedikitnya lengkungan bergantung kepada usia bakteri. Pigmen yang biasanya disebut
bakteriopurpurin itu ternyata terdiri atas dua bagian, yang pertama berupa
bakterioklorofil yang memegang peranan dalam fotosintesis, sedang bagian kedua
berupa pigmen yang berwarna merah yang belum kita ketahui fungsinya. Telah
terbukti, bahwa sinar merah dan infra merah lebih menguntungkan bagi kegiatan
bakteri ini daripada sinar-sinar lain yang bergelombang lebih pendek.

• Famili Chlorabacteriaceae

Sel berupa batang, berwarna hijau. Mengadakan fotosintesis jika ada hidrogen
sulfida. Genus yang terkenal ialah Chlorobium dengan 2 spesies, basil, anaerob, dapat
menghasilkan belerang, tetapi tidak untuk disimpan di dalam sel.
• Famili Nitrobacteriaceae

Kokus, basil atau spiral. Flagel tidak selalu ada. Gram negatif. Merupakan pembentuk
nitrit atau nitrat. Tanpa endospora. Habitat tanah dan air tawar. Genus yang terkenal
sebagai penyusun nitrit adalah:

• Nitrosomonas, sel-sel bulat panjang, hidup bebas.

• Nitrosoccccus, bentuk serupa bola, penghuni tanah, hidup bebas.

• Nitrosocystis, sel-sel berkelompok dan dipersatukan oleh suatu selaput.

• Nitrosogloea, sel-sel berkelompok dalam lendir.

• Nitrosospira, sel serupa spiral, hidup bebas.

Genus yang terkenal sebagai penyusun nitrat ialah:

• Nitrobacter, sel serupa batang-batang kecil, tidak berkelompok.

• Nitrocystis, basil-basil kecil yang berkelompok.

• Famili Methanomonadaceae

Sel serupa batang, ada yang berflagel. Gram negatif. Autotrof. Habitat tanah dan air
rawa-rawa. Genus yang terkenal dari famili ini adalah:

• Methanomonas; genus ini dapat mengoksidasi metan.

• Hydrogenomonas; genus ini dapat mengoksidasikan hidrogen.

• Famili Thiobacteriaceae

Sel berupa kokus, basil atau vibrio. Mengokidasikan belerang. Tidak berwarna.
Habitat tempat-tempat yang mengandung hidrogen sulfida. Genus yang terkenal ialah:

• Thiospira, berupa spiral yang panjangnya sampai 50µ.

• Thiobacillus dengan 9 spesies, terkenal sebagai bakteri denitrifikan.


• Thiobacillus thiooxidans, autotrof, dapat mengoksidasikan belerang dan sulfat
belerang menjadi asam belerang. Dengan hidup dalam lingkungan yang pH-nya
kurang daripada 1, sedang pH yang optimum ialah antara 2 sampai 3,5.

• Famili Psseudomonadaceae

Sel berupa batang lurus, kadang-kadang serupa bola. Bergerak dengan flagel yang
terdapat pada ujung. Jumlah flagel satu atau lebih. Beberapa spesies tidak bergerak. Gram
positif. Habitat tanah atau air tawar dan air laut. Banyak spesies hidup sebagai parasit
pada tanaman, tidak begitu banyak pada hewan. Genus yang banyak dikenal adalah:

• Pseudomonas dengan 149 spesies dan 11 spesies tambahan, berpigmen hijau muda
atau hijau tua. Pigmen meresap ke dalam medium. Biasanya penghuni tanah atau air.
Pseudomonas aeruginosa kadang-kadang kedapatan di dalam luka pada hewan atau
manusia. Bakteri ini menyebabkan timbulnya nanah yang kebiru-biruan. Beberapa
spesies yang lain menyebabkan penyakit pada tanaman.

• Xanthomonas dengan 60 spesies dan 3 spesies tambahan. Banyak di antara spesies-


speseies ini hidup sebagai parasit pada tanaman.

• Acetobacter dengan 7 spesies, penghasil asam cuka.

• Photobacterium dengan 4 spesies, saproba pada ikan, daging yang sudah busuk;
menghasilkan cahaya.

• Halobacterium, suka tumbuh di tempat-tempat yang kadar garam dapurnya tinggi.

• Famili Caulobacteraceae

Sel berupa batang, lurus atau bengkok. Dalam fase mengembara, sel-sel mempunyai
flagel. Dalam fase diam, sel-sel bertangkai. Tangkai melekat pada suatu substrat. Gram
negatif. Pembiakan secara tranversal. Habitat air tawar dan air laut. Genus yang banyak
dikenal ialah:

• Caulobacter, sel yang muda mengembara, flagel monotorik. Sel dewasa melekat pada
suatu tanaman di dalam air dengan suatu tangkai.
• Gallionella dengan 5 spesies, sel serupa gerinjal, tangkai berbelit-belit. Penimbun
oksida besi. Gallionella ferruginea banyak kedapatan di perairan.

• Famili Siderocapsaceae

Sel serupa bola, bulat-panjang, atau serupa batang. Berkelompok dalam lendir yang
mengandung besi atau mangan. Banyak bakteri besi masuk dalam famili ini. Genus yang
terkenal ialah:

• Siderocapsa, penghuni air tawar.

• Siderococcus, sel berbentuk bola.

• Siderobacter, bentuk sel serupa batang.

• Famili Spirillacea

Sel bengkok, flagel kebanyakan monotrik. Habitat perairan atau sebagai parasit,
patogen pada hewan dan manusia. Genus yang banyak dikenal ialah:

• Vibrio dengan 37 spesies. Saproba, parasit atau patogen. Vibrio comma dengan flagel
yang monotrik adalah penyebab penyakit cholera asiatica.

• Desulfovibrio dengan 3 spesies. Pleomorfik, anaerob. Desulfovibrio desulfiricans


terkenal sebagai bakteri denitrifikan.

• Methanobacterium, anaerob, autotrof atau heterotrof, menghasilkan gas metan .

• Cellvibrio dengan 4 spesies, pengurai selulosa.

• Cellofalcicula dengan 3 spesies; sel bengkok dan meruncing pada kedua ujung.
Penghuni tanah, pengurai selulosa.

• Spirillum dengan 9 spesies, lofotrik, aerob, saproba atau patogen. Spirillum volutans
adalah bakteri yang paling besar di antara spiril; mengandung butir-butir volutin
dalam sitoplasma. Spirillum minus dapat menimbulkan penyakit yang disebut
‘demam akibat gigitan tikus’.

• Ordo Chlamydobacteriales Diperkenalkan:


• Famili Chlamydobacteriaceae

Sel-sel merupakan trikoma yang berselubung. Trikoma tanpa cabang atau dengan
cabang semu. Selubung berisi besi atau mangan. Kebanyakan menetap pada suatu
substrat tanpa tangkai. Habitat air tawar; beberapa spesies terdapat juga di laut. Genus
yang banyak dikenal ialah:

• Sphaerotilus dengan 3 spesies, trikoma dengan percabangan semu. Selubung dapat


mengandung besi. Penghuni air tawar. Berbiak dengan konidia. Konidia dihasilkan
oleh ujung trikoma. Setelah lepas dari selubung, konidia mengembara dengan flagel
sampai mendapatkan substrat baru.

• Leptothrix dengan 12 species; trikoma silindris, selubung dapat mengandung besi


atau mangan. Penghuni air tawar.

• Famili Crenotrichaceae

Trikoma menempel pada substrat. Selubung tipis. Tidak bercabang atau dengan
cabang semu. Selubung dapat mengandung besi atau mangan. Habitat air tawar dan
air laut. Genus yang terkenal ialah:

• Crenothrix; ujung trikoma membesar. Sel-sel bulat panjang sampai silindris. Terdapat
di persediaan-persediaan air.

• Clonothrix; trikoma meruncing pada ujung. Ujung trikoma menghasilkan konidia.

• Ordo Hyphomicrobiales (ordo baru, 1953) Terdiri Atas:

• Famili Hyphomicrobiaceae

Sel serupa benang-benang yang berhubung-hubungan. Ujung benang menghasilkan sel-


sel baru yang mengembara. Gram negatif. Habitat air tawar, lumpur-lumpur kubangan.
Genus yang terkenal ialah:

• Hyphomicrobium, heterotrof, terdapat sebagai penghuni tanah dan perairan.

• Rhodomicrobium, tidak bergerak, koloni berwarna jingga.

• Famili Pasteuriaceae
Sel serupa buah apokat atau jambu, bertangkai; pembiakan dengan tunas atau dengan
pembelahan diri secara memanjang ; famili ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Genus
yang terkenal ialah Pasteuria, sel serupa batang, merupakan rumpun, tidak berwarna, parasit
pada Crustacea.

• Ordo Eubacteriales

• Famili Azotobacteriaceae

Sel serupa batang, bola atau telur. Tak mempunyai endospora. Gram negatif. Aerob. Dapat
mengikat N2 bebas. Habitat tanah. Genus yang terkenal ialah Azotobacter dengan 3 spesies,
penting dalam penyuburan tanah. Azotobacter chroococcum; aerob, hidup bebas dalam
tanah, terkenal sebagai pengikat N2, terdapat di mana-mana.

• Famili II. Rhizobiaceae

Basil, tidak berspora. Flagel peritrik; beberapa spesies tidak bergerak. Gram negatif.
Aerob,simbion atau pathogen. Genus yang terkenal ialah:

• Rhizobium dengan 6 spesies. Pengikat N2, bersimbiosis dengan akar kacang-


kacangan, missal Rhizobium leguminosarum.

• Agrobacterium dengan 7 spesies. Beberapa di antaranya Merupakan pathogen pada


tanam-tanaman, missal Agrobacteriu tumefaciens menyebabkan kutil – kutil pada
tumbuhan.

• Chromobacterium dengan 4 spesies, penghuni tanah dan air, menghasilkan warna


ungu.

• Famili Achromobacteria

Basil, tidak pleomorfik. Bergerak atau diam. Gram negative. Zat warna tidak dilepas ke
dalam medium. Genus yang terkenal ialah :

• Alcaligenes dengan 6 spesies. Berpigmen kuning, saprobe dalam usus vertebrata, air
susu Alcaligenes viscolactis menyebabkan timbulnya benang-benang pada usus.

• Flavobacterium dengan 26 spesies, pigmen kuning, jingga atau merah. terdapat


didalam tanah dan air. Pigmen tidak meresap kedalam medium.
• Agarbacterium dengan 12 spesies, terdapat dalam tanah, air tawar, dan pada
ganggang laut yang telah membusuk.

• Beneckea dengan 6 spesies, dapat mencernakan kitin.

• Famili IV. Enterobacteriaceae

Basil, bergerak dengan flagel yang peritrik atau tidak bergerak. Gram negative.
Menguraikan glukosa dengan menghasilkan gas. Genus yang terkenal ialah :

• Escherichia dengan 4 spesies, ada yang berwarna, ada yang tidak. Saprobe,
Escherichia coli terkenal sebagai penghuni kolon (usul tebal).

• Aerobacter dengan 2 spesies, saproba dalam usus vertebrata atau hidup bebas di alam.
Aerobacter aerogenes terdapat sebagai saprobe dalam usus.

• Klebsiella dengan 3 spesies, saproba atau pathogen pada hewan dan manusia.
Klebsiella pneumonia kedapatan pada alat-alat pernapasan.

• Erwinia dengan 17 spesies, saprobe atau pathogen pada tanam-tanaman. Erwinia


amylovora terkenal sebagai penyebab penyakit “bonyok” pada buah-buahan.

• Serratia dengan 5 spesies, ada pigmen merah, saprobe, ada juga yang tidak berwarna.
Serratia marcescens terdapat di mana – mana.

• Proteus dengan 5 spesies, saprobe atau patogen. Proteus vulgaris bisa kedapatan
dalam makanan yang sudah basi.

• Salmonella dengan 10 spesies, patogen. S. typhosa menyebabkan penyakit tipus perut


(typhus abdominalis). Klasifikasi Salmonella lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat
serologic, imunologik. S. pullorum pathogen dalam perut ayam.

• Shigella dengan 8 spesies, banyak yang patogen. S. dysentriae, S. paradysentriae dan


S. sonnei menyebabkan penyakit disentri.

• Famili Brucellaceae
Kokus atau basil, kecil, tunggal atau bergandeng-gandeng. Bergerak atau diam.
Patogen, terdapat dilapisan lender manusia dan hewan. Famili ini terkenal juga sebagai
famili Parvobacteriaceae. Genus yang terkenal ialah :

• Pasteurella dengan 9 spesies, Gram negatif, banyak sebagai parasit, atau patogen pada
manusia dan hewan. P. tularensis menyebabkan tularemia (semacam sampar) pada
manusia dan hewan.

• Brucella dengan 3 spesies, mempunyai kapsula. Parasit atau patogen pada hewan dan
manusia. B. abortus menyebabkan penyakit brucellosis.

• Haemophilus dengan 15 spesies, banyak yang patogen bagi manusia dan hewan . H.
influenzae disangka turut menyebabkan penyakit influenza.

• Bordetella pertussis adalah penyebab batuk rejan.

• Actinobacillus dengan 5 spesies, patogen pada hewan dan manusia.

• Noguchia dengan 3 spesies, sering kedapatan pada selaput mata manusia dan hewan.

• Famili VI. Bacteroidaceae

Basil, umumnya kecil. Anaerob, kadang-kadang mikroaerofil. Gram negatif.


Kebanyakan patogen dalam usus dan lapisan lender. Genus yang banyak dikenal ialah :

• Bacteroides dengan 30 spesies, anaerob, patogen pada manusia dan hewan.

• Streptobacillus, anaerob, parasit atau patogen pada mamalia dan rodentia.

• Famili VII. Micrococcaceae

Sel yang tunggal berbentuk bola. Tidak berspora. Pembiakan menurut 2 atau 3 arah,
ada juga yang menurut satu arah merupakan streptokokus, ada pula yang tidak
berhubung-hubungan. Gram variabel, Genus yang terkenal ialah :

• Micrococcus dengan 16 spesies, saprobe, jarang-jarang patogen. Berkelompok tidak


beraturan.
• Staphylococcus dengan 2 spesies, Gram positif, kelompok serupa untaian, warna
kuning. Saprobe atau patogen. Staphylococcus aureus kedapatan pada kulit, selaput
lender, bisul – bisul dan luka-luka.

• Gaffkya dengan 2 spesies, patogen pada hewan dan manusia.

• Sarcina dengan 10 spesies, berkelompok serupa paket, ada yang berwarna. Saprobe
atau semi-parasit. Sarcina lutea berpigmen kuning.

• Famili VIII. Neisseriaceae

Kokus, dua-dua atau berkelompok tidak beraturan. Tidak bergerak. Gram – negative.
Parasit atau patogen, Genus yang terkenal ialah :

• Neisseria dengan 10 spesies, diantaranya N. gonorrhoeae, penyebab penyakit


kelamin, dan N. meningtidis penyakit radang selaput otak.

• Veillonella dengan 6 spesies, parasit dan patogen.

• Famili IX. Brevibactericiae

Basil, tidak berspora. Gram positif. Merah, kuning atau coklat. Habitat tanah , air
tawar, air asin, sampah-sampah. Genus yang banyak dikenal ialah Brevibacterium dengan
23 spesies, saproba, aerob dan anaerob fakultatif.

• Famili Lactobacillaceae

Basil atu kokus yang bergandeng-gandengan atau merupakan tetrad. Gram positif .
umumnya saproba. Beberapa spesies patogen, genus yang terkenal ialah:

• Diplococcus pneomoniae, penyebab radang paru-paru peneumonia.

• Sterptococus dengan 19 spesies, saprobe atau parasit. S. lactis dan S. Cremoris


penting dalam pembuatan keju dan mentega.
• Leuconostoc dengan 3 spesies, saprobe. L. dextranicum dan L. citrovorum berguna
untuk memberikan aroma kepada mentega dan keju.

• Lactobacillus dengan 11 spesies, di antaranya L. lactis, L acidophilus, keduanya


menghasilkan sedikit asam dari fermentasi gula. L. casei digunakan dalam pembuatan
keju.

• Eubacterium dengan 20 spesies, saprobe atau patogen. Banyak kedapatan dalam usus.
Genus yang lain seperti catenabacterium banyak hidup sebagai saproba dalam usus.

• Familia Propionibacteriaceae

Basil tak bergerak, tidak berspora. Mungkin pleomorfik. Gram positif. Ada yang
berpigmen coklat. Genus yang terkenal ialah Propionibacterium dengan 11 spesies,
penghasil asam propionat.

• Famili XII. Corynebacteriaceae

Kebanyakan basil yang diam. Gram positif. Aerob, mikroaerofil sampai anaerob.
Mengubah nitrat menjadi nitrit. Genus yang terkenal ialah Corynebacterium dengan 33
spesies, diantaranya ada yang parasit dan patogen pada tumbuhan dan manusia.
Corynebacterium diphtheriae menyebabkan penyakit tenggorokan dipteri.

• Famili Bacillaceae

Basil, kadang-kadang streptobasil, membentuk endospora. Flagel peritrik, atau tanpa


flagel. Gram positif, variabel dan negatif. Parasit atau patogen terutama pada insekta.
Genus yang terkenal ialah :

• Bacillus dengan 25 spesies, bergerak, flagel peritrik. Endospora di tengah atau di


ujung sporangium. B. subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin dan subtilin. B.
anthracis menyebabkan penyakit antraks. B. stearothermorphilus hidup subur dalam
suhu 650 C. B. meganterium adalah saprobe yang terdapat dimana-mana. B. cereus
hidup sebagai saprobe, kadang-kadang juga sebagai pathogen

• Clostridium terdapat 93 spesies, anaerob, saprobe, parasit pathogen. Terdapat di


tanah, usus manusia dan hewan. C. pasteurianum penghuni tanah yang dapat
mengikat N2 bebas. C. botulinum, saprobe pada makanan basi, mengasilkan racun. C.
tetani penyebab tetanus (kejang-rahang), C. perfringerns menyebabkan busuknya
luka.

• Ordo Actinomycetales

Ordo ini diduga merupakan pendahulu dari golongan jamur. Sel-sel panjang, ada
kecenderungan untuk bercabang. Saproba atau pathogen. Habitat tanah. Ordo ini terdiri atas
4 famili, yaitu :

• Famili Mycrobacteriaceae

Sel berupa batang-batang halus, lurus atau sedikit bengkok, tahan asam, tidak
bergerak, tidak mempunyai konidia. Aerob, saproba, parasit atau pathogen. Genus yang
terkenal ialah:

• Mycrobacterium dengan 13 spesies, diantaranya ialah M. tuberculosis, M. leprae


keduanya pathogen pada manusia; M. bovis, pathogen pada lembu, dan M. avium,
pathogen pada unggas.

• Mycococcus dengan 6 spesies. Sel-sel serupa kokus, Gram positif, aerob, penghuni
tanah. M. citreus, M. flavus, M. luteus, masing-masing berpigmen.

• Famili Actynomicetaceae

Berbentuk miselium yang semula tidak bersekat. Membentuk konidia pada hifa yang
menegak. Saproba parasit, atau pathogen. Genus yang terkenal ialah:

• Nocardia dengan 45 spesies, aerob, pathogen. Genus ini dapat menggunakan lilin,
fenol dan kresol sebagai sumber tenaga. N. madurae menyebabkan borok pada kaki.
• Actinomyces, pathogen pada hewan dan manusia. A. bovis menyebabkan
actinomycosis pada lembu (bengkak rahang). A. isrelii pathogen pada manusia.

• Famili Streptomycetaceae

Konidia terbentuk pada sporofora. Umumnya saproba, sedikit sekali yang parasit.
Genus yang terkenal ialah Streptomyces dengan 150 spesies. Genus ini terkenal karena
menghasilkan antibiotik. Misal, S. griseus menghasilkan streptomisin, S. aureofaciens
menghasilkan auremisin, S. venezuelae menghasilkan kloromisetin (kloramfenikol).

• Famili Actinoplanaceae

Berbentuk miselium, spora terbentuk didalam sporangium. Spora mengembara atau


diam. Habitat tanah dan air. Genus yang terkenal ialah Actinoplanes dan
Streptosporangium, keduanya saprobe dalam tanah.

• Ordo Caryophanales

Bentuk trikoma, tidak ada selubung. Saproba dalam air, sampah-sampah, atau parasit
dalam usus vertebrata dan insekta. Ordo ini terdiri atas 3 famili, yaitu Caryophanaceae,
Oscillosporaceae, dan arthromitaceae, berturut-turut dengan 3, 1, 2 spesies.

• Ordo Beggiatoales

Bentuk trikoma tunggal atau berkelompok tiga. Tak berflagel. Ada spesies yang bergerak
dengan menjulur, berguling-guling. Kerap kali ada butir-butir belerang. Habitat air tawar, air
laut, pada ganggang. Keempat family yang masuk dalam ordo ini ialah :

• Famili Beggiatoaceae

Terdiri atas 4 genus dengan 18 spesies, mempunyai bentuk seperti benang yang
ujungnya dapat bergerak. Tak ada konidia. Pembiakan dengan potongan-potongan
benang. Dalam famili ini banyak spesies bakteri-belerang. Genus yang terkenal ialah :

• Beggiatoa dengan 6 spesies, diantaranya Beggiatoa alba banyak terdapat dalam air
kotor yang tergenang, menempel pada sampah-sampah atau tanaman air, merupakan
lapisan yang berwarna keabu-abuan.

• Thiothrix dengan 7 spesies, umumnya penghuni air tawar, air laut.


• Famili Vitreoscillaceae

Trikoma tidak berwarna, penghuni perairan yang tenang, terdiri atas 3 genus dengan 13
spesies.

• Famili Leucotrichaceae dengan 1 genus Leucothrix, penghuni air tawar, air laut, yang
mengandung sisa-sisa zat organic yang berasal dari ganggang.

• Famili Achromatiaceae, terdapat dalam air tawar dan air laut, belum banyak dikenal.
Famili ini terdiri atas 1 genus Achromatium.

• Ordo Myxobacteriales

Ordo ini terdiri atas 5 famili dengan 12 genus yang mencakup 71 spesies, kebanyakan
hidup sebagai saproba, dapat menghasilkan lendir sehingga masing-masing tetap
berkelompok. Kelompok ini dapat bergerak perlahan-lahan. Makin bertambah usia, makin
banyak lendir yang dihasilkannya. Bakteri yang ada di dalam kelompok itu berbentuk batang
lemas, tidak mempunyai flagel, namun dapat bergerak sediki-sedikit. Kelompok lendir yang
berisikan ribuan bakteri ini menyerupai plasmodium (malaria), sehingga untuknya seringkali
diberikan nama pseudoplasmodium (pseudo = semu). Di dalam bentuk kelompok ini, bakteri
dikatakan di dalam fase mengembara. Fase ini diikuti dengan fase pembiakan; prosesnya
sangat mengasyikan. Jika kelompok lendir itu sudah cukup usia, maka terjadilah pembagian
kelompok atas kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini menjulang ke atas
dengan suatu tangkai, dan tangkai itu tetap berdiri di atas induk-kelompok lendir. Kelompok
kecil yang betangkai ± 1 mm ini berbentuk bola; ada juga yang bentuknya tidak beraturan.
Tangkai tidak berisi bakteri, tetapi kelompok bola yang diatasnya itu penuh dengan bakteri.
Bola-bola itu seakan-akan merupakan “buah” yang oleh beberapa sarjana disebut juga kista
(cysta). Warna, bentuk, dan besar kecilnya buah tersebut berbeda-beda; hal ini bergantung
kepada spesies. Banyak spesies yang berwarna kuning jingga atau merah.

Jika buah atau kista itu matang, maka sel-sel yang ada di dalamnya menjadi pendek-
pendek, bahkan pada beberapa spesies sel-sel itu sampai serupa bola-bola kecil. Lendir
menjadi kering juga. Maka setelah beberapa lama dalam keadaan demikian, sel-sel
bertebaran karena angina tau air hujan. Di tempat baru sel-sel tersebut memulaikan
kehidupan baru. Tempat yang mereka sukai ialah kayu-kayuan yang lapuk, jamur, atau
kotoran hewan. Spesies yang hidup sebagai parasit juga ada, misalnya Polyangium
parasiticum pada ganggang hijau Cladaphora. Contoh yang lain ialah Podangium
lichenocolum; spesies ini hidup sebagai parasit pada Lichenes. Ada satu genus cytophaga
yang dapat mencernakan selulosa dan agar-agar. Chytophaga columnaris dapat menimbulkan
penyakit pada ikan.

• Ordo Spirochaetales

Ordo ini terdiri atas 2 famili dengan 6 genus yang mencakup 49 spesies. Ada beberapa
spesies yang patoggen pada hewan dan manusia. Bakteri dari ordo ini berupa batang yang
melingkar-lingkar seperti spiral. Semula orang menyangka spiral ini tidak mempunyai falgel,
akan tetapi penyelidikan dengan mikroskop electron menunjukkan adanya flagel yang
amfitrik.

Banyak spesies yang tidak dapat diwarnai dengan cara yang biasa; untuk mengamatinya
diperlukan mikroskop yang berlatar –belakang gelap. Beberapa spesies layak juga
dimasukkan dalam golongan protozoa, mengingat cara bergeraknya, akan tetapi mengingat
sifat – sifatnya yang lain, diantaranya adalah pembelahan secara tranversal, menyebabkan
Spirochaetales ini digolongkan kepada tumbuhan. Kedua famili yang masuk dalam ordo ini
adalah:

• Famili Spirochaetaceae dengan genus baku Spirochaeta. Banyak spesies dari famili ini
hidup sebagai saprobe di dalam air di selokan – selokan. Beberapa spesies yang lain
hidup sebagai parasit di dalam usus Molluska yang berkatup dua.

• Famili Treponemataceae: Banyak spesies dari family ini hidup sebagai parasit dan
pathogen pada Vertebrata, di anataranhya ada yang menyebabkan penyakit kelamin pada
manusia. Famili ada yang menyebabkan penyakit kelamin pada manusia. Famili ini
terdiri dari 3 genus, yaitu :

• Borrelia dengan 28 spesies, diantaranya ialah B. novyi dan B. recurrentis yang


menyebabkan penyakit demam berulang, sedang B. vincentii menyebabkan penyakit
tenggorokan ( Vincent’s argina).
• Treponema dengan 8 spesies, diantaranya ialah T. pallidum yang menyebabkan
penyakit sfilis, T. pertenue yang menyebabkan penyakit patek atau puru (framboesia).

Leptospira mempunyai lengkungan – lengkungan yang lebih halus daripada


Treponema, ujung – ujungnya serupa kail. L. icterohaemorrhagiae menyebabkan penyakit
weil, suatu penyakit kuning. Penyakit ini banyak diderita oleh pekerja – pekerja tambang
yang tempatnya selalu lembab. Urine tikus liar yang kejangkitan Leptospira mengandung
bakteri ini.

• Ordo Mycoplasmatales

Sangat pleomorfik, mudah sekali rusak, tidak bergerak, tidak berspora. Gram negatif.
Saproba ada juga yang pathogen. Ordo ini terdiri atas 1 famili dengan1 genus.

Famili Mycoplasmataceae : merupakan koloni – koloni yang kecil jika ditumbuhkan


dalam medium buatan. Sifat – sifat lebih terperinci masih perlu diselidiki. Genus yang sudah
dikenal ialah Mycoplasma dengan 15 spesies, diantaranya M. mycoides yang dapat
menyebabkan pleuropneumonia pada hewan; M. hominis yang dapat mengganggu kesehatan
manusia.

KELOMPOK UTAMA BAKTERI BERDASARKAN BERGEY’S MANUAL EDISI KE-8

• Kelompok 1 : Bakteri Fototrofik

Ciri-ciri :

• Bentuk sel bulat, batang, vibrio, atau spiral.

• Gram negatif .

• Perkembangbiakan dengan pembelahan biner.

• Bergerak dengan flagella atau nonmotil.

• Fotosintetik.

• Bakterioklorofil.

• Berpigmen.
• Habitat di lingkungan akuatik.

Contoh : Thiospirillum sp., Chromatium sp.

• Kelompok 2 : Bakteri Luncur

Ciri-ciri :

• Bentuk sel batang, bola atau filamen.

• Gram negatif.

• Motil

• Sel-sel dapat terbenam dalam lendir.

• Beberapa membentuk tubuh buah.

• Habitat di tanah, bahan tumbuhan membusuk, lingkungan akuatik.

Contoh : Cytophagales

• Kelompok 3 : Bakteri Berselongsong

Ciri-ciri :

• Sel terbungkus dalam selongsong.

• Bentuk sel batag, atau seperti filmen.

• Motil.

• Gram negatif.

• Beberapa membentuk pelekap ( dasar penghisap) yang digunakan untuk


menempelkan diri pada permukaan.

• Habitat di lingkungan akuatik dan lumpur.

Contoh : Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix

• Kelompok 4 : Bakteri kuncup dan/atau bakteri berapendiks

Ciri-ciri :
• Sel dengan prosteka atau pelekap.

• Perbanyakan dengan berkuncup dan membelah.

• Motil karena flagela kutub atau nonmotil.

• Bentuk sel bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing, beberapa menunjukkan
pertumbuhan seperti hifa ( filament).

• Habitat di tanah, lingkungan akuatik.

Contoh : Hyphomirobium.

• Kelompok 5 : Bakteri Spiroket

Ciri-ciri :

• Dinding sel lentur (tidak kaku).

• Morfologi sel langsing terpilin (spiral).

• Perbanyakan dengan pembelahan melintang.

• Motil.

• Banyak spesies gram negatif.

• Habitat di tanah dan lingkungan akuatik.

• Patogenesitas.

Contoh : Treponema pallidum

• Kelompok 6 : Bakteri Spiral dan Lengkung

Ciri-ciri :

• Dinding sel kaku.

• Bentuk sel batang terpilin-pilin.

• Motil karena flagella.

• Gram negatif.
• Habitat di lingkungan akuatik, organ-organ reproduktif, saluran pencernan, dan
rongga mulut hewan ( termasuk manusia).

• Patogenesitas.

Contoh : Campylobacter fetus.

• Kelompok 7 : bakteri batang dan kokus aerobik gram negatif

Ciri-ciri :

• Morfologi sel batang, lonjong, bola, dimensi khas untuk bakteri.

• Motil karena flagella atau nonmotil.

• Aerobik.

• Gram negatif.

• Beberapa dapat menambat nitrogen dari udara, dapat mengoksidasi senyawa


berkarbon satu, dapat menghancurkan berbagai macam senyawa.

• Habitat di tanah, lingkungan akuatik, dan air asin.

• Patogenesitas.

Contoh : Brucella dan Francisella tularensis.

• Kelompok 8 : Batang anaerobik Fakultatif Gram negative

Ciri-ciri :

• Morfologi sel batang pendek.

• Motil, flagella secara merata tersebar diseluruh permukaan sel atau nonmotil.

• Anaerobic fakultaif.

• Habitat di lingkungan akuatik, tanah , makanan, air seni, tinja.

• Patogenesitas.

Contoh : escherichia coli, salmonella sp.


• Kelompok 9 : Batang gram negatif anaerobik

Ciri-ciri :

• Morfologi sel batang,lurus, atau lengkung, memperlihatkan banyak sekali


pleomorfisme.

• Motilitas, beberapa spesies nonmotil.

• Anaerob obligat.

• Habitat di rongga-rongga alamiah pada manusia dan hewan, juga saluran pencernaan
serangga.

• Patogenesitas.

Contoh : Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas

• Kelompok 10 : Kokobasilus dan kokus gram negative

Ciri-ciri :

• Morfologi sel : kokus, berpasangan (diplokokus),beberapa kokobasili (batang-batang


pendek),terdapat tunggal dan berpasangan.

• Nonmotil.

• Gram negatif.

• Aerobik.

• Habitat di saluran lendir manusia dan hewan.

• Patogenesitas.

Contoh : Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis.

• Kelompok 11 : Bakteri anaerobik gram negative

Ciri-ciri :
• Morfologi sel sngat kecil sampai sel-sel bulat yang lebih besar.

• Nonmotil.

• Anaerobik.

• Habitat di saluran pernafasan dan pencernaan manusia dan hewan.

• Parasitik. Contoh veillonella

• Kelompok 12 : bakteri kemolitotrofik gram negatif

Ciri-ciri :

• Autotrofik.

• Morfologi sel : bulat, batang, spiral, membran berlapis banyak pada beberapa spesies.

• Motil karena flagella atau nonmotil.

• Habitat di tanah, limbah, lingkungan akuatik, lingkungan alamiah yang banyak


mengndung belerang, besi atau mangan.

Contoh : Nitrococcus

• Kelompok 13 : bakteri penghasil metan (metanogenik)

Ciri-ciri :

• Autotrofik atau heterotrofik.

• Morfologi sel : bola, batang, spiral.

• Motil karena flagella kutub atau nonmotil.

• Gram positif atau gram negatif.

• Anaerobic.

• Beberapa spesies termofilik.


• Habitat di saluran gastrointestinal pada hewan, endapan pada lingkungan akuatik dan
limbah.

Contoh : Methanospirillum.

• Kelompok 14 : kokus gram positif

Ciri-ciri :

• Morfologi sel :kokus terdapat tunggal atau berpasangan, dalam rantai, paket, atau
gerombol.

• Nonmotil.

• Gram positif.

• Anaerobic fakultatif atau mikroaerofilik.

• Heterotrofik.

• Habitat di tanah, air tawar, kulit, dan selaput lendir pada binatang berdarah panas
termasuk manusia.

• Patogenesitas.

Contoh : Sarcina

• Kelompok 15 : batang dan kokus pembentuk endospora

Ciri-ciri :

• Morfologi sel : batang.

• Motil karena flagella atau nonmotil.

• Reaksi gram : kebanyakan gram positif.

• Aerobic, anaerobic fakultatif, anaerobic, atau mikroaerofilik.

• Endospora.

• Habitat di tanah, air, lingkungan akuatik, saluran pencernaan hewan dan manusia.
• Patogenesitas.

Contoh : Sporosarcina

• Kelompok 16 : bakteri gram positif tak membentuk spora

Ciri-ciri :

• Morfologi sel : Basilus terdapat tunggal atau dalam rantai.

• Nonmotil.

• Gram positif.

• Anaerobic atau anaerobic fakultatif.

• Habitat di produk persusuan, produk dari daging dan butiran, air, limbah, serta produk
fermentasi, rongga mulut, vagina, serta saluran pencernaan makanan hewan termasuk
manusia.

Contoh : Lactobacillus.

• Kelompok 17 : aktinomisetes dan organisme yang sekerabat

Ciri-ciri :

• Morfologi sel sangat beragam dan pleomorfik, bentuk batang tak beraturan,filament,
dan filamen bercabang, struktur miselium.

• Nonmotil.

• Gram positif.

• Aerobic, anaerobic, atau anaerobic fakultatif.

• Habitat di tanah, lingkungan akuatik, air, dan binatang serta manusia.

• Patogenesitas.
contoh : Mycobacterium tubercolosis.

• Kelompok 18 : riktesia

Ciri-ciri :

• Morfologi sel :batang pendek, atau lonjong.

• Gram negatif.

• Nonmotil.

• Parasit obligat intraselular ( kultivasi laboratories dalam system kultur jaringan atau
hewan).

• Habitat di serangga pembawa, burung, dan mamalia terasuk manusia.

• Patogenesitas.

Contoh : Chlamydia. Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella


burnetii.

• Kelompok 19 : mikoplasma

Ciri-ciri :

• Morfologi sel : tidak ada dinding sel sejati, kandungan sel terbungkus oleh membrn
berlapis 3 yang tak kaku.

• Nonmotil.

• Gram negatif.

• Anaerobic fakultatif.

• Habitat di selaput lendir saluran pernafasan dan saluran alat kelamin bawah.

• Patogenesitas.

Contoh : koloni mycoplasma molare, Mycoplasma mycoides, M. homonia, M. orale,


Acholeplasma, Spiroplasma

• Habitat Bakteri
Habitat bakteri merupakan daerah tempat tinggal dan hidup bakteri. Bakteri merupakan
mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua
tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan
bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel
mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030

Dalam tubuh manusia

Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran


pencernaan. Jumlah total sel bakteri yang barada di dalam tubuh manusia bahkan lebih dari
jumlah total sel tubuh manusia itu sendiri, yaitu lebih banyak sekitar 10 kali lipat. Oleh
karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.

Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan
manusia, terutama pada usus besar. Kelompok bakteri yang mendominasi usus besar manusia
pada umumnya adalah bakteri asam laktat yang merupakan bakteri gram positif dan
kelompok enterobacter yang merupakan bakteri gram negatif. Mikroorganisme ini hidup
secara anaerobik dan mampu melekat pada permukaan saluran pencernaan manusia. Contoh
bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus. Beberapa jenis bakteri yang
hidup di dalam saluran pencernaan ini tidak hanya menyerap nutrisi, tetapi juga berperan
dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan dan meningkatkan imunitas tubuh. Terdapat
sekelompok bakteri menguntungkan yang mampu menunjang kesehatan dan bahkan mampu
mencegah terbentuknya kanker usus besar. Kelompok bakteri ini termasuk dalam kelompok
bakteri probiotik.

Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit,
mata, mulut, dan kaki manusia. Pada permukaan kulit saja, diperkirakan terdapat 500 jenis
bakteri yang hidup disana. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang
dikenal dengan nama metilotrof. Kelompok bakteri ini mampu menggunakan senyawa
berkarbon tunggal, seperti metanol dan metilamin, untuk menyokong pertumbuhannya. Di
dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam
menyebabkan bau pada mulut manusia. Contoh bakteri yang termasuk dalam golongan ini
adalah Methylobacterium extorquens.
• Lingkungan ekstrim

Bakteri merupakan kelompok organisme yang sangat beragam, baik dari segi metabolisme
maupun morfologi tubuh. Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di
lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang
ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang
unik. Selain bakteri, mikroorganisme yang termasuk dalam domain archaea juga cenderung
memiliki ketahanan sel terhadap lingkungan ekstrim. Kemampuan mikroorganisme untuk
hidup pada kondisi ekstrim dapat membawa nilai dan aplikasi di berbagai bidang industri,
seperti pangan, agrikultur, farmasi dan pengobatan, serta bioteknologi.

Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi.

Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada
sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Organisme yang mampu hidup di
lingkungan dengan suhu tinggi ini termasuk dalam golongan termofilik. Kemampuan bakteri
ini untuk bertahan pada suhu tinggi disebabkan oleh stabilitas enzim, membran sel, dan
makromolekul sel yang telah teradaptasi. Enzim yang dimiliki oleh bakteri kelompok
termofilik memiliki komposisi asam amino yang berbeda dengan bakteri pada umumnya. Di
samping itu, protein yang terdapat sel memiliki ikatan hidrofobik dan ikatan ionik yang
sangat kuat. Komposisi membran selnya didominasi oleh asam lemak jenuh sehingga bersifat
lebih stabil dan fungsional pada suhu tinggi. Hal ini disebabkan oleh kuatnya ikatan
hidrofobik pada rantai asam lemak jenuh bila dibandingan dengan asam lemak tak jenuh.
Terdapat beberapa jenis enzim yang banyak digunakan di industri yang diperoleh dari
kelompok organisme termofilik, seperti amilase, pullulanase, selulase, xilanase, kitinase,
proteinase, esterase, dan alkohol dehidrogenase.

Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan
dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika
dengan suhu di bawah 0oC. Bakteri ini bersifat motil dan hidup membentuk struktur biofilm
yang membantunya dalam menghadapi kondisi ekstrim. Contoh bakteri lainnya yang dapat
hidup di suhu rendah adalah Carnobacterium. Kelompok bakteri yang mampu hidup di
lingkungan bertemperatur rendah termasuk dalam golongan psikrofilik. Kemampuan bakteri
ini untuk bertahan pada kondisi temperatur rendah cukup bertolak belakang dengan
kelompok bakteri termofilik. Enzim yang disintesis memiliki struktur α-heliks yang lebih
banyak bila dibandingkan dengan struktur β-sheet. Struktur α-heliks yang lebih fleksibel
menyebabkan enzim tetap dapat bekerja walaupun pada suhu yang rendah. Di samping itu,
enzim bakteri psikrofilik harus lebih bersifat polar dan hanya mengandung sedikit asam
amino yang bersifat hidrofobik. Selain enzim dan protein yang teradaptasi, membran
sitoplasma kelompok bakteri ini juga telah mengalami penyesuaian dengan mengandung
lebih banyak asam amino tidak jenuh.

Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai
lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril).
Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup
pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Kelompok bakteri yang hidup
optimal pada kisaran kadar garam tersebut termasuk dalam golongan ekstrim halofil. Tedapat
pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil),
kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.

• Reproduksi bakteri

Reproduksi bakteri dilakukan melalui dua cara yaitu aseksual dan seksual.Reproduksi
aseksual dilakukan dengan pembelahan biner atau membelah diri. Adapun reproduksi seksual
dengan paraseksual atau rekombinasi genetik.

a. Reproduksi Aseksual

Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan


sederhana yang disebut pembelahan biner Proses ini mampu mereproduksi salinan
genetik dari sel induk secara tepat.
Proses pembelahan biner pada bakteri

Pada kondisi yang ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar
1 × 1021 anakan baru setiap harinya. Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri
dapat berkembang biak menjadi sangat banyak dalam lingkungan yang menguntungkan.

Replikasi DNA menjadi dua salinan DNA


Pembagian Sitoplasma

Terbentuk Dinding

Pemisah diantara kedua sel anak

Terbentuk dua sel bakteri

b. Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual bakteri tidak melibatkan gamet dan peleburan sel, tetapi berupa
pertukaran materi genetik (DNA). Proses perpindahan materi genetik semacam ini disebut
juga paraseksual atau

rekombinasi genetik. Rekombinasi genetik menghasilkan dua sel bakteri yang mempunyai
materi genetik kombinasi dari keduanya. Proses rekombinasi genetik dapat terjadi melalui
tiga metode berikut.
• Transformasi adalah proses perpindahan materi genetik berupa DNA ke dalam sel
bakteri.

• Transduksi adalah perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain melalui
perantara bakteriofage (virus bakteri).

• Konjugasi adalah perpindahan DNA secara kontak langsung antara sel bakteri yang
berdekatan.

• Siklus hidup Bakteri

Siklus hidup bakteri terdiri dari 4 fase, yaitu fase lag, fase eksponensial atau log, fase
stasioner dan fase kematian.

• Fase Lag (Lag Phase)

Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka melakukan adaptasi
dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan cara, menghasilkan vitamin
dan asam amino yang dibutuhkan untuk pembelahan. Selanjutnya, bakteri ,e,ulai proses
penyalinan DNA mereka, dan jika lingkungan baru mereka memiliki pasokan nutrisi yang
sesuai dan banyak, fase lag dapat terjadi dengan singkat. Kemudian bakteri akan melanjutkan
ke fase berikutnya dalam siklus hidup mereka.

• Fase Eksponensial atau log (Logr or Exponential Phase)

Selama fase log atau eksponensial, bakteri berkembang biak dengan sangat cepat, bahkan
secara eksponensial. Waktu yang dibutuhkan kultur untuk menggandakan diri disebut
“Generation Time”, dan apabila berada pada kondisi terbaik, bakteri dapat menggandakan
dirinya dalam waktu sekitar 15 menit. Ada juga bakteri lain yang membutuhkan waktu
berhari-hari.
Dalam bakteri, salinan DNA melayang ke sisi berlawanan dari membran. Ujung dari
bakteri kemudian tertarik untuk berpisah, yang menciptakan dua “sel anak”, yang identik dan
siap memulai kehidupan baru. Proses ini disebut pembelahan biner (binarry Fusion)

• Fase Stasioner (Stationary Phase)

Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena banyaknya zat sisa dan
semakin menyempitnya ruang hidup. Bakteri tidak dapat mempertahankan wilayah yang
terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju kultur yang lain, maka
pertumbuhannya dapat dilanjutkan.

• Fase Kematian (Death Phase)

Pada fase ini, bakteri akan kehilangan semua kemampuan untuk mereproduksi, yang
seolah-olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti pada fase log atau eksponensial,
kematian bakteri dapat terjadi secepat pertumbuhan mereka.

• Peranan Bakteri

Dalam kehidupan manusia maupun makluk hidup lain dibumi ini, tidak lepas dari peran
negatif maupun positif dari bakteri, dalam hidupnya bakteri bisa sangat menguntungkan makhluk
hidup lainnya bahkan juga bisa merugikan inangnya. Bakteri dan manusia memiliki banyak
hubungan yang penting. Bakteri membuat hidup kita lebih mudah dalam beberapa cara. Pada
kenyataannya, kita tidak bisa bertahan hidup tanpa mereka. Di sisi lain, bakteri juga bisa
membuat kita sakit.

Bakteri menyediakan layanan ekosistem yang penting. Mereka adalah pengurai penting.
Mereka juga diperlukan untuk siklus karbon dan nitrogen. Ada miliaran bakteri di dalam usus
manusia. Mereka membantu mencerna makanan, membuat vitamin, dan memainkan peran
penting lainnya. Manusia juga menggunakan bakteri dalam banyak cara lainnya, termasuk :

• Fermentasi makanan

• Menciptakan produk, seperti etanol dan enzim.

• Membuat obat, seperti antibiotik dan vaksin.

• Membuat biogas, seperti metana.


• Membersihkan tumpahan minyak dan limbah beracun.

• Membunuh hama tanaman.

• Mentransfer gen normal sel-sel manusia dalam terapi gen.

Berikut ini tabel bakteri yang berperan dalam berbagai bidang

Tabel 1. Bakteri dalam bidang Fermentasi

Nama Produk atau


No Bahan Baku Bakteri yang berperan
makanan
1 Mentega Susu Streptococcus lactis
Lactobacillus burgaricus dan
2 Yoghurt Susu
streptococcus thermophillus
3 Terasi Ikan Lactobacillus sp.
Asinan buah –
4 Buah-buahan Lactobacillus sp.
buahan
5 Sosis Daging Pediococcus cerevisiae
Lactobacillus burgaricus dan
6 Kefir Susu
streptococcus lactis
7 Yakult Susu Lactobacillus casei
8 Nata de coco Sari air kelapa Acetobacter xylinum
9 Asam cuka Alkohol Acetobacter
10 Asam butirat - Clostridium bitricum
11 Asam propinat - Propioni bactericum
12 Sauerkraut Irisan kubis Lactobacillus plantarum
13 Acar Ketimun Leuconostoc mesenteroides
Daging sapi dan
14 Buah zaitun hijau Leuconostoc mesenteroides
babi
Tabel 2. Peranan bakteri pada bidang pertanian

No Nama bakteri Peran


1 Bakteri Pasteuria Penetrans Pengembalian nematoda padan
ladang
2 Bakteri Rhizobium Leguminosarum Mencukupi kebutuhan nitrogen
3 Bacillus thurigiensis Menyerang hama
4 Bauveria bassiana Membunuh hama
5 Trichoderma sp. Mengendalikan penyakit tanaman
6 Metharizum anisopliae Menyerang hama
7 Azospirillum sp. Dan azotobacter sp. Penambat N simbiotik
8 Endomikoriza Melarutkan fosfat

Tabel 3. Peranan bakteri sebagai pengurai

No Bakteri Peran
1 Escherichia coli Membantu pembusukan makanan
2 Methanobacterium omelianski Menguraikan asam cuka menjadi
metana
3 Clostridium sporangeus Menguraikan asam amino menjadi
amonia
4 Desulfovibrio desulfuricans Menguraikan bangkai
5 Thiobacillus denitrificans Menguraikan nitrit dan
menghasilkan N denitrifikasi
6 Nitrosomonas dan nitrosococcus Amonia menjadi nitrit
7 Nitrobacter Nitrit menjadi nitrat

Tabel 4. Peranan bakteri pada bidang industri

No Bakteri Produk Kegunaan


1 Clostridium Aseton – Butanol Pelarut : pembuatan bahan
asetobutylicum kimia
2 Bacillus polymyxa Buthanedhiol Pelembab intermediet
enterobacter kimia
aerogenes
3 Gluconobacter Dihidroksiaseton Bahan kimia halus
suboxydans
4 Pseudomonas sp. Asam -2 Intermediet untuk asam D-
ketoglukunat araboaskorbat
5 Gluconobacter Asam 5- Intermediet asam tartat
suboxydans ketoglukonat
6 Lactobacillus Asam laktat Produk pangan tekstil, dan
delbrueckii pembuatan bahan kimia,
menghilangkan kapur dari
kulit binatang
7 Bacillus subtillis Amilase bakteri Memodifikasi pati,
merekatkan kertas,
melepaskan perekat pada
tekstil
9 Leuconostoc dekstran Stabilisator dalam produk
mesenteroides pangan, pengganti plasma
darah
10 Gluconobacter Sarbose Pembuatan asam askorbat
suboxydans
11 Streptomycesalivaceus Kobalamin Pengobatan anemia
Propionibacterium pernisiosa, pelengkap
freudenreichii makanan, dan makanan
ternak

Tabel 5. Peranan bakteri dibidang kesehatan

No Nama bakteri Hasil antibiotik


1 Streptomyces griseus Streptomicin
2 Streptomyces rimosus Teramisin
3 Streptomyces venezuelae chloracimphenicol/kloromisitin
4 Streptomyces aureofaciens Aureomisin
5 Bacillus subtilis Polimiksin
6 Bacillus subtilis Basitrasin
7 Bacillus brevis terotrisin Terotrisin
8 Penicillium Penisilin
9 Bacillus Polymyxa Antibiotik Polymixin
10 Acetobacter Aceti Asam cuka

Disisi lain bakteri yang merugikan adalah seperti berikut :


Clostridium botulinium, menghasilkan toksin dan membusukkan makanan
Mycobacterium tuberculosis, menyebabkan penyakit TBC
Vibrio cholerae, menyebabkan penyakit kolera atau muntaber
Clostridium tetani, menyebabkan penyakit tetanus
Mycobacterium leprae, menyebabkan penyakit lepra
Bacillus anthracis, menyebabkan penyakit antraks pada sapi
Agrobacterium tumefaciens, menyebabkan tumor pada beberapa tumbuhan
Treponema pallidum, menyebabkan penyakit sifilis
Neisseria gonorrhoeae, menyebabkan penyakit gonorea
Leptospira interrogans, menyebabkan penyakit leptospirosis
Chlamydia psittaci, menyebabkan infeksi mata, penyakit menular seksual, dan
beberapa jenis penyakit pneumonia

Anda mungkin juga menyukai