1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Mempelajari dan mengetahui suhu pertumbuhan optimum mikroorganisme
2. Mengetahui bahwa proses pemanasan dapat menyebabkan kerusakan pada
mikroorganisme
3. Mempelajari dan mengetahui waktu yang bisa menurunkan jumlah sel mikroorganisme
sampai 90% dari awalnya
4. Mengetahui hubungan antara biomassa dari kultur mikroba (bakteri atau yeast) dengan
absorbasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Divisi: Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
(Dwidjoseputro, 1978).
2.3 Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan nama spesies yang merupakan bagian dari
genus Staphylococcus. Nama genus Staphylococcus diberikan pertama kali oleh Ogston
karena bakteri ini, pada pengamatan mikroskopis berbentuk seperti setangkai buah
anggur, sedangkan nama spesies aureus diberikan oleh Rosenbach karena biakan murni.
Koloni bakteri Staphylococcus aureus terlihat berwarna kuning keemasan. Rosebach juga
mengungkapkan bahwa Staphylococcus aureus merupakan penyebab infeksi pada luka
dan furunkel. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang tubuhnya
berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 µm, tersusun dalam kelompok yang tidak teratur ,
fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak
(Warsa, 1994).
Infeksi oleh Staphylococcus aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang
disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat
diantaranya ada pneumia, mastitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan
endokarditis. Staphylococcus aureus juga merupakan penyebab utama infeksi
nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma
(Warsa, 1994).
2.5.2 Pengaruh PH
Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup
pada pH tinggi. Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes, dan bakteri
pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang toleran terhadap kemasan, misalnya
Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina ventriculi. Jamur umumnya dapat hidup pada
kisaran pH rendah. Apabila mikroba ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan
didominasi oleh jamur, tetapi apabila pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh
bakteri (Suriawiria, 1999).
Tabel 2.2 Ph minimum, optimum, dan maksimum mikroba
pH
Nama mikroba
minimum optimum maksimum
Eschericia coli 4,4 6,0-7,0 9,0
Proteus vulgaris 4,4 6,0-7,0 8,4
Enterobacter aerogenes 4,4 6,0-7,0 9,0
Pseudomonas aeruginosa 5,6 6,6-7,0 8,0
Clostridium sporogenes 5,0-5,8 6,0-7,6 8,5-9,0
Nitrosomonas spp 7,0-7,6 8,0-8,8 9,4
Nitrobacter spp 6,6 7,6-8,6 10,0
Thiobacillus thioxidans 1,0 2,0-2,8 4,0-6,0
Lactobacillus
4,0-4,6 5,8-6,6 6,8
acidophillus
(Suriawiria, 1999).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
3.1.1.1 Faktor Pertumbuhan Mikroba
3.1.1.1.1 Alat yang digunakan pada percobaan pengaruh suhu antara lain :
1. Inkubator dengan suhu 15oC, 30oC, dan 55oC
2. Bunsen
3. Ose
3.1.2 Bahan
3.1.2.1 Faktor Pertumbuhan Mikroba
3.1.2.1.1 Bahan yang digunakan pada percobaan pengaruh suhu antara lain :
1. Kultur Escherichia coli, Staphilococcus aureus, Lactobacillus casei umur 24-48
jam dalam media NB
2. Media nutrient agar miring
2. Menyiapkan 10 set petridish yang berisi media Luria Broth + 1,5% Bacto Agar (
masing-masing set terdiri dari 3 petridish) dan memberi label dengan waktu
inkubasi (t0, t30,...., t630), t30.10-2, t30.10-3, t30.10-4.
3.2.2.2.2 Kultivasi E.coli dan Pengukuran Pertumbuhan :
1. Mengambil dengan pipet steril ± 5 ml kultur E.coli (5%) dan menambahkan ke
dalam erlenmeyer yang mengandung 100 ml Luria Broth. Pipet 2 ml untuk dibaca
pada O.D660 nm (sebagai t0). Setelah nilai O.D. pada t0 sudah ditentukan,
kocoklah kultur dalam erlenmeyer. Kemudian secara aseptis, pindahkan 1 ml
kultur ke dalam 99 ml aquadest steril yang telah disiapkan pada point 1 (berlabel
t0.10-2, t0.10-4, dan t0.10-6)
2. Meletakkan erlenmeyer yang berisi kultur dalam waterbath shaker pada suhu
37oC, 120 rpm dan inkubasi selama 30 menit
3. Mengambil kultur sebanyak 0,1 ml (100 l) dari masing-masing tabung
pengenceran 10-4 dan 10-6, kemudian tumbuhkan kultur pada petridish yang telah
disiapkan pada point A.2 dengan metode spread plate, kemudian inkubasikan
dengan posisi terbalik pada suhu 37oC seama 24 jam. Hitung jumlah sel yang
tumbuh pada petridish.
Untuk selanjutnya, setiap 30 menit, secara aseptis, ambil 2 ml kultur pindahkan
ke kuvet, dan bacalah O.D.nya. Selain itu, ambil 1 ml kultur pindahkan ke dalam
aquadest steril 10-2 dengan seri waktu yang benar, melengkapi pengenceran
berikutnya, dan menumbuhkan pada petridish.
DAFTAR PUSTAKA
Ballows, 1992. The Prokaryotes. 2nd. Edition, A handbook on the biology of bacteria.
Chapter 7.
Collier, 1998. Microbiology and Microbial Infections. Edisi 9. New York: University
Press,Inc.
David, 2003. Treatment of MRSA infection. In Fruit Ad C, and Franz Josef Schitz,
MRSA: current perspectives. Norfolk England, caister academic press.
Dwidjoseputro, 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Gobel, 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makasar: UNHAS
Hadietomo, 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia
Michael, 1988. Metode Penyelidikan Laboratorium. Jakarta: UI Press.
Murray, 2005. Buku Ajar Mikrobiologi. Jakarta: kedokteran EGC
Suriawiria, 1999. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Aksara
Waluyo, 2016. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Warsa, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
RANCANGAN KERJA
1. Faktor Pertumbuhan Mikroba
a. Pengaruh suhu
Tentukan
nilai D
2. Kurva Pertumbuhan
a. Metode I
Hitung
konsentrasi
sel
b. Metode II
1. Persiapan medium untuk pengenceran
Siapkan 10 set
tabung reaksi yang Siapkan 10 set
Beri label
berisi 99 ml petridih yang berisi
aquadest steril media Luria
Broth+1,5% Bacto
Agar
2. Kultivasi E.coli dan pengukuran pertumbuhan
Ambil kultur
E.coli dengan Letakan Ambil kultur
pipet erlenmeyer yang sebanyak 0,1
berisi kultur ml
dalam waterbath