OLEH:
KELOMPOK II
2. Bakteri
Bakteri adalah kelompok raksasa dari organisme hidup, kebanyakan uniseluler
(berselsatu) dengan struktur sel yang relative sederhana tanpa nucleus, mitokondria
dan kloroplas.Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainya seperti flagella dan
fimbria yangdigunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Bakteri juga memiliki
kromosom, ribosomdan beberapa species lainya memiliki granula makanan, vakuola
gas dan magnetosom.
3. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organism biologis.
Virus hanya dapat berproduksi di dalam material hidup dengan menginfaksi
danmengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk berproduksi sendiri. Partikel virus mengandung DNA dan RNA yang
dapat berbentuk untaiatau ganda. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion
berfungsi sebagai alat transportasigen, sedangkan komponen selubung dan kapsid
bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel ilang.
4. Khamir dan kapang
Tumbuhnya bakteri, kapang dan khamir di dalam bahan pangan dapat mengubah
komposisi bahan pangan. Beberapa diantaranya dapat menghidrolisa pati dan selulosa
atau menyebabkan fermentasi gula sedangkan lainnya dapat menghidrolisa lemak dan
menyebabkan ketengikan atau dapat mencerna protein dan menghasilkan bau busuk
atau amoniak. Bakteri, kapang dan khamir senang akan keadaan yang hangat dan
lembab. Sebagian besar bakteri mempunyai pertumbuhan antara 45 – 55oC dan
disebut golongan bakteri thermofilik. Beberapa bakteri mempunyai suhu
pertumbuhannya antara 20 – 45oC disebut golongan bakteri mesofilik, dan lainnya
mempunyai suhu pertumbuhan dibawah 20oC disebut bakteri psikrofilik ( Muchtadi,
1989).
5. Alga
Alga atau ganggang adalah sekelompok organism autotrof yang tidak memiliki
organdengan perbedaan fungsi yang nyata. Dapat dianggap tidak memiliki
organ seperti yangdimiliki tumbuhan (akar, batang, daun dan sebagainya).
Karenanya itu alga digolongkansebagai tumbuhan talus. Ganggang meliputi
organism bersel satu (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler).
B. Peranan Mikroorganisme dalam Menimbulkan Kerusakan Makanan
1. Bakteri
a. Penyebab penyakit, tidak baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan
Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium
diphtheriae penyebab dipteri.
Indeks pangan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: (1) infeksi dimana
makanan tidak menunjang pertumbuhan patogen tersebut, misalnya, patogen
penyebab tuberkolosis ( Mycobacterium bovis dan M. tubercolosis), brucellosis
(Brucela aortus, b.melitensis), diprteri (Corynebacterium diptheriae), disentri
oleh Campylobacter, demam tifus,kolera , hepatitis, dan lain-lain; dan (2) infeksi
dimana makanan berfungsi sebagai medium kultur untuk pertumbuhan patogen
hingga mencapai jumah yang memadai untuk menimbulkan infeksi bagi
pengkomsumsi makanan tersebut; infeksi ini mencakupSalmonela spp, Listeria,
vibrio parahaemolyticus, dan Escherichia coli enteropatogenik. Penularan infeksi
jenis kedua ini lebih mewabah dari pada jenis-jenis gangguan perut yang lain. Gejala-
gejala yang disebabkan infeksi mulai terlihat setelah setelah 12-24 jam dan ditandai
dengan sakit perut bagian bawah (abdominal pains), pusing, diare, muntah-muntah,
demam dan sakit kepala. Pada tabel 2 disajikan gejala-gejala penyakit yang
ditimbulkan oleh bakteri patogen dan waktu inkubasi yang diperlukan untuk
menimbulkan gejala.
2. Non-Bakteri
a. Kapang
Selain oleh bakteri, kapang juga dapat menimbulkan penyakit yang dibedakan
atas dua golongan, yaitu infeksi oleh fungi yang disebut mikosis dan keracunan yang
disebabkan oleh tertelannya metabolik beracun dari fungi atau mikotoksikosis.
Kapang bersifat aerobik, paling banyak atau terutama tumbuh pada bagian luar
permukaan bahan pangan yang tercemar.—Bahan pangan mungkin menjadi lekat,
berbulu sebagai hasil produksi miselium dan spora kapang dan berwarna.
2. Pembusukan (rost)
3. Berlendir
Pertumbuhan bakteri pada permukaan yang basah seperti sayuran, daging dan ikan
dapat menyebabkan flavor dan bau yang menyimpang serta pembusukan bahan
pangan dengan pembentukan lendir.
4. Perubahan Warna
Suatu lendir kental (rope) yang berbentuk tali dalam bahan pangan disebabkan oleh
bergagai spesies mikroorganisme seperti Leuconostoe mesenteroides, Leuconostoc
dextranicum, Bacillus subtilis dan lactobacillus plantarum. Pada beberapa bahan
pangan pembentukan lendir dikaitkan dengan pembentukan bahan kapsul oleh
mikroorganisme, sedang pada beberapa bahan pangan lainnya dapat disebabkan oleh
hidrolisa dari zat pati dan protein untuk menghasilkan bahan bersifat lekat yang tidak
berbentuk kapsul. Lendir tali ini dapat mencemri bahan-bahan pangan seperti
minuman ringan, anggur, cuka, susu dan roti.
6. Kerusakan Fermentatif
Beberapa tipe organisme terutama khamir, spesies bacillus dan Clostridium dan
bakteri asam laktat dapat memfermentasi karbohidrat khamir mengubah gula menjadi
alkohol dan karbondioksida. Bakteri dapat mengubah gula menjadi asam-asam laktat
asetat, propionat dan butirat, bersama-sama dengan hidrogen dan karbondioksida.
Perubahan flavour dan pembentukan gas akhirnya terjadi dalam bahan pangan.
Anwar H, Sudarso, Rusmiati, dkk. 1989. Sanitasi Makanan dan Minuman Pada
Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi. Departemen Kesehatan RI