Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori bahwa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit atau Germ theory of
disease yang digagas oleh Louis Pasteur merupakan alasan yang sangat kuat mengapa
semua dokter dan tenaga kesehatan harus mengetahui ilmu mikrobiologi. Anton van
Leeuwenhoek (1670-an) adalah first microbiologist yang pertama kali mengamati
mikroorganisme menggunakan mikroskop sederhana. Louis Pasteur (1860-an) berhasil
membuktikan adanya mikroorganisme penyebab kontaminasi dengan percobaan anti-
spontaneous generation. Pasteur memegang peran utama dalam penemuan dan
pengembangan vaksin seperti vaksin rabies. Selain itu, ia juga menemukan metode
fermentasi dan aseptic technique untuk menghindari kontaminasi mikroba pada saat
operasi. Metode pencegahan kontaminasi mikroba pada makanan/minuman cair (susu,
anggur, bir) dengan cara pemanasan disebut Pasteurisasi. Ignaz Semmelweis (1840-an)
adalah dokter yang mengajarkan tentang hand washing yang terbukti sangat efektif
dalam mencegah kontaminasi atau penularan penyakit. Joseph Lister (1860-an) adalah
orang pertama yang memproduksi dan menggunakan antiseptik. Robert Koch (1870-an)
menyusun Koch's Postulates yang menyatakan tahapan bagaimana suatu mikroba
menyebabkan penyakit tertentu. Postulat tersebut berisi 4 butir pernyataan yang mampu
menjawab secara empiris kebenaran Germ theory of disease. Postulat tersebut berbunyi:
Mikroorganisme tertentu ada (dapat diisolasi) pada setiap kasus penyakit infeksi,
mikroorganisme tersebut dapat dibiakan dalam biakan murni diluar inang (in vitro), jika
mikroorganisme tersebut di-inokulasi pada inang yang rentan (susceptible host) akan
menyebabkan penyakit infeksi yang sama dengan penyakit infeksi yang terjadi pada
inang asal mikroorganisme tersebut diisolasi, mikroorganisme dari inang yang rentan
tersebut dapat diisolasi kembali dalam biakan murni. Koch juga menemukan beberapa
bakteri: Bacillus anthracis, Mycobacterium tuberculosis dan Vibrio cholera. Koch juga
mengembangkan media untuk membiakan bakteri. Dmitri Iwanowski (1890-an) adalah
penemu virus pertama yaitu tobacco mozaic virus. Alexander Fleming (1920-an) adalah
penemu penicillin (first antibiotic). Fleming menemukan jamur yang bersifat antibakteri
pada cawan petrinya secara tidak sengaja. Jamur itu memproduksi penisilin yang ternyata
merupakan suatu antibiotik. Karena keterbatasan produksi maka penggunaan penisilin
baru meluas pada tahun 1940-an.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana siklus hidup mikroorganisme?

1.3 Tujuan Umum


Mahasiswa dapat memahami tentang mikroorganisme

1.4 Tujuan Khusus


Mahasiswa dapat :

1
1. Menjelaskan pengertian Mikroorganisme
2. Menjelaskan jenis-jenis Mikroorganisme
3. Mengidentifikasi cara berkembangbiak mikroorganisme
4. Menyimak penularan mikroorganisme
5. Menggambarkan pembasmian mikroorganisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yaitu
dalam skala micrometer atau micron (μ) atau sepersejuta meter dan tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Dalam percakapan sehari-hari atau untuk kepentingan praktis
mikroorganisme sering disebut sebagai mikroba atau kuman. Untuk mempelajarinya
diperlukan cara tertentu yaitu observasi mikroskopik dan biakan atau pure culture.
Termasuk dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri (eubactera, archaebacteria),
fungi (yeasts, molds), protozoa, microscopic algae dan virus serta beberapa macam
cacing (helmints). Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Ilmu
mikrobiologi kedokteran mempelajari mikroorganisme sebagai penyebab penyakit
infeksi, cara mendiagnosis, pengobatan, pencegahan dan pengendalian infeksi.
Semua mikroorganisme adalah sel kecuali virus. Teori tentang sel menyebutkan
bahwa makhluk hidup dapat berupa organisme sel tunggal atau organisme yang tersusun
atas berbagai sel (multisel). Sel merupakan unit kompleks dari suatu sistem kehidupan.
Semua makhluk hidup yang ada berasal dari replikasi atau transformasi dari sel yang ada
sebelumnya. Sel adalah struktur yang dibatasi suatu membran, bermetabolisme secara
aktif dan mengandungmateri hereditas. (Eprints.unsri.ac.id).
B. Jenis-jenis mikroorganisme
Mikroorganisme diduga merupakan Protista atau prototip bagi organisme lebih
tinggi. Protista dibagi dalam 2 golongan: Protista lebih sederhana misal bakteri, Protista
lebih tinggi misal algae, fungi dan protozoa.
a. Bakteri
Bakteri mempuyai ukuran diameter 500-700 nm, dan panjangnya 1000-6000
nm. Bakteri mempunyai 3 bentuk dasar: bulat disebut coccus (cocci) , batang disebut
bacilli (batang), dan spirilla (berpilin); bentuk yang lebih tinggi : spirochaeta. Pola
atau cara bakteri berkelompok sering khas: pola coccus dapat berupa berpasangan
(diplococci), berantai (streptococci), bergerombol (staphylococci). Pola bacilli: end to
end (diplobacilli) dan berantai (streptobacilli) . Pola spirilla: berantai pendek dan
spirochaeta selalu sendiri-sendiri. Bakteri ada yang mempunyai flagella.
Ciri-ciri Bakteri Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan
mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
4. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
5. Hidup di lingkungan ekstrim.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah : suhu, ph, konsentrasi
garam, sumber nutrisi, zat-zat sisa metabolisme, zat kimia.
(Arby, dalam slideshare.net)

3
b. Virus
Kata virus berasal dari bahasaYunani, yaitu venom yang berarti racun. Merupakan
elemen genetik yang mengandung salah satu asam nukleat, yaitu asam
deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA). Virus bisa berasal dalam dua
kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler (dalam tubuh inang) dan ekstraseluler
(di luar tubuh inang). Partikel virus ketika berada di luar inang dikenal dengan nama
virion. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.
Ciri ciri virus :
1. Berukuran 28-200 nm.
2. BerbentukT, batang, bola, jarum, dan lain-lain.
3. Merupakan organisme non seluler.
4. Bersifat parasit obligat (hidupnya sangat tergantung pada inang).
5. Hanya memiliki bahan inti berupa DNA / RNA.
6. Tubuhnya dilindungi oleh kapsid.
7. Kapsid tersusun dari unit protein yang disebut kapsomer.
8. Dapat dikristalkan.
9. Dapat memperbanyak diri (berproliferasi) pada sel atau jaringan tertentu.
10. Dapat melewati filter bakteri.
(Arby, dalam slideshare.net)
Klasifikasi virus berdasarkan jenis inang yang diinfeksi :
a. Virus tanaman , contohnya Tobacco MozaicVirus (TMV) dan PotatoYellow
Dwarf Virus.
b. Virus hewan , contohnya Rhabdovirus dan New Castle Disease (NCD).
c. Virus manusia , contohnya : virus polio, influenza, hepatitis,AIDS, dan SARS
d. Virus bakteri , contohnya : BakteriofageT4. Berdasarkan jenis asam nukleat :
e. Virus RNA, contohnya virus influenza,virus HIV, dan corona virus (virus SARS)
f. Virus DNA, contohnya poxvirus, herpes virus dan adeno virus
(Arby, dalam slideshare.net)
Klasifikasi menurut penyakit:
Beberapa penyakit virus penting pada manusia
Kelompok virus Penyakit pada manusia
Adenovirus Infeksi saluran nafas
Papovavirus Kulit (warts)
Herpes virus Varicella (cacar air)
Herpes zoster Herpes simpleks
Pox virus Variola (cacar)
Reovirus Infeksi saluran nafas dan saluran cerna
Picornavirus Polio, Infeksi usus , Flu
Toga virus Encefalitis
Orthomyxovirus Influenza
Paramyxovirus Rubeola (campak), Mumps (Parotis
epidemica)
Rhabdovirus Rabies
(Tambayong, Jan: 2000)
c. Protozoa
Protozoa berasal dari bahasaYunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok

4
lain protista eukariotik. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. (Arby, dalam
slideshare.net)
Ada 4 subdivisi:
1). Sarcodina, bentuk ameboid (amuba)
2). Ciliophora (Ciliata), memiliki silia
3). Mastigophora, memiliki flagella
4). Sporozoa
(Tambayong, Jan: 2000)
d. Jamur (fungi)
Fungi merupakan organisme eurakiotik, heterotof karena tidak mengandung klorofil,
makananannya diambil dengan cara arbsorbsi dari lingkungan dan berkembang biak
dengan spora. (Arby, dalam slideshare.net)
Fungi mempunyai beragam bentuk. Umumnya orang mengenal sebagian anggota
fungi sebagai kapang, jamur, ragi atau khamar. Jamur yang membentuk spora
contohnya Rhizopus. Jamur yang membentuk tunas contohnya Saccharomyces.
Cabang ilmu yang mempelajari tentang fungi ialah mikologi. Berikut macam-macam
fungi: Zigospora, ascocarp, auricuaria, polotricha, boletus-edulis, ganoderma,
lentinus-edoses, penicillum, phycomyces, pleurotus, rizhopus, dan saccharomyces.
(perpussekolah.com)
Ciri-ciri fungi:
1. Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler umumnya berbentuk
hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut
miselium.
2. Tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak mampu membuat makan secara
fotosintesis.
3. Hidup secara heterotof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah organik ),
parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis.
4. Struktur sel eukariotik, memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin.
5. Habitual jamur secara umum terdapat di dalam dan tempat yang lembab.
(Arby, dalam slideshare.net)

Contoh penggunaan fungi pada bioteknologi adalah untuk dimanfaatkan dalam


pembuatan antibiotik antara lain: • Jamur Penicillium menghasilkan antibiotik
penisilin. • Jamur Cephalosporium menghasilkan antibiotik sefalospori yang
digunakan untuk obat radang paru- paru. • Jamur Streptomyces menghasilkan
antibiotik streptomisin yang dihunakan sebagai obat TBC.
(Arby, dalam slideshare.net)
C. Cara penularan mikroorganisme kedalam tubuh manusia
Faktor mikrobial penting dalam menimbulkan infeksi dan terjadinya penyakit infeksi.
Proses infeksi berawal daritempat masuknya mikroba kedalam tubuh. Karenanya
mengetahui jalan-jalan masuk infeksi ini penting untuk pencegahan dan pengendalianya.

5
a. Jalan napas
Masuknya mikroorganisme kedalam hidung atau mulut terjadi dengan
terhirupnya tetes-tetes droplet yang tercemar. Tetes demikian tersebar diudara melalui
mulut saat bicara,batuk,bersin,seseoang dengan sekret mulut,hidung atu faringnya
mengandung banyak organisme tersebut.
b. Saluran cerna
Mikroorganisme ikut mask bersama makanan,minuman,susu atau jari jari
tangan. Penyebab paling umum adalah protozoa,cacing dan bakteri dan kadang virus.
Diantara protozoa terpenting adalah Entamuba Histolycita (penybab disebtri amuba),
dan berbagai cacing seperti cacing gelang,cacing pita,cacing tambang dan cacing
kremi. Penyakit bakteri terpenting adalah yang disebabkan oleh virus Salmonella(tifus
abdominalis),genus Sphigella dan kolera.
c. Kulit dan mukosa
Penyakit infeksi setempat pada kulit atau mukosa dapat disebabkan oleh
jamur,bakteri dan virus atau oleh bentuk larva dari cacing tambang. Termasuk disini
adalah penyakit pada konjungtiva dan penyakit kelamin.
d. Parenteral
Mikroba masuk kedalam jaringan kedalam sirkulasi darah akibat cideranya
kulit yang dalam. Contohnya adalah gigitan nyamuk malaria,masuknya larva cacing
tambang,tertusuk jarum yang terkontaminasi. Bisa juga saat berlangsung operasi,oleh
gigitan binatang rabies,tertusuk paku tetanus atau penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin.
(Tambayong, Jan: 2000)
D. Perkembangbiakan mikroorganisme
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Yang
paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual. Pembelahan aseksual
terjadi dengan :
1. Pembelahan biner ( binary fission)
Pembelahan biner adalah pembelahan dari satu sel induk membelah menjadi
dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi dan
seterusnya.
2. Pembelahan ganda (multiple fission)
Pembelahan ganda (Multiple fission) adalah pembelahan satu sel induk
menjadi beberapa sel anak. Contohnya pada Paramaecium sp.

6
3. Perkuncupan (budding)
1) Reproduksi Pada Bakteri
Reproduksi Bakteri ialah perkembang-biakan bakteri. Bakteri mengadakan
pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan
dengan cara transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara
seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut
tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya
berupa pertukaran materi genetika ( rekombinasi genetik ).
Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri.
1. Vegetatif/Aseksual
a) Pembelahan Biner
Perbanyakan sel dengan cara ini, kecepatan pembelahan sel ditentukan
dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sel untuk membelah , dimana dalam pembelahannya bervariasi tergantung dari
spesies dan 3 kondisi pertumbuhan. Pembelahan biner yang terjadi pada
bakteri adalah pembelahan biner melintang yaitu suatu proses reproduksi
aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang, maka satu sel tunggal
membelah menjadi dua sel yang disebut dengan sel anak.Pembelahan Biner
dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
- Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
- Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
- Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik.
Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada
pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian
merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan
pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam,
maka akan dihasilkan delapan anakan sel.
b) Para Seksual
1) Transformasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke
bakteri lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri
donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak
terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada

7
beberapa spesies saja, Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu,
Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi
ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya
pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri
patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal
antibiotik karena transformasi Proses ini pertama kali ditemukan oleh
Frederick Grifith tahun 1982.
2) Transduksi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu
ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan
ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh
bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan
akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen
(menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan
ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA
bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA
virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang
terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel
transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan
Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua
Lederberg pada tahun 1952.
c) Reproduksi Seksual/generatif
1) Konjugasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke
bakteri lain melalui suatu kontak langsung. Artinya, terjadi transfer ADN
dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung
pilus akan melekat pada sel penerima dan ADN dipindahkan melalui pilus
tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor
pemindahan ( transfer faktor = faktor F )
2) Reproduksi virus
a. Siklus Litik
Cara reproduksi virus yang utama menyangkut penghancuran sel inangnya.
Siklus litik, secara umum mempunyai tahap:
1. Adsorbsi:

8
Penempelan virus pada inang.
2. Injeksi/Penetrasi:
virus melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim.Setelah
berlubang, virus akan menyuntikkan materi genetiknya kedalam sitoplasma
sel inang.
3. Sintesis/Replikasi:
Materi genetik dari virus akan menonaktifkan materi genetik sel inangnya
Kemudian mengambil alih kerja sel inang. DNA dari virus, akan menjadikan
sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru.
4. Perakitan:
Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian
diselubungi oleh kapsid, berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.
5. Litik/Lisis/Pembebasan:
Virus-virus yang telah matang akan berkumpul pada membran sel dan
menyuntikkan enzim lisosom untuk menghancurkan membran sel. Sel yang
membrannya hancur itu akhirnya akan mati.
b. Siklus Lisogenik
Pada siklus ini sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat
dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Siklus
lisogenik meliputi tahapan:
1. Adsorbsi
2. Injeksi
3. Penggabungan
4. Pembelahan
5. Sintesis
(Pelczar, Michael J. 1986)
3) Reproduksi fungi
a. Jamur uniseluler dapat berkembang dengan dua cara, yaitu:
a) Vegetatif dapat dilakukan cara dengan membentuk spora, membelah diri,
kuncup (budding).
b) Generatif dengan cara membentuk spora askus.
b. Jamur multiseluler dapat berkembak biak dengan dua cara, yaitu:
a) Vegetatif dapat dilakukan dengan cara fragmentasi, konidium, zoospora.

9
b) Generatif dapat dilakukan dengan cara konjugasi, hifa yang akan
menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.
(Arby, dalam slideshare.net)
E. Cara Pembasmian Mikroorganisme

Pekerjaan medis sangat berkaitan erat dengan kemungkinan kontaminasi


mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi atau keracunan (poisoning). Sejarah
mencatat bagaimana Pasteur mengungkapkan bukti adanya kontaminasi mirkoorganisme
dari udara. Kemudian Semmelweis mendapati banyaknya parturien (ibu melahirkan)
yang meninggal akibat infeksi yang ternyata berasal/ditularkan melalui tangan yang
terkontaminasi mikroorganisme, sehingga ia menganjurkan prosedur cuci tangan pada
setiap tindakan medis. Lister menemukan bahan antiseptik yang dapat digunakan untuk
pencegahan infeksi.
1. Penggunaan antiseptik
Antiseptik adalah zat kimia yang digunakan untuk bagian luar tubuh atau di
dalam dan di sekitar luka guna mengatasi kontaminasi mikroorganisme pada
permukaan tubuh yang dapat menyebabkan infeksi. Berbagai antiseptik dapat
digunakan seperti Iodophor: kompleks iodin organik yang larut dalam air
Hexachlorophene dapat mengurangi flora normal terutama bakteri Gram positif tetapi
harus berhati-hati karena sebagian kecil dapat diserap pembuluh darah.Antiseptik
Chlorhexidine tidak diabsorbsi dalam darah dan efektif mengurangi mikroorganisme
selama beberapa jam.
Penggunaan antiseptik menjadi semakin baik hasilnya bila dikombinasi dengan
prosedur mencuci tangan. Cuci tangan adalah cara utama untuk mencegah penyebaran
infeksi nosokomial. Cuci tangan rutin dikerjakan sebelum dan sesudah memegang
pasien atau bahan-bahan yang mengandung kontaminan. Cara cuci tangan yang tepat
adalah dengan air hangat mengalir, digosok dengan sabun, kemudian dikeringkan
dengan handuk steril. Sebaiknya cat kuku dan cincin tidak digunakan saat dokter atau
perawat bertugas di kamar operasi atau pada saat menangani pasien. Penanganan
pasien pre-operasi dan pasien luka dengan antiseptik adalah jika luka kecil cukup
dicuci dengan sabun. Jika sabun tersebut harus dilarutkan terlebih dulu maka tidak
boleh lama dibiarkan karena kemungkinan terkontaminasi mikroorganisme. Luka
besar dicuci dengan sabun, air hangat, debridement kemudian diberi antiseptik
misalnya iodophor. Pasien pre-operasi sesaat sebelum operasi yaitu pada saat masih di
ruang persiapan, rambut dicukur, kulit dicuci dengan sabun. Kemudian di ruang
operasi, sebelum operasi dilakukan, daerah pro-operasi harus dibersihkan dengan
antiseptik selama 2 – 5 menit menggunakan spons oleh perawat yang memakai sarung
tangan (gloove) steril.
2. Penggunaan desinfektan
Desinfektan adalah produk yang digunakan untuk membunuh semua
mikroorganisme penyebab infeksi kecuali mikroorganisme berbentuk spora pada
obyek yang digunakan dalam perawatan pasien dan pada permukaan lingkungan.
Obyek yang kontak dengan kulit atau mukosa seperti endoskop, termometer oral dan

10
rektal, alat hisap dan anastesi, masker dan kateter harus dilakukan disinfeksi tahap
tinggi yaitu tindakan yang memastikan tidak ada virus dan mikroorganisme vegetatif
yang umum termasuk yang patogen dan oportunis. Cara melakukan desinfeksi adalah
permukaan obyek dibersihkan dahulu, disinfeksi dengan bahan kimia selama 30 menit
kemudian dicuci dengan air steril, dikeringkan dengan handuk steril/filter steril dan
sebaiknya obyek dibungkus.
3. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang bertujuan meniadakan semua mikroorganisme
hidup yang mungkin terdapat pada permukaan suatu benda atau di dalam cairan.
Sesuatu yang akan disterilisasi dibersihkan terlebih dahulu/dicuci diberi label tanggal
sterilisasi. Sterilisasi steam menggunakan tekanan negatif, suhu 132-135°C, dengan
biaya yang mahal dan membutuhkan tenaga ahli. Setiap seminggu sekali dilakukan
kontrol dengan spora Bacillus stearothermophilus. Jika positif ditemukan spora
tersebut maka sterilisasi diulang dan jika masih tetap positif sterilisasi harus
diperbaiki. Sterilisasi basah menggunakan uap panas pada tekanan tertentu misalnya
menggunakan otoklaf yang efektif pada suhu diatas 121 °C selama 20 menit atau
dengan mendidihkan selama 15 menit atau selama 30 menit jika dengan cara dikukus.
Kelemahan cara mendidihkan dan mengkukus adalah tidak dapat membunuh spora.
Sterilisasi cairan atau bahan setengah padat adalah dengan tindalisasi yaitu pemanasan
basah pada suhu 80°C selama 30 menit selama 3 hari berturut-turut. Untuk sterilisasi
susu dan vaksin dapat dilakukan dengan Pasteurisasi pada suhu 62.9 °C selama 30
menit atau pada suh 71.6 °C selama 15menit. Dry Heat merupakan sterilisasi sangat
sederhana yaitu dengan pembakaran atau insenerasi. Sterilisasi dengan udara panas
dapat dilakukan dalam alat semacam oven pada suhu 160-170 °C untuk peralatan
seperti glassware.Sterilisasi dengan gas ethylene oxide (Eto) digunakan pada obyek
yang akan digunakan kembali (reusable) dan obyek ini akan rusak jika dilakukan
sterilisasi basah. Kontrol sterilisasi cara ini diperikasa dengan indikator warna dan
kontrol spora Bacillus subtilis. Eto bersifat toksik sedang dan mutagenik. Oleh karena
itu ruangannya dirancang dengan ventilasi ke luar dan pekerja harus meninggalkan
ruang sterilisator dalam waktu 5 menit setelah pintu dibuka. Radiasi ultraviolet
merupakan salah satu metode sterilisasi. Radiasi ini berbahaya untuk mata dan kulit
oleh karena itu perlu proteksi untuk mata dan kulit. Radiasi ultraviolet efektif pada
panjang gelombang 253.7 nano meter.
4. Filtrasi
Filtrasi adalah metode menyaring zat atau bahan tertentu misalnya cairan dan
gas melalui membran berpori-pori (porous) yang dapat menahan mikroorganisme
tertentu (umumnya tidak dapat menahan virus). Cara ini digunakan pada obyek yang
sensitif terhadap panas seperti serum dan darah. Filtrasi cairan dilakukan dengan
tanah diatomae, fritted glass filter, asbestos dan kertas saring serta membran selulosa
asetat. Filtrasi gas/udara menggunakan non absortive cotton, surgical mask, pasteur
flask, enzyme coated filter dan high efficiency particulate air (HEPA) filter.
5. Biosida
Biosida adalah istilah umum yang menggambarkan zat kimia berspektrum luas
yang bekerja menginaktivasi mikroorganisme dengan cara menghambat

11
pertumbuhannya (statik) maupun mematikannya (sida). Fenol/asam karbol merupakan
bahan kimia yang efektif untuk semua mikroorganisme kecuali spora.Efeknya variatif
terhadap virus. Zat ini dapat digunakan sebagai pengganti natrium hipoklorit. Natrium
Hipoklorit adalah zat oksidatif kuat, korosif dan aktif terhadap semua
mikroorganisme. Untuk disinfeksi digunakan 1gram/L (1000ppm) zat klor aktif.
Untuk tumpahan darah atau bahan biologis digunakan 10 gram/L. Alkohol adalah zat
yang bekerja merusak struktur lipid seperti mebran sel. Zat ini aktif terhadap bakteri
keculai spora, jamur dan virus berselubung (enveloped). Paling efektif pada
konsentrasi 70-90% dan akan lebih poten bila ditambah formaldehid 100g/L atau klor
aktif 2g/L. Formaldehid dapat digunakan untuk semua mikroorganisme, tidak efektif
pada suhu dibawah 20, bentuk gas dapat digunakan untuk fumigasi ruangan.
Glutaraldehid dapat mematikan spora dan bakteri serta lebih kuat 10x dibandingkan
formaldehid. Zat ini kurang toksik dibandingkan formaldehid. Digunakan untuk
sterilisasi alat bedah. Yodium umumnya digunakan pada permukaan tempat kerja
dibersihkan dengan larutan yodium 0.075 g/L (75 ppm). Jika dilarutkan dalam etanol
dapat membunuh spora dan dapat digunakan untuk mencuci tangan. Jangan digunakan
untuk alat alumunium dan tembaga karena bersifat korosif atau akan melarutkan
logam tersebut. (Eprints.unsri.ac.id).

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil, sehingga
perlu bantuan alat seperti mikroskop untuk melihatnya. Terdapat beberapa jenis
mikroorganisme yaitu jamur, bakteri, dan virus.
Terdapat beberapa jenis cara penularan mikroorganisme terhadap tubuh manusia
seperti melalui jalan napas, saluran cerna, kulit dan mukosa, serta parenteral.
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Yang
paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual. Perkembangan aseksual terdiri
dari pembelahan biner, pembelahan ganda, dan perkuncupan.
B. Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan perlu memahami tentang mikroorganisme lebih
dalam baik siklus hidup, kembang biak, dan cara penularannya ke manusia. Sehingga
tenaga kesehatan dapat meminimalisir akibat dari mikroorganisme terhadap pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM, Malang.

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press,

Tambayong, Jan. 2000. Mikrobiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Widya Medika


Arby,Basyrowi. 2013. Mikroorganisme. http://Slideshare.net
Perpustakaansekolah. ____. Jenis-jenis mikroorganisme. http://www.masterpendidikan.com
Eprints.unsri.ac.id,Mikrobiologi, 2007
,<http://eprints.unsri.ac.id/1786/2/Mikrobiol2012_OK.pdf> (diakses 10 September
2017

14

Anda mungkin juga menyukai