Anda di halaman 1dari 17

PENGECATAN GRAM DAN PENGECATAN ENDOSPORA

DISUSUN OLEH :
PUTRI RIZKY ARNETA
34190304

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah dengan judul Pengecatan gram dan pengecatan endospora

     Makalah ini merupakan tugas mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi. Melalui
makalah yang berjudul Pengecatan gram dan pengecatan endospora ini yang diharapkan
dapat memenuhi tugas penulis di dalam mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi. Selain itu,
dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat menjadi pengetahuan
baru bagi pembacanya.

     Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Banyuwangi ,10 April 2020

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C.Tujuan................................................................................................................6
D. Metode Penulisan.............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................7
a. Pengertian pengecatan gram dan pengecatan endospora..........................7
b. Proses pengecatan gram dan endospora ...................................................8
c. Ciri ciri gram positif dan negatif...............................................................12
d. Kelebihan dan kekurangan pengecatan gram............................................13
e. Faktor faktor keberhasilan pengecatan gram dan spora ...........................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................15


a. Kesimpulan................................................................................................15
b. Saran..........................................................................................................16
Daftar Pustaka.......................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk-makhluk kecil
(mikroorganisme) yang hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Dalam
bahasa Yunani, micros berarti kecil, bios berarti hidup dan logos berarti hidup. Salah satu
mikroorganisme dalam kajian mikrobiologi adalah bakteri, endospora, jamur dan lain
sebagainya(Dwidjoseputro, 2001).
Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri
sangat kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih
(Waluyo, 2004). Sel bakteri memiliki panjang yang beragam, sel
beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel
spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran
antara 0,1 sampai 0,3 µm. Bentuk bakteri bermacam – macam yaitu
elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam
olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati
atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan
keadaan struktur internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat
berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks)
(Pelczar & Chan, 2007).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri
dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk
melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan
vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada
bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme
dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana,
pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna
pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan

4
tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah
difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang
menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian
sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan,
2007). Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan
pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad
renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada
lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan
sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di
antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik
pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 2007).
Pengamatan bakteri yang tidak memiliki warna padaa saat dalam kondisi hidup
sangatlah sulit ditambah dengan ukurannya yang sangat kecil. Beberapa bakteri juga
memiliki warna transparan yang tersuspensi. Karena alasan itulah dikembangkan cara-
cara dalam mewarna sel bakteri yang bertujuan untuk mempermudah mengamati sel-sel
yang berukuran kecil menjadi lebih jelas dengan pewarnaan tertentu pada bakteri. Karena
bertujuan untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, struktur morfologi serta
fisiologis dari sel bakteri, pewarnaan bakteri dianggap kajian penting dari
mikrobiologi(Levine, 2000). Oleh karena itu, pada praktikum mikrobiologi dilakukan
kegiatan pewarnaan sel (Bakteri dan jamur) dan pewarnaan Endospora untuk
memberikan pelatihan awal dan bekal bagi praktikan mikrobiologi

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
a. Apa itu pengertian pengecatan gram dan endospora?
b. Bagaimana proses pengecatan gram dan pengecatan endospora?
c. Bagaimana ciri ciri gram positif dan gram negatif?
d. Apa kelebihan dan kekurangan pewarnaan gram?
e. Faktor faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan pengecatan gram dan
endospora?

5
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian pengecatan gram dan endospora
b. Untuk mengetahui proses pengecatan gram dan endospora
c. Untuk mengetahui ciri ciri gram positif dan gram negatif
d. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pewarnaan gram
e. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengecatan gram
dan endospora

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode dengan studi kepustakaan
yaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai referensi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pengecatan gram dan endospora


Pewarnaan gram merupakan salah satu cara pewarnaan yang paling sering
dilakukan dalam pekerjaan mikrobiologi. Cara pewarnaan ini diciptakan pertama kali
tahun 1884 oleh seorang ahli bakteriologi yang bernama Christian Gram. Cara
pewarnaan ini merupakan cara pewarnaan diferensial, di mana dengan cara ini
bakteri dapat dibedakan menjadi dua grup, yaitu bakteri gram positif dan gram
negatif. Perbedaan dari kedua grup bakteri tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam
lapisan-lapisan dinding selnya.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat jenis larutan, yaitu larutan zat warna
basa, mordant, pencuci zat warna, dan satu zat warna lainnya (counterstain) yang
berbeda dari zat warna yang pertama. Mordant adalah suatu zat yang dapat
menaikkan afinitas atau pengikatan antara sel dengan zat warna. Beberapa contoh
mordant misalnya asam, basa, garam metal, dan yodium. Dengan adanya mordant,
zat warna akan lebih sukar tercuci. Pencuci warna digunakan untuk menghilangkan
zat warna dari sel bakteri. Beberapa sel bakteri lebih mudah melepaskan zat warna
daripada sel-sel lainnya. Dalam pewarnaan gram dan pewarnaan diferensial lainnya,
perbedaan dari bakteri disebabkan oleh perbedaan dalam kecepatan melepaskan zat
warna oleh sel. Zat warna kedua yang digunakan setelah sel dicuci dengan larutan
pencuci disebut “counterstain” yang berbeda warnanya dari zat warna pertama. Sel-
sel yang tidak dapat segera melepaskan zat warna setelah pencucian akan tetap
berwarna seperti zat warna pertama, sedangkan sel-sel yang dapat segera melepaskan
zat warna setelah pencucian akan mengikat zat warna kedua.
Perwarnaan endospora
Pewarnaan endospora hanya dapat dilakukan dengan pewarna tertentu dan jika
telah diwarnai, pewarna akan sulit dihilangkan.Spesies bakteri yang termasuk dalam
genera clostridium dan bacillus memproduksi suatu struktur di dalam selnya yang
disebut endospora. Jika sel semakin tua maka sel vegetatif akan pecah sehingga
endospora akan terlepas menjadi spora bebas. Berbeda dengan sel vegetatif maka spora
akan lebih tahan lama dalam keadaan lingkungan yang ekstrem, misalnya dalam

7
keadaan kering, panas, atau adanya bahan kimia yang beracun. Spora juga lebih tahan
terhadap pewarnaan, dan sekali berhasil diwarnai, spora sangat sukar untuk
melepaskan zat warna sehingga tidak dapat mengikat zat warna lainnya yang diberikan
kemudian (counterstain). Prinsip pewarnaan ini digunakan untuk membedakan spora
dari sel vegetatif. Zat warna yang paling sering digunakan untuk mewarnai spora
adalah malachite green (Schaeffer dan Fulton) yang akan tetap diikat oleh spora
setelah pencucian dengan air, dan sebagai “counterstain” digunakan safranin. Dengan
cara ini, endospora yang masih terdapat di dalam sel vegetatif maupun spora bebas
akan berwarna hijau-biru, sedangkan sel vegetatif akan berwarna merah sampai merah
muda.

B. Proses pengecatan gram dan pengecatan endospora


a. Pengecatan gram
Teknik pewarnaan pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural.
1. Pengecatan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak
digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna
untuk mewarnai organisme tersebut.
2. Pengecatan deferensial :Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat
warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Pewarnaan Gram atau
metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi
dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat
kimia dan fisik dinding sel mereka.
3. Pengecatan Struktural : merupakan teknik pewarnaan yang menunjukkan salah
satu struktur dari bakteri. Diantaranya pewarnaan spora, flagel, dan kapsul.
Pengecatan Gram bakteri diklasifikasikan kedalam dua bagian besar yaitu:
a. Gram Positive : penampakanya Ungu setelah pewarnaan Gram
- Membran dalam sitoplasma
- Lapisan luar yang tebal terdiri dari peptidoglikan (60-100%)
- Contoh: Clostridium botulinum, Bacillus subtilis, S.aureus, Lactobacillus sp

b. Gram Negative : Penampakannya merah setelah pewarnaan Gram


- Membran dalam sitoplasma
- Lapisan peptidoglikan (5-10%)

8
- Lapisan luar terdiri LPS (Lipopolisakarida)
- Contoh: E. coli, Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus mutans , vibrio cholera &
A. Xylinum
Prinsip perwarnaan gram:
1. Pewarnaan zat utama( kristal gentian violet yang warnanya violet)
2. Merekatkan dengan satu modrant, yaitu larutan lugol
3. Menambahkan zat dekolorisasi misalnya alkohol
4. Pemberian zat penutup misalnya: larutan fuchsin dan safranin

Cara kerja pengecatan gram:

1. Gelas benda dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol sampai bebas lemak
dan debu. Kultur bakteri diambil dalam medium cair dengan pipet ditetesi diatasi
gelas benda ±3 tetes, dibiarkan agak mengering
2. Dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api sampai mengering
3. Pewarnaan kristal violet diteteskan dan dibiarkan selama 1 menit. Dicuci dengan
air mengalir dan dikering anginkan
4. Gelas objek dimiringkan, dicuci dengan etanol selama 20-30 detik atau sampai
warna biru tidak luntur lagi
5. Cat penutup safranin diteteskan, dibandingkan selama 2 menit. Dicuci dengan air
mengalir dan dikering anginkan
6. Bagian yang ada preparatnya ditutup dengan gelas penutup. Hasil pengecatan
diamati dibawah mikroskop menggunakan lensa objektif minyak imersin. Dicatat
hasil pengecatan gram + atau -, dicatat pula bentuk sel dan ciri-ciri yang lain (cara
pengelompokan) misalnya setunggal, berpasangan, membentuk rantai atau
bergelombang.

9
Hasil pengecatan gram:
1. E.Coli (gram - ) berwarna merah

1. Bacillus Subtilis (gram +) berwarna ungu

b. Pengecatan endospora
Prinsip pewarnaan ini digunakan untuk membedakan spora dari sel vegetatif. Zat
warna yang paling sering digunakan untuk mewarnai spora adalah malachite green
(Schaeffer dan Fulton) yang akan tetap diikat oleh spora setelah pencucian dengan
air, dan sebagai “counterstain” digunakan safranin. Dengan cara ini, endospora
yang masih terdapat di dalam sel vegetatif maupun spora bebas akan berwarna
hijau-biru, sedangkan sel vegetatif akan berwarna merah sampai merah muda.
Metode Schaeffer-Fulton :
- Membedakan sel spora dengan sel vegetativ menggunakan pereaksi malachite
green yang diikat oleh spora setelah pencucian dengan air

endospora

Sel vegetatif

10
Cara kerja:

Hasil praktikum:
1. Bacilus substilis
Warna sel vegetatif transparan
Perbesaran : 1000x
Warna spora :-
Letak spora :-

11
2. Eschericia coli
Warna sel vegetatif hijau
Perbesaran : 1000x
Warna spora :-
Letak spora :-

C. Ciri ciri gram positif dan gram negatif


Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
1.      Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
2.      Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat didalam.
3.      lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
4.      Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
5.      Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal
violet.
6.      Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
7.      Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
8.      Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat.
9.      Peka terhadap streptomisin.
10.  Toksin yang dibentuk Endotoksin.

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:


1.      Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
2.      Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat
ringan. Mengandung asam tekoat.
3.      Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.

12
4.      Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
5.      Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
6.      Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
7.      Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut.
8.      Tidak peka terhadap streptomisin.
9.      Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Perbedaan Pewarnaan gram negatif dan gram positif

Dengan metode pewarnaan gram yang ditentukan dengan struktur dinding sel
bakteri dalam merespon pewarna. Bakteri gram positif yang memiliki peptidoglikan
akan menyerap warna violet secara kuat sehingga meskipun digunakan alcohol untuk
melunturkan maka akan tetap berwarna ungu. Sedangkan bakteri gram negative yang
memiliki peptidoglikan sedikit pewarna violet akan sengat mudah terbilas yang
akhirnya digantikan dengan pewarna D yaitu safranin yang membuatnya berwarna
merah(Campbell et al, 2003).

D. Kelebihan dan kekurangan pewarnaan gram


Dengan menggunakan pewarnaan gram ini, secara langsung kita dapat
menentukan bakteri itu tergolong bakteri gram positif atau bakteri gram negative.
Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu pewarnaan harus merata dengan waktu
yang tepat sesuai prosedur, agar tidak dihasilkan dua macam warna pada satu jenis
preparat dan memerlukan pewarna lebih dari satu jika dibandingkan pewarnaan
sederhana.
E. Faktor faktor keberhasilan pengecatan gram dan endospora
1. Faktor-faktor keberhasilan pewarnaan Gram:
- Umur kultur
- Pencucian dengan air mengalir
- Waktu decolorization
a. Over : Gram (+) terlihat sebagai Gram (-)
b. Low : Gram (-) terlihat sebagai Gram (+)
- Waktu fiksasi
c. Over : Gosong  kultur berwana hitam
d. Low : Tidak ada kultur pada slide  tidak menempel
- Konsentrasi reagent
- Umur reagent
- Endapan reagent
2. Faktor-faktor keberhasilan pewarnaan Endospora:
- Umur kultur

13
- Waktu Pemanasan
- Waktu decolorization (air mengalir)
- Waktu fiksasi
a. Over : Gosong  kultur berwana hitam
b. Low : Tidak ada kultur pada slide  tidak menempel
- Konsentrasi reagent
- Umur reagent
- Endapan reagent

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat dimengerti bahwa pewarnaan gram merupakan salah
satu cara pewarnaan yang paling sering dilakukan dalam pekerjaan mikrobiologi.
Cara pewarnaan ini diciptakan pertama kali tahun 1884 oleh seorang ahli bakteriologi
yang bernama Christian Gram. Cara pewarnaan ini merupakan cara pewarnaan
diferensial, di mana dengan cara ini bakteri dapat dibedakan menjadi dua grup, yaitu
bakteri gram positif dan gram negatif. endospora juga lebih tahan terhadap
pewarnaan, dan sekali berhasil diwarnai, spora sangat sukar untuk melepaskan zat
warna sehingga tidak dapat mengikat zat warna lainnya yang diberikan kemudian
(counterstain). Prinsip pewarnaan ini digunakan untuk membedakan spora dari sel
vegetatif. Perbedaan Pewarnaan gram negatif dan gram positif.
Dengan metode pewarnaan gram yang ditentukan dengan struktur dinding sel
bakteri dalam merespon pewarna. Bakteri gram positif yang memiliki peptidoglikan
akan menyerap warna violet secara kuat sehingga meskipun digunakan alcohol untuk
melunturkan maka akan tetap berwarna ungu. Sedangkan bakteri gram negative yang
memiliki peptidoglikan sedikit pewarna violet akan sengat mudah terbilas yang
akhirnya digantikan dengan pewarna D yaitu safranin yang membuatnya berwarna
merah(Campbell et al, 2003).

Dengan menggunakan pewarnaan gram ini, secara langsung kita dapat


menentukan bakteri itu tergolong bakteri gram positif atau bakteri gram negative.
Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu pewarnaan harus merata dengan waktu
yang tepat sesuai prosedur, agar tidak dihasilkan dua macam warna pada satu jenis
preparat dan memerlukan pewarna lebih dari satu jika dibandingkan pewarnaan
sederhana.

15
B. Saran
Makalah ini masih memiliki kekurangan informasi. Diharapkan kepada para
penulis agar dalam pembuatan tugas selanjutnya dapat lebih baik lagi karena kami akui
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan untuk para pembaca
diharapkan ada saran dan kritik yang membangun supaya makalah kedepannya bisa
tersusun secara sempurna. Semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Silvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta.

Volk & Wheeler. 2000. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Tusiwahyu,2020,buku petunjuk praktikum mikrobiologi dan parasitologi,Yogyakarta:stikes


surya global

http://repository.ut.ac.id/4676/1/PANG4422-M1.pdf
https://www.academia.edu/13411203/LAPORAN_PEWARNAAN_BAKTERI_PEWARNA
AN_GRAM

17

Anda mungkin juga menyukai