PERCOBAAN 2
TEKNIS ASEPTIS DAN TEKNIK INOKULASI,SERTA PEREMAJAAN
BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR
Disusun oleh :
Zhahra Fauzhia Yusup (10060322001)
Faisal Syahrul Abidin (10060322002)
Daffa Hanif Fadillah (10060322003)
Tiara Hasya Juhara (10060322004)
Roza Kholila Rosyada (10060322005)
PENGETAHUAN ALAM
2023 M/1444 H
PERCOBAAN 2
TEKNIS ASEPTIS DAN TEKNIK INOKULASI SERTA
PEREMAJAAN BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.Melakukan inokulasi dengan teknik aseptis.
2. Melakukan inokulasi menggunakan media padat dan media cair.
3. Melakukan inokulasi dengan cara goresan dan tusukan.
4.Mengamati pertumbuhan bakteri pada media yang sudah
diinokulasikan.
II. Teori Dasar
1. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati.
Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau
filtrasi (Gruendemann, 2006). Sterilisasi adalah proses pemanasan yang
dilakukan untuk mematikan semua mikroorganisme pada bahan
makanan. Sterilisasi biasanya dikombinasi dengan pengemasan hermetis
untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud pengemasan
hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak dapat
ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti,
2001).
Sterilisasi peralatan atau bahan yang pergunakan dalam bidang
mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan
mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu
atau merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang
dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia, dan mekanik yang
membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme disebut dengan
sterilisasi (Waluyo, 2010).
Sterilisasi yang dilakukan adalah sterilisasi panas lembab
menggunakan autoklaf. Sterilisasi ini merupakan metode sterilisasi paling
efisien, dimana alat-alat yang disterilisasi tersebut terkena uap air dengan
suhu di atas 100°C yang dihasilkan saat uap berada di bawah tekanan.
Uap dihasilkan langsung di peralatan atau dipasok melalui sambungan ke
saluran uap bertekanan tinggi (Burrows, 1959).
1. Inokulasi
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan
penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat
yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini
agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Inokulasi dilakukan pada inokula, yaitu berupa inokulum
(mikroorganisme) atau patogen yang diinokulasikan ke dalam sebuah
medium atau inang, mikroorganisme tersebut masih dalam keadaan hidup
atau masih berada pada fase pertumbuhan yang sehat (Dwijoseputro,
1998).
Media atau medium berfungsi untuk mengisolasi, menumbuhkan
mikroorganisme, memperbanyak jumah, menguji sifat fisiologis dan
menghitung jumlah mikroba. Dalam proses pembuatan medium harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada medium (Yusdiani, 2016).
Media yang baik memiliki beberapa syarat berikut ini:
1) Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
pengembangbiakan mikroba.
2) Mempunyai tekanan osmotik, tegangan permukaan pH yang sesaui
dengan kebutuhan mikroba.
3) Steril, sebelum ditanami mikroa tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang
tidak diharapkan (Yusdiani, 2016).
Sebagian besar bakteri dan jamur heterotrofik ditanami di media
kompleks. Media kompleks terdiri dari nutrisi seperti ekstrak ragi, daging
sapi atau tanaman, atau dari sumber lainnya. Pada media kompleks,
dibutuhkan energi, karbon, nitrogen, dan sulfur sebagai persyaratan
mikroorganisme tumbuh dipenuhi sebagian besar oleh protein. Protein
adalah molekul besar yang relatif tidak larut sehingga hanya sedikit
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan secara langsung. Tapi
pencernaan sebagian oleh asam atau enzim mengurangi protein menjadi
asam amino yang lebih pendek, yang disebut pepton, berupa fragmen
kecil yang dapat larut ini dicerna oleh bakteri (Tortora, 1986).
Beberapa bakteri yang dibudidayakan di laboratorium dapat
tumbuh dengan baik pada media apapun, ada juga bakteri yang
memerlukan media khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, dan
ada juga bakteri yang masih belum bisa berkembang dan hidup di media
budidaya. Sehingga untuk menumbuhkan suatu budidaya bakteri, harus
diketahui kriteria apa yang harus dipenuhi oleh medium budi daya
(Tortora, 1986).
Berdasarkan ada tidaknya bahan tambahan berupa zat pemadat
(seperti agar dan gelatin) dikenal tiga bentuk media, yaitu:
1. Media padat: media yang ditambah tepung agar sebanyak 12-15%. Media
ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya,
yaitu media tegak, media miring, dan media lempeng. Media tegak
menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya. Media
miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan. Media lempeng
menggunakan cawan petri sebagai wadahnya. Media padat umumnya
dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan terkadang juga mikroalga
(Yusdiani, 2016). NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan
sebagai media pertumbuhan bakteri. NA juga bisa disebut sebagai nutrisi
padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar-agar
hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar
dapat mudah menjadi padat pada suhu komposisi yaitu agar-agar yang
telah di panaskan dan mencair dengan suhu 95°C (Sandra, 2013).
2. Media semi padat atau semi cair: media yang mengandung agar 0,3 – 0,4
%, sehingga media menjadi lebih kenyal, tidak padat, dan tidak begitu
cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikoba yang banyak
memerlukan kandungan air dan hidup anaerob atau fakultatif (Yusdiani,
2016).
3. Media cair: secara umum medium cair adalah medium yang berbentuk
cair karena tidak ada penambahan zat pemadat. Medium cari dapat
digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam
jumlah besar, penelaahan fermentasi, dan berbagai macam uji (Waluyo,
2010). NB (Nutrient broth) merupakan media pertumbuhan dalam bentuk
cair, tersedia dalam bentuk tabung dan umumny hanya digunakan untuk
menumbuhkan koloni bakteri (tidak untuk mihat sifat bakteriataupun
unutk mlihat mikroorganisme lain yang tumbuh. Keuntungan dari
penggunaan media cair yaitu dapat melarutkan zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri (Sandra, 2013).
Ahli mikrobiologi menggunakan beberapa prosedur untuk
mengisolasi dan menumbuhkan koloni dari mikroorganisme, yaitu:
1. Metode cawan tuang: penggunaan media padat membuat isolasi bakteri
dalam kultur murni. Dalam metode ini, pengenceran bakteri yang
tersuspensi dengan cairan dicampur dengan nutrient agar yang belum
memadat. Kemudian agar-agar dituangkan ke dalam cawan petri,
didinginkan sampai mengeras, dan diinkubasi. Dalam tuangan cawan
tersebut, bakteri individu tumbuh menjadi koloni di bawah dan di
permukaan agar.
2. Metode cawan sebar: dengan metode alternatif untuk mengisolasi koloni
bakteri, suspensi bakteri diencerkan dengan cairan dan kemudian
disebarkan pada media agar-agar nutrisi. Metode ini juga disebut metode
spread plate. Batang kaca bengkok yang telah disterilkan merupakan alat
yang digunakan untuk menyebarkan bakteri pada media.
3. Metode cawan gores: metode isolasi yang paling umum digunakan adalah
metode cawan gores. Jarum inokulasi steril dicelupkan ke dalam kultur
campuran dan digores dengan pola tertentu di atas permukaan media
nutrisi. Karena pola itu dilacak, bakteri digosok dari jarum ke medium, di
jalur sel yang semakin sedikit (Tortora, 1986).
2.3 Klasifikiasi Bakteri
1) Pseudomonas aeruginosa
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadadaceae
Genus : Pseudomonas
2) Staphylococus aeruginosa
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococus
3) Bacillus subtilis
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
4) Escherichia coli
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli (Dwidjoseputro, 1998).
No Alat Bahan
Biakan bakteri (Staphylococus aerus, Pseudomonas
1 Bunsen
aeruginosa, Bacillus subtilis, Escherichia coli )
2 Cawan petri steril Media Nutrien Agar
3 Gelas kimia Media Nutrien Broth
4 Inkubator
5 Jarum ose lurus dan bundar
6 Kain lap
7 Korek api
8 Pulpen
9 Penangas
10 Pipet ukur 10 ml
11 Rak tabung reaksi
12 Tabung reaksi steril
13 Vortex mixer
V. DATA PENGAMATAN
Dari hasil percobaan, di dapatkan hasil sebagai berikut :
Bentuk
Media dan
Nama Bakteri Pengamatan
Metode
Staphylococcus
aureus Plat agar
(swab) Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
Warna media setelah inokulasi putih
bening
Warna koloni bakteri bercak putih
Letak pertumbuhan setelah inokulasi
koloni tidak menyebar, sesuai goresan
Staphylococcus aureus termasuk ke dalam
bakteri anaerob fakultatif
Pseudomona Plat agar Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
saeruginosa (swab) Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
Warna media setelah inokulasi putih
bening
Warna koloni bakteri putih transparan
Letak pertumbuhan bakteri
setelah inokulasi tersebar
Pseudomonas aeruginosa termasuk ke
dalam bakteri anaerob fakultatif
Pseudomonas Agar
aeruginosa tegak
Staphylococcus Agar
aureus miring
Pseudomonas Agar
Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
aeruginosa miring
Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
Warna koloni bakteri transparan
Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni tidak dapat terlihat
Bacillus Media
subtilis Cair
Escherichia Media
coli cair
Pada praktikum kali ini digunakan dua jenis media yaitu media padat
(Nurient Agar) yang berupa plat agar, agar miring, agar tegak, dan media
cair (Nutrient Broth) yang berupa tabung. Komposisi NA dan NB
mempunyai kesamaan, yaitu terdapat nutrisi, ekstrak daging, dan pepton.
Yang membedakan antara NA dan Nb yaitu pada NA memiliki
komposisi agar sebagai zat pemadat, sedangkan NB tidak memiliki
komposisi agar. NA dan NB pada umunya merupakan media umum yang
dapat menumbuhkan hampir semua mikroorganisme. Kontaminasi
utama biasanya berasal dari udara yang membawa mikroorganisme lain
yang membuat inokulasi tersebut menjadi gagal, maka dari itu semua alat
yang akan digunakan harus keadaan steril. Sterilisasi yang digunakan
pada praktikum kali ini yaitu strilisasi uap (panas lembab). Prinsip
sterilisasi uap tersebut yaitu proses sterilisasi thermal yang menggunakan
uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121oC. Kecuali
dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf dan
mungkin merupakan proses strilisasi yang paling banyak dilakukan.
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan biakan murni adalah dengan
cara goresan (streak) dan cara tusuk. Teknik inokulasi merupakan suatu
pemindahan bakteri ke dalam media yang telah disediakan untuk
pengamatan. (Emma, 2013).
6.2. Pembuatan Plat Agar (Streak dan Swab), Agar Miring, Agar Tegak,
dan Media Cair Dalam Tabung
Pada agar tegak dipadakat pada rak tabung reaksi agar posisi tetap
tegak, agar tegak berfungsi untuk melihat pertumbuhan koloni
berdasarkan kebutuhan oksigen (O2) karena pada posisi ini bagian tengah
ke permukaan media kaya akan O2 (anaerob fakultatif), sedangkan tengah
ke dasar media kurang akan O2 (anaerob obligat). Bakteri berdasarkan
kebutuhan O2 dibagi menjadi 2, yaitu aerob yang harus hidup dengan
adanya O2 dan anaerob yang hidup tidak adanya O2. Anaerob yang hidup
tida adanya O2. Anaerob dibagi menjadi 2 yaitu anaerob obligat yaitu
bakteri yang tidak dapat tumbuh pada kondisi adanya O2 sama sekali
sedangkan anaerob fakultatif yaitu bakteri yang masih hidup adanya O2
walaupun sedikit.
Teknik inokulasi yang digunakan pada plat agar dan agar miring
adalah teknik gores (streak) dengan menggunakan jarum ose bundar.
Pada saat prosesinokulasi, jarum ose dipanaskan hingga membara hal ini
bertujuan untuk mensterilisasi jarum dari mikroorganisme lain sebelum
digunakan, lalu jarum ose didinginkan agar bakteri tida mati saat
pengambil inokula. Pengambilan inokula dengan cara menggoreskan ose
bulat secara zig-zag dari ujung hingga ke atas media agar memungkikan
bakteri teambil banyak. Metode penggoresannya dengan cara goresan
rapat zig-zag dari bagian bawah sampai bagian atas media. Goresan zig-
zag dilakukan dengan tujuan untuk memperluas bidang permukaan
koloni bakteri, membuat pola pertumbuhan.
Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan diamati
pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang diperoleh pada
metode ini, terdapat persamaan pada warna media sebelum dan
sesudah dilakukan inokulasi, dimanan sebelumnya warna media yaitu
kuning jernih, setelah diinokulasi, media tetap berwarna kuning
bening, warna koloninya putih dengan letak pertumbuhan zig-zag,
sesuai goresan. Bacillus subtilis termasuk ke dalam bakteri anaerob
fakultatif.
b. Bakteri Staphylococcus aureus