Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PERCOBAAN 2
TEKNIS ASEPTIS DAN TEKNIK INOKULASI,SERTA PEREMAJAAN
BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR
Disusun oleh :
Zhahra Fauzhia Yusup (10060322001)
Faisal Syahrul Abidin (10060322002)
Daffa Hanif Fadillah (10060322003)
Tiara Hasya Juhara (10060322004)
Roza Kholila Rosyada (10060322005)

Shift/ Kelompok : A/01


Tanggal Praktikum : Senin, 20 Februari 2023
Tanggal Laporan : Senin, 27 Februari 2023
Nama Asisten : Aisyah Q., S.Farm

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2023 M/1444 H
PERCOBAAN 2
TEKNIS ASEPTIS DAN TEKNIK INOKULASI SERTA
PEREMAJAAN BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.Melakukan inokulasi dengan teknik aseptis.
2. Melakukan inokulasi menggunakan media padat dan media cair.
3. Melakukan inokulasi dengan cara goresan dan tusukan.
4.Mengamati pertumbuhan bakteri pada media yang sudah
diinokulasikan.
II. Teori Dasar
1. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati.
Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau
filtrasi (Gruendemann, 2006). Sterilisasi adalah proses pemanasan yang
dilakukan untuk mematikan semua mikroorganisme pada bahan
makanan. Sterilisasi biasanya dikombinasi dengan pengemasan hermetis
untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud pengemasan
hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak dapat
ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti,
2001).
Sterilisasi peralatan atau bahan yang pergunakan dalam bidang
mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan
mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu
atau merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang
dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia, dan mekanik yang
membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme disebut dengan
sterilisasi (Waluyo, 2010).
Sterilisasi yang dilakukan adalah sterilisasi panas lembab
menggunakan autoklaf. Sterilisasi ini merupakan metode sterilisasi paling
efisien, dimana alat-alat yang disterilisasi tersebut terkena uap air dengan
suhu di atas 100°C yang dihasilkan saat uap berada di bawah tekanan.
Uap dihasilkan langsung di peralatan atau dipasok melalui sambungan ke
saluran uap bertekanan tinggi (Burrows, 1959).

1. Inokulasi
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan
penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat
yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini
agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Inokulasi dilakukan pada inokula, yaitu berupa inokulum
(mikroorganisme) atau patogen yang diinokulasikan ke dalam sebuah
medium atau inang, mikroorganisme tersebut masih dalam keadaan hidup
atau masih berada pada fase pertumbuhan yang sehat (Dwijoseputro,
1998).
Media atau medium berfungsi untuk mengisolasi, menumbuhkan
mikroorganisme, memperbanyak jumah, menguji sifat fisiologis dan
menghitung jumlah mikroba. Dalam proses pembuatan medium harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada medium (Yusdiani, 2016).
Media yang baik memiliki beberapa syarat berikut ini:
1) Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
pengembangbiakan mikroba.
2) Mempunyai tekanan osmotik, tegangan permukaan pH yang sesaui
dengan kebutuhan mikroba.
3) Steril, sebelum ditanami mikroa tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang
tidak diharapkan (Yusdiani, 2016).
Sebagian besar bakteri dan jamur heterotrofik ditanami di media
kompleks. Media kompleks terdiri dari nutrisi seperti ekstrak ragi, daging
sapi atau tanaman, atau dari sumber lainnya. Pada media kompleks,
dibutuhkan energi, karbon, nitrogen, dan sulfur sebagai persyaratan
mikroorganisme tumbuh dipenuhi sebagian besar oleh protein. Protein
adalah molekul besar yang relatif tidak larut sehingga hanya sedikit
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan secara langsung. Tapi
pencernaan sebagian oleh asam atau enzim mengurangi protein menjadi
asam amino yang lebih pendek, yang disebut pepton, berupa fragmen
kecil yang dapat larut ini dicerna oleh bakteri (Tortora, 1986).
Beberapa bakteri yang dibudidayakan di laboratorium dapat
tumbuh dengan baik pada media apapun, ada juga bakteri yang
memerlukan media khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, dan
ada juga bakteri yang masih belum bisa berkembang dan hidup di media
budidaya. Sehingga untuk menumbuhkan suatu budidaya bakteri, harus
diketahui kriteria apa yang harus dipenuhi oleh medium budi daya
(Tortora, 1986).
Berdasarkan ada tidaknya bahan tambahan berupa zat pemadat
(seperti agar dan gelatin) dikenal tiga bentuk media, yaitu:
1. Media padat: media yang ditambah tepung agar sebanyak 12-15%. Media
ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya,
yaitu media tegak, media miring, dan media lempeng. Media tegak
menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya. Media
miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan. Media lempeng
menggunakan cawan petri sebagai wadahnya. Media padat umumnya
dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan terkadang juga mikroalga
(Yusdiani, 2016). NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan
sebagai media pertumbuhan bakteri. NA juga bisa disebut sebagai nutrisi
padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar-agar
hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar
dapat mudah menjadi padat pada suhu komposisi yaitu agar-agar yang
telah di panaskan dan mencair dengan suhu 95°C (Sandra, 2013).
2. Media semi padat atau semi cair: media yang mengandung agar 0,3 – 0,4
%, sehingga media menjadi lebih kenyal, tidak padat, dan tidak begitu
cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikoba yang banyak
memerlukan kandungan air dan hidup anaerob atau fakultatif (Yusdiani,
2016).
3. Media cair: secara umum medium cair adalah medium yang berbentuk
cair karena tidak ada penambahan zat pemadat. Medium cari dapat
digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam
jumlah besar, penelaahan fermentasi, dan berbagai macam uji (Waluyo,
2010). NB (Nutrient broth) merupakan media pertumbuhan dalam bentuk
cair, tersedia dalam bentuk tabung dan umumny hanya digunakan untuk
menumbuhkan koloni bakteri (tidak untuk mihat sifat bakteriataupun
unutk mlihat mikroorganisme lain yang tumbuh. Keuntungan dari
penggunaan media cair yaitu dapat melarutkan zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri (Sandra, 2013).
Ahli mikrobiologi menggunakan beberapa prosedur untuk
mengisolasi dan menumbuhkan koloni dari mikroorganisme, yaitu:
1. Metode cawan tuang: penggunaan media padat membuat isolasi bakteri
dalam kultur murni. Dalam metode ini, pengenceran bakteri yang
tersuspensi dengan cairan dicampur dengan nutrient agar yang belum
memadat. Kemudian agar-agar dituangkan ke dalam cawan petri,
didinginkan sampai mengeras, dan diinkubasi. Dalam tuangan cawan
tersebut, bakteri individu tumbuh menjadi koloni di bawah dan di
permukaan agar.
2. Metode cawan sebar: dengan metode alternatif untuk mengisolasi koloni
bakteri, suspensi bakteri diencerkan dengan cairan dan kemudian
disebarkan pada media agar-agar nutrisi. Metode ini juga disebut metode
spread plate. Batang kaca bengkok yang telah disterilkan merupakan alat
yang digunakan untuk menyebarkan bakteri pada media.
3. Metode cawan gores: metode isolasi yang paling umum digunakan adalah
metode cawan gores. Jarum inokulasi steril dicelupkan ke dalam kultur
campuran dan digores dengan pola tertentu di atas permukaan media
nutrisi. Karena pola itu dilacak, bakteri digosok dari jarum ke medium, di
jalur sel yang semakin sedikit (Tortora, 1986).
2.3 Klasifikiasi Bakteri
1) Pseudomonas aeruginosa
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Pseudomonadadaceae

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas aeruginosa (Ryan, 2004).

2) Staphylococus aeruginosa

Kingdom : Bacteria

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Ordo : Bacillales

Famili : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococus

Species : Staphylococus aureus (Dwidjoseputro, 1998).

3) Bacillus subtilis

Kingdom : Bacteria

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Ordo : Bacillales

Famili : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : Bacillus subtilis (Madigan, 2005).

4) Escherichia coli
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli (Dwidjoseputro, 1998).

III. Alat dan bahan

No Alat Bahan
Biakan bakteri (Staphylococus aerus, Pseudomonas
1 Bunsen
aeruginosa, Bacillus subtilis, Escherichia coli )
2 Cawan petri steril Media Nutrien Agar
3 Gelas kimia Media Nutrien Broth
4 Inkubator
5 Jarum ose lurus dan bundar
6 Kain lap
7 Korek api
8 Pulpen
9 Penangas
10 Pipet ukur 10 ml
11 Rak tabung reaksi
12 Tabung reaksi steril
13 Vortex mixer
V. DATA PENGAMATAN
Dari hasil percobaan, di dapatkan hasil sebagai berikut :

Bentuk
Media dan
Nama Bakteri Pengamatan
Metode

Bacillus Plat agar  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


subtilis (streak)  Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi putih
bening
 Warna koloni bakteri bercak putih
 Letak pertumbuhan setelah inokulasi
koloni bakteri menyebar dan sesuai
garis goresan

 Bacillus subtilis termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif
Staphylococcus Plat agar  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
aureus (streak)  Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi
putih bening
 Warna koloni bakteri putih
 Letak pertumbuhan tidak menyebar,
sesuai goresan

 Staphylococcus aureus termasuk ke


dalam bakteri anaerob fakultatif

Pseudomonas Plat agar


aeruginosa (streak)

 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi
kuning bening
 Warna inokulasi setelah inokulasi putih
bening
 Warna koloni bakteri transparan
 Letak pertumbuhan setelah inokulasi
koloni bakteri terbentuk tak dapat diamati
 Pseudomonasa eruginosa termasuk ke
dalam bakteri anaerob fakultatif

Escherichia Plat agar


coli (streak)  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulas putih bening
 Warna koloni bakteri bercak putih
 Letak pertumbuhan setelah inokulasi
bakteri sesuai garis

 Escherichia coli termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif

Bacillus Plat agar


subtilis (swab)
 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi putih
bening
 Warna koloni bakteri bercak putih
kekuningan
 Letak pertumbuhan mengikuti goresan
 Bacillus subtilis termasuk ke dalam
bakteri anaerob fakultatif

Staphylococcus
aureus Plat agar
(swab)  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi putih
bening
 Warna koloni bakteri bercak putih
 Letak pertumbuhan setelah inokulasi
koloni tidak menyebar, sesuai goresan
 Staphylococcus aureus termasuk ke dalam
bakteri anaerob fakultatif
Pseudomona Plat agar  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
saeruginosa (swab)  Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi putih
bening
 Warna koloni bakteri putih transparan
 Letak pertumbuhan bakteri
setelah inokulasi tersebar
 Pseudomonas aeruginosa termasuk ke
dalam bakteri anaerob fakultatif

Escherichia Plat agar


coli (swab)

 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi putih
bening
 Warna koloni bakteri bercak putih
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi tersebar mengikuti goresan
 Escherichia coli termasuk ke dalam
bakteri anaerob fakultatif

Bacillus Agar  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


subtilis tegak  Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
 Warna koloni bakteri putih kekuningan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi tengah ke atas mengikuti
tusukan

 Bacillus subtilis termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif
Staphylococcu Agar  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
s aureus tegak  Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
 Warna koloni bakteri putih kekuningan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi tengah ke atas mengikuti
tusukan

 Staphylococcus aureus termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif

Pseudomonas Agar
aeruginosa tegak

 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
 bening
 Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
 Warna koloni bakteri putih kekuningan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni tengah ke bawah

 Pseudomonas aeruginosa termasuk ke


dalam bakteri anaerob fakultatif

 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


Escherichia Agar
 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
coli tegak
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
 Warna koloni bakteri putih kekuningan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni tengah ke atas mengikuti
tusukan

 Escherichia coli termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif
 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
Bacillus Agar
 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
subtilis miring
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
 Warna koloni bakteri putih kekuningan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni sesuai goresan

 Bacillus subtilis termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif

Staphylococcus Agar
aureus miring

 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
 Warna koloni bakteri putih kekuningan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni terbentuk rapat mengikuti
arah goresan zig-zag

 Staphylococcus aureus termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif

Pseudomonas Agar
 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
aeruginosa miring
 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
 Warna koloni bakteri transparan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni tidak dapat terlihat

 Pseudomonasa eruginosa termasuk


ke dalam bakteri anaerob fakultatif
Escherichia Agar  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23
coli miring  Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
bening
 Warna media setelah inokulasi kuning
bening agak keruh
 Warna koloni bakteri putih
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni rapat mengikuti zig-zag

 Escherichia coli termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif

Bacillus Media
subtilis Cair

 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
keruh
 Warna media setelah inokulasi kuning
pucat
 Warna koloni bakteri putih
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni terbentuk pada
permukaan tabung reaksi

 Bacillus subtilis termasuk ke


dalam bakteri anaerob fakultatif

Staphylococcus Media  Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


aureus cair  Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
keruh
 Warna media setelah inokulasi kuning
pucat
 Warna koloni bakteri kuning kecoklatan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni warna media berubah
keruh (terjadi pertumbuhan bakteri)

 Staphylococcus aureus termasuk ke


dalam bakteri anaerob fakultatif
 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23

Pseudomonas Media  Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23

aeruginosa cair  Warna media sebelum inokulasi kuning


keruh
 Warna media setelah inokulasi kuning
pucat
 Warna koloni bakteri putih kecoklatan
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni terbentuk pada
permukaan tabung reaksi. Media cair
keruh

 Pseudomonas aeruginosa termasuk


ke dalam bakteri anaerob fakultatif

Escherichia Media
coli cair

 Waktu inokulasi Senin, 20/02/23


 Waktu pengamatan Selasa, 21/02/23
 Warna media sebelum inokulasi kuning
keruh
 Warna media setelah inokulasi kuning
pucat
 Warna koloni bakteri putih
 Letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi koloni warna media berubah
keruh (terjadi pertumbuhan bakteri)

 Escherichia coli termasuk ke dalam


bakteri anaerob fakultatif
VI. Pembahasan

6.1. Persiapan dan Sterilisasi Alat

Praktikum kali ini bertujuan untuk menginokulasi (perkembangan


biakan) bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeuginosa,
Bacillus subtilis, serta Escherichia coli dengan berbagai metode untuk
dilihat pertumbuhanya, serta diamati karakterisitik morfologinya ,
menggunakan teknik aseptis.

Teknis aseptis ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi selama


percobaan. Sterilisasi juga dilakukan untuk menghilangkan mikroba dari
kontaminan sehingga bahan dan semua alat laboratorium dalam kondisi
steril (Kusnadi, 2003).

Sterilisasi juga dilakukan untuk menghilangkan mikroba dari


kontaminan sehingga bahan dan semua alat laboratorium dalam kondisi
steril (Kusnadi, 2003).

Pada praktikum kali ini digunakan dua jenis media yaitu media padat
(Nurient Agar) yang berupa plat agar, agar miring, agar tegak, dan media
cair (Nutrient Broth) yang berupa tabung. Komposisi NA dan NB
mempunyai kesamaan, yaitu terdapat nutrisi, ekstrak daging, dan pepton.
Yang membedakan antara NA dan Nb yaitu pada NA memiliki
komposisi agar sebagai zat pemadat, sedangkan NB tidak memiliki
komposisi agar. NA dan NB pada umunya merupakan media umum yang
dapat menumbuhkan hampir semua mikroorganisme. Kontaminasi
utama biasanya berasal dari udara yang membawa mikroorganisme lain
yang membuat inokulasi tersebut menjadi gagal, maka dari itu semua alat
yang akan digunakan harus keadaan steril. Sterilisasi yang digunakan
pada praktikum kali ini yaitu strilisasi uap (panas lembab). Prinsip
sterilisasi uap tersebut yaitu proses sterilisasi thermal yang menggunakan
uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121oC. Kecuali
dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf dan
mungkin merupakan proses strilisasi yang paling banyak dilakukan.
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan biakan murni adalah dengan
cara goresan (streak) dan cara tusuk. Teknik inokulasi merupakan suatu
pemindahan bakteri ke dalam media yang telah disediakan untuk
pengamatan. (Emma, 2013).

Teknik metode gores lebih menguntungkan jika ditinjau dari segi


ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Prinsipnya yaitu inokula digoreskan
ke permukaan media dengan jarum ose. Diantara garis-garis goresan
akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehinnga dapat tumbuh
menjadi koloni (Emma, 2013).

Sedangkan pada teknik metode tusuk mempunyai prinsip dengan cara


menusukan ke jarum ose kedalam media yang terdapat inokula. Sebelum
memulai praktikum, terlebih dahulu meja disterilkan dengan alkohol
70%. Alkohol berfungsi sebagai desinfektan yang dapat membunuh
mikroba penyebab infeksi (Kusnadi, 2003). Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi kesalahan dalam melakukan praktikum pada
laboratorium.

6.2. Pembuatan Plat Agar (Streak dan Swab), Agar Miring, Agar Tegak,
dan Media Cair Dalam Tabung

Tahap praktikum selanjutnya adalah membuat masing-masing media


yang digunakan untuk inokulasi. Alat yang digunakan untuk membuat
plat agar atau disebut juga media lempeng adalah cawan petri steril,
sedangkan alat yang digunakan untuk pembuatan agar miring, dan media
cair dalam tabung adalah tabung reaksi steril. Alat yang steril dapat
memudahkan pengamatan dan alat yang sudah steril juga jauh dari
kontaminasi mikroorganisme yang dibawa oleh udara sekitar, sehingga
mendapatkan data yang akurat. Kemudian Nutrient agar cair dan Nutrien
Broth dipipet sebanyak 20 ml ke dalam cawan petri steril dan tabung
reaksi steril.
Dalam proses pemindahan NA dan NB ke dalam masing-masing alat
digunakan teknis aseptis secara flambir (pemijaran). Tujuan dari flambir
tersebut untuk mencegah alat alat yang digunakan selama praktikum
terkontaminasi oleh bakteri yang mengganggu selama praktikum maka
dilakukan flambir. Flambir dilakukan ketika sebelum dan sesudah
dimasukan Nutrien secara berkala. Setelah itu, biarkan media hingga
memadat. Pada plat agar (streak dan swab) cara tersebut berfungsi untuk
mengamati koloni dilihat dari karakteristik berupa warna, bentuk dan
jumlah karena mempunyai luas permukaan yang cukup luas sehingga
memudahkan pengamatan tersebut.

Pada agar miring dipadatkan dengan posisi ini dimiringkan dengan


bantuan bolpoin agar posisi miring, agar miring berfungsi untuk
melakukan proses peremajaan dan pengamatan reaksi biokimia karena
pada posisi miring serta luas permukaan kecil, morfologi koloni dapat
terlihat dengan jelas.

Pada agar tegak dipadakat pada rak tabung reaksi agar posisi tetap
tegak, agar tegak berfungsi untuk melihat pertumbuhan koloni
berdasarkan kebutuhan oksigen (O2) karena pada posisi ini bagian tengah
ke permukaan media kaya akan O2 (anaerob fakultatif), sedangkan tengah
ke dasar media kurang akan O2 (anaerob obligat). Bakteri berdasarkan
kebutuhan O2 dibagi menjadi 2, yaitu aerob yang harus hidup dengan
adanya O2 dan anaerob yang hidup tidak adanya O2. Anaerob yang hidup
tida adanya O2. Anaerob dibagi menjadi 2 yaitu anaerob obligat yaitu
bakteri yang tidak dapat tumbuh pada kondisi adanya O2 sama sekali
sedangkan anaerob fakultatif yaitu bakteri yang masih hidup adanya O2
walaupun sedikit.

Pada media cair dalam tabung berfungsi untuk peremajaan dan


pengenceran koloni hasil yang di dapat adalah dengan melihat ada atau
tidaknya perubahan warna dalam cairan yang menjadi lebih keruh.
6.3. Teknik Inokulasi Pada Plat Agar (Streak dan Swab), Agar Miring,
Agar Tegak, dan Media Cair

Teknik inokulasi yang digunakan pada plat agar dan agar miring
adalah teknik gores (streak) dengan menggunakan jarum ose bundar.
Pada saat prosesinokulasi, jarum ose dipanaskan hingga membara hal ini
bertujuan untuk mensterilisasi jarum dari mikroorganisme lain sebelum
digunakan, lalu jarum ose didinginkan agar bakteri tida mati saat
pengambil inokula. Pengambilan inokula dengan cara menggoreskan ose
bulat secara zig-zag dari ujung hingga ke atas media agar memungkikan
bakteri teambil banyak. Metode penggoresannya dengan cara goresan
rapat zig-zag dari bagian bawah sampai bagian atas media. Goresan zig-
zag dilakukan dengan tujuan untuk memperluas bidang permukaan
koloni bakteri, membuat pola pertumbuhan.

Teknik inokulasi yang digunakan pada agar tegak dengan


menggunakan teknik tusuk dimana inokula diambil dengan jarum ose
lurus. Sama halnya pada saat di teknik gores, jarum ose dipanaskan
hingga membara untuk menstrerilkan dari mikroorganisme lain. Metode
penggoresannya dengan cara ditusukkannya jarum ose lurus yang sudah
terdapat inokula pada poros tengah tabung sampai mendekati dasar
tabung, kemudian ditarik kembali perlahan-lahan. Pengambilan inokula
dengan menggunakan jarum ose lurus memudahkan untuk menembus
media yang sifatnya padat.

Teknik inokulasi yang digunakan pada media cair pengambilan


inokula menggunakan jarum ose bundar, diinokulasi pada media cair
dalam tabung reaksi steril, dan agak diaduk sedikit demi sedikit
setidaknya 3 kali diharapkan bakteri yang diinokulasi terambil banyak.

Setelah media diinokulasi semua, media tersebut diinkubasi ke dalam


inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam. Suhu 37℃ digunakan pada
penginkubasiaan kali ini karena suhu tersebut sangat optimum untuk
pertumbuhan bakteri, karena apabila suhu nya terlalu rendah atau terlalu
tinggi bakteri tersebut akan mati. Inkubasi bakteri dilakukan selama 24
jam karena pada waktu tersebut bakteri dimungkinkan telah berada pada
fase logiritmik atau eksponensial, pada waktu tersebut bakteri
melakukan pembelahan secara konstan dan jumlah sel meningkat
(Pleezar dan Chan, 2008)

Fungsi inkubasi adalah supaya media dapat terisolasi dengan baik


sebelum dilakukannya pengamatan karakteristik bakteri. Sehingga
dengan isolasi akan mempermudah kita melihat dan mengamati bentuk-
bentuk pertumbuhan mikroba pada beberapa medium yang berbeda-
beda, serta melihat morfologi dari mikroba tersebut (Ghoni, 2013).

6.4. Pembahasan Hasil Pengamatan

Pada praktikum ini digunakan 4 jenis bakteri yang diinokulasikan


dengan menggunakan berbagai media. Bakteri tersebut terdiri dari
Bacillus subtilis , Staphylococcusaureus, Pseudomonas aeruginosa, dan
Escherichia coli. Masing- masing bakteri tersebut memiliki morfologi
dan ciri-ciri yang berbeda.

Bakteri Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif berspora,


berbentuk batang, bersel satu, dan bentuk bacil pendek, berukuran (0,5 -
2,5) x (1,0 - 1,2) μm, bersifat aerob atau anaerob fakultatif, dan bertahan
pada suhu 5 – 75ºC . Sporanya dapat bertahan hidup pada pemanasan
ekstrim yang seringkali digunakan untuk memasak makanan dan juga
mampu membuat produk pangan roti menjadi busuk atau rusak . Bentuk
koloni dari bakteri Bacillus subtilis adalah berwarna putih pucat, tepian
tidak rata, sudut elevasi datar, konsistensi tidak berlendir, permukaan
kasar dan kering, berbentuk bulat sedang-besar (Diarti, Rohmi, Achmad,
& Jiwintarum, 2017).

Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, anaerob


fakultatif, katalase positif dan oksidase negatif. Staphylococcus aureus
tumbuh pada suhu 6,5 - 46º C dan pada pH 4,2-9,3. Koloni tumbuh dalam
waktu 24 jam dengan diameter mencapai 4 mm. Koloni pada perbenihan
padat berbentuk bundar,halus, menonjol dan berkilau. Staphylococcus
aureus membentuk koloni berwarna abu-abu sampai kuning emas tua
(Dewi, 2013).

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri berbentuk batang,


berukuran sekitar 0,6 x 2 µm. Bakteri ini bersifat gram negatif dan
tampak dalam bentuk tunggal, berpasangan, kadang-kadang rantai
pendek dan dapat bergerak (motil) karena adanya satu flagel.
Pseudomonas aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37 – 42°C.
Bakteri ini dapat hidup dan berkembang dalam keadaan tanpa oksigen
(Nugroho, 2010).

Escherichia coli merupakan bakteri yang rentan terhadap suhu tinggi.


Escherichia coli mempunyai suhu maksimum pertumbuhan 40- 45°C, di
atas suhu tersebut bakteri Escherichia coli mengalami inaktivasi.
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang
pendek yang memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-
0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif. Escherichia coli membentuk
koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata (Hawa,
2011).

6.4.1. Plat Agar (Streak)

a. Bakteri Bacillus subtilis

Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan diamati
pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang diperoleh pada
metode ini, terdapat persamaan pada warna media sebelum dan
sesudah dilakukan inokulasi, dimanan sebelumnya warna media yaitu
kuning jernih, setelah diinokulasi, media tetap berwarna kuning
bening, warna koloninya putih dengan letak pertumbuhan zig-zag,
sesuai goresan. Bacillus subtilis termasuk ke dalam bakteri anaerob
fakultatif.
b. Bakteri Staphylococcus aureus

Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan


diamati pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang
diperoleh pada metode ini, terdapat persamaan warna media sebelum
dan sesidah dilakukan inokulasi, dimana sebelumnya warna media
yaitu kuning jernih dan sesudah dilakukan inokulasi, media tetap
berwarna kuning bening, warna koloninya berwarna putih dan letak
pertumbuhan nya zig-zag, sesuai goresan. Staphylococcu s aureus
termasuk ke dalam bakteri anaerob fakultatif.

c. Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan


diamati pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang
diperoleh pada metode ini, terdapat persamaan warna media sebelum
dan sesudah inokulasi, dimana sebelumnya warna media yaitu kuning
jernih dan sesudah dilakukan inokulasi, media tetap berwarna kuning
bening, warna koloninya berwarna bening dan letak pertumbuhanya
zig-zag, sesuai goresan. Pseudomonasa eruginosa termasuk ke dalam
bakteri anaerob fakultatif.

d. Bakteri Escherichia coli

Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan


diamati pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang
diperoleh pada metode ini, terdapat persamaan warna media sebelum
dan sesudah inokulasi, dimana sebelumnua warna media yaitu kuning
jernih dan sesudah inokulasi, media tetap berwarna kuning, warna
koloninya berwarna putih dan letak pertumbuhanya zig-zag , sesuai
goresan. Escherichia coli termasuk ke dalam bakteri anaerob fakultatif.
6.4.2. Plat Agar (Swab)

a. Bakteri Bacillus subtilis

Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan


diamati pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang
diperoleh pada metode ini, terdapat perbedaan warna media sebelum
dan sesudah inokulasi, dimana sebelumnya warna media yaitu kuning
jernih dan sesudah inokulasi, media tetap putih bening, warna
koloninya bercak putih kekuningan. Bacillus subtilis termasuk ke
dalam bakteri anaerob fakultatif.

b. Bakteri Staphylococcus aureus

Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan


diamati pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang
diperoleh pada metode ini,terdapat perbedaan warna media sebelum
dan sesudah inokulasi, dimana sebelumnya warna media yaitu kuning
bening dan sesudah inokulasi, media berwarna putih bening. Warna
koloninya bakteri bercak putih. Staphylococcu s aureus termasuk ke
dalam bakteri anaerob fakultatif.

c. Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan


diamati pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang
diperoleh pada metode ini, terdapat perbedaan warna media sebelum
dan sesudah inokulasi, dimana sebelumnya warna media yaitu kuning
bening dan sesudah inokulasi, media berwarna putih bening. Warna
koloninya bakteri putih transparan. Letak pertumbuhan setelah
inokulasi tidak menyebar dan sesuai goresan. Staphylococcus aureus
termasuk ke dalam bakteri anaerob fakultatif.

d. Bakteri Escherichia coli

Waktu inokulasi dari metode ini adalah 20 Februari 2023 dan


diamati pada tanggal 21 Februari 2023. Berdasarkan data yang
diperoleh pada metode ini, terdapat perbedaan warna media sebelum
dan sesudah inokulasi, dimana sebelumnya warna media yaitu kuning
bening dan sesudah inokulasi, media berwarna putih bening. Warna
koloninya bakteri bercak putih, letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi tersebar mengikuti goresan. Escherichia coli termasuk ke
dalam bakteri anaerob fakultatif

6.4.3. Agar Tegak

Selanjutnya, pembuatan agar tegak yaitu dengan dipipet 20 mL


media Nutrien Agar cair 50℃ ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan
sampai memadat. Kemudian diambil inokula dengan jarum ose lurus,
kemudian diinokulasikan bakteri pada media dengan cara menusukkan
jarum ose tepat pada poros tengah tabung sampai mendekati dasar
tabung, kemudian ditarik perlahan. Pembuatan media agar tegak ini
dilakukan dengan metode tusuk dengan tujuan untuk melihat
karakteristik mikroba berdasarkan kebutuhan oksigen

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri bacillus subtilis


media agar pada tabung reaksi sebelum diinokulasikan berwarna
kuning bening, kemudian setelah diinokulasikan berwarna kuning agak
keruh, warna koloninya bakteri putih kekuningan, letak pertumbuhan
nya bakteri setelah inokulasi tengah ke atas mengikuti tusukan.
Bacillus subtilis termasuk ke dalam bakteri anaerob fakultatif. Dimana
bakteri bisa hidup dengan adanya oksigen atau tidak adanya oksigen.

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri staphylococcus


aureus media agar pada tabung reaksi sebelum dan sesudah
diinokulasi berwana kuning bening, kemudian warna setelah
diinokulasi kuning agak keruh, warna koloni bakteri putih
kekuningan. Letak pertumbuhan bakteri setelah inokulasi tengah ke
atas mengikuti tusukan. Staphylococcu s aureus termasuk ke dalam
bakteri anaerob fakultatif dimana bakteri ini bisa hidup dengan adanya
oksigen dan tanpa oksigen. Sthapylococcus auresus ini merupakan
bakteri gram-positif, beberapa strain dan dapat menghasilkan racun
protein yang sangat tahan terhadap panas,sehingga dapat
menyebabkan penyakit pada manusia.

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri pseudomonas


aeruginosa media agar pada tabung reaksi sebelum dan sesuadah
diinokulasikan berwarna kuning, kemudian warna setelah diinokulasi
berwarna kuning agak keruh, warna koloni bakteri putih kekuningan.
Letak pertumbuhan bakteri setelah inokulasi tengah ke bawah.
Pseudomonas aeruginosa termasuk ke dalam bakteri anaerob
fakultatif. Dimana bakteri bisa hidup atau tidak adanya oksigen.

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri Escherichia coli


media agar pada tabung reaksi sebelum dan sesudah diinokulasikan
berwarna kuning bening dan setelah diinokulasi berwarna kuning
bening agak keruh. Warna koloni bakteri putih kekuningan, letak
pertumbuhan bakteri setelah inokulasi tengah ke atas mengikuti
tusukan. Escherichia coli termasuk ke dalam bakteri anaerob
fakultatif

6.4.4. Agar Miring

Langkah kedua yang dilakukan adalah pembuatan agar miring


dengan cara memflambir pipet volume dan tabung reaksi, kemudian
dipipet 5 ml media nutrient agar cair dan dimasukan kedalam tabung
reaksi steril, lalu diletakkan miring dan biarkan memadat.

Setelah itu, sebelum dilakukan inokulasi tabung reaksi yang


berisi bakteri dan jarum ose bundar diflambir terlebih dahulu kemudian
inokulasikan bakteri pada media agar miring tersebut dengan cara
menggoreskan secara zig-zag dari bagian bawah ke atas.

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri bacillus subtilis


media agar pada tabung reaksi sebelum diinokulasikan berwarna
kuning bening, kemudian setelah diinokulasi berwarna bening agak
keruh, warna koloninya bakteri putih kekurangan. Letak
pertumbuhan bakteri setelah inokulasinya koloni sesuai goresan.
Bacillus subtilis termasuk ke dalam bakteri anaerob fakultatif

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri staphylococcus


aureus media agar pada tabung reaksi sebelum diinokulasikan
berwarna kuning bening, kemudian warna media setelah inokulasi
kuning bening agak keruh, warna koloni bakteri putih kekuningan,
letak pertumbuhan bakteri setelah inokulasi terbentuk rapat mengikuti
arah goresan zig-zag. Staphylococcu s aureus termasuk ke dalam
bakteri anaerob fakultatif.

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri pseudomonas


aeruginosa media agar pada tabung reaksi sebelum diinokulasikan
berwarna inokulasi kuning bening, kemudian warna media setelah
inokulasi bening aga keruh. Warna koloni bakteri transparan. Letak
pertumbuhan bakteri setelah inokulasi koloni tidak dapat terlihat.
Pseudomonas a eruginosa termasuk ke dalam bakteri anaerob
fakultatif

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri Escherichia coli


media agar pada tabung reaksi sebelum diinokulasikan berwarna
kuning bening, kemudian warna setelah inokulasi kuning bening agak
keruh. Warna koloni bakteri putih, letak pertumbuhan bakteri setelah
zinokulasi koloni rapat mengikuti zig-zag. Berdasarkan data
pengamatan untuk bakteri Escherichia coli media agar pada tabung
reaksi sebelum diinokulasikan berwarna.

6.4.5. Media cair

Pada media cair dilakukan memipet 10 mL media Nutrien


Broth yang bersuhu kamar ke dalam tabung reaksi steril. Dan
Diinokulasikan bakteri pada media cair dengan pipet pasteur (jika
inokulasi berasal dari biakan cair). Selanjutnya, diambil dengan jarum
ose bundar (jika inokulasi berasal dari agar miring). diinkubasikan
semua media kedalam inkubator 37℃ selama 24 jam.
Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri bacillus subtilis
media cair pada tabung reaksi sebelum dan sesudah diinokulasikan
berwarna kuning keruh, kemudian setelah inokulasi mejadi kuning
pucat, warna koloni bakteri penuh, letak pertumbuhan bakteri setelah
inokulasi terbentuk pada permukaan tabung reaksi. Bacillus subtilis
termasuk ke dalam bakteri anaerob fakultatif . dimana bakteri yang
bertahan hidup dengan adanya oksigen.

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri staphylococcus


aureus media agar pada tabung reaksi sebelum diinokulasikan
berwarna kuning keruh, kemudian setelah inokulasi berwarna kuning
pucat. Warna koloni bakteri kuning kecoklatan, letak pertumbuhan
bakteri setelah inokulasi warna media berubah keruh (terjadi
pertumbuhan bakteri). Staphylococcus aureus termasuk ke dalam
bakteri anaerob fakultatif.

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri pseudomonas


aeruginosa media cair pada tabung reaksi sebelum diinokulasikan
berwarna kuning keruh, kemudian media berubah warna menjadi
kuning pucat. Warna koloni putih kecoklatan, letak pertumbuhan
bakteri setelah inokulasi terbentuk pada permukaan tabung reaksi,
media cair keruh. Pseudomonasaeruginosa termasuk ke dalam bakteri
anaerob fakultatif.

Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri Escherichia coli


media cair pada tabung reaksi sebelum diinokulasikan berwarna
kuning keruh, kemudian setelah diinokulasi kuning pucat, warna
koloni bakteri putih, letak pertumbuhan bakteri setelah inokulasi warna
media berubah keruh(terjadi pertumbuhan bakteri). Escherichia coli
termasuk ke dalam bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri bertahan
hidup dengan adanya oksigen.
VII. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
media dan metode untuk penginokulasian bakteri dan jamur,
diantaranya plat agar, agar miring, agar tegak ,dan cairan. Selain media
terdapat metode yang digunakan seperti metode gores, tusuk dan tuang.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Burrows, W. (1959). Textbook of Microbiology, Philadelphia, W. B.
Saunders Company.
2. California, The Benjamin/ Cummings Publishing Company. Sandra.
(2013). Mikrobiologi Umum. Jakarta ,Erlangga.
3. Dwidjoseputro, D. (1998). Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang,
Djambatan.
4. Gruendemann. B. J., dan Frensebner. (2006). Buku Ajar
Keperawatan Perioperatif, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
5. Madigan, M. T., David, P., Clarck, David S., John, M. (2011). Brock
Microbiology of Microorganisms, San Francisco, Benjamin
Cummings Publishing.
6. Purnawijayanti, H. A. (2001). Sanitasi, Higine dan Keselamatan
Kerja dalam Pengolahan Makanan, Yogyakarta, Kanisius.
7. Ryan K.J and Ray C.G. (2004). Sherris Medical Microbiology An
Introduction to Infection 4th Edition, New York, Medical Publishing
Division.
8. Sandra. (2013). Mikrobiologi Umum, Jakarta ,Erlangga.
9. Tortora, Gerard J., Berdell R. F., and Christine L. C. (1986).
Microbiology An Introduction, California, The Benjamin/
Cummings Publishing Company.
10. Waluyo, L. (2010). Teknis Dasar Metode Mikrobiologi, Malang,
UMM Press.
11. Yusdiani, D., dkk. (2016). Bakteriologi Bidang Keahlian
Kesehatan, Jakarta, Penerbit ECG.
IX. LAMPIRAN

BAGIAN YANG MENGERJAKAN

Cover dan Tujuan Zhahra (22001)

Teodas dan alat bahan Zhahra (22001)

Prosedur percobaan Roza (22005)

Data Pengamatan Tiara (22004)

Pembahasan Daffa (22003)

Kesimpulan Faisal (22002)

Daftar Pustaka Faisal (22002)

Anda mungkin juga menyukai