..........................................................................................
Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Inovasi Untuk Negeri 2017
“Inovasi Menginspirasi Untuk Negeri”
Disusun oleh:
Yudha Firmansyah
PENDAHULUAN
1
Penguraian sampah organik, salah satunya dapat dilakukan oleh cacing lumbricus.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan inovasi dalam pengolahan
sampah khususnya sampah organik, sekaligus memberikan edukasi bagi
mahasiswa dan masyarakat yang dalam kasus ini diwakili oleh para penjual
makanan di kantin melalui pemanfaatan cacing lumbricus.
1.2 Tujuan
2
BAB 2
ISI
1
Lingkungan sebagai tempat tinggal, seperti halnya kampus yang bersih
akan sangat mendukung aktivitas mahasiswa di dalamnya. Kampus yang
bersih dapat membuat para mahasiswa menjadi nyaman dalam kegiatan
perkuliahan. Salah satu upaya yang harus di tekankan kepada para mahasiswa
agar sadar akan menjaga kebersihan, yaitu dengan membuang sampah pada
tempatnya dan memisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selain pemisahan sampah, karakteristik sampah organik yang mudah
terurai, menyebabkan pencemaran lingkungan, dan memiliki bau yang tidak
sedap. Oleh karena itu sangat dibutuhkan inovasi pengolahan sampah organik
2
kandungan nitrogen total yang tinggi, perbandingan C dan N rendah (<20).
Kascing mempunyai salinitas yang rendah, hal ini membuktikan bahwa
kascing cocok digunakan sebagai bahan penyubur tanah dan media tanam
tanpa menyebabkan keracunan. Kandungan asam humatnya yang tinggi akan
meningkatkan KPK kascing. Selain itu kascing mengandung unsur hara yang
lengkap, baik unsur hara makro maupun mikro yang berguna bagi
pertumbuhan tanaman. Contohnya, komposisi kimia kascing Eisenia foetida
yang meliputi nitrogen (N) 0,63%, fosfor 0,35%, kalium 0,20%, kalsium
0,23%, Mg 0,26%, Na 0,07%, Zn 0,007%, Mn 0,003%, KPK 35,80
me/100gram, dan asam humus 13,88% (Mulat, 2003).
Kascing memberikan beberapa manfaat bagi tanah, yaitu :
Memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur, mampu
menyimpan air dan makanan bagi tumbuhan.
Melindungi struktur tanah dengan memberikan ketahanan yang lebih
tinggi terhadapa erosi dan kompaksi tanah.
Memperkaya ekosistem dan mikrobiologi tanah.
Mengundang tumbuhnya ekosistem dan mikroorganisme yang
menyuburkan tanah.
Menjadi penyangga (buffer) kemasaman tanah sehingga pH dapat lebih
stabil.
(Lestari, 2007).
Seperti pada gambar 1 ,ini adalah desain dari bimbigan dosen saya
( irvan adhin cholili,S.TP.,M.P. )
Gambar 1.
1
2.3 Aplikasi Tekologi di Kantin UISI
Komunitas Green Campus UISI telah melakukan berbagai eksperimen
untuk mengurangi populasi sampah khusunya di Kampus UISI demi
menjadikan kampus terlihat lebih asri dan nyaman untuk dilakukannya
aktivitas belajar mengajar. Green Campus sendiri memiliki 2 wacana terkait
dengan pengelolaan sampah. Untuk sampah Anorganik seperti botol bekas
dapat ditukar dengan ice cream hasil produksi departemen Teknologi Industri
Pertanian yang selanjutnya sampah anorganik tersebut akan didaur kembali
dan dijadikan barang yang bernilai ekonomis. Sedangkan, pada sampah
organik terdapat dapat dijadikan sebagai terobosan yang mungkin dapat
diproduksi secara massal yaitu sampah khusus peenghasil kascing cair,
membantu masyarakat kampus untuk mengelolah dan memanfaatkan sampah
organik menjadi kascing sebagai pengganti pupuk yang biasanya di gunakan
pada tanaman di kampus, hal ini juga mengajarkan kepada masyarakat
kampus agar bisa membedakan tempat pembuangan sampah organik dan
anorganik, serta dapat meminimasi kampus dalam mengeluarkan biaya untuk
perawatan tanaman.
2
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi teknologi yang saya gunakan bermanfaat untuk masyarakat kampus supaya
bisa membuang sampah organik dan organik pada tempatnya, dan juga untuk
memanfaatkan sampah organik yang belum termanfaatkan supaya menjadi
kascing yang berguna untuk tanaman di kampus, dan juga memberdayakan
masyarakat kampus agar lebih peduli dengan kebersihan kampus dengan cara
membedakan antara sampah organik dan anorganik.
1
DAFTAR PUSTAKA
Lestari (2007)
Zahid cit Kishnawati (2003)
(Mulat, 2003).
(Lestari, 2007).
(Kementrian Lingkungan Hidup, 2008).