Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.(Wikipedia 2017)
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak
dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya
ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau/TMV). Maka dari itu, kami sebagai penulis
makalah akan membahas lebih jauh tentang virus.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan pertanyaan
sebagai berikut:
1. Apa definisi virus?
2. Bagaimana sejarah penemuan virus?
3. Bagaimana ciri-ciri tubuh virus?
4. Bagaimana cara perkembang biakan virus?
5. Bagaimana cara siklus hidup virus?
6. Bagaimana cara penularan virus?

C. Tujuan

1
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi virus;
2. Untuk mengetahui sejarah penemuan virus;
3. Untuk mengetahui ciri-ciri tubuh virus;
4. Untuk mengetahui cara perkembang biakan vius;
5. Untuk mengetahui cara siklus hidup virus;
6. Untuk mengetahui cara penularan virus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.(Wikipedia 20017)

B. Sejarah Penemuan Virus

Gambar 2.1 Proses Percobaan Penyaringan Getah Tembakau

Istilah virus berasal dari bahasa Latin yang berarti racun. Virus ditemukan
pertama kali oleh ilmuwan Jerman, Adolf Mayer, pada tahun 1883 ketika sedang
meneliti penyebab penyakit mosaik pada tanaman tembakau. Penyakit mosaik
tersebut menyebabkan bercak-bercak pada tahun tembakau sehingga menghambat
pertumbuhan tanaman, oleh karena itu disebut mosaik. Adolf Mayer berhasil

3
memindahkan penyakit tersebut dari tanaman yang sakit ke tanaman lain yang
masih sehat dengan menyemprotkan getah yang di ekresi dari daun tanaman sakit
ke tanaman sehat. Tanaman sehat itupun menjadi sakit. Melalui pengamatan di
mikroskop, mayer tidak dapat melihat bentuk bakteri penyebab penyakit tersebut.
Mayer menduga bahwa penyakit mosaik tersebut disebabkan oleh bakteri yang
lebih kecil dari biasanya, yang tidak dapat diamati dengan mikroskop biasa.
Satu dasawarsa kemudian (tahun 1892), seorang ilmuwan rusia bernama
Dimitri Ivanowsky melakukan percobaan menyaring getah tanaman tembakau
berpenyakit dengan saringan yang didesain khusus untuk menyaring bakteri.
Kemudian hasil saringan ditularkan pada tanaman sehat. Ternyata, filtrat masih
menimbulkan penyakit mosaik pada tembakau sehat. Seperti halnya Mayer,
Ivanowsky berkesimpulan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri
patogenik yang sangat kecil atau bakteri penghasil toksin yang dapat melewati
saringan.
Pada tahun 1897, seorang ahli botani Belanda bernama Martinus Beijerinck
melakukan eksperimen yang membuktikan bahwa agen penginfeksi yang terdapat
di dalam getah tembakau dapat berkembang biak. Beijerinck menyemprotkan
getah yang telah disaring ke tanaman lainnya. Setelah tanaman tersebut sakit,
maka getahnya digunakan untuk menginfeksi tanaman berikutnya, dan seterusnya
hingga beberapa kali pemindahan. Ternyata kemampuan pathogen tersebut tidak
berkurang setelah beberapa kali pemindahan. Berbeda dengan bakteri, agen
penginfeksi tersebut tidak dapat dikembangbiakan dalam medium nutrisi di dalam
cawan petri dan tidak dapat di non aktifkan dengan alkohol. Beijerinck
memperkirakan agen penginveksi tersebut adalah partikel yang jauh lebih kecil
dan lebih sederhana dari pada bakteri. Ia menyebutkan sebagai virus lolos saring
(filterable virus).
Pada tahun 1935, seorang ilmuwan amerika Wendell Stanley, berhasil
mengkristalkan partikel penginfeksi tanaman tembakau tersebut, yang kemudian
dikenal dengan nama tobacco mosaic virus ( TMV).
C. Ciri-Ciri Tubuh Virus
1. Ukuran Tubuh Virus
Virus memiliki ukuran yang sangat kecil antara 20nm sampai 300nm
(1 nm= 1/1.000.000). Virus yang berukuran kecil memiliki diameter tubuh

4
kurang lebih 20 nm (lebih kecil dari ribosom). Sementara itu virus yang
berukuran besar meiliki ukuran tubuh antara 150-300nm atau lebi.
2. Bentuk virus
Bentuk tubuh virus bervariasi antara lain berbentuk batang, bulat, oval
(peluru), filamen (benang), persegi banyak (polihedral), dan seperti huruf
T. Virus yang berbentuk batang misalnya TMV (Tobacco Mosaic Virus).
Virus berebntuk bulat misalnya HIV (Human Imunnodeviciency Virus)
penyebab penyakit AISD dan Orthomyxo Virus penyebab penyakit
influenza. Virus yang berbentuk huruf T, misalkan bakteriofag (sering
disebut fag) yang menyerang bakteri Escherichia coli. Virus yang
berbentuk polihedral, misalnya Adenovirus penyebab penyakit saluran
pernafasan dan Papovavirus penyebab penyakit kutil. Virus berbentuk
batang dengan ujung oval seperti peluru, misalnya Rhabdovirus yang
menyebabkan penyakit rabies. Virus berbentuk filament, misalnya virus
Ebola.
3. Struktur Tubuh Virus
.

Gambar 2.1 Stuktur Tubuh Virus


Virus bakteriofag yang berbentuk huruf T (misalnya, fag T 4) memiliki
bsgian-bagian tubuh yaitu kepala, leher, dan ekor. Pada bagian ekor
terdapat lempengan dasar dan serabut ekor yang berfungsi sebagai alat
menempel dan tempat menginjeksi DNA ke dalam sel inang. Kepala fag
berbentuk polihedral (segi banyak). Pada bagian kepala hingga ekor
terdapat kapsid dan selubung ekor (bagian terluar) serta asam nukleat
(bagian dalam).

5
Gambar 2.2 Struktur Tubuh Virus dalam berbagai bentuk

a. Kapsid dan selubung ekor


Kapsid merupakan selubung terluar virus yang tersusun
atas banyak sub unit protein yang disebut kapsomer. Kapsid inilah
yang memberi bentuk virus. Bentuk kapsid virus berbeda-beda
poliheldral, batang, bulat, oval, dan lain-lain. Jenis protein
penyusun selubung ekor sama dengan jenis protein penyusun
kapsid.
Beberapa virus memiliki selubung tambahan berupa sampul
membran dari lipid, karbohidrat, atau glikoprotein. Selubung
tambahan berfungsi sebagai pelindung yang berkaitan antigen dan
sistem inmun virus. Virus yang memiliki simpul misalnya virus
Sindbis. Sementara itu virus yang tidak memiliki sampul disebut
virus telanjang.
b. Asam nukleat
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat; DNA
atau RNA. Virus yang mengandung DNA, antara lain Parpovirus,
Papovavirus, Adenovirus dan Herpesvirus. Sementara virus yang

6
mengandung RNA, antara lain Picornavirus, Togavirus,
Flavivirus, Calivirus, Coronavairus, Paramyxovirus, Rhabdovirus,
Vilovirus, Orthomyxovirus, Bunyavirus, Arenavirus, Reovirus, dan
Retrovirus.
DNA atau RNA pada virus merupakan penyusun genom
(kumpulan gen) yang berfungsi sebagai informasi ginetik pada saat
replikasi (penggadaan). Sel hidup organisme lain memiliki genom
dari DNA untai ganda (helik ganda), tetapi genom virus dapat
berupa DNA untai ganda, DNA untai, DNA untai tunggal, atau
RNA untai tunggal. Genom membentuk molekul asam nukleat
linear tunggal (lurus), sirkuler (melingkar), bersegmen, atau tak
bersegmen.

D. Cara Perkembang Biakan Virus


Virus berkembang biak dengan cara replika (perbanyakan diri) di dalam sel
inang. Energi dan bahan untuk sintesis proyein virus berasal dari sel inang. Asam
nukleat virus membawa infomasi genetik untuk menyadikan semua makromolekul
pembentuk virus di dalam sel inang sehingga virus baru yang tebentuk memiliki
sifat yang sama dengan sel induk. Ciri yang menunjukan virus dapat bereproduksi
adalah begitu bereaksi dengan sel inang, maka virion akan pecah dan membentuk
vartikel-vartikel turunan virus. Keberhasilan virus dalam bereproduksi tergantung
pada jenis virus dan kondisi ketahanan sel inang.
Reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu tahap adsopsi, tahap penetrasi,
tahap sintesis (eklifase), tahap pematangan, dan tahap lisis.
1. Tahap Absorpsi
Virion (partikel lengkap virus) menempel pada bagian reseptor spesifik sel
inang dengan menggunakan serabut ekornya. Reseptor merupakan
molekul khusus pada membran sel inang yang dapat beinteraksi dengan
virus. Molekul-molekul reseptor untuk setiap jenis virus beda-beda.
2. Tahap Penetrasi
Pada tahap penetrasi, selubung ekor berkontraksi untuk membuat lubang
yang menembus dinding dan membran sel. Selanjutnya, virus
menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel inang sehingga kapsid
virus menjadi kosong (mati).

7
3. Tahap Sintesis (Eklifase)
Pada tahap sintesis, DNA sel inang dihidrolisis dan dikendalikan oleh
materi genetik virus untuk membuat asam nukleat (salinan genom) dan
protein komponen virus.
4. Tahap Pematangan
Hasil sintesis berupa asam nukleat dan protein dirakit menjadi partikel-
partikel virus yang lengkap sehingga terbentuk virion-virion baru.
5. Tahap Lisis
Fag menghasilkan lisozim, yaitu enzim perusak dinding sel inang.
Rusaknya dinding sel inang mengakibatkan terjadinya osmosis kedalam
sel inang, sehingga sel inang membesar dan akhirnya pecah. Partikel baru
virus yang keluar dari sel akan menyerang sel inang lainnya.

E. Siklus Hidup Virus


Virus bereproduksi dengan melalui dua cara, yaitu siklus litik dan siklus
lisogenik.
1. Siklus Litik
Siklus terjadi bila pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan daya
infeksi virus sehingga tahap absorbsi, penetrasi, sintesis, pematangan dan
lisis dapat berlangsung secara cepat. Virus yang mampu bereproduksi
dengan siklus litik disebut virus virulen. Pada siklus litik sel inang akan
pecah dan mati serta terbentuk virion-virion baru.

8
Gambar 2.3 Proses Siklus Litik

2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik terjadi bila inang memiliki pertahanan yang lebih baik
dibandingkan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak segera pecah,
bahkan dapat bereproduksi secara normal (membelah diri). Pada siklus
lisogenik, terjadi replika genom virus, tetapi tidak menghancurkan sel
inang. DNA fag berinfeksi ke dalam kromosom sel inang membentuk
profag. Bila sel inang yang mengandung profag membelah diri untuk
bereproduksi, maka profag dapat diwariskan kepada kedua sel anaknya.
Pada siklus lisogenik terjadi peristiwa berikut:
a. Tidak terbentuk virion baru
b. Sel inang mengandung profag (gabungan DNA virus dengan
kromosom sel inang).
c. Sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat membelah diri.
Profag di dalam sel anak inang dapat menjadi aktif dan keluar dari
kromosom sel inang untuk memasuki tahap-tahap siklus litik. Virus yang
dapat bereproduksi dengan siklus lisogenik dan itik disebut virus temperat,
misalnya fag . Fag mirip dengan fag T4, tetapi ekornya hanya memiliki
satu serabut ekor yang lebih pendek.

9
Gambar 2.4 Siklus Reproduksi Litik dan Lisogenik

F. Cara Penularan Virus


Semua manusia rentan terhadap infeksi bakteri dan sebagian besar virus.
Setiap hari kira bersentuhan dengan bahan-bahan yang mengandung beberapa
organisme. Jika orgnisme bersentuhan dengan selaput lendir atau kulit yang
terkelupas, resiko infeksi virus dapat meningkat. Resiko infeksi bertambah
besar ketika organisme bersentuhan dengan bagian dalam tubuh yang steril.
Proses penularan virus kedalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan,
dapat mealui beberapa cara diantaranya:
1. Kontak tubuh
Kuman masuk kedalam tubuh melaui proses penyebaran langsung maupun
tidak langsung. Penyebaran secara langsung melalui sentuhan langsung

10
dengan kulit sedangkan secara tidak langsung dapat melalui benda yang
terkontaminasi.
2. Makanan dan minuman
Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi, seperti pada tifus abdominalis, penyakit infeksi cacing,
HIV/AIDS, dan lain-lain.
3. Serangga
Proses penyebran kuman memalui serangga adalah penyebaran malaria
oleh plasmodium pada nyamuk anopheles dan beberapa penyakit saluran
pencernaan yang dapat ditularkan melalui lalat.
4. Udara
Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyabaran
penyakit sistem pernafasan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena
virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
2. Virus bakteriofag yang berbentuk huruf T (misalnya fag T4) memiliki
bagian-bagian, yaitu kepala, leher, dan ekor. Pada bagaian kepala hingga
ekor terdapat kapsid dan selubung ekor (bagaian terluar), serta asam
nukleat (bagian dalam)
3. Virus berkembang biak dengan cara replika (perbanyakan diri) di dalam
sel inang. Tahap reproduksinya adalah tahap adsobsi, tahap penetrasi,
tahap sintesis, tahap pematangan, dan tahap lisis.
4. Virus bereproduksi dengan melalui dua cara, yaitu siklus litik dan siklus
lisogenik. Siklus lirik terjadi bila pertahanan sel inang lebih lemah
dibandingkan daya infeksi virus sehingga tahap absorbsi, penetrasi,
sintesis, pematangan dan lisis dapat berlangsung secara cepat, sedangkan
siklus lisogenik terjadi bila inang memiliki pertahanan yang lebih baik
dibandingkan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak segera pecah,
bahkan dapat bereproduksi secara normal (membelah diri)..
5. Proses penularan virus kedalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan,
dapat mealui beberapa cara diantaranya adalah kontak tubuh, makanan dan
minuman, serangga serta udara.

12
DAFTAR PUSTAKA.

Abdurohman. 2016. Pengertian Virus Menurut Para Ahli Lengkap dengan


Struktur, Ciri dan Klasifikasinya. From: http://ilmuagama.net/pengertian-
virus/. Diakses pada 12 Maret 2017.
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai