Anda di halaman 1dari 7

Sejarah virus

Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk
makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat dikristalkan,
sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam
tubuh inang. Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel
tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus. Virus
merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma,
organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Penyelidikan tentang objek-objek berukuran
sangat kecil di mulai sejak ditemukannya mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek (1632-
1723) perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan dibidang biologi salah
satunya partikel mikroskopik yaitu virus.Beberapa tokoh dalam penemuan virus pertama yaitu:
 Adoft Mayer (1883, Jerman)Percobaan diawali dari munculnya penyakit bintik kuning
pada daun tembakau. Ia mencoba menyemprotkan getah tanaman sakit ke tanaman sehat,
hasilnya tanaman
 Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)Ia mencoba menyaring getah tanaman yang sakit dengan
filter bakteri sebelum disemprotkan ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap
tertular. Ia menyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolos
saringan yang menularkan penyakit.
 Martinus W. Beijerinck (1896, Belanda). Ia menemukan bahwa partikel itu dapat
berepoduksi pada tanaman, tapi tidak pada medium pertumbuhan bakteri. Ia menyimpulkan
bahwa partikel itu hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya.
 Wendel M. Stanley (1935, Amerika) Ia berhasil mengkristalkan partikel tersebut. Partikel
mikroskopis itu lalu dinamai TMV (Tobacco Mosaic Virus).

Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung
salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang
dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan
ekstrseluler diluar tubuh inang. Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang
terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak
melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang,baru
kemudian akan terjadi proses reproduksi.
Virus ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk
menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus. Virus dapat bertindak sebagai agen
penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan
perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan
menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki
sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen. Berdasarkan sifat hidupnya maka virus
dimasukan sebagai parasit obligat, karena keberlangsungan hidupnya sangat tergandung pada
materi genetic inang.

A. Pengertian Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit
mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel
tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam
deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi
yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.
Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun
tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat
dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di
kristalkan dan dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang
dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis
dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses
reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk
menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.

B. Bentuk dan Ukuran virus


Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk virus
ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindris, dan ada juga yang berbentuk T. Ukuran
Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus
lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1
μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm
adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang
ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang
hanya berukuran 28 nm.

 Struktur Virus:
1. Kabsid. Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Kapsid
terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsi :
a. Memberi bentuk virus
b. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
2. Isi. Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa sifat keturunan
yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja yaitu satu DNA/ satu
RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering bergabung dengan protein disebut
nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisiRNA/ DNA, virus fage berisiDNA.
3. Kepala. Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh
satu unit protein yang disebut kapsomer.
4. Ekor. Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan tubuh
virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus ada 2 macam yaitu
virus telanjang dan virus terselubung (bila terdapat selubung luar (envelope) yang terdiri dari
protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau
serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.

Struktur utama virus adalah asam nukleat yang dapat berupa RNA (Ribonucleicacid) atau
DNA (Deoxyribonucleiacid) dan tak pernah keduanya. Asam nukleat ini dikelilingi oleh sub unit
protein yang disebut kapsomer. Susunan kapsomer –kapsomer tersebut membentuk mantel
dinamakan kapsid. Kapsid dan asam nukleat Virus dinamakan nukleo kapsid. Beberapa virus
memiliki struktur yang lebih kompleks seperti adanya pembungkus khusus berupa membran.
Membran yang menyusun virus ini merupakan membran lipid bilayer dan protein, biasanya
glikoprotein. Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks lagi. Virus yang strukturnya
paling rumit adalah virus bakteriofage. Misalnya bakteriofage T4 yang menyerang bakteri
Escherichia coli, memiliki ekor yang merupakan struktur kompleks. Ekor T4 disusun oleh lebihd
dari 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein lainnya.

C. Klasifikasi Virus
Para ahli virus mengelompokkan virus berdasarkan aspek-aspek tertentu, yaitu:
1. Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, seperti:
a. virus tanaman contoh: Tobacco mozaic virus(TMV) sejenis virus yang menyerang daun
tembakau, Potato Yellow dwarf virus(virus kentang kuning)
b. virus hewan, contoh : Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada anjing, NCD (New
Castle Disease) yang menyebabkan penyakit tetelo pada unggas
c. virus manusia, seperti, polio, influenza, hepatitis, AIDS ,SARS dan flu burung.
d. virus bakteri: bakteriofage T4
2. Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus:
a. Virus DNA, seperti poxvirus, herpesvirus, adenovirus dsb.
b. Virus RNA, contoh:virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS), virus H5N1
(penyebab flu burung) dsb.

 Virus DNA
Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk
rantai ganda berpilin. Di dalam sel inangnya, DNA pada virus akan mengalami replikasi menjadi
beberapa DNA dan juga akan mengalami transkripsi menjadi mRNA. mRNA akan mengalami
translasi untuk menghasilkan protein selubung virus. Masih di dalam sel inang, DNA dan protein
virus mengkonstruksikan diri menjadi virus – virus baru. mRNA juga akan membentuk enzim
penghancur (Lisozim) sehingga sel inang lisis (hancur) dan virus – virus keluar untuk
menginfeksi sel inang lainnya. Sebuah virus DNA adalah virus yang memiliki DNA sebagai
materi genetik dan bergantung pada DNA untuk mereplika diri, menggunakan DNA polimerase
sebagai DNA-dependent. Asam nukleat yang dimiliki biasanya DNA beruntai ganda (dsDNA /
double stranted-DNA) tetapi bisa juga DNA beruntai tunggal (ssDNA / single stranted-DNA).
Virus DNA memiliki Kelompok I atau Kelompok II dari sistem klasifikasi Baltimore untuk virus.
Virus DNA beruntai tunggal biasanya berkembang menjadi rantai ganda saat terdampar di sel
yang terinfeksi. Meskipun virus Grup VII seperti hepatitis B mengandung genom DNA, mereka
tidak dianggap virus DNA sesuai dengan klasifikasi Baltimore, melainkan sebaliknya virus
mereplika diri karena mereka meniru melalui perantara RNA. Contoh Virus ini :
 Adenovirus: Menginfeksi organ pencernaa (usus), organ respirasi, dan
menyebabkan tumor pada manusia
 Hepatitis B: penyebab penyakit hepatitis B
 Herpes simplex: Menginfeksi mulut dan alat kelamin manusia
 Papilloma: menyebabkan kanker
 Papavovirus: Kutil pada manusia dan kanker pada hewan
 Poliovirus: Penyakit polio
 Paramyxovirus: menyebabkan pneumonia, penyakit gondong & campak
 Coryza, rhinovirus: menyebabkan penyakit pilek (Flu)
 Poxivirus: menyebabkan cacar
 Human cytomegalovirus: penyebab kebutaan pada orang dengan sistem kekebalan
rendah
 Epstein-Barr virus: menyebabkan kelainan Burkitt's lymphoma dan
penyakit Hodgkin
 SV40: menyebabkan tumor pada primata

 Virus RNA
Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk
rantai tunggal atau ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA pada virus akan mengalami
transkripsi balik menjadi Hibrid RNA-DNA dan akhirnya membentuk DNA. Asam nukleat
yang dimiliki biasanya RNA beruntai tunggal (single stranted RNA / ssRNA) tetapi mungkin
RNA beruntai ganda (double stranded RNA / dsRNA). ICTV mengklasifikasikan virus RNA
sebagai yang terdaftar dalam Grup III, Kelompok IV atau Kelompok V sistem klasifikasi
Baltimore (klasifikasi virus), dan tidak menganggap virus dengan DNA sebagai perantara virus
RNA. Contoh virus RNA
 Orthomycovirus: menyebabkan influenza
 Paramyxovirus: menyebabkan NCD (tetelo pada ayam)
 Picornavirus: infeksi perut, meningitis, dan hepatitis
 Dengue fever virus: menyebabkan demam berdarah
 Rhabdovirus: Rabies
 Reovirus: Muntah dan diare
 Togo virus (Flavivirus): Demam berdarah, demam kuning
 Tobacco Mosaic Virus (TMV): Penyakit mosaik pada daun tembakau
 Myxovirus: menyebabkan influenza
 Poliovirus: menyebabkan penyakit polio
 Rhinoviruses: menyebabkan demam
 Noroviruses: menyebabkan sakit perut
 Coronaviruses: menyebabkan timbulnya  SARS
 Rubella: menyebabkan rubella (campak jerman)
 Hepatitis A: menyebabkan hepatitis A
 Hepatitis C: menyebabkan hepatitis C
 HIV-1 dan HIV2: menyebabkan penyakit AIDS

D. Perkembangbiakan Virus
Perkembangbiakkan virus sering juga disebut dengan istilah replikasi. Untuk
berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Virus memanfaatkan
metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis protein virus dan virion baru; jenis sel yang
dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit dapat banyak. Virus dapat memperbanyak diri bila
partikel virus menginfeksi inang untuk mensintesa semua komponen yang diperlukan dan
membentuk lebih banyak partikel virus. Komponen-komponen tersebut kemudian dirakit
menjadi bentuk struktur virus dan partikel virus yang baru dibentuk itu harus keluar dari sel
inang untuk dapat menginfeksi kembali sel-sel lain. Ada dua macam cara virus menginfeksi
bakteri, yaitu secara litik dan secara lisogenik. Pada infeksi secara lisogenik, virus tidak
menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian, virus akan
bertambah banyak pada saat sel inang membelah.

1. Infeksi secara litik melalui fase-fase berikut ini:


a. Fase AbsorpsiPada fase Absorpsi, fage melekat di bagian tertentu dari dinding sel bakteri
dengan serabut ekornya. Daerah perlekatan itu disebut daerah reseptor, daerah ini khas
bagi fage sehingga fage jenis lain tidak dapat melekat di tempat tersebut.
b. Fase PenetrasiMeskipun tidak memilki enzim untuk metabolisme, bakteriofage memiliki
enzim lisosom yang berfungsi merusak dinding sel bakteri. Setelah dinding sel bakteri
terhidrolisi, maka DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c. Fase Replikasi dan Sintesis. Pada fase ini, fage merusak DNA bakteri dan
menggunakannya sebagai bahan untuk replikasi dan sintesis.Pada fase replikasi, fage
menyusun dan memperbanyak DNAnya.Pada fase sintesis, fage membentuk selubung-
selubung protein (kapsid) baru. Bagian-bagian fage yang terdiri dari kepala, ekor dan
serabut ekor telah terbentuk.
d. Fase PerakitanKomponen-komponen fage akan disusun membentuk fage baru yang
lengkap dengan molekul DNA dan kapsidnya.
e. Fase Pembebasan atau lisisSetelah fage dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga
fage yang baru akan keluar. Jumlah virus baru ini dapat mencapai 200 buah.
Pembentukkan partikel bakteriofage melalui siklus litik ini memerlukan waktu 20
menit.Gambar. Fase-fase perkembangbiakan virus secara litik.

2.Infeksi secara lisogenik. Infeksi secara lisogenik melalui fase-fase berikut ini:
a. Fase Absorpsi dan InfeksiPada fase absrpsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sam halnya
dengan fase absropsi pada infeksi secara litik. Fage menempel di tempat yang tepat yang
spesifik pada sel bakteri.
b. Fase Penetrasi Pada fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri
berlubang. Selanjutnya, DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c. Fase PenggabunganDNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profage.
Dalam bentuk profage, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya
ada satu gen yangselalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang
berfungsi menjaga agar sebagian gen profage tidak aktif.
d. Fase ReplikasiSaat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut bereplikasi.
Kemudian ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel anakan yang
masing-masing mengandungprofage. DNA fage (dalam profage) akan terus bertambah
banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk
mengaktifkan profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya siklus litik.

E. Perbedaan Virus RNA dengan DNA


Perbedaan utama antara kedua jenis virus ini adalah bahwa virus RNA memiliki RNA
dalam genom mereka sementara virus DNA memiliki DNA dalam Virus adalah agen menular
yang tidak bisa meniru tanpa kehadiran sel inang. Dengan cara menembus sel inang, kemudian
bereproduksi dan tinggal dalam dari sistem pertahanan tubuh adalah poin utama kelangsungan
hidup virus.
1.DNA virus sebagian besar beruntai ganda sedangkan virus RNA beruntai tunggal.
2.Tingkat mutasi RNA lebih tinggi dari laju mutasi DNA.
3.Replikasi DNA terjadi pada inti sementara replikasi RNA terjadi dalam sitoplasma.
4.virus DNA lebih stabil sementara virus RNA tidak stabil.
5.Pada virus DNA, kode genetik virus disuntikkan dalam DNA inang untuk duplikasi dan
decoding. RNA virus melewatkan DNA untuk duplikasi dan decoding.
6.Perbedaan utama antara kedua jenis virus ini adalah bahwa virus RNA memiliki RNA dalam
genom mereka sementara virus DNA memiliki DNA dalam genom mereka. Baik DNA dan
RNA tidak dapat ditemukan dalam virus yang sama.
7.Virus RNA pertama mengadsorbsi ke permukaan sel inang. Kemudian virus melekat dan
menyatu dengan membran endosome. Akhirnya sebagai akibat dari fusi dari virus,
nukleokapsid dilepaskan ke dalam sitoplasma. Tidak seperti virus RNA, virus DNA
melewatkan DNA mereka ke dalam inti sel inang, bukan ke dalam sitoplasma sel inang.
8.Enzim polimerase DNA yang digunakan dalam proses replikasi virus DNA. Karena DNA
polimerase memiliki aktivitas penyaringan, tingkat mutasi lebih rendah pada virus DNA. RNA
polimerase digunakan dalam proses replikasi RNA virus RNA. Tingkat mutasi tinggi dalam
virus RNA karena RNA polimerase tidak stabil dan dapat menyebabkan kesalahan selama
replikasi.
9.Dalam virus DNA, ada dua tahap dalam proses transkripsi yaitu awal dan akhir transkripsi.
Pada tahap awal, mRNA yang dibuat (alpha dan beta mRNA). Pada tahap akhir, mRNA
gamma dibuat dan diterjemahkan ke dalam sitoplasma. Fase akhir terjadi setelah replikasi
DNA. Fase ini tidak dapat dibedakan dalam proses transkripsi RNA dalam virus RNA. Virus
RNA menerjemahkan mRNA pada ribosom inang dan membuat semua lima protein virus
sekaligus.
10.Replikasi RNA virus RNA biasanya terjadi dalam sitoplasma sel inang sementara replikasi
DNA virus DNA terjadi di dalam inti sel inang.

DNA atau asam deoksiribonukleat adalah tempat penyimpanan utama untuk kode genetik
yang berisi informasi untuk fungsi dan kemajuan dari semua organisme hidup. DNA ini
ditemukan dalam nukleus. Gula deoksiribosa hadir dalam DNA dan biasanya datang dengan
sepasang molekul yang dikenal sebagai molekul untai ganda dengan rantai nukleotida panjang.
Ini molekul untai ganda memiliki saluran sempit yang membuat enzim perusak sulit ditembus.
Pada virus DNA, sintesis DNA virus ini mirip dengan bagaimana sel inang biasanya akan
melakukan sintesis DNA. Virus menyisipkan materi genetik ke dalam DNA inang.
Pada virus RNA, transkripsi (tahap pertama sintesis protein, dimana messenger RNA
dihasilkan dari DNA) berlangsung dengan bantuan RNA polimerase. Tingkat mutasi pada DNA
lebih rendah karena DNA polymerase adalah memiliki aktivitas penyaringan. RNA atau asam
ribonukleat merupakan asam nukleat polimer yang melakukan peran penting dalam
menerjemahkan kode genetik dari DNA untuk produk protein. Hal ini ditemukan dalam inti sel
dan sitoplasma. Hal ini biasanya molekul beruntai tunggal dengan rantai nukleotida lebih
pendek. Gula ini adalah ribosa. Beberapa virus RNA menanamkan RNA ke sel inang dan
melewatkan host DNA untuk duplikasi dan decoding. DNA di sini bertindak sebagai pola untuk
virus RNA kemudian mentranskripsi menjadi protein virus. Beberapa virus RNA menanamkan
enzim transkriptase yang mentransfer virus RNA terhadap virus DNA dan menggabungkan ke
dalam DNA inang. Kemudian mengikuti proses replikasi DNA. Replikasi biasanya terjadi di
sitoplasma. Mutasi adalah penyebab utama perubahan dalam kode genetik dari virus. Mutasi
RNA lebih tinggi karena RNA. polimerase adalah mungkin untuk melakukan kesalahan. Mereka
tidak stabil dan mengganti mantel protein yang bisa menipu sistem kekebalan tubuh.

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_IV_virus.pdf.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/BAb_V_I__R_U_S.OK.pdf.

https://www.pdftec.com/ma/macam-macam-virus-dna-dan-rna.

Anda mungkin juga menyukai