Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FORENSIK

“KLASIFIKASI LUKA (VULNUS) & FRAKTUR”

Disusun oleh:

Devi Nurdianti : 20160811014030

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
TAHUN 2020
LUKA (VULNUS)

1. DEFINISI

Luka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan antar jaringan (discontinuous

tissue) seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah,

jaringan saraf dan tulang yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul,

perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Etiologi luka

diantaranya:

a. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul, dan sejata api)

b. Luka karena kekerasan fisik (arus listrik, petir suhu)

c. Luka karena kekerasan kimiawi (asam, basa, logam berat)

2. KLASIFIKASI

Secara umumnya, luka atau cedera dibagi kepada beberapa klasifikasi menurut

penyebabnya yaitu, trauma tumpul, trauma tajam dan luka tembak.

Luka Karena Kekerasan Mekanik

A. Luka Trauma Tumpul

Trauma tumpul ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan

tubuh oleh benda-benda tumpul. hal ini disebabkan oleh benda-benda yang

mempunyai permukaan tumpul, seperti batu, kayu, martil, terkena bola, ditinju, jatuh

dari tempat ketinggian, kecelakaan lalu-lintas dan lain-lain sebagainya. Trauma

tumpul dapat menyebabkan tiga macam luka yaitu:

1) Luka memar (contusio)

Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan

jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut

disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap

kejaringan di sekitarnya. Perubahan warna pada memar


b e r h u b u n g a n d e n g a n w a k t u l a m a n ya l u k a , n a m u n w a k t u

tersebut bervariasi tergantung jenis luka dan individu yang terkena. Tidak ada

standar pasti untuk menentukan lamanya luka dari warna yang terlihat secara

pemeriksaan fisik.

2) Luka lecet (abrasio)

Luka lecet merupakan diskotinuitas/putusnya jaringan kulit yang bersifat

dangkal (mengenai jaringan epidermis), yang ciri-cirinya adalah:

- Bentuk luka tak teratur

- Batas luka tidak teratur

- Tepi luka tidak rata

- Kadang – kadang di temukan sedikit perdarahan

- Permukaannya tertutup oleh krusta ( serum yang telah mongering )

- Warna coklat kemerahan

- Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang

masih di tutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi)

Bentuk luka lecet kadang–kadang dapat memberi petunjuk tentang benda

penyebabnya; seperti misalnnya kuku, ban mobil, tali atau ikat pinggang.

3) Luka robek (vulnus laceratum)

Luka terbuka / robek adalah luka karena persentuhan dengan benda tumpul

ang terjadi sedemikian kuatnya hingga melampaui elastisitas kulit atau otot ,

dan lebih dimungkinkan bila arah dari kekerasan tumpul tersebut membentuk

sudut dengan permukaan tubuh yang terkena benda tumbul. Dengan demikian

bila luka robek tersebut salah satu sisinya terbuka ke kanan misalnya, maka

kekerasan atau benda tumpul tersebut datang dari arah kiri. Luka robek atau

luka terbuka akibat kekerasan benda tumpul dapat dibedakan dengan luka
terbuka akibat kekerasan benda tajam, yaitu dari sifat-sifatnya serta hubungan

dengan jaringan sekitar luka yang ciri–cirinya sebagai berikut :

- Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata

- Bila ditautkan tidak dapat rapat ( karena sebagaian jaringan hancur )

- Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan

- Di sekitar garis batas luka di temukan memar

- Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang

( misalnya daerah kepala, muaka atau ekstremitas ).

- Di sekitar luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.

B. Luka Trauma Tajam

Luka benda tajam merupakan putusnya atau rusaknya kontinuitas jaringan karena

trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung runcing seperti

golok, pisau, keping kaca, logam, bahkan tepi kertas atau rumput. Ciri-ciri umum dari

luka benda tajam adalah sebagai berikut :

- Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing

- Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya memisahkan ,

tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus dari sedikit

lengkung.

- Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan.

- Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar

Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat

(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) dan luka bacok (vulnus caesum).
1) Luka sayat

Luka sayat ialah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka

oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relativ ringan

kemudian digeserkan sepanjang kulit. Ciri luka sayat :

- Pinggir luka rata

- Sudut luka tajam

- Rambut ikut terpotong

- Jembatan jaringan ( - )

- Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang

2) Luka tusuk

Luka tusuk ialah luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam

atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong

pada permukaan tubuh. Contoh: belati, bayonet, keris, celurit. Ciri luka

tusuk (misalnya senjata pisau / bayonet) :

- Tepi luka rata

- Dalam luka lebih besar dari panjang luka

- Sudut luka tajam

- Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam

- Sering ada memar / echymosis di sekitarnya

3) Luka bacok

Luka bacok ialah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam

atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang

cukup besar. Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal. Ciri luka

bacok :

- Luka biasanya besar


- Pinggir luka rata

- Sudut luka tajam

- Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat

memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan

- Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi

C. Luka Tembak

Luka akibat tembakan senjata api pada hakekatnya merupakan luka yang

dihasilkan oleh trauma benda mekanik (benda tumbul) dan benda fisik (panas), yaitu

anak peluru yang jalannya giroskopik (berputar/mengebor). Mengingat lapisan kulit

mempunyai elastisitas yang kurang baik dibandingkan lapisan di bawahnya maka

jaringan yang hancur akibat terjangan anak peluru lebih luas. Akibatnya, bentuk luka

tembak masuk terdiri atas lubang, dikelilingi oleh cincin lecet yang diameternya lebih

besar. Diameter cincin lecet tersebut lebih mendekati kaliber pelurunya. Sedangkan

luka akibat senjata yang tidak menggunakan mesiu sebagai tenaga pendorong anak

pelurunya (senjata angin), pada hakekatnya merupakan luka yang disebabkan oleh

persentuhan dengan benda tumpul saja. Ciri-ciri luka tembak amat tergantung dari

jenis senjata yang ditembakkan, jarak tembakan, arah tembakan serta posisinya

(sebagai tempat masuk atau keluarnya anak peluru).

Menurut jarak tembak luka akibat tembakan dapat dibedakan menjadi :

1) Luka tembak masuk jarak jauh.

2) Luka tembak masuk jarak dekat.

3) Luka tembak jarang sangat dekat.

4) Luka tembak masuk tempel

5) Luka tembak keluar.


Luka Karena Kekerasan Fisis/Fisik.

A. Luka akibat Suhu Tinggi (Panas)

Disebut juga luka bakar, terdiri dari 4 tingkatan / derajat :

1) Tingkat1 : Berupa kulit kemerahan, tidak ada gelembung.

2) Tingkat2: Terdapat gelembung cairan dengan warna jernih.

3) Tingkat3: Gelembung cairan berwarna merah kecoklatan

4) Tingkat4: Berwarna hangus/hitam.

Pada derajat 1 dan 2 bila sembuh tidak menimbulkan cacat, sedangkan derajat

3dan 4 meninggalkan cacat berupa jaringan parut. Ciri-ciri dari korban mati

terbakar :

- Warna jaringan merah cerah (Chery Red), hal ini karena pengaruh

keracunan gas Co yang masuk bersama udara pernafasan.

- Didapatakan jelaga pada saluran nafas bagian atas.

- Pada korban laki-laki posisi kaku mayat seperti pada posisi petinju (boxer),

sedangkan korban wanita kaku mayat seperti posisi orang senggama. Kaku

mayat ini sifatnya tetap.

B. Luka akibat Suhu Rendah (Dingin)

Disebut juga Frostbite yang mengakibatkan kematian jaringan karena rusaknya

sistem peredaran darah dan pernafasan.

C. Luka akibat Sengatan Listrik

- Mempunyai gambaran yang khas. Pada tempat kontak, kulit menunjukan

luka bakar dengan tepi luka sedikit meninggi.

- Sekitar luka tampak daerah pucat (halo) dan luarnya lagi terdapat daerah

kemerahan.
- Pada tempat keluarnya arus listrik terdapat luka lecet atau luka robek.

Luka Karena Kekerasan Kimiawi

A. Luka akibat Asam Kuat (Pekat).

Luka tampak sebagai bagian yang kering dan teraba keras, jarang menyebabkan

kematian dan biasanya karena kecelakaan. Ciri-ciri dari luka yang terjadi akibat

zat-zat asam korosif tersebut di atas ialah:

- Terlihat kering

- Berwarna coklat kehitaman, kecuali yang disebabkan oleh nitric acid

erwarna kuning kehijauan

- Perabaan keras dan kasar

B. Luka akibat Basa Kuat.

1) Basa kuat akan memasuki cairan dalam sel dan terjadi reaksi penyabunan,

hal ini menyebabkan sel menggembung dan basah.

2) Pada perabaan luka akan teraba basah dan licin seperti kena sabun

Ciri-ciri luka yang terjadi sebagai akibat persentuhan dengan zat-zat ini adalah:

- Terlihat basah dan edematus

- Berwarna merah kecoklatan

- Perabaan lunak dan licin


FRAKTUR

1. Definisi

Fraktur adalah rusaknya kontinuitas dari struktur tulang,tulang rawan dan lempeng

pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma.Tidak hanya keretakan

atau terpisahnya korteks, kejadian fraktur lebih sering mengakibatkan kerusakan yang

komplit dan fragmen tulang terpisah. Tulang relatif rapuh, namun memiliki kekuatan

dan kelenturan untuk menahan tekanan. Fraktur dapat diakibatkan oleh cedera,stres

yang berulang, kelemahan tulang yang abnormal atau disebut juga fraktur patologis

2. Klasifikasi

Klasifikasi Fraktur dapat dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya :

A. Klasifikasi Etiologis

 Fraktur traumatik

 Fraktur Patologis, yaitu fraktur yang terjadi pada daerah-daerah tulang

yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya

(infeksi dan kelainan bawaan) dan dapat terjadi secara spontan atau akibat

trauma ringan.

 Fraktur Beban (Kelelahan), yaitu fraktur yang terjadi pada orang-orang

yang baru saja menambah tingkat aktivitas merka atau karena adanya

stress yang kecil dan berulang-ulang pada daerah tulang yang menopang

berat badan.

B. Klasifikasi Klinis

 Fraktur Tertutup (simple Fraktur), adalah fraktur dengan kulit yang tidak

tembus oleh fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh

lingkungan.
 Fraktur Terbuka (compound Fraktur), adalah frktur dengan kulit

ekstremitas yang terlibat telah ditembus, dan terdapat hubungan antara

fragmen tulang dengan dunia luar. Karena adanya perlukaan kulit.Fraktur

terbuka dibagi atas 3 derajat, yaitu :

- Grade 1 : sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit.

a. Luka < 1 cm.

b. Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka

remuk.

c. Fraktur sederhana, transversal, atau kominutif ringan.

d. Kontaminasi minimal

- Grade II : Fraktur terbuka dan sedikit kerusakan kulit.

a. Laserasi < 1cm.

b. Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse.

c. Fraktur kominutif sedang.

d. Kontaminasi sedang

- Grade III : Banyak sekali jejas kerusakan kulit, otot jaringan saraf

dan pembuluh darah serta luka sebesar 6-8 cm

C. Klasifikasi Radiologis

 Lokalisasi: diafisal, metafisial, intra-artikuler, fraktur dengan dislokasi.

 Konfigurasi :F. Transversal, F.Oblik, F. Spinal, F. Segmental, F.

Komunitif (lebih dari dua fragmen), F. Avulse, F. Depresi, F. Epifisis.

 Menurut Ekstensi : F. Total, F. Tidak Total, F. Buckle atau torus, F. Garis

rambut, F. greenstick.
 Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya : tidak

bergeser, bergeser (bersampingan, angulasi, rotasi, distraksi, over riding,

impaksi).

Menurut Mansjoer (2002) derajat kerusakan tulang dibagi menjadi 2 yaitu:

A. Patah tulang lengkap (Complete fraktur) Dikatakan lengkap bila patahan tulang

terpisah satu dengan yang lainya, atau garis fraktur melibatkan seluruh potongan

menyilang dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubak tempat.

B. Patah tulang tidak lengkap (Incomplete fraktur)Bila antara oatahan tulang masih ada

hubungan sebagian. Salah satu sisi patah yang lainya biasanya hanya bengkok yang

sering disebut green stick.


DAFTAR PUSTAKA

Amir A. 2007. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik, ed 2. Bagian Ilmu kedokteran Forensik
dan Medikolegal FK-USU. Medan.

Appley, A.G & Solomon. 2010. Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley. Jakarta:
WidyaMedika.

Dahlan, Sofwan. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

De Jong, Wim. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Mansjoer A, dkk. 2000. Traumatologi. Dalam Kapita Selekta Kedokteran , ed 3. Jilid kedua.
Media Aeskulapius. FK-UI.

Mansjoer, A. 2002. Askariasis. Dalam : Kapita SelektaKedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Jakarta:


Media Aesculapius FKUI.

Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai