Anda di halaman 1dari 11

36

LUKA AKIBAT BENDA TUMPUL

Hariadi Apuranto
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

PENDAHULUAN
Kekerasan karena benda tumpul (Blunt Force Injures) merupakan kasus yang
paling banyak terjadi dan selalu menduduki urutan pertama yang masuk dibagian ilmu
kedokteran forensik.
Cara kejadian yang terutama adalah kecelakaan lalu lintas. Jika ditambah
dengan kasus-kasus yang tidak fatal, jumlahnya tentu akan berlipat ganda. Benda
“tumpul” dimaksud sebagai benda yang tidak bermata tajam (tidak dapat untuk
mengiris, membacok, atau menusuk). Mempunyai konsistensi yang keras atau kenyal,
permukaannya dapat halus ataupun kasar. Kadang-kadang dalam satu benda didapat
bagian yang tajam dan tumpul, misalnya clurit dengan ujung tajam dan tangkainya
tumpul.
Benda-benda tumpul banyak terdapat disekitar kita, di mana pun kita berada.
Jika benda tersebut dibenturkan, membentur atau terbentur tubuh dengan keras akan
menimbulkan rasa sakit dan kelainan atau kerusakan pada tubuh. Cara kematian pada
kasus kekerasan karena benda tumpul adalah tidak wajar. Yang tersering adalah
kecelakaan, misalnya kecelakan lalu lintas, terjatuh dari tempat tinggi. Berikutnya
pembunuhan, kasusnya juga cukup banyak misalnya dipukul besi kepalanya, diinjak-
injak dadanya dan sebagainya. Sedang yang jarang adalah bunuh diri dari gedung tinggi,
menubrukkan diri pada kereta api dan sebagainya.
Karena merupakan kasus yang akan banyak kita jumpai baik di rumah sakit, di
tempat praktek, atau di mana saja kita berada sudah selayaknya kita pelajari dengan
sebaik-baiknya.
Sebab kematian korban kekerasan karena benda tumpul adalah kerusakan organ-
organ vital, perdarahan, shock, infeksi, thrombosis dan embolisme.

PEMBAGIAN KEKERASAN KARENA BENDA TUMPUL


Menurut besar kecilnya tubuh yang terkena:
1. Lokal (localized)
Hanya mengenai sebagian kecil dari tubuh, merupakan akibat kekerasan dari
sesuatu benda dengan luas tertentu yang relatif kecil.
Kekerasan yang timbul dapat pada kulit, jaringan subcutan ataupun alat-alat tubuh
yang lebih dalam.
Biasanya dijumpai pada:
- Serangan manusia: ditinju, ditendang, dipukul dengan kayu dan sebagainya.
- Serangan binatang: disepak kuda, tertindih binatang besar dan sebagainya.
- Tubrukan atau jatuh.
2. Generalized
Kekerasan mengenai seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh .
Cara kejadiannya ada 3 macam yaitu:
a. Terlempar: kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari tempat tinggi dan sebagainya.
Trauma yang terjadi dapat direct dimana kerusakannya pada tempat kontak
ataupun indirect yang tidak pada tempat kontak.

Luka Akibat Benda Tumpul


37

b. Tergilas/tertindih: misal pada kecelakaan lalu lintas, tertimpa bangunan


runtuh dan sebagainya. Trauma terutama akibat direct kontak.
c. Terkoyak: terjadi bila arah kekerasan tangensial, misalnya pada kecelakan
lalu lintas.

Menurut jaringan atau organ yang terkena dan mengalami kerusakan:


1. Kulit:
 luka lecet (abrasion)
 Luka memar (contusion)
 Luka retak, robek, koyak (laceration).
2. Kepala:
 mengenai tengkorak.
 jaringan intracranial: selaput otak dan otak
3. Leher dan tulang belakang
4. Dada:
 mengenai tulang-tulang
 mengenai organ didalam dada (pericard, jantung, paru-paru, diafragma)
5. Perut:
 mengenai organ-organ parenchyma.
 mengenai organ-organ berongga
6. Anggota gerak:
 mengenai tulang dan sendi-sendi
 mengenai jaringan lunak.

Kekerasan Benda Tumpul Pada Kulit Dan Jaringan di Bawahnya


A. Luka Lecet
Adalah suatu kerusakan yang mengenai lapisan atas dari epidermis akibat kekerasan
dengan benda yang mempunyai permukaan yang kasar, sehingga epidermis menjadi
tipis, sebagian atau seluruh lapisannya hilang.
Kadang-kadang luka lecet dapat memberi petunjuk tentang jenis benda yang
menyebabkannya, misalnya luka tersebut berbentuk ban mobil.
Contoh luka lecet:
a. Karena persentuhan dengan benda runcing seperti kuku, duri
b. Karena persentuhan dengan benda kasar misalnya terseret di jalan
beraspal.
c. Karena tali tampar yaitu pada leher orang gantung diri, diikat dengan tali
tampar.
d. Karena persentuhan dengan benda yang meninggalkan bekas seperti ban
mobil.
Ciri-ciri luka lecet:
a. Sebagian atau seluruh epitel hilang.
b. Kemudian permukaan tertutup oleh exudasi yang akan mengering (crusta).
c. Timbul reaksi radang berupa penimbunan sel-sel PMN.
d. Biasanya tidak meninggalkan jaringan parut.

Luka lecet dapat terjadi ante mortem atau post mortem.


Ante mortem:

Luka Akibat Benda Tumpul


38

 warna coklat kemerahan karena eksudasi.


 mikroskopis terdapat sisa-sisa epithelium dan tanda-tanda intravital.
Post mortem:
 tampak mengkilap, warna kekuningan.
 mikroskopis epidermis terpisah sempurna dari dermis dan tidak ditemukan
tanda-tanda intra vital.
 Pada umumnya terjadi pada daerah penonjolan tulang.

Perkiraan umur luka lecet:


Umur luka lecet secara makroskopis maupun mikroskopis dapat diperkirakan sebagai
berikut :
 Hari ke 1 sampai dengan 3 berwarna coklat kemerahan karena eksudasi darah
dan cairan lymphe.
 2 atau 3 hari kemudian pelan-pelan bertambah suram dan lebih gelap.
 Setelah 1 sampai 2 minggu mulai terjadi pembentukan epidermis baru.
 Dalam beberapa minggu akan timbul penyembuhan lengkap.

B. Luka Memar
Yang mengalami kerusakan adalah jaringan subkutan sehingga pembuluh-pembuluh
darah (kapiler) rusak dan pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya. Di
sini permukaan kulit tidak selalu mengalami kerusakan. Bagian tubuh yang mudah
mengalami luka memar adalah bagian yang mempunyai jaringan lemak di
bawahnya dan berkulit tipis. Luka memar tidak bisa dengan pasti menunjukkan
berat ringannnya kekerasan, juga tidak bisa meunjukkan jenis benda penyebabnya.
Orang yang mempunyai kelainan dalam proses pembekuan darah lebih mudah
mengalami luka memar yang cukup luas, walaupun penyebabnya hanya kekerasan
yang ringan, misalnya pada penderita haemophilia.
Luka memar harus dibedakan denga lebam mayat, adalah sebagai berikut:
a. Lokasi luka memar di sembarang tempat, sedang lebam mayat pada bagian
tubuh yang terendah.
b. Luka memar disertai dengan pembengkaan dan tanda-tanda intravital.
c. Bila ditekan atau diiris warna luka memar tidak menghilang, pada lebam
mayat warna menghilang dan jika diiris keluar darah.
Umur luka memar:
a. Mula-mula hanya timbul pembengkakan.
b. Kemudian berwarna merah kebiruan
c. Pada hari ke 1 sampai dengan 3 warna menjadi biru kehitaman.
d. Kemudian warna menjadi biru kehijauan, berikutnya coklat dan akhirnya
menghilang dalam 1 sampai dengan 4 minggu.
Walaupun demikian umur yang pasti dari luka memar sulit ditentukan.

C. Luka Robek
Seluruh tebal kulit mengalami kerusakan dan juga jaringan bawah kulit. Sehingga
epidermis terkoyak, folikel rambut, kelenjar keringat dan sebacea juga mengalami
kerusakan. Pada umumnya kalau sembuh akan menimbulkan jaringan parut
(sikatrik). Luka robek mudah terjadi pada kulit dengan adanya tulang dibawahnya.

Luka Akibat Benda Tumpul


39

Contoh cara terjadinya luka robek:


a. Persentuhan langsung dengan benda keras pada kulit diatas tulang.
Lukanya mirip dengan luka iris, misalnya pada kepala yang membentur pinggir
meja. Sering disebut juga sebagai luka retak. Perbedaan antara keduanya seperti
tersebut pada tabel dibawah ini.

Tabel perbedaan luka robek dan luka iris


Ciri-ciri Luka Luka iris
Robek
Memar & lecet + -
Rambut Utuh Terpotong
Jembatan jaringan + -
Sudut/tepi luka tumpul tajam

b. Persentuhan dengan arah miring/tangensial dengan benda kasar sehingga akan


merobek kulit. Sering terjadi di daerah kepala, wajah dan extremitas.
Pada tepi luka biasanya ditemukan pula luka lecet dan luka memar.
c. Persentuhan dengan benda yang berputar, misalnya roda, menyebabkan luka
robek yang sirkuler.
d. Patah tulang yang menembus kulit diatasnya.

Penyembuhan luka lecet, memar, ataupun robek tergantung pada:


 Vaskularisasi.
 Kesehatan tubuh penderita.
 Ukuran luka.
 Ada tidaknya komplikasi, misalnya infeksi.

Luka Retak
Yaitu luka pada kulit daerah tubuh yang ada tulang tepat di bawah kulit tersebut,
misalnya: kepala dan tulang kering. Luka ini akibat dari kekerasan benda tumpul yang
mempunyai pinggiran, misal: tepi meja, tepi kikir, terpi pintu dll.

Tabel Perbedaan antara luka iris dan luka retak


Ciri-ciri Luka Iris Luka Retak
Tepi luka Tajam Tidak tajam
Sudut Luka Tajam Tidak tajam
Permukaan luka Rata Tidak rata
Jembatan jaringan Tidak ada Ada
Rambut Terpotong Tercabut
Memar/lecet sekitar luka Tidak ada Ada

Kekerasan Karena Benda Tumpul Pada Kepala


Kelainan pad kulit kepala seperti halnya kelainan pada kulit lainnya, dapat
terjadi luka lecet, memar atau robek. Luka-luka itu mudah terjadi, karena kulitnya
menutupi dasar yang keras, di samping itu luka yang ada sering merupakan petunjuk
adanya kelainan disebelah dalam

Luka Akibat Benda Tumpul


40

A. Kelainan pada tengkorak berupa patah tulang.


1. Fraktur Basis Cranii (patah tulang dasar tengkorak).
Pada umumnya dengan gejala keluarnya darah dari hidung, mulut dan telinga.
Bila atap bola mata juga patah, terjadi perdarahan disekitar bola mata, yang
disebut Brill Haematoma.
Basis Cranii posisinya kurang lebih mendatar, terdiri dari tulang-tulang dengan
tebal yang tidak sama. Dasar dari fossa cranii terdiri dari tulang-tulang tipis dan
mudah patah. Di samping itu basis cranii banyak berlubang-lubang yang dilalui
pembuluh darah dan syaraf.
2. Fraktur Vault Cranii (patah tulang atap tengkorak).
Sifat atap tengkorak melengkung dengan tebal tengkorak kurang lebih sama.
Bagian-bagian yang lemah pada sutura-sutura dan os. temporalis.

Bentuk-bentuk fraktur:
a) Fraktur linier (fissure): berupa garis tunggal yang dimulai pada tempat
trauma dan menjalar.
b) Fraktur compositum: garis frakturnya lebih complicated dari fraktur linier.
Dapat dilakukan rekontruksi pukulan mana yang pertama dan mana yang
kedua dan seterusnya. Pada prinsipnya garis patah tulang yang kedua
berhenti pada garis patah tulang pukulan pertama.
c) Depressed fraktur: merupakan impressi bentuk penampang senjata, misalnya
dipukul dengan martil maka patahannya berbentuk bagian martil yang
mengenai kepala.
d) Dapat pula terjadi pada tulang disekitar foramen magnum (ring fracture),
yaitu bila jatuh dari atas pada kepala atau jatuh dari atas pada tumit.

B. Kelainan pada Otak.


Kelainan ini terjadi bila jaringan otak mengalami benturan dengan tulang atau
bagian dalam duramater, sehingga dapat menimbulkan:
a) Contusio cerebri (memar otak )
Terjadinya perdarahan-perdarahan kecil di permukaan otak tanpa disertai
kerusakan arrachnoid di atasnya.
b) Lacerasio cerebri (robek otak)
Terdapat kerusakan pada subtansi otak putih dan abu-abu (white matter dan grey
matter), disertai pula dengan robeknya arachnoid.
Lacerasio cerebri ada 2 macam yaitu:
- Direct laceration (coup)
Kerusakan otak pada tempat terjadinya trauma.
Sebagai akibat fraktur tengkorak yang tepi-tepinya merusak arachnoid dan
jaringan otak, kadang-kadang (tidak selalu) duramater ikut robek.
Yang paling sering daerah parietal dan temporal.
- Counter coup laceration
Kerusakan otak pada sisi yang berlawanan dengan tempat terjadinya trauma.
Kekerasan pada kepala akan menyebabkan otak bergetar dan membentur sisi
tengkorak yang berlawanan. Syarat terjadinya counter coup yaitu kepala
dalam keadaan bergerak atau kepala diam tetapi bebas untuk bergerak pada
saat terjadinya benturan. Counter coup sering terjadi pada benturan daerah

Luka Akibat Benda Tumpul


41

parietal dan occipital. Kelainan counter coup biasanya lebih besar daripada
coupnya.
Contoh: Seseorang terjatuh kebelakang dengan keras, pada saat gerakan
jatuh ini otak menempel pada dinding tengkorak daerah frontal.
Sehingga pada waktu occipital membentur lantai, maka otak
bergetar dan membentur dinding tengkorak daerah frontal.
Akibatnya terjadi coup laceration didaerah occipital dan counter
coup laceration di daerah frontal.
c) Edema cerebri
Tanda-tandanya:
- Permukaan gyrus menjadi lebih rata, sulcus menjadi dangkal.
- Otak bertambah berat
- Ventrikel-ventrikel mengecil
- Foramen magnum membekas pada cerebellum bagian bawah
- Mikroskopis terdapat timbunan cairan intracellular, pericellular dan
perivascular.

C. Kelainan Pada Selaput Otak.


a) Epidural haemorrhage
Penyebabnya adalah fraktur tengkorak yang merobek pembuluh darah diluar
duramater, yang paling sering adalah a. meningia media, sedangkan a. meningia
anterior, a. meningia posterior dan sinus lateralis jarang. Setiap fraktur yang
menyilang lekukan tempat a. meningia media (pada dinding atap tengkorak)
dapat merobek a. meningia media. Pada anak-anak/bayi tidak terjadi epidural
haemorrhage karena duramaternya masih melekat pada tulang.
Insidence paling sering pada dewasa muda (20-40 thn). Darah akan merembes
diantara tulang dan duramater, kemudian membeku. Sehingga menimbulkan
gejala-gejala kompresi otak. Jumlah epidural haemorrhage rata-rata yang dapat
menyebabkan kematian adalah 125 gram
b) Subdural haemorrhage.
Terjadinya dengan 4 macam cara sebagai berikut:
- Sebagai akibat laceratio jaringan otak dan arrahnoid baik secara coup atau
counter coup. Sehingga menimbulkan perdarahan subdural.
- Akibat dari pecahnya pembuluh darah dipermukaan otak karena adanya
kekerasan yang membentur kepala. Dapat disertai atau tanpa adanya
fraktur tengkorak.
- Perlukaan kembali dari laceratio lama. Bagian otak yang mengalami
penyembuhan, membentuk jaringan granulasi yang menyebabkan otak
melekat pada duramater. Jika terjadi trauma, bagian ini mudah luka dan
berdarah.
- Fraktur daerah parietal dan temporal dapat merobek duramater dan arteri
meningia media. Darah dapat masuk ruang subdural melaui robekan
duramter tersebut.
c) Subarrachnoid haemorrhage
Sebagai akibat pecahnya vena cerebri superior. Dalam derajat yang ringan type
primer ditemukan berbentuk bercak pada daerah parieto occipital uni/bilateral,
atau pada tepi posterior cerebellum, ataupun daerah vermis. Pada trauma berat
dan meninggal seketika, ditemukan perdarahan yang menyeluruh. Perdarahan

Luka Akibat Benda Tumpul


42

akibat aneurysma yang pecah, secara kharakteristik ditemukan pada bagain dasar
otak.

Comosio Cerebri (gegar otak)


Merupakan gangguan fungsi otak akibat trauma kepala tanpa dapat ditemukan
kelainan anatominya di otak. Commotio cerebri merupakan pengertian klinis dengan
gejala-gejala pingsan dari sebentar sampai 15 menit, muntah, pusing, amnesia.
Tidak ada kelainan neurologis.

Kekerasan BendaTumpul Pada Leher Dan Tulang Belakang


A. Pada Leher.
Kekerasan lokal dapat menimbulkan perdarahan-perdarahan dalam otot atau patah
tulang-tulang leher. Kematian oleh karena shock berat, laryngeal spasme, vagal
reflex, atau dapat terjadi robekan trachea/larynx, kemudian timbul emphysema yang
meluas ke leher dan mediastinum, yang menyebabkan asphixia.
Kekerasan generalized menyebabkan robekan larynx, trachea, oesophagus, otot,
syaraf atau pembuluh darah. Kematiannya karena shock, infeksi sekunder atau
obstructive asphyxia.
B. Pada Tulang Belakang.
Kekerasan langsung menyebabkan fraktur atau luxatio pada tempat terjadinya
trauma. Sedang yang tidak langsung menyebabkan fraktur atau dislokasi akibat
adanya tarikan / tekukan.

Kekerasan Benda Tumpul Pada Dada.


1. Mengenai Tulang.
a. Tulang Iga:
- Trauma langsung dapat menyebabkan transverse fracture.
- Oblique fracture akibat dari crushing (terjepit), bending (tertekuk),
grinding (tergilas)
Kematian patah tulang iga karena immediate shock haemathorax, pneumothorax,
deformitas dada yang menyebabkan atelectasis dan secondary pneumonia serta
sepsis karena abses dinding dada.
b. Sternum.
- Patah tulang manubrium akibat benturan pada bagaian depan dada.
- Kekerasan tidak langsung biasanya menyebabkan fraktura sternum
diantara costa 2-4.
Dapat disertai atau tanpa adanya robekan pericardium dan jantung
c. Scapula: jarang terjadi.
d. Clavicula.
Sering mengalami fraktur akibat kekerasan langsung atau tidak langsung. Tidak
menyebabkan kematian dapat pula terjadi dislokasi sendi di sternum atau
acromion.
2. Mengenai Organ-organ dalam dada.
Pada umumnya dapat terjadi:
- lepas dari fixasinya.
- Crushed/contused
- Robek
- Pecah (burst open)

Luka Akibat Benda Tumpul


43

- Lacerasi akibat costa yang patah.


a. Pericardium.
- Robekan akibat patah tulang costa atau sternum.
- Robek (di bagian samping) akibat tekanan pada sisi dada
b. Jantung
Jantung dan pericard hanya terluka jika ada kekerasan hebat.
- Lepas dari fixasinya (yaitu pembuluh darah besar)
- Contusion dapat terjadi di subpericardial fat, myocard valvula (jarang).
Contusion pada dinding depan ventrikel kanan dapat menimbulkan
rupture. Jika pada pemeriksaan mikroskopik terdapat fibrosis, maka
fibrosis ini karena adanya infark lama.
- Robekan jantung, terutama di auricular dan pada umumnya transversal.
- Bursting rupture (pecah), dimana kerusakannya meliputi seluruh tebal otot
jantung. Lebih sering terjadi, rupture berbentuk bulat, oval, atau seperti
bintang, jika pericard intak, akan timbul heart tamponade.
- Lacerasi myocard akibat ujung-ujung tulang yang patah.
c. Paru-paru.
- Lepas dari fixasinya. Yang paling sering putus adalah bronchi, karena
bronchi lebih elastis dan berhubungan dengan jantung yang tidak begitu
tetap tempatnya.
- Crushing dan contusi (dapat terjadi bersama lacerasi) sebagai akibat patah
tulang iga yang menekan pleura.
- Robekan pada paru-paru biasanya berbentuk longitudinal atau transverse,
akibat gilasan pada dada yang menekan dan menarik paru-paru.
- Ruptur paru-paru, karena peningkatan tekanan intrabronchial yang
mendesak udara ke perifer, timbul distensi alveoli subpleural yang
menyebabkan ruptur paru-paru.
- Kerusakan akibat patah tulang iga akibat trauma langsung atau tidak
langsung.
d. Diafragma.
Yang sebelah kiri sering robek, karena yang kanan terlindung oleh hepar.
Kerusakan berupa peregangan karena perubahan bentuk dada, atau pecah akibat
desakan viscera abdomen.
Pada defect diphragma congenital tepi-tepinya licin dan tidak ada echymose.

Kekerasan Benda Tumpul Pada Perut


Pada umumnya menyebabkan:
- Contusion dan crushing.
- Lacerasi organ parenchyma.
- Ruptur organ karena peningkatan tekanan di dalam organ.
- Organ terlepas dari fixasinya.
- Lacerasi organ karena patah tulang.

1. Organ –organ Parenchym


a. Hepar
- Contusion dan crushing karena kompresi antero posterior atau dengan jalan
injakan pada epigastrium.
- Lacerasi akibat grinding force.

Luka Akibat Benda Tumpul


44

Komplikasi dari rupture hepatis:


- Immediate shock, terutama pada kasus alkoholik.
- Intra abdominal bleeding.
- Infeksi intra abdominal.
- Extravasasi empedu kedalam cavum abdomen, bila gall blader pecah.
b. Lien
Rupture pada umumnya berbentuk huruf Y, H atau L.
Keluhan: nyeri hypogastrium kiri, pucat, haus, nyeri bahu kiri, dinding
abdomen tegang, nadi cepat, dyspnea.
Komplikasi: internal bleeding.
c. Ginjal
Trauma dapat hanya mengenai jaringan ginjal saja dan menimbulkan
pedarahan retroperitoneal.
Jika luka rongga dalam ginjal, menimbulkan darah dalam urine.
Luka pada ginjal biasanya unilateral, dengan gejala nyeri di daerah ginjal dan
hematuria.
d. Pankreas
Penyebabnya adalah trauma di epigastrium akan menekan pancreas pada
columna vertebralis dan terjadi rupture vertikal.
Kematian disebabkan karena terjadi shock dan perdarahan.
e. Adrenal
Yang kanan mudah terluka karena lokasinya dibagian posterior lobus dextra
hepar. Sehingga dapat terluka jika hepar berpindah tempat karena trauma.
Pada umumnya terluka bersama-sama dengan organ lain.
2. Organ-organ Berongga
a. Lambung
Trauma local pada epigastrium atau hypochondrium kiri dapat menyerbabkan
contusi, rupture atau tearing dari dinding lambung.
Tearing (robekan) lambung sering terjadi, akibat kekerasan yang menyebabkan
tarikan pada lambung.
Rupture bila saat trauma, lambung dalam keadaan terisi penuh dengan
makanan. Rupture biasanya di kurvatura mayor atau dekat cardia.
b. Usus/duodenum
Yang paling sering terluka setinggi lumbal ke II dimana duodenum melintasi
columna vertebralis .
Rupture dapat terjadi bila duodenum sedang penuh cairan. Atau terjadi auto
digestive pada luka contusi.
c. Kandung seni
Jika sedang penuh mudah rupture jika terjadi trauma.

Pelvis
Trauma dapat menyebabkan patah tulang (Becken Fracture)
Misalnya :
 Jatuh dari tempat tinggi.
 Tergilas roda kendaraan dapat timbul luxatio sendi sacroiliaca, symphysiolisis
atau fracture ramus os pubis/sacrum. Dapat disertai robekan perineum,
scrotum, urethra, vagian dan anus.

Luka Akibat Benda Tumpul


45

Kekerasan Benda Tumpul Pada Anggota Gerak


1. Tulang-tulang dan Sendi.
a. Kekerasan langsung dapat menyebabkan:
- Dislokai sendi.
- Patah tulang, yang pada umumnya tidak spesifik untuk menunjukkan
bentuk benda tumpul penyebab kekerasan tersebut.
- Kerusakan hebat pada jaringnan sekitarnya.
b. Kekerasan tidak langsung, menyebabkan kerusakan tidak pada tempat kontak.
Misalnya tungkai tergilas roda ditengah-tengah femur, dapat terjadi keluarnya
caput femoris dari acetabulum.
c. Muscular action, jarang terjadi.
2. Mengenai bagian lunak.
a. Menimbulkan luka lecet, memar, dan robek dalam berbagai derajat.
b. Gilasan roda mobil dapat menimbulkan avulsi, sebab roda yang berputar
menekan extramitas bersamaan dengan arah tarikan tangensial pada kulit. Pada
keadaan yang berat avulsi mengenai kulit dan jaringan lunak subcutan seluruh
lingkaran extremitas berbentuk kaos kaki.
Kekerasan yang hebat dapat pula menyebabkan extremitas teramputasi dan
kerusakan yang hebat (hancur). Amputasai dapat pula pada jari-jari, pergelangan
tangan, lengan bawah, lengan atas atau pun pada sendi bahu.

Komplikasi yang fatal pada trauma extremitas


- Syok: - primer/immediate akibat kerusakan syaraf.
- secunder/delayed akibat circulatory collaps yang general
- Perdarahan, bila kerusakan pada pembuluh darah besar atau banyak pembuluh
darah kecil yang robek.
- Infeksi: sekitar ujung patah tulang komunitiva dapat menyebabkan
osteomyelitis. Yang disebabkan Staph. aureus, Strep. hemolyticus.
- Abses sekitar luka dapat menyebabkan luka septik trombosis.
- Clostridium welchii dapat menyebabkan nekrosis gangren.
- Tetanus
- Hypostatis pneumonia pada penderita yang bed rest lama karena perawatan
- Thrombose dan embolisme

RINGKASAN
1. Kekerasan karena benda tumpul amat sering terjadi dan merupakan kasus terbanyak
yang masuk dibagian Ilmu kedokteran Forensik.
2. Cara kejadiannya yang sering adalaha kecelakaan (terutama kecelakaan lalu lintas)
pembunuhan dengan kekerasan benda tumpul juga sering terjadi, sedang bunuh diri
jarang terjadi.
3. Akibat dari kekerasan karena benda tumpul dapat ringan sampai fatal. Sebab
kematian pada kasus fatal pada umumnya karena kerusakan organ-organ vital,
shock, perdarahan, infeksi atau thrombosis dan embolisme.
4. Kekerasan pada kulit dapat menyebabkan luka lecet, memar dan luka robek.
5. Akibat kekerasan pada tulang dapat menyebabkan fraktur.
6. Kekerasan benda tumpul dapat pula menyebabkan kelainan intra cranial berupa
epidural haemorrhage, subdural haemorrhage, subarrachnoid haemorrhage, contusio
cerebri, laceratio cerebri atau edema cerebri.

Luka Akibat Benda Tumpul


46

7. Disamping itu kekerasan benda tumpul pada kepala, yang sedang bergerak atau
kepala diam tetapi bebas untuk bergerak dapat mengakibatkan countre coup
laceration. Counter coup laceration terjadi di otak pada sisi yang berlawanan dengan
tempat kekerasan. Pada umumnya counter coup laceration, kerusakannya lebih
parah dari pada coupnya.
8. Kerusakan pada organ-organ dalam, umunya berupa terlepas dari fixasinya,
contusio, robek, pecah/rupture, atau lacerasi akibat ‘tertusuk’ tulang yang patah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Camps, Francis E.’Gradwolls legal medicine’ 2nd ed., John Wright & Sons Ltd.,
Bristol 1968.
2. Fatteh, Abdullah,’Hand Book of Forensic Pathology’, JB.Lippincot Companny,
Philadelphia-Toronto, 1973.
3. Gleister,John, ’Medical Jurispendence and Toxicology’, 10th ed., The Williams
and Walkins Companny Baltimore, 1975.
4. Gonzales et al, ’Legal Medicine Pathology and Toxicology,’ 2nd ed., Appleton –
Centuri-Croffts Inc, New York, 1954.

Luka Akibat Benda Tumpul

Anda mungkin juga menyukai