Anda di halaman 1dari 54

Traumatologi

dr. Aberta Karolina, Sp.F.M


TRAUMATOLOGI FORENSIK
Definisi :

Traumatologi adalah cabang ilmu


Kedokteran yang mempelajari tentang luka
dan cedera serta hubungannya dengan
berbagai kekerasan atau rudapaksa.

Keadaan ketidaksinambungan jaringan


tubuh akibat kekerasan.
KLASIFIKASI LUKA/KEKERASAN
① MEKANIK:
 Kekerasan yang disebabkan oleh benda
tajam
 Kekerasan oleh benda tumpul
 Kekerasan yang disebabkan oleh
senjata api
②FISIKA:
 Suhu
 Listrik dan petir
 Perubahan tekanan udara
 Akustik
 Radiasi
③KIMIA:
 Asam atau basa kuat
Trauma Tumpul

2 variasi utama trauma tumpul adalah:

 Benda tumpul yang bergerak terhadap korban yang diam.

 Korban yang bergerak terhadap benda tumpul yang diam.


BENDA TUMPUL
 Luka Memar
perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat
pecahnya kapiler dan vena, misalnya jejas ban

 Luka Lecet
cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan
benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing,
misalnya tubuh terbentur aspal

 Luka Terbuka
Luka robek atau luka terbuka yang disebabkan oleh
kekerasan benda tumpul dapat terjadi bila kekerasan
yang terjadi sedemikian kuatnya hingga melampaui
elastisitas kulit atau otot
KLASIFIKASI LUKA LECET
• Luka lecet gores disebabkan penggeseran
pada kulit oleh benda runcing sehingga
terangkat.

• Luka lecet serut adalah variasi luka lecet gores


yang daerah penggeserannya dengan
permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan
ditentukan dari letak tumpukan epitel.

• Luka lecet tekan disebabkan oleh penjejakan


pada kulit oleh benda tumpul. Misalnya kisi-kisi
radiator mobil, jejas gigitan.

• Luka lecet geser disebabkan oleh penekanan


linier pada kulit disertai gerakan bergeser,
misalnya gantung, jerat, pecut.
Tipe luka
Abrasi

Laserasi

Kontusi/ruptur

Fraktur

Kompresi

Perdarahan
Abrasi

Abrasi adalah pengelupasan kulit.

Epidermis : superficial

Dermis : profunda

Subcutis

Arah pengelupasan dapat ditentukan dengan pemeriksaan


luka. 2 tanda yang dapat digunakan.
 Arah dimana epidermis bergulung
 Kedalaman pada permukaan luka yang menandakan
ketidakteraturan benda yang mengenainya.
 Pola dari abrasi sendiri dapat menentukan : bentuk
benda yang mengenainya, waktu.
Kontusio / memar
Superfisial & Dalam

Terjadi karena tekanan yang


besar oleh benda tumpul dalam
waktu yang singkat.

Kerusakan pada pembuluh


darah kecil dan dapat
menimbulkan perdarahan pada
jaringan bawah kulit atau organ
dibawahnya. (Luka tertutup)
Komplikasi luka memar
 Memar yang luas dan masif → syok → penurunan
kesadaran → kematian.
 Agregasi darah → mengganggu aliran balik vena pada
organ yang terkena → ganggren → kematian jaringan.
 Memar → media berkembang biak kuman. Kematian
jaringan dengan hipoxia→ saturasi oksigen rendah →
kuman anaerob dapat hidup (clostridium memproduksi gas
gangren).
 Tekanan mendadak → pecahnya sel – sel lemak, cairan
lemak memasuki peredaran darah pada luka dan bergerak
beserta aliran darah → emboli lemak pulmoner/ emboli pada
organ lain termasuk otak.
Kontusio pada Jaringan & Organ Dalam

 Semua organ dapat terjadi kontusio.


 Kontusio pada otak→ penurunan kesadaran, koma dan
kematian.

 Jantung → gangguan irama jantung atau henti jantung.


 Kontusio pada organ lain → ruptur organ yang
menyebabkan perdarahan
Laserasi

 Laserasi disebabkan oleh benda yang


permukaannya runcing sehingga merobek
(menyebabkan kerusakan) kulit dan jaringan bawah
kulit.

 Terdapat jembatan jaringan, tepi luka yang irreguler,


kasar dan terdapat luka lecet menunjukkan
laserasi yg disebabkan oleh benda tumpul, dan
sebaliknya.
Fraktur
 Fraktur adalah suatu bentuk dari diskontinuitas tulang. Bentuk dari
fraktur dapat menggambarkan mekanisme terjadinya trauma.
Kompresi
 Kompresi yang
terjadi dalam
jangka waktu
lama dapat
menyebabkan
efek lokal
maupun sistemik
yaitu asfiksia
traumatik
sehingga terjadi
kematian akibat
kekurangan
oksigen
Perdarahan
 Perdarahan dapat muncul setelah terjadi kontusio, laserasi, fraktur,
dan kompresi.
 Kehilangan 1/10 volume darah tidak menyebabkan gangguan yang
bermakna.
 Kehilangan ¼ volume darah dapat menyebabkan pingsan meskipun
dalam kondisi berbaring.
 Kehilangan ½ volume darah dan mendadak dapat menyebabkan
syok yang berakhir pada kematian.
Pola Trauma Tumpul
Berupa: patah tulang, luka terbuka (tepi tidak rata,
terdapat jembatan jaringan), luka memar dan luka
lecet.
 Pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor
biasanya mendapatkan fraktur tulang panjang kaki
(‘bumper fractures’).
 Karena hampir seluruh kendaraan bermotor ‘nose dive’
ketika mengerem mendadak, pengukuran ketinggian
bemper dan tinggi fraktur dari telapak kaki,
mengindikasikan usaha pengendara kendaraan
bermotor untuk mengerem.
 Penderita serangan jantung yang terjatuh dapat
diketahui dengan adanya pola luka pada dan di bawah
area ‘hat band’ dan biasanya terbatas pada satu sisi
wajah. Dengan adanya pola tersebut mengindikasikan
jatuh sebagai penyebab, bukan karena dipukul.
BENDA TAJAM
Luka iris adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan
timbulnya luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan
kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan sepanjang
kulit. Luka iris memiliki kedua sudut luka yang lancip dan
dalam luka tidak melebihi panjang luka.

Luka tusuk akibat alat yang berujung runcing dan bermata


tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan
tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh. Sudut
luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya,
apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua.
Luka tusuk memiliki dalam luka lebih besar daripada
panjang luka

Luka bacok adalah luka akibat benda atau alat yang berat
dengan mata tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan
suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar. Contoh :
pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal. Luka bacok
memiliki karakteristik yang sama seperti luka iris.
Luka Tajam
• Luka insisi
disebabkan gerakan menyayat
dengan benda tajam seperti
pisau atau silet.
 luka biasanya panjang, bukan
dalam.
 Panjang dan kedalaman luka
dipengaruhi oleh gerakan
benda tajam, kekuatannya,
ketajaman, dan keadaan
jaringan yang terkena.
 Karakteristik luka ini yang
membedakan dengan laserasi
adalah tepinya yang rata.
 Luka tusuk
Luka tusuk disebabkan oleh benda tajam dengan posisi
menusuk atau korban yang terjatuh di atas benda tajam.
Pola Luka
 Tusukan masuk, yang kemudian
dikeluarkan sebagian, dan
kemudian ditusukkan kembali
melalui saluran yang berbeda.
(lebih dari satu saluran dapat
ditemui)
 Tusukan masuk kemudian
dikeluarkan dengan mengarahkan
ke salah satu sudut, sehingga luka
yang terbentuk lebih lebar dan
memberikan luka pada permukaan
kulit seperti ekor.
 Tusukan masuk kemuadian saat masih di
dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga
saluran luka menjadi lebih luas.
 Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan
dengan mengggunakan titik terdalam sebagai
landasan, sehingga saluran luka sempit pada
titik terdalam dan terlebar pada bagian
superfisial.
 Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun
keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan
besar.
Faktor Luka tusuk

1. Reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar.

2. Jika kekuatan tambahan, dapat ditemukan kontusio


minimal pada luka.

3. Posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada


saat autopsi.
Luka Bacok
Luka bacok dihasilkan
dari gerakkan merobek
atau membacok dengan
menggunakan instrument
yang sedikit tajam dan
relatif berat seperti
kapak, kapak kecil, atau
parang.
TEMBAKAN SENJATA API
Senjata api = suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
perledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru)
yang berkecepatan tinggi melalui larasnya.

PELURU LARAS PELURU LARAS LICIN


BERALUR
Akibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran
tergantung pada faktor:
 Besar dan bentuk anak peluru
 Balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak
peluru)
 ‘Kerapuhan’ anak peluru
 Kepadatan jaringan sasaran
 Vulnerabilitas jaringan sasaran

Gambaran skematis
komponen
tembakan
KOMPONEN TEMBAKAN
 kelim lecet; anak peluru menembus kulit, terbentuk
lubang yang dikelilingi bagian kehilangan kulit ari

 kelim kesat; zat melekat pada anak peluru (ie,


minyak pelumas, jelaga, elemen mesiu [Pb,Sb,Ba]
terusap pada tepi lubang terbentuk

 kelim tatoo; butir-butir mesiu yang tidak habis


terbakar tertanam pada kulit sekitar kelim lecet

 kelim jelaga; jelaga/asap yang keluar dari ujung


laras senjata

 kelim api; api yang ikut keluar membentuk


(hiperemia/jaringan terbakar)
Anak peluru menembus kulit  lubang yang dikelilingi
bagian kehilangan kulit ari (kelim lecet)  zat melekat
pada anak peluru (ie, minyak pelumas, jelaga, elemen mesiu
[Pb,Sb,Ba] terusap pada tepi lubang terbentuk kelim kesat
 butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar tertanam
pada kulit sekitar kelim lecet membentuk kelim tatoo 
jelaga/asap yang keluar dari ujung laras senjata membentuk
kelim jelaga  api yang ikut keluar membentuk kelim api
(hiperemia/jaringan terbakar)

Dapat menentukan : Luka tembak masuk (LTM)


- jarak jauh
- jarak dekat
- jarak sangat dekat
- tempel/kontak
Perkiraan Jarak Tembak Berdasarkan Luka Tembak Masuk Dalam
Centimeter
LTM tempel/kontak  dibentuk oleh seluruh komponen (yang akan
masuk kedalam saluran luka) dan jejas laras (luka lecet tekan yang
mengelilingi kelim lecet dengan sekitar yang menonjol)

Uji difenhidramin terhadap adanya nitrat dan pemeriksaan


spektrofotometri terhadap Sb pada tangan tersangka pelepas
tembakan, terutama senjata jenis revolver merupakan salah satu cara
pembuktian terhadap pelaku penembakan.

Luka tembak keluar (LTK) = tempat anak peluru meninggalkan


tubuh korban.
- LTK lebih besar dari LTM (kerna deformitas anak peluru,
bergoyangnya anak peluru, terikut jaringan tulang yang pecah.
- LTK < LTM bila luka tembak tempel/kontak atau anak peluru
telah kehabisan tenaga saat akan keluar.
SUHU
Luka akibat suhu tinggi: Luka akibat suhu rendah:

 Eritema  Hiperemia
 Vesikel dan bulla  Edema dan vesikel
 Nekrosis koagulasi  Nekrosis
 Karbonisasi  Pembekuan disertai
kerusakan jaringan
LUKA AKIBAT SUHU
(TINGGI/PANAS)
Suhu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya heat exhaustion
primer.
 Kolaps : temperatur kulit tinggi & rendahnya
pengelepasan panas (ketidakseimbangan antara daarah
sirkulasi dengan lumen pembuluh darah)
 Heat exhaustion sekunder : akibat dehidrasi
 Heat stroke : kegagalan kerja pusat pangatur suhu
akibat terlalu tingginya temperatur pusat tubuh
 Sun stroke : terjadi akibat panas sinar matahari yang
menyebabkan hipertermia
 Heat cramps : akibat menghilangnya NaCl darah
dengan cepat akibat suhu tinggi
LUKA BAKAR
Terjadi akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi.
Kerusakan bergantung pada tinggi suhu dan lama kontak,
luas yang terkena, lokalisasi.

RULES OF NINE
Derajat luka bakar:
① Eritema
② Vesikel dan bullae
③ Nekrosis koagulatif
④ Karbonisasi
SUHU (RENDAH/DINGIN)
 Kegagalan pusat pengatur suhu atau
rendahnya disosiasi Oksi Hb hingga
menyebabkan kematian mendadak.
 Derajat Luka dikategorikan menjadi:
 Derajat I (hiperemia)
 Derajat II (edema dan vesikel)
 Derajat III (nekrosis)
 Derajat IV (pembekuan dan
kerusakan jaringan)
 Terjadi perubahan warna merah atau
ungu pada persendian seperti: lutut,
siku, atau pinggul.
LUKA AKIBAT TRAUMA
LISTRIK
Faktor-faktor berperan:
 Tegangan (Volt)
 Kuat arus (Amp)
 Tahanan kulit
 Luas & lama kontak

Gambaran makroskopis:
Electric mark  Luka atau kerusakan lapisan tanduk kulit,
bentuk bundar dan oval, di bagian tengah datar & rendah serta
tampak pucat, dikelilingi bagian kulit yg menimbul/menonjol, dan
pada sekitar luka tampak kulit hiperemi.
LISTRIK
 Terdapat Luka Masuk & Luka Keluar
(grounding).
 Tegangan tinggi
 (kontak lama)  gbrn luka luas & parah
 (kontak singkat)  luka minimal.
 Kulit yg basah atau tubuh yg terbenam (ex. dlm
bak mandi)  tidak meninggalkan tanda-tanda
sama sekali.
 Tegangan 65-1000 V dapat mematikan
LUKA AKIBAT PETIR
Kematian terjadi karena efek arus listrik (kelumpuhan saraf
pusat, fibrilisasi ventrikel), panas dan ledakan gas panas
yang timbul.
Pada korban ditemukan:
 Aboresent mark (kemerahan kulit
seperti percabangan pohon)
 Metalisasi (pemindahan partikel
metal dari benda yang dipakai ke
dalam kulit)
 Magnetisasi (benda metal yang
dipakai berubah menjadi magnet)
 Pakaian terbakar dan robek-robek
akibat ledakan/panas
LUKA AKIBAT PERUBAHAN
TEKANAN UDARA
Peningkatan tekanan udara diikuti perubahan volume gas 
akibatkan trauma fisik, berupa:

 Barotrauma aural : rasa nyeri ringan dan berdengung pada


telinga. gejala lebih berat adalah retraksi gendang telinga,
hiperemi, kongesti telinga tengah, pecahnya gendang telinga

 Barotrauma pulmoner : berkembang menjadi emfisema,


penumotoraks, kerusakan jaringan paru, emboli udara

 Gejala-gejala lain : vertigo, gangguan penglihatan,


gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan, konvulsi,
somnolen
LUKA AKIBAT TRAUMA BAHAN
KIMIA
Trauma kimia merupakan efek korosi dari asam kuat dan basa kuat.

 ASAM KUAT : mengkoagulasikan protein 


menimbulkan luka korosi kering, keras seperti
kertas perkamen

 BASA KUAT : membentuk reaksi penyabunan intrasel


sehingga  menimbulkan luka basah, licin dan
kerusakan akan terus berlanjut sampai dalam
*bentuk luka sesuai dengan mengalirnya bahan cair tersebut
Luka Karena Bahan Kimia
Deskripsi Luka pada VeR

1. Regio Luka
2. Koordinat luka (x,y)
3. Jenis Luka (luka terbuka, luka
memar, luka lecet, patah
tulang)
4. Ukuran Luka
5. Bentuk Luka
6. Batas Luka
7. Tepi, Sudut, Kedalaman, Dasar
luka, Jembatan jaringan,
Resapan darah
8. Warna
9. Benda Asing di sekitar
Contoh Pemeriksaan luka
Luka-luka:

Pada dahi, lima sentimeter dari garis tengah ke kanan, dua sentimeter di atas alis, terdapat
luka lecet, ukuran lima sentimeter kali dua sentimeter, bentuk tidak teratur, batas tegas,
warna kemerahan.

 Regio: Dahi
 Oordinat (x,y): (lima sentimeter dari garis tengah ke kanan, dua sentimeter di atas
alis)

 Jenis luka: luka lecet


 Bentuk: tidak teratur
 Batas: tegas
 Warna: kemerahan.
Cara Pemeriksaan
Dasar Hukum Perlukaan

 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)


Bab XX (Tentang Penganiayaan ) terutama padal
351 dan pasal 352;

 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)


Bab IX ( Tentang Arti Beberapa Istilah Yang
Dipakai Dalam Kitab Undang-undang ), yaitu
pasal 90
Pasal 351
1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah;
2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun;
3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun;
4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak
kesehatan;
5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352
 Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356 maka
penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan,
dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
 Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang-orang yang
melakukan kejahatan ini terhadap orang yang bekerja
padanya, atau menjadi bawahannya.
 Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak
dipidana.
Pasal 90
 Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan
akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya
maut:
 Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencaharian;
 Kehilangan salah satu panca indera;
 Mendapat cacat berat ( verminking );
 Menderita sakit lumpuh;
 Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
 Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan.
DERAJAT LUKA
 I : tidak berakibat penyakit atau halangan
untuk menjalankan aktivitas

 II : berakibat penyakit atau halangan untuk


melakukan aktivitas, tetapi hanya
sementara

 III : berakibat penyakit atau halangan untuk


melakukan aktivitas, secara terus-
menerus, dan tidak ada harapan untuk
sembuh, hingga cacat atau lumpuh,
terganggunya daya pikir lebih dari 4
minggu, gugurnya kandungan, atau
kematian.

Anda mungkin juga menyukai