Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel


organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.
Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-
perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau
bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris
sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Perubahan yang diakibatkannya tidak membahayakan bagi sel atau bahkan
bersifat menguntungkan. Dalam beberapa kasus, apakah virus tersebut bertindak
sebagai agen penyakit atau sebagai agen pewaris sifat tergantung dari sel-sel
inangnya dan kondisi lingkungan. (Jawetz.2005)

1
BAB II
ISI

1.2 Definisi Virus

Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk
dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA.
Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat
terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap
antibiotics

Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk


hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang
virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri
bukan makhluk hidup. Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang,
polihidris dan seperti huruf T. (Hasanah, uswatun.2014)

2.2 Sejarah Virus

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit


mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun
tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika
tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang
sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut,
Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih
kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah
daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat
menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan,
yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga
masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang

2
dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897
setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di
dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena
kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali
ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan
bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan
hidup pembawa penyakit.

Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa
penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat
dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya
adalah bakteri yang sangat kecil.

Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell


Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab
penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga
merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron
pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
(Anonim.2011)

2.3 KARAKTERISTIK VIRUS


Virus berbeda dengan penyebab penyakit lainnya karena ukurannya
sangan kecil sekali sehingga dapat menerobos filter bakteri. Virus merupakan
parait obligat dalam inangnya, artinya virus hanya dapat hidup parasit didalam sel
tubuh inanga. Ciri ciri umum virus yaitu :
 Mengandung satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA saja)
 Mempunyai kulit dari protein yang mengelilingi asam nukleat
 Berkembang biak didalam sel tubuh inang
 Menyebabkan pembentukan unsur unsur khusus yang dapat menstransfer
asam nukleat virus ke sel sel lainnya(Uswatun Hasanah,2014)

2.3.1. Ukuran Virus

3
Ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel. Ukurannya berkisar
dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer. Unit pengukuran virus biasanya
dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1000 mikrometer dan 1 juta
milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu
berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya
berukuran 28 nm. Berikut adalah gambar struktur dari tubuh virus :

Gbr. 2.3 Struktur Virus


(Sumber : http://rachmadsyarul.files.wordpress.com/2013/11/1.jpeg)

2.3.2 Komposisi Kimia Virus


A. Asam Nukleat

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus
dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau
RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear
tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil
sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan
virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan
adalah RNA yang beruntai tunggal.
4
Ukuran gen DNA virus antara 3,2kbp sampai 375 kbp. Sedangkan untuk
gen RNA virus antara 7 kb samapai 30 kb. Semua kelompok virus DNA
mempunyai genom molekuo DNA tunggal dan mempunyai susunan linier atau
sirkuler. Untuk kelompok virus RNA bisa linier tunggal. Sedangkan virus yang
lainnya gen terdiri dari beberpa segmen RNA yang terkait agak longgar didalam
virion.

Asam nukleat virus memiliki ciri khas dari kandungan G+C.gen virus
DNA dapata dianalisa dan dibandingkan dengan menggunakan pembatas
endonuklease. Sedangkan gen virus RNA dikerjakan dengan menggunakan DNA
klon secara molekuler sebagai salinan dari RNA dan juga dari peta terbatas.
Pengujian reaksi rantai polimerase dan teknik hibridisasi molekuler dapat
mempelajari transkripsi dari gen virus didalam sel yang terinfeksi, hal ini sama
baiknya dengan perbandingan keterkaitan dari virus virus yang berbeda (Jawetz,
Melnick & Adelberg,2005).

B. Kapsit dan Kulit

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein


yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe
virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang
lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid
terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.

Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein


nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus
campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA
membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein
dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini
diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein
yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian
ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal
infeksi. (Jawetz.2005)

5
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan
tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa
bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein
virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang
dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T,
yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4,
butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid
sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein
kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.

Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus
memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada
hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung
ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung
protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan
protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya.
Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat
pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk
menempel pada suatu bakteri.

Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat


transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab
dalam mekanisme penginfeksian sel inang. (anonim.2011)

C. ENZIM VIRUS
Telah dikatakan sebelumnya bahwa partikel virus tidak melakukan
metabolisme sendiri. Namun beberapa virus memiliki enzim yang berperan dalam
siklus infeksi. Sebagaicontoh, banyak virus yang memiliki asam nukleat
polimerase yang mentranskripsi asam nukleat virus kedalam mesengger RNA
pada saat siklus infeksi dimulai. Retrovirus memiliki enzim reverse transkriptase
yang berfungsi untuk menstanskripsikan RNA ke DNA intermediat. Enzim
neuramidase yang dimiliki oleh virus influenza berfungsi untuk memecah ikatan
glikosida dari glikoprotein dan glikolipid yang terkandung dalam jaringan ikat sel
hewan, enzim ini bekerja pada saat lisis/pelepasan. T4 bakteriophage memiliki
6
enzim lisosom yang berfungsi untuk melubangi dinding sel bakteri sehingga DNA
virus dapat masuk ke dalam sel yang diinfeksinya, dan enzim ini dihasilkan pula
pada saat lisis (Kusnadi, dkk.2014).

2.3.3. Reproduksi Virus

Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan
siklus lisogenik.

1. SIKLUS LITIK
Siklus litik dari bakteriofage dimulai dari tahap :
1. Adsorbsi : Ujung ekor virus melekat pada dinding sel inang
2. penetrasi : berlangsung secara mekanis namun dipermudah denga enzim
lisozim. Penetrasi terjadi bila ekor virus melekat pada dinding sel inang
kemudian seludang berkontraksi mendorong inti ekor virus melekat pada
dinding sel dan membran sel. Viruskemudian menginfeksikan DNAnya ke
dalam sel inang.
3. Replikasi : setelah virus telah menginfeksikan asam nukleat yang
membawa informasi yang diperlukan bagi sintesis partikel partikel virus
baru.
4. Perakitan dan Pematangan : segera setelah menginfeksi asam nukleat
virus kedalam inang,virus mengambil alih sistem metabolik sel inang
sehingga terbentuk lebih banyak asam nukleat virus. Kira kira infeksi
25menit awal, terbentuk kurang lebih 200 bakteriofage baru.
5. Lisis dan Pembebasan: setelah terbentuk bakteriofage baru, sel bakteri
pecah melepas fage fage baru untuk menginfeksi bakteri bakteri lain dan
memulai lagi daur tersebut. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul
pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan
membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel
yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang
bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali.

Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain
siklus lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama
7
karena menyangkut penghancuran sel inangnya. Setiap siklus litik dalam
prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit (Ni Putu Restiati, 2000 : 239-240).

Gbr. 2.3.1 siklus litik virus


(Sumber :
http://4.bp.blogspot.com/_4IwHTsRufBg/Svw591nGDQI/AAAAAAAAAIQ/dNKZEOtR
luQ/s1600/replikasi+virus.jpg)

2. SIKLUS LISOGENIK

Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain


siklus litik. Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya
yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap
penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Siklus lisogenik secara umum
mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen virus dan
pembelahan sel inang.

Tahap siklus:
1. Adsorpsi dan penetrasi
Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang
spesifik lalu menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan
8
penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada
asam nukleatnya kedalam sel.
2. Penyisipan gen virus
Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian
akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut
kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage).
Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi.
3. Pembelahan sel inang
Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang
telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali
berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
4. Hubungan dengan siklus litik
Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan
yang tepat tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah
besar apabila diberi agen penginduksi. (anonim.2011)

2.4 Klasifikasi Virus

2.4.1 Berdasarkan Morfologinya


Bentuknya menyerupai batang yang panjang agak kaku dan lentur. Kapsid
terlihat seperti tabung silinder yang pendek terbentuk seperti heliks yang
mengelilingi asam nukleat virus. Contohnya : virus yang menyebabkan penyakit
mosaik pata tembakau (TMU). (Jawetz.2005)
B. Virus Polihedral
Virus polihedral berbentuk seperti polihedron sehingga memberi kesan
seperti bentuk kristal. Contohnya adenovirus dan virus polio.
C. Virus yang Berkulit
Virus virus ini berbentuk bulat dan bermacam macam karena sifat kulitnya
yang kaku. Virus ini berbentuk heliks dan polihedron yang dapat mempunyai
kapsid yang berkulit.contoh: virus influenza dan herves simplex virus.
D. Virus Komplekss
Beberapa virus, terutama virus bakteria mempunyai struktur yang amat
kompleks sehingga dinamakan virus kompleks. Contohnya : virus caca, yang
9
tidak mempunyai kapsid yang jelas namun mempunyai kulit yang menyelubungi
asam nukleat. (anonim.2011)

2.4.2 Berdasarkan jenis Asam nukleatnya


Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada
virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang
menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus
penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase
φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan
pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting positif
(+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel inang dan bertindak
sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting minus (-); virus RNA berunting
negatif (-) yang tidak dapat secara langsung bertindak sebagai mRNA, tetapi
sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion transkriptase; dan retrovirus,
yang berunting + dan dapat bertindak sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi
segera bertindak sebagai cetakan sintesis DNA berunting ganda (segera
berintegrasi ke dalam kromosom inang ) melalui suatu transkriptase balik yang
terkandung atau tersandi. Setiap virus imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan
bagian dari subkelompok lentivirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini
merupakan penyebab AIDS pada manusia, menginfeksi setiap sel yang
mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel yang
matang. (Restiati, Ni Putu. 2000)

2.4.3 Berdasarkan Inangnya

A. Virus Bakteri (Bakteriofage)


Bakteriofage atau yang sederhananya disebut dengan Fage, yaitu virus
yang menginfeksi bakteri yang ditemukan oleh Frederik W. Twort di Inggris.
Virus bakteri tersebar luas di alam. Seperti halnya semua virus, bakteriofage ini
terdiri dari sebuah inti asam nukleat yang diselubungi oleh protein. Virus bakteri
terdapat dalam bentuk yang berbeda beda meskipun banyak yang memiliki ekor.
Ada dua tipe fage yaitu:
1. Fagelitik atau virulen.
10
Bila fagelitik menginfeksi sel maka sel tersebut akan memberi tanggapan
dengan cara menghasilkan virus virus baru dalam jumlah besar dan
memecahkan sel inangnya.
2. Tipe Tenang (avirulen)
Pada tipe tenang, akibat tidak begitu jelas. Asam nukleat virus dibawa dan
direplikasikan didalam sel sel bakteri dari satu generasi ke generasi
berikutnya tanpa terjadi lisis pada inanganya. Namun, avirulen dapat
mendadak menjadi virulen pada suatu generasi berikutnya sehingga terjadi
lisis (Lestanto Unggul Widodo,2003 :4.4 - 4.5)
Virus Bakteri dapat dikelompokkan dalam 6 tipe berdasarkan morfologinya
yaitu;
1. Tipe A ;tipe virus komplek yang memiliki kepala bentuk heksagonal,
sebuah ekor yang kaku dengan selubung bersifat kontraktil dan serabut
ekor
2. Tipe B : yang sama dengan tipe A namun tidak mempunyai selubung,
mempunyai ekor yang fleksibel dan bisa mempunyai atau tidak
mempunyai serabut ekor.
3. Tipe C : yang ditandai dengan kepala berbentuk heksagonal dan ekor lebih
pendek dari kepala. Ekor tidak memiliki selubung kontraktil dan dapat
mempunyai atau tidak mempunyai serabut ekor.
4. Tipe D : mempunyai kepala yang berbentuk oleh kopsomer besar, namun
tidak berekor
5. Tipe E : yang mempunyai kepala yang terbentuk oleh kopsomer kecil
namun tidak berekor
6. Tipe F : tipe virus yang berbentuk seperti benang

Tipe A, B dan C merupakan bentuk yang unik dari bakteriofage,


sedangkan tipe D dan E ditemukan pada virus tanaman, hewan dan serangga. Tipe
F merupakan virus yang berbentuk seperti benang dapat ditemukan pada beberpa
jenis tanaman. Virus yang plemorf mempunyai kulit yang mengandung lipid, tidak
mempunyai kapsid namun mempunyai DNA (Uswatun Hasanah,2014 :17)

11
B. Virus Tumbuhan
Virus tumbuhan pertama kali dipelajari ketika Dimitri Ivanoski
menemukan agen penyebab mozaik pada tembakau dimana dengan menempatkan
sedikit filtrat bakteri tumbuhan dewasa pada tembakau sehat ternyata mampu
menginfeksi penyakit.
Virus tumbuhan sebagian besar memiliki RNA rantai tunggala dan mampu
mengkode 3 – 15 protein kecuali caulkimovirus (DNA rantai Ganda), geminivirus
(DNA rantai Tunggal) dan reovirus (RNA rantai ganda). Kapsid virus tumbuhan
hampir selalu berbentuk ikosahedral atau silindris. Penyebab virus tumbuhan
terjadi melalui srangga, nematoda, fungi atau tanama induk keturunannya (Ni
Putu Ristiati, 2005 : 242).
Virus dapat menyebabkan perubahan warna, pertumbuhan warna yang
tidaksegar pada hospes. Beberapa penyakit pada tanaman dapat disebabkan oleh
viroid yaitu potongan RNA terbuka yang sangat pendek sekali, tidak mempunyai
mantel protein panjangnya kira kira 300-400 nukleoda (Uswatun Hasanah.
2014:180).
C. Virus Hewan
Hampir semua virus berbentuk ikosahedral dan memiliki envelope atau
sampul yang terdiri dari lipoprotein. Virion yang mempunyai sampul peka
terhadap pelarut lemak sperti eter dan kloroform. Kemampuan meninfeksi
dilumpuhkan oleh pelarut itu. Sebagian virus hewan memiliki sampul yang
berkaitan dengan kenyataan bahwa sel hewan merupakan sel ianga yang tidak
berdinding, untuk itu untuk masuk ke sel hewan, virus dibantu dengan sampul
karena sampu dapat berfusi dengan membran plasma sel.
Asama nukleat virus pada hewan, dapat berup[a RNA ataupun DNA baik
rantai tunggal maupun rantai ganda. Ada dua kelompok tipe virus hewan yaitu
tipe yang mengkode 5-10 macam protein dan 30-300 protein. Virus pox mampu
mengkode lebih dari 300 macam protein (Ni Putu Ristiati, 2005 : 242-243).

2.5. PARASITISME VIRUS

Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka


virus hewan diselubungi oleh endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu
12
dengan plasmalema inang dan melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel.
Beberapa virus (misalnya virus polio), mempunyai tempat-tempat reseptor yang
khas pada sel inangnya, yang memungkinkannya masuk. Setelah di dalam,
biasanya genom tersebut mula-mula ditrskripsi oleh enzim inang tetapi kemudian
biasanya enzim yang tersandi oleh virus akan mengambil alih. Sintesis sel inang
biasanya berhenti, genom virus bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum
menjadi virion dewasa. (jawetz.2005)

Virus biasanya mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek


plasma membran inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau dapat
pula genom virus terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi
bersamanya (provirus). Banyak genom eukariota mempunyai komponen provirus.
Kadang-kadang hal ini mengakibatkan transformasi neoplastik sel melalui sintesis
protein biasanya hanya diproduksi selama penggandaan virus. Virus tumor DNA
mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus dan
mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous).

2.5.1 HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Gambar 2.5.1 : Virus HIV


(Sumber :
http://3.bp.blogspot.com/_5i2iWEYndew/ShZeao3MKJI/AAAAAAAAAAw/kNeSNZ9z
N6I/s320/HIV_01.jpg)

13
Gambar diatas adalah gambar dari virus HIV yang termasuk salah satu
retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T). Retrovirus
adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut mempunyai
suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal ARN
(sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN). Selanjutnya, cADN
bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang. Pada saat ADN
inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut mengalami replikasi.
(Restiati, Ni Putu. 2000)

2.5.2 Virus influenza

Gambar 2.5.2: Virus influenza


(sumber:http://sciencebiotech.net/wp-content/uploads/2009/04/influenzavirus-a1.jpg)

Siklus replikasi virus influenza hampir sama dengan siklus replikasi virus
herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal
ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN.

2.5.3. Paramyxovirus

14
Gambar 2.5.3 : Paramyxovirus
(Sumber : http://pathmicro.med.sc.edu/mhunt/para-4a.gif)

Gambar diatas adalah gmbar dari virus penyebab cacar dan gondong.
Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi
menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan
gondong.

2.5.4. Penyakit hewan akibat virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas,


terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit
kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.
Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni
jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah
virus rabies. (Restiati, Ni Putu. 2000)

2.5.5 Penyakit tumbuhan akibat virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman


tembakau. Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro,
yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus
Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah
virus citrus vein phloem degeneration (CVPD). (anonim. 2011)

15
2.6. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.


Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah
menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor
biologi pada Purdue’s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus
dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal
Virology, Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan
cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen
kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat
merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia,


hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap
virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus
yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak
menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang
sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune
deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya
daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang
secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat beberapa
macam penyakit yang disebabkan oleh virus.

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan


tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat
ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang. (Anonim,2011)

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel


organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Istilah virus biasanya
merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag
atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri
dan organisme lain yang tidak berinti sel).

17
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit
mosaik. Pada tahun 1883, Adolf Mayer menemukan bahwa penyakit tersebut
dapat menular. Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh
bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky menemukan bahwa getah daun tembakau
yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit
mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus
saringan. Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan
partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus.

Struktur dan anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus
mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Virus
merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus terkecil berdiameter
hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun
sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Asam nukleat genom virus dapat berupa
DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai
tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Bahan genetik kebanyakan
virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan
adalah RNA yang beruntai tunggal. Reproduksi virus secara umum terbagi
menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.

Klasifikasi Virus diantaranya : Virus Penyerang Bakteri (Bakteriofage),


Virus Protista Virus Tumbuhan, dan Virus Hewan/Manusia. Selain itu juga, virus
dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya yaitu pada RNA dan
DNA. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang
menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus
penyebab diare); demikian pula virus DNA.

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.


Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah
menjadi gen baik (penyembuh). David Sanders berhasil menjinakkan cangkang
18
luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel
yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan
terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Penyakit pada manusia akibat virus yang menyebabkan selesma


menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis
menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang
terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu
penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit
tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah
putih. Selain itu, penyakit hewan akibat virus yaitu penyakit tetelo penyebabnya
adalah new castle disease virus (NCDV), penyakit kuku dan mulutPenyakit
kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV) dan penyakit rabies. Sedangkan
penyakit tumbuhan akibat virus diantaranya : penyakit mosaik, penyakit
degenerasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. Makalah Mikrobiologi Virus.


http://wiruwiru.wordpress.com/2011/01/11/makalah-mikrobiologi-virus/

Kusnadi, malner dan aditya .2014.Mikrobiologi.


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091
994031KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusna
di,dkk/BAB_9A.pdf

Hasanah, Uswatun.2014. Mikrobiologi. Medan: FMIPA UNIMED.

Jawetz, Melnick and Adelberg.2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba


Medika

Restiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta : Direktorat


Jnederal Pend. Tinggi Depdiknas.

Widodo, Lestanto Unggul.2003. Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Terbuka.

20

Anda mungkin juga menyukai