Anda di halaman 1dari 9

PAPER VIROLOGI TEORI

“ MORFOLOGI VIRUS “

Dosen Pembimbing :
Aminah, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 2 TLM – 2B
1. Annida Zahrani
2. Monica Annastasya
3. Nuriatul Fadhilah

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

2019/2020
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN VIRUS


Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah
mikroorganisme yang menginfeksi sel organisme biologis. Secara umum virus
merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah
satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara
intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus memiliki
sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun
tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan
hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati
(aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan dicairkan.
Struktur virus berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari
asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion
tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki
sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki
sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen-
komponen pembentuk virus.

1.2 MORFOLOGI VIRUS


Morfologi virus artinya bentuk dan ukuran virus. Berdasarkan bentuk tubuh
dan bagian –bagian bentuk tubuh virus, morfologi virus terbagi menjadi empat
tipe utama yaitu :
1. Morfologi virus helix
Struktur virus dengan morfologi helix terbentuk dari susunan sub unit
protein terselubung yang disebut dengan kapsomer melingkar suatu sumbu
axis. Susunan virus dengan morfologi helix ini membuat virus mempunyai
bentuk seperti batang atau filament. materi genetic virus dengan morfologi
helix ini terletak didalam rongga dan terikat dengan protein kapsid. Contoh
dari virus dengan morfologi helix ini adalah virus tembacau mosaic yang
menyerang tembakau.
2. Morfologi virus polyhedral
Morfologi ini tersusun dari kapsomer yang berjumlah sangat banyak dan
menyelubungi genom virus secara keseluruhan. Asam nukleat pada
morfologi ini tidak mempunyai ikatan dengan protein kapsid. Virus dengan
morfologi polyhedral mempunyai ukuran yang sangat bervariasi yaitu dari
200-400 nm. Selain itu morfologi ini juga mempunyai susunan dan jumlah
kapsomer yang sangat beragam. Salah satu virus dengan morflogi
polyhedral ini adalah virus adenovirus.

3. Morfologi virus bersampul


Virus dengan morfologi ini memiliki lapisan luar atau membrane yang
menyelubungi kapsid yang disebut dengan sampul (envelope). Morfologi
virus ini mempunyai bentuk bermacam-macam sesuai dengan bentuk
kapsidnya, meskipun ada juga sampul yang berbentuk helix dan polyhedral.
4. Morfologi virus kompleks
Morfologi ini memiliki bagian – bagian tubuh yang lebih kompleks
dibandingkan dengan ketiga morfologi virus lainnya. Dengan morfologi
yang sangat kompleks ini menandakan virus tersebut memiliki kelebihan
yang berbeda dibanding virus dengan morfologi lain. Layaknya organisme
hidup, virus dengan morfologi ini juga memiliki bagian – bagian tubuh
seperti kepala dan ekor. Salah satu contohnya virus kompleks adalah
bakteriofage. kapsid berbentuk polihedral dengan tail sheat berbentuk heliks
dan poxovirus, kapsid berbentuk tidak jelas dengan protein selubung (coat
protein) di sekeliling asam nukleat.

1.3 STRUKTUR TUBUH VIRUS

1. Kepala
Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein
yang tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis
virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk
lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-
unit protein. Fungsi kapsid yaitu:
a. Memberi bentuk virus
b. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
2. Isi Tubuh
Isi tubuh virus adalah bahan genetik yang berupa salah satu tipe asam
nukleat (DNA atau RNA). Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja
yaitu satu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering
bergabung dengan protein disebut nukleoprotein. Tipe asam nukleat yang
dimiliki virus akan mempengaruhi bentuk tubuh virus.
Asam nukleat yang menyusun virus pada umumnya hanya satu untaian,
kecuali pada virus influenza terdapat 6-8 untaian. Setiap untaian asam
nukleat mengandung 3.500-600.000 nukleotida. Jika diperkirakan 1 gen
tersusun atas 1000 nukleotida, maka diperkirakan virus hanya tersusun atas
dua smapai beberapa ratus gen.
Berdasarkan isi yg dikandungnya , virus dapat dibedakan menjadi virus
DNA ( Virus T, virus cacar ) sedangkan Virus dengan isi tubuh berupa
RNA biasanya berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral,
contohnya pada virus-virus penyebab penyakit polyomyelitis, virus
influenza, dan virus radang mulut dan kuku.

3. Ekor
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai
alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini
umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan
serat halus. Adapun pada virus yang hanya menginveksi sel eukariotik,
bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.

1.4 UKURAN VIRUS


Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar
dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 µm = 1/1000 mm). Unit
pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah
1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah satu
virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio
merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

1.5 MACAM – MACAM BENTUK VIRUS


Meski tersusun atas struktur tubuh yang sama, virus ternyata dapat
mempunyai bentuk tubuh yang sangat bervariasi. Sedikitnya ada 5 macam bentuk
tubuh virus yang telah berhasil diidentifikasi oleh para ilmuan. Macam-macam
bentuk virus tersebut antara lain, oval, bulat, batang, polihedral, dan huruf T.
Berikut macam-macam bentuk tubuh virus tersebut lengkap dengan contohnya.
Virus yang berbentuk virus bulat, misalnya virus influenza (influenxa virus)
dan virus prenyebab AIDS (Human Immunodedeficiency Virus / HIV). Virus
yang berbentuk oval misalnya virus rabies (Rabies virus), virus yang berbentuk
batang misalnya virus mozaik tembakau (Tobacco Mosaic Adenovirus), virus
yang berbentuk polihidris, misalnya Adenovirus (Penyebab Penyakit Demam),
sedangkan virus yg berbentuk huruf T, misalnya virus yang menyerang bakteri
(Bakteriofage).

Gambar 1.2 Bentuk Virus


Sumber :http://www.ebiologi.net/2016/03/struktur-tubuh-macam-macam-
bentukvirus.html

1.6 STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS


Virus merupakan organisme yang berukuran sangat kecil sehingga hanya
dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Karena ukurannya sangat kecil sehingga
virus hanya dapat disaring dengan penyaring ultrafilter. Virus terkecil berukuran
hanya 20 nm (lebih kecil dari ribosom), sedangkan virus yang berukuran besarpun
tetap tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, tersusun atas satu jenis asam
nukleat yaitu RNA atau DNA saja dan dibungkus dengan suatu selubung protein
(kapsul). Berdasarkan atas hospes atau tuan rumah tempat yang ditumpanginya
virus dibedakan atas virus hewani (virus pada hewan dan manusia), virus tanaman
dan virus bakteri. Setiap virus memiliki bagian sebagai berikut :

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA, genom virus
dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai tunggal, RNA
untai ganda. Selain itu asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal
atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil hingga
beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan
manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang
beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang
menjadi lapisan pelindung disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid
dapat berbentuk bulat, heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks, dan
terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari
banyak sub unit protein yang disebut kapsomer.
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya
menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran
yang menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari
sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari
virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa
molekul enzim didalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang
memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor
tersebut digunakan oleh faga untuk menempel pada suatu bakteri.
a. Partikel Virus
Kemajuan dalam teknik difraksi sinar X dan mikroskop elektron
memungkinkan untuk melihat perbedaan-perbedaan kecil dalam morfologi
dasar virus. Dalam hal ini dibutuhkan zat warna logam berat seperti Kalium
Fosfotungstat untuk mempertegas struktur permukaan. Logam berat tersebut
memasuki partikel virus bagaikan awan dan menonjolkan struktur
permukaan virus melalui pewarnaan negatif. Dengan cara ini virus dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe berdasarkan penataan sub satuan
morfologinya Yaitu :
a) Yang mempunyai simetri helix, misalnya Paramixovirus (penyebab
penyakit gondongan) dan Orthomyxovirus.

b) Virus bentuk ikosahedral yaitu bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20
segitiga sama sisi dengan sumbu rotasi ganda.contoh virus polio dan
adenovirus.
c) Virus bentuk kompleks yaitu struktur yang amat kompleks dan pada
umumnya lengkap disbanding virus lain.contoh poxyvirus.

b. Badan Inklusi Virus


Selama multipikasi virus dalam sel, struktur spesifik virus yang disebut
badan inklusi dapat terbentuk. Struktur tersebut menjadi jauh lebih besar
daripada partikel virus dan sering mempunyai afinitas untuk pewarnaan
asam (missal, eosin). Badan iklusi tersebut terletak didalam nucleus
(herpervirus), dalam sitoplasma (poxvirus), atau keduanya (virus campak).
Pada banyak infeksi virus, badan inklusi merupakan tempat perkembangan
virion, badan inklusi merupakan tempat perkembangan virion (pabrik virus).
Variasi gambaran bahan inklusi sangat bergantung pada fiksatif jaringan
yang digunakan. Adanya badan inklusi dapat menjadi alat bantu diagnostic.
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Triana Mayta, 2014. Tugas Mikrobiologi “ Virus “. Sekolah Tinggi


Ilmu Farmasi Makassar.

Kuswiyanto, 2016. Buku Ajar Virologi Untuk Analis Kesehatan. Jakarta : EGC

Dr. Hasdianah H.R, 2014. Virologi : Mengenal Virus, Penyakit, dan


Pencegahannya . Yogyakarta : Nuha Medika

http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/pengelompokan-virus.html

Anda mungkin juga menyukai