Anda di halaman 1dari 3

FISIOLOGI VIRUS

A. Macam Macam Bentuk Virus


Meski tersusun atas struktur tubuh yang sama, virus ternyata dapat mempunyai bentuk tubuh
yang sangat bervariasi. Sedikitnya ada 5 macam bentuk tubuh virus yang telah berhasil
diidentifikasi oleh para ilmuan. Macam-macam bentuk virus tersebut antara lain oval, bulat,
batang, polihedral, dan huruf T. Berikut macam-macam bentuk tubuh virus tersebut lengkap
dengan contohnya.

1. Bentuk tubuh bulat dimiliki oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS, ebola, dan influenza.

2. Bentuk tubuh oval dimiliki oleh virus penyebab penyakit rabies.

3. Bentuk tubuh batang dimiliki oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus).

4. Bentuk tubuh polihidris dimiliki oleh virus Adenovirus penyebab demam.

5. Bentuk tubuh huruf T pada bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli.

Ciri-ciri Virus memiliki RNA atau DNA saja, dapat dikristalkan, memerlukan asam nukleat untuk
bereproduksi, tidak melakukan aktivitas metabolisme karena tidak memiliki sitoplasma, bersifat aseluler
(tidak mempunyai sel), berukuran lebih kecil dari bakteri, bentuknya bervariasi, hanya dapat dilihat
dengan mikroskop elektron. Sampai saat ini virus diketahui merupakan organisme terkecil dan
berdasarkan tropismenya dapat dibagi dalam tiga golongan besar yaitu virus binatang

B. STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS

Virus merupakan organisme yang berukuran sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron. Karena ukurannya sangat kecil sehingga virus hanya dapat disaring dengan
penyaring ultrafilter. Virus terkecil berukuran hanya 20 nm (lebih kecil dari ribosom), sedangkan virus
yang berukuran besarpun tetap tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, tersusun atas satu jenis
asam nukleat yaitu RNA atau DNA saja dan dibungkus dengan suatu selubung protein (kapsul).
Berdasarkan atas hospes atau tuan rumah tempat yang ditumpanginya virus dibedakan atas virus
hewani (virus pada hewan dan manusia), virus tanaman dan virus bakteri.

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA, genom virus dapat terdiri dari DNA untai
ganda, DNA untai tunggal, RNA untai tunggal, RNA untai ganda. Selain itu asam nukleat genom virus
dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil
hingga beberapa ratus untuk yang terbesar.

Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan
pelindung. Protein yng menjadi lapisan pelindung disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid
dapat berbentuk bulat, heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks, dan terdiri atas protein yang
disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak sub unit protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid(biasanya disebut dengan protein nukleokapsid) terikat
langsung dengan genom virus. Misalnya pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung
dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks
protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh
lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoproten yang disandikan oleh virus melekat pada
selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan dan pemasukan ke sel inang pada
awal infeksi. Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukeat seperti virus heliks. Struktur ini bervariasi dari ukuran 20 nanometer
hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral.
Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T
(yaitu sekitar 60 T protein). Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T = 4, membutuhkan 240
proteinuntuk membentuk kapsid. Seperti virus berbentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferikdapat
diselubungi lapisan lipid, tetapi biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam menginfeksi sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang
membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran yang
menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga
mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein
kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim didalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis
bakteriofaga yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor
tersebut digunakan oleh faga untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion.
Virion berfungsi sebagai alat tranportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung
jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang (Kuswiyanto, 2016).

C. virus dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe berdasarkan penataan sub satuan morfologinya
Yaitu :

a. Yang mempunyai simetri helix, misalnya Paramixovirus dan Orthomyxovirus.

b. Yang mempunyai simetri kubus, misalnya Adenovirus.

c. Yang mempunyai struktur kompleks, misalnya Poxvirus

2. Ukuran virus Ukuran yang sangat kecil serta kemampuan untuk melewati saringan kuman adalah ciri
klasik untuk virus, karena beberapa kuman lebih kecil dari virus yang tersebar maka ciri khas ini sudah
tidak berlaku lagi. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menentukan ukuran virus yaitu :

a. Mengunakan Mikroskop Elektron

Pada mikroskop elektron digunakan elektron sebagai pengganti gelombang cahaya dan lensa
elektromagnetiksebagai pengganti lensa-lensa kaca. Berkas elektron yang diperoleh memiliki gelombang
cahaya sehingga benda-benda yang lebih kecil dari pada gelombang cahaya dapat dilihat. Virus dapat
dilihat dalam sediaan dari ekstrak jaringan dan dalam seksi-seksi sangat tipis sel-sel terinfeksi. Cara ini
banyak digunakan untuk menentukan ukuran partikel.

b. Ultrasedimentasi (Ultrasentrifugasi)

Bila partikel-partikel disuspensi dalam cairan, partikel tersebut akan mengendap pada dasar dengan
kecepatan sebanding dengan ukurannya. Dengan ultrasentifugasi dapat digunakan daya 100.000 kali
lebih besar dari gaya berat untuk menyebabkan partikel-partikel mengendap di dasar tabung (sekitar
80.000- 100.000 putaran/menit). Hubungan antara ukuran dan bentuk partikel dengan kecepatan
mengendapnya memungkinkan penentuan ukuran partikel. Dalam hal ini struktur fisik sangat
mempengaruhi perkiraan ukuran yang diperoleh.

c. Ultrafiltrasi dengan membran kolodion yang diameter pori-porinya bermacammacam.

Membran kolodion ini dapat diperoleh dengan pori-pori dalam berbagai ukuran. Bila bahan virus ini
dilewatkan melalui sederet membran dengan ukuran pori yang diketahui maka ukuran suatu virus dapat
diperkirakan dengan menentukan membran mana yang meloloskan virus dan selaput mana yang
menahannya. Ukuran diameter pori rata-rata yang menahan virus (APD = Average Pore Diameter)
dikalikan dengan 0,64 menghasilkan diameter partikel virus. Lolosnya virus melalui suatu saringan
tergantung pada struktur fisik virus tersebut, dengan demikian hasil yang diperoleh merupakan
perkiraan yang sangat mendekatiDepkes, 1996 )

Anda mungkin juga menyukai