Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Virus


Menurut para ahlibiologi, virus merupakan organisme peralihan antara
makhluk hidup dan benda mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri
makhluk hidup, misalnya mempunyai DNA (asam deoksiribo nukleat) dan dapat
berkembang biak pada sel hidup. Memiliki ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki
protoplasma dan dapat dikristalkan. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-
partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis
yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak
berinti sel). Virus bergantung pada sel-sel inangnya untuk bereproduksi. Terutama
karena tidak mampu membangkitkan energy dan mensintesis protein

II.2 Karakteristik Virus


Ciri virus adalah sebagai berikut :
1. Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel). Maka oleh sebab itu
virus ini tidak mempunyai inti sel,yakni jenis membran plasma, dan juga
sitoplasma. Sehingga dikatakan virus memiliki ciri-ciri benda mati
2. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri, yaitu sekitar
20-300 milimikron. Hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal).
5. Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan
serabut ekor.
6. Hanya hidup di dalam sel hidup.
7. Tidak melakukan aktivitas metabolisme.
8. Bentuk bervariasi, mulai dari bentuk oval, silinder, polihedral, dan
kompleks.
9. Virus tidak bergerak, tidak membelah diri.
10. Virus dapat dikristalkan.

II.3 Struktur Virus


1. Kepala Virus
Bagian kepala virus terdiri atas kapsid dan asam nukleat.
a. Kapsid merupakan selubung protein yang berfungsi sebagai pemberi
bentuk pada virus, melindungi asam nukleat virus dari kerusakan,
misalnya oleh enzim pencernaan (nuklease) serta berfungsi untuk
menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang
ketika melakukan infeksi. Protein penyusun kapsid disebut kapsomer.
Kapsid berisi asam nukleat yang disebut nukleokapsid.
b. Asam nukleat merupakan substansi genetik yang berfungsi untuk
membawa kode pewarisan sifat virus. Setiap jenis virus hanya tersusun
atas satu jenis asam nukleat yaitu DNA atau RNA saja. Contohnya
adalah bakteriofag dan virus cacar yang asam nukleatnya adalah DNA
serta virus influenza dan HIV yang asam nukleatnya adalah RNA.
2. Leher Virus
Tidak semua jenis virus memiliki leher. Hanya virus yang berbentuk
kompleks saja yang memiliki leher. Bagian leher virus terdiri atas leher dan
juga kerah (collar), leher virus berfungsi sebagai tempat menyangga kepala
virus.
3. Ekor Virus
Ekor merupakan bagian tubuh virus yang penting untuk melekatkan diri
dengan sel inang serta memasukkan materi genetik virus ke dalam sel inang
tersebut. Bagian ekor virus terdiri atas selubung ekor, serabut ekor,
lempeng dasar dan juga jarum penusuk.
a. Selubung ekor berfungsi untuk menginjeksi DNA virus ke dalam sel
hospes dan juga tempat penghubung antara kepala virus dan lempeng
dasar virus.
b. Lempeng dasar berfungsi sebagai tempat melekatnya serabut ekor dan
jarum penusuk.
c. Serabut ekor berfungsi sebagai penerima rangsangan (reseptor) dan
juga untuk menempel pada sel inang.
d. Jarum penusuk berfungsi untuk melubangi sel inang agar DNA virus
dapat masuk ke sel inang.
Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut:
1. Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) sebagai bagian inti. Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid
sehingga disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu:
– Nukleokapsid telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan
warzervirus (virus kulit).
– Nukleokapsid yang masih diselubangi membran pembungkus
misalnya viorus influenza dan virus hespes.
2. Protein, merupakan komponen utama yang menyusun bagian terbesar
dari kapsid.
3. Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam
nukleat, kolesterol dan lemak-lemak alami.
4. Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam
asam nukleat.

II.1.4 Klasifikasi Virus


A. Bentuk Struktur Virus
Kapsid membungkus materi genetik dari virus yang secara umum dapat
diklasifikasikan menurut strukturnya. Sebagian besar virus memiliki kapsid
dengan struktur heliks atau ikosahedral. Berikut ini adalah bentuk-bentuk
kapsid virus:
1. Helikal (Spiral)
Pada virus ini, genom asam nukleat melilit di dalam kapsid protein berbentuk
silindris. Kapsid ini memiliki struktur seperti untaian benang. Contoh virus
dengan bentuk kapsid ini adalah Tobacco mosaic virus (TMV)
2. Ikosahedral
Sesuai dengan namanya, virus ini berbentuk ikosahedron (bentuk tiga
dimensi yang memiliki 20 sisi). Bentuk ini sangat mudah dikenali karena
bentuknya yang simetris. Contoh virus dengan bentuk kapsid ini adalah virus
demam dengue (DENV) dan virus penyakit kuku dan mulut (FMDV).
3. Berselubung
Beberapa virus memiliki selubung, artinya kapsid dilapisi oleh membran lipid
yang dikenal dengan nama selubung virus. Selubung ini berguna untuk
menghindari sistem kekebalan tubuh, sehingga virus dapat menginfeksi
inangnya. Contoh dari virus dengan struktur berselubung adalah Influenza
virus dan HIV
4. Kompleks
Virus ini tersusun dari berbagai protein berbeda yang bekerja sama untuk
melindungi genom, menempel pada sel, dan menyuntikkan asam nukleat
kedalamnya. Contoh virus dengan struktur ini adalah Bacteriofage T4, ingat
bahwa bakteriofage memiliki kepala berbentuk prolat, dan struktur lain (leher
dan kaki). Hal ini membuat bakteriofage memiliki struktur kompleks.

Bentuk Virus
1. Berbentuk batang, contohnya TMV (Tobacco Mosaic Virus).
2. Berbentuk batang dan berujung oval seperti peluru,
contohnya Rhabdovirus.
3. Berbentuk bulat, contohnya HIV (Human Immunodeficiency Virus)
dan Orthomyxovirus.
4. Berbentuk filamen atau benang, contohnya virus Ebola.
5. Berbentuk polihedral, contohnya Adenovirus.
6. Berbentuk seperti huruf T, contohnya bakteriofag, yaitu virus yang
menyerang bakteri Escherichia coli.
B. Asam Nukleat
Pengelompokan virus tersebut dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Virus dengan DNA pita tunggal atau ssDNA, contoh Parvovirus di mana
harus melakukan infeksi bersama dengan Adenovirus agar dapat tumbuh.
2. Virus dengan DNA pita ganda atau dsDNA, contohnya yaitu Adenovirus
yang dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.
3. Virus dengan RNA pita tunggal atau ssRNA positif, di mana virus ini
ssRNA berperan sebagai mRNA yang pembawa pesan kode gen RNA.
Contoh virus dengan RNA pita tunggal atau ssRNA positif yaitu Picorna
yaitu virus yang dapat menyebabkan penyakit polio.
4. RNA pita tunggal atau ssRNA negatif, di mana pada virus ini ssRNA
sebagai cetakan mRNA. Contoh RNA pita tunggal yaitu Rhabdovirus
yang dapat menyebabkan rabies.
C. Berdasarkan Sel Inangnya
Virus dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. bakteriofage merupakan suatu virus yang menyerang pada sel bakteri. Contoh
dari bakteriofage yaitu virus T6, T4, dan T2.
2. virus hewan merupakan virus – virus yang menyerang pada sel hewan. Virus
ini, seperti Rhabdovirus yang dapat menyebabkan rabies pada anjing dan kera,
Rous Sarcoma Virus atau RSV yang dapat menyebabkan kanker pada ayam,
dan Polloma yang dapat menyebabkan tumor.
3. virus tumbuhan merupakan virus yang menyerang pada sel tumbuhan.
Virus tumbuhan ini seperti virus tungro yang dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman padi, Citrus Vein Phloem Degeneration atau
CVPD yang dapat menyebabkan penyakit pada jeruk, dan Tobacco
Mozaic Virus atau TMV yang dapat menyebabkan mozaik atau bercak
kuning pada tanaman tembakau.

II.1.5 Reproduksi Virus


Virus membutuhkan bahan inti (DNA atau RNA) sel makhluk hidup lain
untuk bereproduksi. Virus bereproduksi dengan cara replikasi. Ada dua cara
replikasi, yaitu daur/siklus litik dan lisogenik.
A. Siklus Litik
Siklus litik atau lisis adalah siklus reproduksi (replikasi genom) virus yang pada
akhirnya menyebabkan kematian sel inang. Istilah lisis mengacu pada tahapan akhir
dari infeksi, yaitu ketika sel inang bakteri lisis atau pecah dan melepaskan virus-virus
baru yang dihasilkan di dalam sel inang tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi
melalui siklus litik disebut dengan virus virulen.
Tahapan atau Fase Siklus Litik
Dalam daur litik, terdapat 7 fase atau tahap, yaitu face adsorbsi, fase injeksi, fase
eklifase, fase sintesis, fase replikasi, fase perakitan dan fase lisis. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar siklus litik pada reproduksi bakteriofage berikut ini

1. Fase Adsorbsi
Pada tahap adsorbsi, virus menempel pada permukaan dinding/membran sel
inang. Tempat penempelan virus terletak pada bagian yang mengandung protein
tertentu yang dapat dikenali oleh reseptor virus. Menempelnya virus pada dinding
sel disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor virus. Daerah tempat
penempelan virus tersebut dinamakan daerah reseptor (receptor site/receptor
spot)
2. Fase Injeksi
Pada tahap injeksi, virus melakukan penetrasi pada dinding atau membran sel
dan masuk ke dalam sitoplasma atau hanya memasukkan materi genetik (DNA
atau RNA) ke dalam sel inang dengan kapsid tetap berada di permukaan dinding
atau membran sel inang.
Pada sel tumbuhan yang mempunyai dinding sel kaku, masuknya virus ke dalam
sel inang dilakukan dengan bantuan serangga ketika memakan bagian tumbuhan.
Virus hewan juga dapat masuk ke dalam sel inang melalui
proses fagositosis. Fagositosis adalah proses yang digunakan oleh sel untuk
menelan dan kemudian mencerna partikel nutrisi atau bakteri.
3. Fase Eklifase
Pada fase eklifase, setelah bercampur dengan sitoplasma inang, DNA virus
mengambil alih kendali DNA inang. Materi genetik virus akan mengendalikan
segala proses di dalam sel inang. Di sini, materi genetik yang dibawa oleh virus
digunakan untuk memproduksi protein yang diperlukan oleh virus.
4. Fase Sintesis
Setelah virus berhasil mengendalikan seluruh aktivitas sel inang, selanjutnya virus
akan menggunakan sistem metabolisme sel inang untuk menghasilkan komponen-
komponen virus, seperti kapsid, ekor, serabut ekor dan kepala.
5. Fase Replikasi
Komponen-komponen virus yang sudah terbentuk pada tahap sintesis kemudian
direplikasi (digandakan) dalam jumlah yang sangat banyak. Proses replikasi
komponen-komponen virus ini menggunakan protein serta DNA dan RNA dari
sel inang yang sudah dikuasai oleh virus.
6. Fase Perakitan
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor dan
serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh.
Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk, diisi dengan DNA virus sehingga
terbentuklah virus baru yang telah utuh. Proses ini dapat menghasilkan virus-virus
baru sejumlah 100-200 buah.
7. Fase Lisis
Setelah terbentuk virus-virus baru yang sempurna, maka induk virus akan
mengeluarkan enzim lisozim untuk menghancurkan sel inang yang kemudian
diikuti dengan pelepasan virus-virus baru. Viru-virus baru ini kemudian akan
mencari sel lain untuk kemudian menginfeksinya dan melanjutkan siklus hidup
mereka.
B. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik merupakan siklus reproduksi atau replikasi genom virus tanpa
menghancurkan sel inang. Dengan kata lain bakteriofage akan membaur dengan sel
inang (bakteri) dengan membentuk profage, sehingga sel inang tidak terlisis
(rusak) setelah akhir masa inkubasi virus.Dalam daur lisogenik, proses replikasi
virus akan mengikuti pembelahan sel bakteri.daur lisogenik dapat terjadi karena sel
bakteri mempunyai daya tahan atau semacam daya imun yang menyebabkan virus
tidak dapat bersifat virulen. akan tetapi jika keadaan lingkungan berubah dan daya
tahan bakteri berkurang
Namun tidak jarang pula setelah beberapa kali menjalani siklus lisogenik,
siklus lisogenik dapat berubah menjadi siklus litik dan kembali menjalani tahap
lisis yang merusak. Perubahan siklus ini biasanya dipicu dari lingkungan sekitar
seperti radiasi atau adanya beberapa zat kimia tertentu. Virus yang dapat
bereproduksi melalui siklus lisogenik dan litik disebut virus temperata.
Dalam daur litik, terdapat 10 fase atau tahap, yaitu face adsorbsi, fase injeksi,
fase penggabungan, fase pembelahan, fase pemisahan, kemudian masuk ke siklus
litik yaitu fase eklifase, fase sintesis, fase replikasi, fase perakitan dan fase lisis.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar siklus lisogenik pada reproduksi
bakteriofage berikut ini

1. Fase Adsorbsi
Pada tahap ini, sama denganapa yang terjadi pada siklus litik di atas, dimana virus
akan menempel pada dinding atau membran sel inang.
2. Fase Injeksi
Pada tahap ini virus akan memasukkan materi genetiknya ke dalam sel inang sama
seperti pada siklus litik.
3. Fase Penggabungan
Pada tahap ini, virus akan memutus rantai ikatan asam nukleat sel inang dan masuk
ke dalam ikatan tersebut untuk menghubungkan rantai asam nukleat yang putus
tadi. Oleh karena itu, pada tahap ini, virus tidak mengambil alih DNA sel inang,
melainkan membaur membentuk satu kesatuan yang disebut profage.
4. Fase Pembelahan
Pada fase ini, profage yang sudah terbentuk hanya akan bereplikasi ketika DNA sel
inang bersintesis dan melakukan pembelahan sel. Profage ikut membelah ketika
DNA inang bereplikasi, sehingga jumlah profage akan sama dengan jumlah DNA
inang.
Dengan teknik ini, virus tidak akan merusak sel inang, melainkan hanya
berintegrasi dan mensubtitusi beberapa bagian DNA sel inang. Reproduksi atau
replikasi virus dilakukan bersamaan dengan reproduksi sel inang dimana sel inang
akan mewariskan materi genetik virus pada proses reproduksi sel inang. Pada tahap
ini virus dapat terus membelah mengikuti sel inang atau memasuki siklus litik.
5. Fase Pemisahan
Pada tahap ini, virus mulai memasuki siklus litik. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa reproduksi virus pada siklus lisogenik dapat berubah menjadi
siklus litik karena dipicu oleh lingkungan sekitar virus seperti radiasi atau zat
kimia. Pada fase pemisahan, profage yang aktif mulai memisahkan diri dari rantai
DNA sel inangnya.
6. Fase Eklifase
Pada fase ini, virus akan mengambil alih semua kegiatan sel inang dimana materi
genetik virus akan mengendalikan seluruh proses metabolisme sel inang sama
seperti pada daur litik.
7. Fase Sintesis
Setelah mengendalikan proses metabolisme sel inang, virus akan memproduksi
komponen-komponen tubuhnya yang meliputi kepala, kapsid, ekor dan serabut
ekor yang masih terpisah-pisah satu sama lain.
8. Fase Replikasi
Komponen virus yang sudah terbentuk pada fase sintesis kemudian direplikasi
(digandakan) sebanyak-banyaknya oleh virus dengan memanfaatkan protein dan
asam nukleat sel inang.
9. Fase Perakitan
Sama seperti siklus litik, pada siklus lisogenik, virus akan mulai merakit tubuh
mereka dari komponen-komponen yang sudah terbentuk pada fase sintesis dan
replikasi dan mulai memasukkan asam nukleat (DNA atau RNA) ke dalam kapsid
yang telah terbentuk. Setelah proses ini selesai, maka terbentuklah virus baru yang
telah sempurna.
10. Fase Lisis
Tahap lisis merupakan tahap akhir dari siklus atau daur lisogenik sempurna,
dimana virus-virus mulai dibebaskan dari sel inangnya secara eksplosif dengan
menggunakan enzim lisozim yang digunakan untuk menghancurkan sel inang.
Perbedaan Antara Siklus litik dan lisogenik
Dalam Siklus litik:
 DNA virus menghancurkan DNA sel, mengambil alih fungsi sel dan
menghancurkan sel.
 Virus bereplikasi dan menghasilkan keturunan bakteriofage.
 Ada gejala infeksi virus.
 Infeksi virus berlangsung menghasilkan virus ganas (virulent).
Dalam Siklus lisogenik:
 DNA virus menyatu dengan DNA sel dan tidak merusak sel.
 Virus ini tidak menghasilkan keturunan.
 Tidak ada gejala infeksi virus.
 Replikasi berlangsung menghasilkan virus sedang .
II.1.6 Peran Virus Dalam Kehidupan
A. Manfaat virus bagi kehidupan atau peran virus yang menguntungkan
Ketika virus menyerang bakteri A, maka DNA virus akan menghancurkan DNA
bakteri A. Penghancuran ini tidaklah 100% melainkan ada DNA dari bakteri A yang
masih tersisa alias masih bertahan sehingga pencampuran DNA ini menyebabkan
adanya dari sifat genetik Bakteri A yang nantinya dimiliki oleh virus tersebut (terjadi
penggabungan sifat genetik antara virus dan bakteri A). apabila virus tersebut telah
membelah diri sehingga jumlahnya menjadi banyak, maka akan lahir banyak virus
yang memiliki sifat campuran antara virus dan bakteri A.
Apabila virus yang memiliki sifat campuran tersebut kemudian menginfeksi bakteri
B, maka di dalam bakteri B akan terdapat sifat genetik dari DNA virus dan DNA
bakteri A. Dengan demikian, sebagian sifat bakteri A dapat dimiliki oleh bakteri B.
a. Pembuatan Antitoksin
Pembuatan antitoksin bermula dari pemikiran bahwa kita bisa menggabungkan antara
DNA virus dengan sebuah gen yang bermanfaat, misalnya gen manusia yang bisa
mengendalikan produksi antitoksin. Nah, nantinya virus yang DNA nya telah
digabung dengan DNA manusia kemudian akan disambungkan dengan DNA bakteri
sehingga proses ini nantinya dapat menghasilkan bakteri yang mengandung antitoksin
manusia. Kemudian ketika bakteri melakukan pembelahan diri secara terus-menerus,
nantinya akan membawa sifat campuran ini.
b. Untuk Melemahkan Bakteri
Sebuah DNA virus lisogenik apabila merusak DNA bakteri pantogen (kelompok
bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan),
maka akan sangat menguntungkan bagi manusia. karena bakteri pantogen akan
melemah sehingga tidak berbahasa bagi kesehatan manusia.
c. Untuk Memproduksi Vaksin
Vaksin merupakan bakteri pantogen yang telah dilemahkan sehingga tidak berbahaya
bagi manusia. Ketika vaksin disuntikkan ke dalam tubuh manusia, maka tubuh
akanmemproduksi antitoksin sehingga diharapkan nantinya ketika bakteri yang
sebenarnya menyerang tubuh, maka tubuh telah dalam kondisi kuat sehingga tidak
terserang penyakit.
B. Bahaya virus bagi kehidupan atau peran virus yang merugikan
a. Virus Penyebab Penyakit pada Manusia
Virus dapat menyerang manusia sehingga mampu menimbulkan berbagai penyakit,
diantaranya:
1. Influenza, merupakan virus yang sering dialami oleh mayoritas manusia.
Terkadang ketika flue melanda, badan akan panas, pusing, batuk, keluar lebdir dari
hidung dll. Virus ini akan menyerang ketika kondisi tubuh sedang menurun namun
akan hilang ketika kondisi tubuh seseorang kuat kembali.
2. Virus Flu Burung memiliki gejala yang sama dengan influenza, bedanya badan
akan lebih panas daripada ketika diserang oleh virus influenza. Penyebab penyakit flu
burung adalah virus influenza tipe A yang berdiameter 90 sampai 120 nanometer.
Virus ini berkembang pada saluran pencernaan unggas yang dapat menyerang masuk
melalui pembuluh darah. Ini dapat sangat berbahaya ketika serangan virus mencapai
sistem saraf.
3. Virus SARS (Severe Acute Respiratori Syndrome) merupakan penyakit sindrom
pernapasan akut yang dapat membuat infeksi pada pernapasan. Virus ini akan
menyerang paru-paru sehingga terjadi pengurangan sel darah putih.
4. Herpes Simplex merupakan penyakit yang menyerang kulit namun bila dibiarkan
dapat juga menyerang sistem saraf.
5. Mata Memerah (Belek) merupakan penyakit mata merah yang akan disertai
keluarnya air mata dan kotoran.
6. Cacar dapat menyebar melalui sistem pernapasan. Gejala awal akan menimbulkan
sakit kepala, sakit punggung, demam dan tersa menggigil. Pada tahap kedua, akan
memunculkan bintik-bintik pada kulit.
7. Polio merupakan penyakit yang dapat menyerang bagian selaput otak sehingga
menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan. Gejalanya muntah, mual, sakit
kepala, ngantuk, demam, tulang terasa kaku dari leher sampai tulang belakang.
8. Campak merupakan penyakit yang menyerang melalui pernapasan yang kemudian
menjalar ke seluruh tubuh hingga kulit. Biansanya menyerang anak-anak.
9. Hepatitis merupakan penyakit yang menyarang hati. Penyebaran atau penularan
virus dapat terjadi dari bekas perlengkapan makan si penderita, hubungan intim atau
terkontaminasi virus.
10. Gondong merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus RNA yang menyerang
otak, kelenjar paratiroid dan kelenjar pankreas. Penularan virus ini dapat melalui
hidung dan mulut. Secara fisik, si penderita akan mengalami pembengkakan pada
kalenjar di bawah telinga.
11. Kanker dan AIDS merupakan penyakit yang mematikan. Virus kanker akan
menyerang dan terus membelah sedangkan virus HIV akan menyerang sel darah putih
sehingga si penderita akan mengalami penurunan kondisi kekebalan tubuh.
12. Demam Berdarah (DB) merupakan virus yang berbahaya karena bisa
mengakibatkan kematian bagi si penderita. Virus ini ditularkan melalui ggitan
nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus demam berdarah.
b. Virus Penyebab Penyakit pada Hewan
Selain menyerang manusia, virus dapat menyerang hewan diantaranya:
1. Rabies (Anjing Gila) akan menyerang hewan berdarah panas seperti monyet,
anjing, kucing dll. Virus ini dapat menular melalui air liur atau gigitan.
2. Virus Kuku dan Mulut merupakan birus yang dapat menyerang sapi dan kambing
sehingga menyebabkan kelumpuhan.
3. Virus Tetelo (Sampar Ayam) dapat menyebabkan diare akut pada ayam sehingga
ayam akan lemas, kehilangan keseimbangan dan mati.
c. Virus Penyebab Penyakit pada Tumbuhan
Virus dapat juga menyerang tumbuhan. Berikut diantaranya:
1. Virus Mozaik dapat menyeran tanaman seperti tembakau, tomat dan labu menjadi
timbul bercak-bercak pada buah atau daunnya.
2. Burik kuning menyerang tanaman padi melalui plasmodesmata. Plasmodesmata
merupakan ruang yang menghubungkan antar sel.
3. Kerdil merupakan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan pada sebuah
tanaman. Penularan penyakit ini dapat melalui serangga.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Virus merupakan organisme peralihan antara makhluk hidup dan benda


mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri makhluk
hidup, misalnya mempunyai DNA (asam deoksiribo nukleat) dan dapat
berkembang biak pada sel hidup. Memiliki ciri-ciri benda mati seperti
tidak memiliki protoplasma dan dapat dikristalkan.
2. Bagian tubuh virus yaitu : kepala,leher dan ekor.
3. Manfaat virus yaitu dapat membuat antivirus jika diisolasi dalam
organisme lain.

III.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai