Anda di halaman 1dari 16

Learning Objective

1. Bagaimanakah struktur dan pengelompokan virus?


2. Bagaimana preoses replikasi virus?
3. Apa saja istilah patogenik ( beserta pengertian ) ?
Pembahasan
1. Struktur virus
Virus bukan merupakan sel dan bukan merupakan mikro organisme. Tidak mempunyai
organella yang fungsional dan sangat tergantung pada hospes. Virus hanya terdiri dari satu
jenis asam nukleat fungsional, DNA atau RNA saja, tidak keduanya.
Karekteristik dari virus yang dapat menginfeksi hewan :
a. Agen infeksuis yang sangat kecil berukuran antara 20-300 nm
b. Terdiri dari asam nukleat dengan dibungkus protein, untuk tambahan beberapa
mempunyai envelope
c. Terdiri hanya satu tipe asam nukleat DNA atau RNA
d. Tidak seperti bakteri dan fungi, virus tidak dapat bereplikasi pada media buatan, harus
ada hospes sel hidup untuk replikasi.
Virus yang paling sederhana terdiri atas asam nukleat tunggal yang di selubungi oleh protein
yang disebut kapsid. Kapsid terdiri atas unit-unit protein yang disebut kapsomer.
Tubuh virus tersusun atas senyawa – senyawa berikut:
a. Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) sebagai
bagian inti. Asam nukleat pada virus diselubungi kapsid sehingga disebut nukleokapsid.
Ada dua macam nukleokapsid yaitu:
a.1. nukleokapsid terlanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan warzervirus ( virus
kulit)
a.2. nukleokapsid yang masih diselubungi membrane pembungkus misalnya viorus
influenza dan virus herpes.
b. Protein, merupakan kon=mponen utama yang menyusun bagian terbesar kapsid.
c. Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, glikolipid, asam nukleat, kolesterol
dan lemak lemak alami.
d. Karbohidrat, terdapat dalam bentukribose atau deoksiribose dalam asam nukleat.
Struktur virus adalah seperti ini:
1. Kapsid
Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat berbentuk heliks
(batang), misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus adenovirus,
ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang paling kompleks ditemukan pada
virus Bbakteriofaga (faga). Faga yang pertama kali dipelajari mencakup tujuh faga yang
menginfeksi bakteri Escherichia coli, ketujuh faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2),
tipe 3 (T3) dan seterusnya sesuai dengan urutan ditemukannya. Kapsid virus sferik
menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam
nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400
nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral.
Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan
koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4,
butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian
jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri
langsung terlibat dalam penginfeksian sel. Virus yang strukturnya sempurna, matang, dan
mampu menginfeksi sel hidup disebut virion. Fungsi kapsid bagi virion adalah sebagai
berikut.
1. Melindungi asam nukleat virus dari kerusakan, misalnya oleh enzim pencernaan
(nuklease).
2. Pada permukaan kapsid terdapat bagian untuk mengenali reseptor (tempat melekat) pada
permukaan sel inang.
3. Menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang ketika melakukan
infeksi.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung
virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein
dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.
Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di
dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang
melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk
menempel pada suatu bakteri.
2. Kapsomer
Kapsomer adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya sedikit,
kapsomer akan bergabung membentuk kapsid, misalnya virus mozaik tembakau yang
memiliki kapsid heliks (batang) yang kaku dan tersusun dari seribu kapsomer, namun dari
satu jenis protein saja. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat
transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam
mekanisme enginfeksian sel inang.
3. Struktur tambahan lainnya
Struktur tambahan lainnya, yaitu selubung virus yang menyelubungi kapsid dan berfungsi
untuk menginfeksi inangnya. Selubung ini terbentuk dari fosfolipid dan protein sel inang
serta protein dan glikoprotein yang berasal dari virus itu sendiri. Tidak semua virus memliki
struktur tambahan ini, ada beberapa yang memilikinya, misalnya virus influenza. Secara
kebetulan faga tipe genap yang diketemukan (T2, T4 dan T6) memiliki kemiripan dalam
struktur, yaitu kapsidnya memiliki kepala iksohedral memanjang yang menyelubungi DNA
dan struktur tambahan lainnya, yaitu pada kepala iksohedral tersebut melekat ekor protein
dengan serabut-serabut ekor yang digunakan untuk menempel pada suatu bakteri. Virus
mempunyai sifat-sifat yang membedakannya dari mikroorganisme yang lain, yaitu:
1. dalam tubuh virus terkandung salah satu asam nukleat, DNA atau RNA saja;
2. dalam proses reproduksinya, hanya diperlukan asam nukleat;
3. berukuran sangat kecil sekitar 20 – 300 milimikron;
4. virus tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di luar sel-sel hidup, dapat
dikatakan virus bukanlah makhluk hidup yang mandiri, melainkan makhluk hidup yang
memanfaatkan sel-sel hidup untuk memperbanyak diri;
5. multiplikasi terjadi pada sel-sel hospes;
6. dapat dikristalkan (sebagai benda tak hidup) dan dapat dicairkan kembali.
Secara umum, ada empat tipe utama morfologi virus
a. Pilin
Virus ini terdiri dari satu jenis capsomer ditumpuk di sekitar sumbu pusat untuk
membentuk struktur heliks, yang mungkin memiliki rongga sentral, atau tabung hampa. hasil
pengaturan ini dalam virion berbentuk batang atau filamen: bisa pendek dan sangat kaku,
atau panjang dan sangat fleksibel. Bahan genetik, umumnya RNA beruntai tunggal, tetapi
ada juga DNA dalam beberapa kasus, terikat ke dalam heliks protein oleh interaksi antara
asam nukleat bermuatan negatif dan muatan positif pada protein. Secara keseluruhan,
panjang dari kapsid heliks adalah berhubungan dengan panjang asam nukleat yang
terkandung di dalamnya dan diameter tergantung pada ukuran dan pengaturan
capsomers.Yang diteliti Tembakau virus mosaik-baik adalah contoh virus heliks.
b. Icosahedral
Kebanyakan virus hewan icosahedral atau seperti bola dengan simetri
icosahedral. Sebuah rutin Icosahedron adalah cara optimal membentuk shell tertutup dari
sub-unit identik. Jumlah minimum dari capsomers identik dibutuhkan adalah dua belas,
masing-masing terdiri dari lima identik-sub unit. Banyak virus, seperti rotavirus, memiliki
lebih dari dua belas capsomers dan muncul bola tetapi mereka mempertahankan simetri
ini.Capsomers di Apeks dikelilingi oleh lima capsomers lainnya dan disebut
pentons. Capsomers di wajah segitiga ini dikelilingi oleh enam orang lain dan hexons
panggil.
c. Envelope
Beberapa spesies virus menyelimuti diri mereka dalam bentuk yang dimodifikasi dari
salah satu membran sel , baik yang mengelilingi membran luar sel inang yang terinfeksi, atau
membran internal, seperti membran nuklir atau retikulum endoplasma , sehingga
mendapatkan sebuah bilayer lipid luar dikenal sebagai amplop virus. membran ini dipenuhi
dengan protein kode untuk oleh genom virus dan genom inang; membran lipid itu sendiri dan
setiap karbohidrat ini berasal sepenuhnya dari tuan rumah. Virus influenza dan HIV
menggunakan strategi ini. Kebanyakan virus menyelimuti tergantung pada amplop untuk
infektifitas mereka.
d. Kompleks
Virus ini memiliki suatu kapsid yang bukan murni heliks, atau murni icosahedral, dan
yang mungkin memiliki struktur tambahan seperti ekor protein atau dinding luar
kompleks. Beberapa bakteriofag, misalnya fag T4 Enterobacteria memiliki struktur kompleks
yang terdiri dari kepala icosahedral terikat ekor heliks, yang mungkin
memiliki heksagonal pelat dasar dengan menonjol ekor serat protein. Struktur ini bertindak

ekor seperti jarum suntik molekul, melampirkan ke host bakteri dan kemudian suntikan
genom virus ke dalam sel.

Klasifikasi Virus
Menurut Lwoff, dkk (1966) dalam Syahrurachman, dkk (1994) dalam klasifikasi virus
digunakan kriteria sebagai berikut:
a. Jenis asam nukleat, RNA atau DNA
b. Simetri kapsid
c. Ada – tidaknya selubung
d. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosahedral atau diameter nukleokapsid untuk virus
helikoidal.
Sedangkan menurut Jawetz, dkk (1992) dalam Darkuni (2001) sifat dasar yang digunakan
dalam klasifikasi virus adalah :
a. Jenis asam nukleat, DNA atau RNA; beruntai tunggal atau ganda
b. Ukuran dan morfologi, termasuk tipe simetris, jumlah kapsomer dan dan adanya selaput
(envelope)
c. Adanya enzim-enzim spesifik terutama polimerase RNA dan DNA yang penting dalam
proses replikasi gen, dan neurominidase yang penting untuk pelepasan partikel virus tertentu
(misal influenza) dari sel-sel yang membentuknya
d. Kepekaan terhadap zat kimia dan keadaan fisik, terutama eter
e. Sifat-sifat imunologik
f. Cara-cara penyebaran alamiah
g. Patologi
h. Gejala-gejala yang ditimbulkannya

Berikut uraian Beberapa Klasifikasi Virus


Berdasarkan Asam Nukleatnya Virus dibedakan menjadi:
a. Famili virus DNA
 Parvoviridae
 Memiliki simetri ikosahedra
 Contoh: virus panleukopenia kucing, virus enteritis pada mink, dan parvovirus
anjing.
 Hepadnaviridae
 Virionnya merupakan partikel lonjong dan terdiri dari inti ikosahedra 27 nm di
dalam kapsid luar.
 Genomnya merupakan molekul DNA kecil berbentuk melingkar.
 Contoh: virus hepatitis B manusia.
 Papovaviridae
 Merupakan virus ikosahedra kecil yanpa amplop yang berepliaksi dalam inti.
 Dalam virion asam nukleatnya merupakan untaian ganda melingkar, yang
bersifat infektif.
 Terdiri dari 2 genus: Papillomavirus (virus kutil) dan Polyomavirus (virus
polyoma mencit).
 Adenoviridae
 Merupakan virus ikosahedra tanpa amplop.
 Virus ini bereplikasi pada inti.
 Ciri utama: vrus ini akan menyebabkan infeksi subklinis yang berkepanjangan.
 Terdiri dari dua genus: Mastadenovirus (adenovirus mamalia) dan
Aviandenovirus (adenovirus unggas).
 Herpesviridae
 Virionnya beramplop, berdiameter sekitar 150 nm dengan nukelokapsid
ikosahedra.
 Ciri utama: virus ini akan menginfeksi tubuh inang dalam jangka waktu yang
lama dan biasanya sampai bertahun-tahun.
 Terdiri dari tiga subkeluarga: Alpahherpesvirinae, Betaherpesvirinae, dan
Gammaherpesvirinae.
 Poxviridae
 Merupakan virus vertebrata terbesar dan virionnya berbentuk bata.
 Virus cacar bereplikasi dalam sitoplasma.
 Terdiri dari dua subkeluarga: Chordopoxvirinae (virus cacar vertebrata) dan
Entomopoxvirinae (virus cacar serangga).
b. Famili virus RNA
 Picornaviridae
 Virus ikosahedra kecil tanpa amplop.
 Terdiri dari lima genus: Enterovirus, Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus,
Hepatovirus.
 Calciviviridae
 Genomnya terdiri dari satu molekul ssRNA polaritas plus.
 Hanya terdiri dari satu genus, yaitu Calcivirus.
 Contoh: virus eksantema vesikuler babi.
 Togaviridae
 Virus kecil, lonjong, tanpa amplop dan mengandung ssRNA polaritas plus
yang terbungkus dalam inti ikosahedra.
 Bereplikasi dalam sitoplasma.
 Terdiri dari dua genus: Alphavirus dan Rubivirus.
 Coronaviridae
 Virus ini sedikit membulat dengan peplomer berbentuk kacang.
 Beberapa coronavirus mengandung enzim perusak, disebut neuraminat
asetilesterase.
 Contoh: coronavirus pedet, gastroenteritis sapi, dan ensefalomyelitis
hemaglutinasi babi.
 Paramyxoviridae
 Virionnya besar beramplop agak lonjong dengan nukelokapsid heliks.
 Virus ini menyebabkan parainfluenza.
Berdasarkan Bentuk Dasarnya, Virus dibedakan menjadi:
1.Virus bentuk Ikosahedral. Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi,
dengan sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan adenovirus.

2.Virus bentuk Heliks. Menyerupai batang panjang, nukleokapsid merupakan suatu struktur
yang tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks,
memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer, misalnya
virus influenza, TMV.

3.Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap
dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung
yang menyelubungi asam nukelat.

Berdasarkan jumlah kapsomernya, virus dibedakan menjadi:


1.Virus dengan 252 kapsomer, contoh adenovirus
2.Virus dengan 162 kapsomer, contoh herpesvirus
3.Virus dengan 72 kapsomer, contoh papovavirus
4.Virus dengan 60 kapsomer, contoh picornavirus
5.Virus dengan 32 kapsomer, contoh parvovirus

Berdasarkan sel Inangnya, virus dibedakan menjadi:


1.Virus yang menyerang manusia, contoh HIV
2.Virus yang menyerang hewan, contoh rabies
3.Virus yang menyerang tumbuhan, contoh TMV
4.Virus yang menyerang bakteri, contoh virus T

Berdasarkan Tempat Hidupnya


a. Virus bakteri (bakteriofage)

Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri.
Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa
bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen
yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.
Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle.
Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam
kepala mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala
dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya.

b. Virus tumbuhan
Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan: Tobacco
Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).

c. Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina,
dan virus Influenza.

Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus :


a. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)
Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membran.Membran terdiri dari dua
lipid dan protein, (biasanya glikoprotein).Membran ini berfungsi sebagai struktur yang
pertama tama berinteraksi.
Contoh: Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.

b. Virus yang tidak memiliki selubung


Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus).
Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.

2. Replikasi Virus
Perkembangbiakkan virus sering juga disebut dengan istilah replikasi. Untuk
berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua macam cara virus
menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan secara lisogenik. Pada infeksi secara lisogenik,
virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian,
virus akan bertambah banyak pada saat sel inang membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun tumbuhan mirip dengan
yang berlansung pada bakteriofag seperti yang diuraikan berikut ini.

a. Infeksi secara litik melalui fase-fase berikut ini:

a.1.Fase Absorpsi
Pada fase Absorpsi, fage melekat di bagian tertentu dari dinding
sel bakteri dengan serabut ekornya. Daerah perlekatan itu
disebut daerah reseptor, daerah ini khas bagi fage sehingga fage jenis lain tidak dapat
melekat di tempat tersebut.

a.2.Fase Penetrasi
Meskipun tidak memilki enzim untuk metabolisme,
bakteriofage memiliki enzim lisosom yang berfungsi merusak
dinding sel bakteri. Setelah dinding sel bakteri terhidrolisi,
maka DNA fage masuk ke dalam sel bakteri

a.3.Fase Replikasi dan Sintesis


Pada fase ini, fage merusak DNA bakteri dan
menggunakannya sebagai bahan untuk replikasi dan sintesis.
Pada fase replikasi, fage menyusun dan memperbanyak
DNAnya. Pada fase sintesis, fage membentuk selubung-
selubung protein (kapsid) baru. Bagian-bagian fage yang terdiri dari kepala, ekor dan serabut
ekor telah terbentuk.

a.4.Fase Perakitan
Komponen-komponen fage akan disusun membentuk fage baru
yang lengkap dengan molekul DNA dan kapsidnya

a.5.Fase Pembebasan atau lisis


Setelah fage dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga
fage yang baru akan keluar. Jumlah virus baru ini dapat
mencapai 200 buah. Pembentukkan partikel bakteriofage
melalui siklus litik ini memerlukan waktu 20 menit.
b. Infeksi secara lisogenik

Infeksi secara lisogenik melalui fase-fase berikut ini:


b.1. Fase Absorpsi dan Infeksi
Pada fase absrpsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sam halnya dengan fase absropsi
pada,infeksi secara litik. Fage menempel di tempat yang tepat yang spesifik pada sel bakteri.

b.2. Fase Penetrasi


Pada fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri berlubang.
Selanjutnya, DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.

b.3. Fase Penggabungan


DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profage. Dalam bentuk profage,
sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu
aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar
sebagian gen profage tidak aktif.

b.4.Fase Replikasi
Saat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut bereplikasi. Kemudian ketika
bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing
mengandung profage. DNA fage (dalam profage) akan terus bertambah banyak jika sel
bakteri terus menerus membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk mengaktifkan
profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya siklus litik.
3. Patologi sel

a. Hipertrophy
adalah
meningkatnya ukuran dari sel sehingga merubah ukuran dari organ. contohnya
hipertrophy ventrikel kiri.
b. Atrofi adalah Suatu penurunan dalam jumlah atau ukuran atau kedua-duanya dari sel
pada jaringan tertentu yang telah mencapai pertumbuhan dan ukurannya yang normal.
c. Hiperplasia adalah Peningkatan ukuran dari jaringan atau organ akibat meningkatnya
jumlah dari sel penyusun jaringan atau organ tersebut. Contoh: hepar (sel-sel masih
aktif mengadakan mitosis). Dapat bersifat difus ataupun lokal
Contoh hiperplasia difus: goiter difus
Contoh hiperplasia lokal: hiperplasia nodular pada hepar, lien, dan pancreas anjing
d. Displasia adalah Perubahan mikroskopik yang ditandai oleh hilangnya susunan normal
atau keseragaman bentuk atau kedua-duanya dari sel-sel tertentu.
e. Transformasi dari suatu jaringan dewasa yang telah berdiferensiasi secara maksimal
menjadi jaringan lain yang masih ada hubungannya
Contoh:
 Squamous metaplasia: transformasi dari epitel kolumner menjadi epitel
squamous
 Etiologi: iritasi kronis (epitel bronki); endokrin (mixed mammary tumor); nutrisi
(defisiensi vitamin A)
f. Nekrosis koagulativ yaitu nekrosis yang ditandai dengan pembengkakan,mengeras dan
pucat. Terjadi denaturasi protein plasma,dan pemecahan oraganel sel.
g. Nekrosis liquefactif adalah nekrosis yang mengalami penghancuran jaringan menjadi
basah. Biasanya terjadi karena terinfeksi bakterial sehingga menyebabkan
terakumulasinya sel darah putih.
h. Apoptosis adalah terjadi akibat program “bunuh diri” sel yang dikontrol secara internal,
setelah sel mati yang disingkirkan dengan gangguan minimal dari jaringan sekitar.
i. Degenerasi adalah Kerusakan sel, jaringan, atau organ yang bersifat reversibel, meliputi
aspek morfologik dan fungsional.

DAFTAR PUSTAKA
Asmara, W. 2013. Biologi Virus. Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Yogyakarta

Brooks, G.F., Janes S. Butel, & Stephen A. Morse, 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
Medika : Jakarta

Campbell, N.A, Mitchell L.G, Reece J.B. 2000. Biologi, Edisi 5, Jilid I. Erlangga : Jakarta
Carter, J.B and Saunders, V.A. 2007. Virology Principles and Application. School of
Biomolecular Sciences, Liverpool John Moores University, UK: London
Fenner, F.J. 1993. Virologi Veteriner, Edisi Kedua. Academic Press Inc. California
Sylvia, P.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta
Wasito. 2013. Patologi sel. Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Yogyakarta
TUGAS INDIVIDU

BLOK 7

UNIT PEMBELAJARAN 4

Struktur Virus dan Patologi Sel

BRILIAN TAUFIQ EFENDI

12/334044/KH/07469
KELOMPOK 13

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Anda mungkin juga menyukai