12 IPA 6
1. Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA, dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid
tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.
2. Isi Tubuh
Isi tubuh virus sering disebut virion, yang terdiri dari asam nukleat (DNA
atau RNA). Virus hanya memiliki salah satu tipe asam nukleat. Terdapat beberapa
jenis virus berdasarkan isi tubuhnya, antara lain:
1. Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain,
polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza.
2. Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya
paramixovirus.
3. Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida,
contohnya
virus cacar.
3. Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk
menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid.
Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut.
Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.
Tiga bagian diatas adalah tiga struktur utama virus. Berikut adalah tiga tambahan
struktur tubuh virus:
4. Kapsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus DNA atau RNA yang ada pada tubuh
virus. Kapsid terdiri dari rangkaian kapsomer. Bentuk kapsid bervariasi dan
tergantung pada tipe virusnya. Fungsi kapsid adalah untuk memberi bentuk virus
dan melindungi virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
5. Kapsomer
Kapsomer adalah bagian tubuh virus yang di dalamnya ada sedikit protein
dan saling terangkai membentuk kapsid.
6. Sel Pembungkus
Sel pembungkus adalah pelindung yang tersusun dari lipoprotein yang
merupakan membran plasma dan berfungsi untuk melapisi DNA atau RNA.
Disebut siklus lisogenik karena terjadi proses penyatuan DNA virus dengan DNA bakteri,
penyatuan DNA tersebut disebut dengan istilah lisogeni. Dalam siklus lisogenik, bakteri
tidak mengalami peristiwa litik karena virus tidak langsung memproduksi tubuh-tubuh
virus baru. Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri, DNA tersebut kemudian akan
menyatu dengan DNA bakteri. Apabila bakteri membelah diri, maka DNA virus akan
membelah pula sehingga mengalami penggandaan. Proses reproduksi virus melalui siklus
lisogenik adalah sebagai berikut.
Virus menempel pada bakteri (fase absorbsi).
Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri (fase penetrasi).
DNA virus akan menyatu dengan DNA bakteri (fase penyisipan). DNA virus
yang menyatu namun tidak aktif ini disebut dengan istilah profage.
Ketika bakteri menggandakan diri, profage akan ikut tergandakan juga sehingga
bakteri-bakteri anak juga mengandung profage tersebut (fase penggandaan).
Jika keadaan lingkungan mendukung, profage akan memisahkan diri dari DNA
bakteri untuk melakukan sintesis bagian virus baru (fase pemisahan).
Virus akan memasuki siklus litik.
Siklus litik virus biasanya akan langsung mematikan sel, sedangkan siklus lisogenik tidak
mematikan sel. Virus-virus yang bereproduksi secara litik disebut virus virulen,
sedangkan yang melewati siklus lisogenik disebut virus temperat.
Disebut siklus litik karena pada fase akhir dari siklus ini terjadi peristiwa lisisnya dinding
sel bakteri akibat terbentuknya banyak virus baru di dalam sel bakteri. Reproduksi virus
dengan daur litik akan dijelaskan dalam beberapa fase sebagai berikut.
Virus menempel pada bakteri (fase adsorbsi). Virus akan menempel pada reseptor
khusus pada sel inang denggan mengunakan serat ekornya.
Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri (fase penetrasi). Virus akan
mengeluarkan enzim tertentu yang berfungsi melarutkan dinding sel bakteri
sehingga terbentuk lubang. Dari lubang inilah virus akan memasukkan DNA-nya
ke dalam sel bakteri.
DNA virus akan mengontrol metabolisme bakteri untuk menghasilkan bagian-
bagian virus baru (fase sintesis). Bagian-bagian yang teah dibentuk antara lain
DNA, kapsid, ekor, dan serat ekor
Bagian-bagian tersebut akan disatukan untuk menghasilkan virus baru yang utuh
(fase perakitan/pematangan). Setelah disatukan akan terbentuk virus baru yang
siap keluar dari dalam sel.
Ratusan bahkan ribuan virus baru yang terbentuk akan mengeluarkan enzim
pencerna untuk menghancurkan dinding sel bakteri (fase lisis). Dinding sel bakteri
akan pecah dan virus-virus tersebut akan keluar dan siap menginfeksi bakteri lain
yang berada di dekatnya.