NIM : 1810119120019
Kelompok : 6
Untuk mengetahui ukuran virus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara
lain sebagai berikut:
1. Observasi langsung menggunakan mikroskop elektron
Mikroskop elektron berbeda dengan mikroskop cahaya yang biasa kita
gunakan di laboratorium. Mikroskop elektron menggunakan berkas elektron
dan lensa elektromagnetik, sedangkan mikroskop cahaya menggunakan
gelombang cahaya dan lensa kaca.
2. Filtrasi melalui selaput kolodion yang mempunyai porositas bertingkat
Sediaan virus dilewatkan melalui serangkaian selaput yang ukurannya
berbeda-beda. Ukuran virus dapat diperkirakan berdasarkan selaput mana
yang bisa dilewati dan selaput mana yang menahan partikel virus.
3. Sedimentasi dalam ultrasentrifugasi . Partikel virus disuspensikan ke dalam
suatu cairan, kemudian partikel akan mengendap dengan kecepatan yang
sebanding dengan ukuran partikel. Hubungan antara ukuran dan bentuk
partikel dengan laju pengendapan memungkinkan penentuan ukuran partikel.
4. Pengukuran perbandingan
Metode ini menggunakan metode acuan, yaitu membandingkan ukuran suatu
virus dengan ukuran virus tertentu yang dijadikan sebagai acuan. Contoh
virus acuan antara lain bakteriofag yang memiliki ukuran 10-100 nm.
B. Bentuk Virus
Bentuk tubuh virus bervariasi, anatara lain berbentuk batang, bulat, oval
(peluru), filament (batang), persegi panjang (polyhedral), dan seperti huruf T.
Virus yang berbentuk batang, misalnya TMV (tobacco mosaic virus). Virus
berbentuk bulat, misalnya HIV (human immunodeficiency virus) penyebab
penyakit AIDS dan Orthomyxovirus penyebab influenza. Virus yang membentuk
huruf T, misalnya bakteriofag (sering disebut “fag”) yang menyerang bakteri
Escherichia coli. Virus yang berbentuk polyhedral, misalnya Adenovirus
penyebab penyakit saluran pernapasan dan Paponavirus penyebab penyakit kutil.
Virus berbentuk batang dengan ujung oval seperti peluru, misalnya Rabdhovirus
yang menyebabkan penyakit rabies. Virus berbentuk filament, misalnya virus
Ebola.
C. Struktur Virus
Struktur tubuh virus berbeda dengan sel organisme hidup lainnya. Tubuhnya
bukan merupakan suatu sel (disebut aselular) karena tidak memiliki dinding sel,
membrane sel, sitoplasma, inti sel dan organel sel lainnya. Selain ukurannya
sangat kecil, virus memiliki sifat benda mati karena terdiri atas partikel yang dapat
dikristalkan. Partikel virus lengkap disebut dengan virion. Virus hanya akan
menunjukkan sifat-sifat makhluk hidup bila berada dalam sel makhluk hidup
lainnya. Inilah sebabnya sebagian ahli biologi menyatakan virus bukan merupakan
makhluk hidup. Namun, sebagian ahli biologi yang lain menggolongkan virus
sebagai makhluk hidup karena tubuhnya tersusun dari asam nukleat yang
diselibungi protein dan mampu bereplikasi.
1. Kepala virus
Pada bagian kepala virus terdiri atas asam nukleat (DNA dan RNA) dan
diselibungi oleh kapsid. Nah, apa sih kapsid itu? Kapsid adalah
selubung berupa protein dan terdiri dari satu unit protein yang disebut
dengan kapsomer. Kapsid ini juga berfungsi sebagai pemberi bentuk
pada virus, melindungi asam nukleat yang ada di dalam tubuh virus dari
kerusakan, serta menyediakan protein enzim agar virus mampu
menembus membrane sel inang saat melakukan infeksi.
2. Leher virus
Leher merupakan tempat yang menyambungkan antara bagian kepala
dan bagian ekor. Tidak semua virus mempunyai leher. Hanya virus
kompleks saja yang memiliki leher. Fungsi leher adalah untuk
menyangga kepala dari virus.
3. Ekor virus
Ekor virus merupakan bagian yang terpenting karena ekor inilah yang
akan menancap kepada tubuh inang. Ekor virus berbentuk seperti
tabung yang dilengkapi serabut-serabut.
2. REPLIKASI VIRUS