Anda di halaman 1dari 7

TELAAH KURIKULUM BIOLOGI

Nama : Ainal Wazni Nazara

NIM : 1810119120019

Kelompok : 6

Kompetensi Pengetahuan dan


NO Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Virus
Keterampilan
1. 3.3.Menerapkan pemahaman 3.3.1 Menjelaskan ciri ciri virus  Ciri-ciri virus: ukuran tubuh virus,
tentang virus berkaitan 3.3.2. Membandingkan siklus litik bentuk virus, dan struktur tubuh virus
dengan ciri, replikasi, dan dengan siklus lisogenik pada  Tahap-tahap replikasi virus
peranan virus dalam aspek reproduksi virus  Proses replikasi virus secara litik dan
kesehatan masyarakat lisogenik
URAIAN MATERI

1. CIRI – CIRI VIRUS


A. Ukuran Tubuh Virus

Untuk mengetahui ukuran virus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara
lain sebagai berikut:
1. Observasi langsung menggunakan mikroskop elektron
Mikroskop elektron berbeda dengan mikroskop cahaya yang biasa kita
gunakan di laboratorium. Mikroskop elektron menggunakan berkas elektron
dan lensa elektromagnetik, sedangkan mikroskop cahaya menggunakan
gelombang cahaya dan lensa kaca.
2. Filtrasi melalui selaput kolodion yang mempunyai porositas bertingkat
Sediaan virus dilewatkan melalui serangkaian selaput yang ukurannya
berbeda-beda. Ukuran virus dapat diperkirakan berdasarkan selaput mana
yang bisa dilewati dan selaput mana yang menahan partikel virus.
3. Sedimentasi dalam ultrasentrifugasi . Partikel virus disuspensikan ke dalam
suatu cairan, kemudian partikel akan mengendap dengan kecepatan yang
sebanding dengan ukuran partikel. Hubungan antara ukuran dan bentuk
partikel dengan laju pengendapan memungkinkan penentuan ukuran partikel.
4. Pengukuran perbandingan
Metode ini menggunakan metode acuan, yaitu membandingkan ukuran suatu
virus dengan ukuran virus tertentu yang dijadikan sebagai acuan. Contoh
virus acuan antara lain bakteriofag yang memiliki ukuran 10-100 nm.
B. Bentuk Virus

Bentuk tubuh virus bervariasi, anatara lain berbentuk batang, bulat, oval
(peluru), filament (batang), persegi panjang (polyhedral), dan seperti huruf T.
Virus yang berbentuk batang, misalnya TMV (tobacco mosaic virus). Virus
berbentuk bulat, misalnya HIV (human immunodeficiency virus) penyebab
penyakit AIDS dan Orthomyxovirus penyebab influenza. Virus yang membentuk
huruf T, misalnya bakteriofag (sering disebut “fag”) yang menyerang bakteri
Escherichia coli. Virus yang berbentuk polyhedral, misalnya Adenovirus
penyebab penyakit saluran pernapasan dan Paponavirus penyebab penyakit kutil.
Virus berbentuk batang dengan ujung oval seperti peluru, misalnya Rabdhovirus
yang menyebabkan penyakit rabies. Virus berbentuk filament, misalnya virus
Ebola.
C. Struktur Virus

Struktur tubuh virus berbeda dengan sel organisme hidup lainnya. Tubuhnya
bukan merupakan suatu sel (disebut aselular) karena tidak memiliki dinding sel,
membrane sel, sitoplasma, inti sel dan organel sel lainnya. Selain ukurannya
sangat kecil, virus memiliki sifat benda mati karena terdiri atas partikel yang dapat
dikristalkan. Partikel virus lengkap disebut dengan virion. Virus hanya akan
menunjukkan sifat-sifat makhluk hidup bila berada dalam sel makhluk hidup
lainnya. Inilah sebabnya sebagian ahli biologi menyatakan virus bukan merupakan
makhluk hidup. Namun, sebagian ahli biologi yang lain menggolongkan virus
sebagai makhluk hidup karena tubuhnya tersusun dari asam nukleat yang
diselibungi protein dan mampu bereplikasi.
1. Kepala virus
Pada bagian kepala virus terdiri atas asam nukleat (DNA dan RNA) dan
diselibungi oleh kapsid. Nah, apa sih kapsid itu? Kapsid adalah
selubung berupa protein dan terdiri dari satu unit protein yang disebut
dengan kapsomer. Kapsid ini juga berfungsi sebagai pemberi bentuk
pada virus, melindungi asam nukleat yang ada di dalam tubuh virus dari
kerusakan, serta menyediakan protein enzim agar virus mampu
menembus membrane sel inang saat melakukan infeksi.
2. Leher virus
Leher merupakan tempat yang menyambungkan antara bagian kepala
dan bagian ekor. Tidak semua virus mempunyai leher. Hanya virus
kompleks saja yang memiliki leher. Fungsi leher adalah untuk
menyangga kepala dari virus.
3. Ekor virus
Ekor virus merupakan bagian yang terpenting karena ekor inilah yang
akan menancap kepada tubuh inang. Ekor virus berbentuk seperti
tabung yang dilengkapi serabut-serabut.
2. REPLIKASI VIRUS

Virus berkembang biak dengan cara bereplikasi di dalam sel inang.


Energi dan bahan untuk sintesis protein virus berasal dari sel inang. Asam
nukleat virus membawa informasi genetik untuk menyandikan semua
makromolekul pembentuk virus di dalam sel inang sehingga virus baru
yang terbentuk memiliki sifat yang sama dengan virus induk. Ciri yang
menunjukkan virus dapat bereproduksi adalah begitu berinteraksi dengan
inang, maka virion akan pecah dan terbentuk partikel-partikel turuanan
virus. Keberhasilan virus dalam bereproduksi bergantung pada jenis virus
dan kondisi ketahanan sel inang.
Reproduksi virus terdiri atas lima tahap, yaitu tahap adsopsi, tahap
penetrasi, tahap sintesis (eklifase), tahap pematangan, dan tahap lisis.
1. Tahap Adsopsi
Virion menempel pada bagian reseptor spesifik sel inang dengan
menggunakan serabut ekornya. Reseptor merupakan molekul khusus
pada membrane sel inang yang dapat berinteraksi dengan virus. Ada
atau tidaknya reseptor menentukan patogenitas virus, misalnya virus
polio hanya dapat melekat pada sel susunan saraf pusat dan saluran
usus primata.
2. Tahap penetrasi
Pada tahap penetrasi, selubung ekor berkontraksi untuk membuat
lubang yang menembus dinding dan membrane sel. Selanjutnya, virus
menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel inang sehingga kapsid
virus menjadi kosong (mati).
3. Tahap sintesis (Eklifase)
Pada tahap sintesis, DNA sel inang dihidrolisis dan dikendalikan oleh
materi genetik virus untuk membuat asam nukleat (salinan genom) dan
protein komponen virus.
4. Tahap pematangan
Hasil sintesis berupa asam nukleat dan protein dirakit menjadi partikel-
partikel virus yang lengkap sehingga terbentuk virion-virion baru.
5. Tahap lisis
Fag menghasilkan lisozim, yaitu enzim perusak dinding sel inang.
Rusaknya dinding sel inang mengakibatkan terjadinya osmosis ke
dalam sel inang, sehingga sel inang membesar dan akhirnya pecah.
Partikel virus baru yang keluar dari sel akan menyerang sel inang
lainnya.
a. Siklus litik
Siklus litik terjadi bila pertahanan sel inang lebih lemah
dibandingkan daya infeksi virus sehingga tahap adsorpsi, penetrasi,
sintesis, pematangan, dan lisis dapat berlangsung secara cepat.
Virus yang mampu bereproduksi dengan siklus litik disebut virus
virulen. Pada siklus litik sel inang akan pecah dan mati serta
terbentuk virion-virion baru.
b. Siklus lisogenik
Siklus lisogenik terjadi bila sel inang memiliki pertahanan yang
lebih baik dibandingkan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak
segera pecah, bahkan dapat bereproduksi secara normal (membelah
diri). Pada siklus lisogenik, terjadi replikasi genom virus, tetapi
tidak menghancurkan sel inang. DNA fag berinteraksi ke dalam
kromosom sel inang membentuk profag. Bila sel inang yang
mengandung profag membelah diri untuk bereproduksi, maka
profag dapat diwariskan kepada kedua sel anaknya.
Profag di dalam sel anak inang dapat menjadi aktif dan keluar dari
kromosom sel inang untuk memasuki tahap-tahap dalam siklus
litik. Virus yang dapat bereproduksi dengan siklus lisogenik dan
litik disebut virus temperat. Pada siklus lisogenik terjadi peristiwa
berikut:
1. Tidak terbentuk virion baru.
2. Sel inang mengandung profag (gabungan DNA virus dengan
kromosom sel inang).
3. Sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat membelah
diri.

Anda mungkin juga menyukai