Anda di halaman 1dari 8

ILMU TINGKAH LAKU HEWAN

(ABKC 2505)

“INSECTA TANAH”

Disusun Oleh :

Kelompok II

Ainal Wazni Nazara (1810119120019)

Hamidah (1810119120026)

Siti Mardiah (1810119220022)

Try Dayanti (1810119320012)

Dosen Pengampu :
Dr. Dharmono M.Si.
Mahrudin, S.Pd., M.Pd.
Maulana Khalid Riefani S.Si., M.Sc., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSANPENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Insecta Tanah” tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada Dr. Dharmono M.Si., Mahrudin, S.Pd., M.Pd. dan
Maulana Khalid Riefani S.Si., M.Sc., M.Pd. selaku dosen pengasuh Ilmu Tingkah
Laku Hewan yang telah membimbing selama pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan dan bahan materi yang kami dapat, kami
yakin masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam pembuatan
makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada setiap pihak yang ikut membantu
dalam penyalesaian makalah ini terutama seluruh anggota kelompok II. Dengan
adanya makalah ini kami harap dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk
kita semua.

Banjarmasin, 2 November 2020

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Serangga merupakan hewan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan
mendominasi bumi. Jumlah spesies yang telah teridentifikasi mencapai satu
juta spesies dan diperkirakan masih ada sekitar 10 juta spesies yang belum
diidentifikasi (Borror et al., 1997).
Serangga tanah merupakan serangga yang hidup di tanah, baik yang hidup
di dalam tanah maupun yang hidup di permukaan tanah. Serangga tanah pada
suatu komunitas berperan sebagai perombak bahan-bahan organik, yang mana
hasil perombakan ini berupa humus yang nantinya humus tersebut bermanfaat
sebagai nutrisi bagi tanaman. Selain itu serangga tanah juga dapat dijadikan
sebagai indikator terhadap kesuburan tanah. Keanekaragaman serangga tanah
di setiap tempat berbedabeda. Keanekaragaman akan tinggi apabila berada
pada lingkungan optimum, misalnya tanah subur. Keanekaragaman cenderung
akan rendah bila berada pada liingkungan yang ekstrim, misalnya tanah
miskin. Keanekaragaman serangga (serangga tanah) yang terdapat di
Indonesia ± 200.000 jenis atau kurang lebih 17% serangga di dunia (Suin,
1997).
Kehidupan serangga tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan antara lain faktor mikro dan makro lingkungan permukaan tanah.
Faktor mikro yang mempengaruhi kehidupan serangga tanah adalah ketebalan
serasah, kandungan bahan organik, pH, kesuburan, jenis tanah, kepadatan
tanah, dan kelembaban tanah, sedangkan faktor makro adalah geologi, iklim,
ketinggian tempat, jenis tumbuhan, dan penggunaan lahan (Purwowidodo,
2003).
Serangga tanah juga berperan dalam proses pelapukan bahan organik dan
keberadaan serta aktivitasnya berpengaruh positif terhadap sifat fisik tanah.
Sumber daya tanah merupakan salah satu komponen lahan yang langsung
berhubungan dengan pertumbuhan tanaman hutan yang memiliki kemampuan
yang berbeda antara satu jenis dengan jenis yang lainnya. Hal ini disebabkan

3
oleh adanya pengaruh sifat fisik tanah, kimia tanah, faktor iklim, dan
keberadaan organisme tanah termasuk di dalamnya serangga tanah (Herlinda
et al., 2008).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perilaku makan insecta tanah ?
2. Bagaimana perlaku territorial insect tanah ?
3. Bagaimana perilaku reproduksi insect tanah ?
4. Bagaimana perilaku sosial insect tanah ?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahi perilaku makan insecta tanah ?
2. Untuk mengetahui perlaku territorial insect tanah ?
3. Untuk mengetahui perilaku reproduksi insect tanah ?
4. Umtuk menegetahui perilaku sosial insect tanah ?

1.4. Manfaat Penelitian


1. Agar mahasiswa dapat mengetahi perilaku makan insecta tanah ?
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perlaku territorial insect tanah ?
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui perilaku reproduksi insect tanah ?
4. Agar mahasiswa dapat menegetahui perilaku sosial insect tanah ?

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Makan Insecta Tanah
Borror, dkk, (1996, hlm. 94) menjelaskan bahwa makanan merupakan
salah satu faktor yang menentukan habitat serta banyaknya hewan disuatu
tempat. Tipe dan jumlah makanan yang di makan oleh Insecta mempengaruhi
beberapa hal seperti pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, perilaku serta
morfologi.
Berdasarkan jenis makanannya Insecta terbagi kedalam tiga jenis
diantaranya ialah:
1. Insecta fotofagus (herbivora) merupakan Insecta yang memakan tumbuh-
tumbuhan. Insecta penguyah tumbuhan biasanya membuat daun-daun
menjadi berlubang atau bahkan hanya meninggalkan tulang daunnya saja.
Contoh dari Insecta ini ialah belalang, larva kupu-kupu, ngengat, lalat
gergaji dan kumbang. Cara lain dari Insecta dalam memakan tumbuhan
ialah dengan menghisap cairan bagian dedauanan yang mengakibatkan
daun bercorak totol atau menjadi cokelat, hingga daun menjadi
menggulung. Contoh dari Insecta penghisap tumbuhan ialah Insecta sisik,
peloncat daun, dan Hemiptera. Beberapa Insecta lain seperti ngengat,
lalat, semut serta kumbang mengebor masuk ke dalam kayu atau
kambium pohon yang hidup (Borror, dkk, 1989, hlm.95).
2. Insecta entomofagus merupakan Insecta pemakan Insecta-Insecta lain.
Insecta jenis ini memegang peran penting dalam menekan populasi hama.
Insecta entomofagus terdapat dua macam ialah pemangsa dan parasit.
Pemangsa merupakan Insecta yang kuat memakan Insecta yang lemah,
contohnya belalang sembah, laba-laba dan tawon. Insecta parasit hidup di
dalam atau pada tubuh induk semang kemudian mengambil nutrisi dari
semang tersebut, contoh Insecta parasit adalah Pompilidae (Borror, dkk,
1989, hlm.96).
3. Insecta Safrofagus merupakan Insecta yang memakan tumbuhan yang
mati atau membusuk, bangkai hewan, atau batang kayu yang mati.

5
Insecta ini terrdapat pada banyak ordo, yang paling dominan ialah
Blattodea, Isoptera, Coleoptera dan Diptera (Borror, dkk, 1989, hlm.99).
Perilaku makan adalah reaksi organisme terhadap lingkungan
berhubungan dengan aktivitas makan. Aktivitas makan merupakan tingkah
laku makan yang meliputi mencium makanan, mengambi makanan,
mengunyah makanan dan menelan makanan (Hamdan, 2014).
Campbell (2008) juga mendefinisikan bahwa perilaku dalam
mendapatkan makanan, tidak hanya mencakup makan melainkan segala
aktivitas yang dilakukan oleh hewan untuk mencari, mengenali dan
menangkap makanan. Perilaku makan hewan mencakup semua proses
konsumsi bahan makanan yang bermanfaat dalam bentuk padat atau cair.
Perilaku makan hewan dapat bervariasi tergantung kebutuhan, baik lamanya
makan maupun frekuensi tingkah laku pada saat makan (Pettingill, 1985).
Suratmi (1979) menjelaskan bahwa perilaku makan dari tiap-tiap
spesies memiliki cara-cara yang spesifik. Faktor yang memengaruhi
perbedaan cara makan antara lain morfologi hewan yang mencari makan,
rangsangan dari makanan tersebut. Selain itu, faktor dari dalam tubuh hewan
juga berpengaruh memberikan gerakan untuk mencari makan. Dalam mencari
makan sebenarnya serangga memiliki sistem syaraf yang digunakan untuk
memfokuskan pada rangsangan yang dapat memberikan sinyal tentang
keberadaan makanan. Larva penggerek jagung eropa misalnya, sebenarnya
larva penggerek dapat makan berbagai macam tumbuhan. Namun,
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan larva penggerek jagung hanya
ditemukan pada tanaman jagung karena imago betina yang bertelur terpikat
pada bau yang dihasilkan tanaman jagung.
Contoh perilaku makan pada insect tanah yaitu pada rayap.
Makanan utama rayap adalah bahan tanaman baik yang masih hidup maupun
yang mati. Bagian tanaman atau kayu yang lapuk dan tanah yanq berhumus
merupakan makanan utama rayap serta semua bahan yang mengandung
selulosa dapat menjadi makanan rayap. Perilaku makan (feeding behavior)
jenis-jenis rayap bermacam – macam. Pada rayap tanah memiliki perilaku
untuk mencapai kayu sebagai bahan makanannya dengan cara keluar dari

6
sarangnya melalui terowongan-terowongan yang mereka buat. Sebaliknya
rayap kayu kering tidak perlu untuk membentuk terowongan-terowongan
untuk menyerang objeknya, karena mereka bersarang didalam kayu dan
makan kayu. Pada perilaku makan ini terjadi perilaku saling menyuapi atau
trofalaksis. Trofalaksis adalah transfer makanan atau cairan lain oleh anggota
komunitas hewan, dengan cara mulut kemulut atau anus ke mulut. Antar
anggota rayap senang saling menjilat, menyuapi dan bersentuhan. Namun
pada kondisi sumber makanan yang terbatas rayap seringkali menjadi kanibal,
yaitu makan sesama jenisnya.

Daftar pustaka

Hamdan, B. R. Surbakti., U. Budi. 2014. Studi Perilaku Makan dan Berkubang


Kerbau Lumpur (B. Bubalis carabanesis) Di Kecamatan Munte,
Kecamatan Kabanjahe dan Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo.
Jurnal perternakan integratif. Vol. 2 (1) : 13-21.

Suratmi, F.G. 1979. Prinsip Dasar Tingkah Laku Satwa Liar. Bogor : Institute
Pertanian Bogor.

Campbell, N.A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Pettingill, O. S and W.J Breckkenridge. 1985. Behavior. In Ornithology in


Laboratory and Fields 5th Ed. Academic Press, Inc. London

Borror DJ. Triplehorn C.A & Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga
Edisi Keenam. Partosoedjono S, penerjemah; Brotowidjoyo MD, editor.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: An
Introduction to The Study of Insects.

Anda mungkin juga menyukai