Anda di halaman 1dari 18

VIRUS

Disusun untuk memenuhi tugas makalah

Mata Kuliah Mikrobiologi

Oleh:

KELOMPOK 7

Syahrizal Afdan Nafar (180210103053)

Amaliya Ayu K (180210103064)

Nurhayati (180210103056)

Siti Nur Khofifah (180210103084)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus merupakan parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus mempunyai siklus hidup yang sangat bergantung
kepada sel inangnya, sel inang yang terinfeksi dalam hidupnya akan terganggu
metabolisme kehidupannya atau dapat dikatakan terkena penyakit. Virus didalam
sel inang, merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi
tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus
menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun
protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya tertuju pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karakteristik khas yang dimiliki
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit
mosaic yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun
tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer seorang
ilmuan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika
tanaman yang diteliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang
sakit, karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut,
Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang
lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa perbedaan virus dan bakteri?
1.2.2 Apa karakteristik dari virus?
1.2.3 Bagaimana klasifikasi dari virus?
1.2.4 Apa saja contoh virus pada hewan dan tumbuhan?
1.2.5 Apa itu bakteriofag?
1.2.6 Bagaimana hubungan virus dan kanker?
1.2.7 Bagaimana DNA dan RNA dari suatu virus?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui perbedaan virus dan bakteri
1.3.2 Untuk mengetahui karakteristik dari virus
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasi dari virus
1.3.4 Untuk mengetahui contoh virus pada hewan dan tumbuhan
1.3.5 Untuk mengetahui bakteriofag
1.3.6 Untuk mengetahui hubungan virus dan kanker
1.3.7 Untuk mengetahui DNA dan RNA dari suatu virus
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pebedaan Virus Dengan Bakteri


Virus mempunyai susunan kimiawi yang sangat sederhana dan mempunyai sifat-sifat
yang berbeda dengan bakteri. Adapun perbedaan Virus dengan bakteri :
1. Ukuran virus sangat kecil
Virus berukuran sangat kecil, yaitu 20-300 nm sehingga untuk melihat virus
tidak dapat dipakai mikroskop biasa, tetapi harus dengan mikroskop elektron
(ME). Sedangkan bakteri berukuran antara 200-200 nm sehingga bisa dilihat
dengan mikroskop biasa. Disamping itu virus tidak bisa disaring dengan
saringan bakteri biasa (seperti Chamberlaind, Seitz atau Berkefeld) tetapi
menggunakan penyaringan membran kolodion yang mempunyai pori-pori
sangat halus.
2. Susunan kimiawi virus
Susunan kimiawi virus sederhana yaitu terdiri dari satu inti berupa satu molekul
RNAatau satu molekul DNA saja. Sedangkan bakteri terdiri dari RNA + DNA +
Protein. Karena perbedaan inilah penyakit virus tidak dapat diobati. Tetapi di
antara virusvirus ini ada beberapa jenis yang mempunyai susunan kimiawi
seperti bakteri. Golongan virus ini disebut virus tidak sejati, misalnya golongan
Bedsonia. Golongan ini dapat dibunuh oleh obat-obatan sulfa dan antibiotika,
berbeda dengan golongan virus sejati. Yang termasuk golongan Bedsonia
diantaranyaVirus Trakhoma, Limfo Granuloma Venereum (LGV), Virus
Psittakosis, Inklusion Konyunktivitis (Inklusion blennorrhoe)
3. Virus hanya bisa hidup dalam sel atau jaringan hidup dan hidupnya selalu
intraseluler (di dalam sel), sedangkan bakteri dapat hidup dalam sel hidup
maupun sel mati dan bisa intraseluler maupun ekstraseluler.
4. Virus tidak mengandung enzim untuk pertukaran zat (metabolisme), sedangkan
bakteri mengandung enzim untuk pertukaran zat.
5. Virus mempunyai daya mutasi yaitu daya untuk mengubah sifat antigennya,
sedangkan bakteri tidak dapat mengubah sifat antigennya. Mutasi bisa terjadi
karena hal- hal berikut:
a. Secara spontan yaitu terjadi dengan sendirinya
b. Jika virus diolah dengan bahan kimia tertentu
c. Jika virus diradiasi, misalnya dengan sinar ultra violet.
6. Cara berkembang biak Bakteri berkembang biak dengan cara belah pasang
(binary fission) sedangkan virus berkembang biak dengan cara berikut Virus
masuk sel (infeksi), virus melekat pada sel (viropeksis) kemudian menembus sel
(pinositosis). Di dalam sel asam nukleat dilepaskan, merangsang isi sel untuk
membentuk asam nukleat dan protein yang dimiliki oleh virus yang masuk,
kemudian terjadi proses pemantangan komponankomponen yang baru
terbentuk. Mulai masuknya virus sampai pematangan komponen-komponen
baru disebut stadium eclypse. Bila sel itu mati, maka virusnya pun mati
(berbeda dengan bakteri yang tetap hidup sebagai saprofit) (Depkes, 1996).
2.2 Karakteristik Virus
Virus merupakan parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm,
mempunyai bentuk dan komposisi kimia yang bervariasi, tetapi hanya
mengandung RNA atau DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang
terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane
lipid.
Virus mempunyai bentuk partikel yang bersifat parasit obligat pada sel atau
makhluk hidup aseluler (bukan merupakan sel). Mempunyai ukuran sangat renik,
dan jika didalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di
luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup. Ukuran virus lebih kecil
daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.
Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom),
sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Meski tersusun atas struktur tubuh yang sama, virus ternyata dapat
mempunyai bentuk tubuh yang sangat bervariasi. Sedikitnya ada 5 macam bentuk
tubuh virus yang telah berhasil diidentifikasi oleh para ilmuan. Macam-macam
bentuk virus tersebut antara lain oval, bulat, batang, polihedral, dan huruf T.
Berikut macam-macam bentuk tubuh virus tersebut lengkap dengan contohnya:
1. Bentuk tubuh bulat dimiliki oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS, ebola,
dan influenza.
2. Bentuk tubuh oval dimiliki oleh virus penyebab penyakit rabies.
3. Bentuk tubuh batang dimiliki oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus).
4. Bentuk tubuh polihidris dimiliki oleh virus Adenovirus penyebab demam.
5. Bentuk tubuh huruf T pada bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli
Asam nukleat genom virus dapat berupa salah satu dari DNA atau RNA.
Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai
ganda, atau RNA untai tunggal. Asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear
tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil
sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan
virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan
adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu
lapisan pelindung yang disebut dengan kapsid. Bentuk kapsid tergantung pada
tipe virus, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk
yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.
Kapsid tersebut terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Ukuran yang sangat kecil serta kemampuan untuk melewati saringan kuman
adalah ciri klasik untuk virus, karena beberapa kuman lebih kecil dari virus yang
tersebar maka ciri khas ini sudah tidak berlaku lagi. Ada beberapa cara yang
digunakan untuk menentukan ukuran virus yaitu :
1. Mengunakan Mikroskop Elektron
Pada mikroskop elektron digunakan elektron sebagai pengganti gelombang
cahaya dan lensa elektromagnetiksebagai pengganti lensa-lensa kaca. Berkas
elektron yang diperoleh memiliki gelombang cahaya sehingga benda-benda
yang lebih kecil dari pada gelombang cahaya dapat dilihat. Virus dapat dilihat
dalam sediaan dari ekstrak jaringan dan dalam seksi-seksi sangat tipis sel-sel
terinfeksi. Cara ini banyak digunakan untuk menentukan ukuran partikel.
2. Ultrasedimentasi (Ultrasentrifugasi)
Bila partikel-partikel disuspensi dalam cairan, partikel tersebut akan
mengendap pada dasar dengan kecepatan sebanding dengan ukurannya.
Dengan ultrasentifugasi dapat digunakan daya 100.000 kali lebih besar dari
gaya berat untuk menyebabkan partikel-partikel mengendap di dasar tabung
(sekitar 80.000100.000 putaran/menit). Hubungan antara ukuran dan bentuk
partikel dengan kecepatan mengendapnya memungkinkan penentuan ukuran
partikel. Dalam hal ini struktur fisik sangat mempengaruhi perkiraan ukuran
yang diperoleh.
3. Ultrafiltrasi dengan membran kolodion yang diameter pori-porinya bermacam
macam
Membran kolodion ini dapat diperoleh dengan pori-pori dalam berbagai
ukuran. Bila bahan virus ini dilewatkan melalui sederet membran dengan
ukuran pori yang diketahui maka ukuran suatu virus dapat diperkirakan
dengan menentukan membran mana yang meloloskan virus dan selaput mana
yang menahannya. Ukuran diameter pori rata-rata yang menahan virus (APD
= Average Pore Diameter) dikalikan dengan 0,64 menghasilkan diameter
partikel virus. Lolosnya virus melalui suatu saringan tergantung pada struktur
fisik virus tersebut, dengan demikian hasil yang diperoleh merupakan
perkiraan yang sangat mendekatiDepkes
2.3 Klasifikasi Virus
Cara mengkarakterisasi virus senantiasa berubah dengan cepat. Penentuan
sekuens genom saat ini sering dilakukan secara dini untuk mengidentifikasi virus
(Jawet, 2014). Untuk saat ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili
ke bawah. Semua famili virus memiliki akhiran viridae, misal : Poxviridae,
Herpesviridae, Parvoviridae, dan Retroviridae. Anggota-anggota famili
Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur fekal/oral dan melalui udara.
Genus memiliki nama dengan akhiran virus. Misalnya : famili Picornaviridae terdiri
dari 5 genus. Definisi “spesies” merupakan hal yang paling penting, tetapi sulit
dilakukan untuk virus. Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif.
Misalnya genus Lentivirus terdiri dari banyak spesies yang berbeda
(Kuswiyanto,2016).
2.3.1 Virus DNA
Virus DNA adalah virus yang memiliki DNA sebagai materi genetic dan
bergantung pada DNA untuk mereplika diri, menggunakan DNA polymerase
sebagai DNAdependent. Asamnukleat yang dimiliki biasanya DNA beruntai ganda
(dsDNA atau double stranted-DNA) tetapi bisa juga DNA beruntai tunggal (ssDNA
atau single stranted-DNA). Virus DNA memiliki Kelompok I atau Kelompok II dari
system klasifikasi Baltimore untuk virus. Virus DNA beruntai tunggal bias anya
berkembang menjadi rantai ganda saat terdampar di sel yang terinfeksi. Meskipun
virus Grup VII seperti hepatitis B mengandung genom DNA, mereka tidak
dianggap virus DNA sesuai dengan klasifikasi Baltimore, melainkan sebaliknya
virus mereplika diri karena mereka meniru melalui perantara RNA.
Virus memiliki sifat makhluk hidup namun dapat dikristalkan (dimatikan
sementara), sedangkan tak ada satu sel hidup pun yang dapat dikristalkan tanpa
mengalami kerusakan. Virus berukuran lebih kecil dari semua jenis sel yang ada di
bumi ini namun dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan. Nah, pada
kesempatan kali ini kami akan mencoba mengurai materi tentang struktur virus.
Virus merupakan mikroorganisme yang harus selalu hidup dalam sel (obligatory
intracellulair), tersusun atas satu jenis asam nukleat DNA, dan dibungkus oleh suatu
selubung protein (kapsul). Berdasar atas hospes atau tuan rumah tempatnya
menumpang hidupvirus dibedakan atas virus hewani (pada hewan dan manusia),
virus tanaman, dan virus bakterial. Pada virus tipe DNA memiliki basa nitrogen
timin, adenin sitosin, guanin. Selain itu tipe DNA memiliki struktur double helix.
Kelompok I : virus dsDNA (virus DNA beruntai ganda)
1. Ordo Caudovirales
Famili Myoviridae (termasuk fag T4 Enterobacteria),Famili Podoviridae, Famili
Siphoviridae(termasuk fag λ Enterobacteria)
2. Ordo Herpesvirales
Famili Alloherpesviridae, Famili Herpesviridae (termasuk virus herpes
manusia), virus Varicella Zoster, Famili Malacoherpesviridae
3. Famili yang belum ditandai
Famili Ascoviridae, Famili Adenoviridae (termasuk virus yang menyebabkan
infeksi adenovirus manusia), Famili Asfarviridae (termasuk virus demam babi
Afrika),Famili Baculoviridae, Famili Coccolithoviridae, Famili Corticoviridae,
Famili Fuselloviridae, Famili Guttaviridae, Famili Iridoviridae, Famili
Lipothrixviridae, Famili Mimiviridae, Famili Nimaviridae, Famili
Papillomaviridae, Famili Phycodnaviridae, Famili Plasmaviridae, Famili
Polyomaviridae (termasuk Simian virus 40, virus JC), Famili Poxviridae
(termasuk cacar sapi virus, cacar),Famili Rudiviridae, Famili Tectiviridae
4. Genera yang belum bertanda
Ampullavirus, Nudivirus, Salterprovirus, Sputnik virophage, Rhizidiovirus
Kelompok II: virus ssDNA (virus DNAberuntai tunggal)
1. Famili bakteriofage yang belum bertanda
Famili Inoviridae, Famili Microviridae
2. Famili yang belum bertanda
Famili Anelloviridae, Famili Circoviridae, Famili Geminiviridae, Famili
Nanoviridae, Famili Parvoviridae (termasuk Parvovirus B19)
2.3.2 Virus RNA
Golongan virus RNA hanya memiliki asam ribonukleat (ribonukleat acid).
Dalam kelompok virus RNA banyak dijumpai virus-virus yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia. Famili-famili yang termasuk virus-virus
RNA adalah: Picornaviridae, Reoviridae, Togaviridae, Arenaviridae,
Coronaviridae, Retroviridae, Bunyaviridae, Orthomyxoviridae, Paramyxoviridae,
Rhabdoviridae
1. Picornaviridae
Picornavirusadalah virus dari famili Picornaviridaeyang berukuran kecil antara
20-40 nm, yang tahan terhadap eter, mengandung single stranded RNA dan
menunjukkan struktur simetri kubikal. Virus ini nukleokapsidnya tidak
berselubung, ikosahedral dengan asam nukleat RNA positif dengan berat
molekul antara 2-3 juta dalton. Lima genus Picornaviridae yang menginfeksi
manusia adalah Rhinovirus (penyebab demam, bersifat labil dalam suasana
asam), Enterovirus (meliputi Poliovirus, Coxsackie virus, Echovirus)
Hepatovirus, Parechovirus (penyebab infeksi gastrointestinal dan infeksi jalan
napas), Kobuvirus (penyebab gastroenteritis)
2. Reoviridae
Reovirus merupakan virus yang berukuran antara 60-80 nm, mengandung
doublestranded RNA dengan struktur simetri kubikal, terdiri dari 10-12
segmen. Virus yang ikosahedral ini mempunyai kapsid dengan banyak lapisan
serta tahan terhadap eter. Rotavirus yang mempunyai bentuk seperti roda dapat
menimbulkan penyakit gastroenteritis pada manusia, sedangkan Orbivirus yang
merupakan subgrup kelompok virus ini dapat menyebabkan penyakit Colorado
Tick Fever pada manusia dan penyakit lidah biru pada sapi dan biri-biri.
3. Togaviridae
Togavirus merupakan suatu kelompok virus dengan genom yang single stranded
mempunyai selubung dari lipid yang sensitif terhadap eter. Virion virus
mempunyai selubung dan berukuran garis tengah antara 50-70 nm. Partikel
Togavirus mengadakan pematangan dengan cara membentuk tunas dan
membran sel plasma hospes. Secara serologik Togavirus. Dikelompokkan
menjadi 3 genus yaitu Alphavirus, Flavivirus, Rubivirus.
4. Arenaviridae
Arenavirus adalah virus RNA dengan genom negative-sense, single stranded,
berselubung dan mempunyai virionberbentuk bulat, lonjong atau pleomorfik
(mempunyai banyak bentuk). Nukleokapsid berfilamen, simetri helikal. Virus
ini mempunyai ukuran garis tengah antara 50-350 nm. Semua Arenavirus yang
patogen bagi manusia merupakan virus zoonosis yang dapat ditularkan dari
hewan ke manusia. Sebagai contoh adalah penyakit Lassa fever virus yang
merupakan penyebab infeksi kronis pada roden dapat menimbulkan Lassa Fever
suatu penyakit demam berdarahdisertai gangguan fungsi hati dan ginjal pada
manusia di Afrika Barat.
5. Coronaviridae
Coronavirus adalah virus dengan virion berselubung yang berbentuk pleomorfik
atau sferis dengan diameter 70-160 nm mengandung genom single stranded
RNA yang positif dan tidak bersegmen. Nukleokapsid virus ini berbentuk
helikal, mempunyai ukuran garis tengah antara 11-13 nm.Terdapat 4 struktur
protein utama pada Coronavirus yaitu : protein N (nukleokapsid), glikoprotein
M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Morfologi
virusnya mirip Orthomyxovirus. Infeksi pada manusia disebabkan oleh Human
Coronavirus (HcoV) dan Human Enteric Corona Virus (HECV). Virus ini dapat
diisolasi dari saluran napas bagian atas dari penderita yang mengalami demam.
Coronavirus diduga sebagai penyebab penyakit SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome), selain itu pada manusia dapat pula menyebabkan
gangguan pada sistem pencernaan dan sistem saraf pusat. Contoh penyakitnya
adalah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), MERS, COVID-19.
6. Retroviridae
Retrovirus adalah virus berselubung yang mempunyai garis tengah antara 90-
120 nm, mempunyai genom single-stranded RNA dengan virion yang
mengandung reverse transcriptase.Didalam kelompok Retrovirus termasuk
virus-virus penyebab leukemia dan sarkoma yang menyerang manusiamaupun
hewan.
7. Bunyaviridae
Famili Bunyaviridae mempunyai anggota lebih dari 350 jenis virus
Arbovirusyang ditularkan oleh serangga. Sifat famili virus ini meliputi jenis
virus yang berselubung, mempunyai bentuk pleiomorfik, dengan nukleokapsid
helikal, memiliki partikel virion berbentuk sferis/pleomorfik denganukuran
garis tengah antara 80-120 nm. Virus-virus famili ini memperbanyak diri di
dalam sitoplasma dan membentuk selubung dengan cara membentuk tunas
kearah bagian dalam golgi aparatus. Genom terbentuk dari negative single
stranded RNA yang bersegmen tiga. Terdapat 5 genus virus dalam famili ini,
yaitu Bunyavirus, Phlebovirus, Nairovirus, Hantavirus, Topsovirus. Bunyavirus
termasuk dalam kelompok Arbovirus yang hampir semuanya ditularkan oleh
nyamuk sedangkan berbagai jenis vertebrata dapat bertindak sebagai hospes.
8. Orthomyxoviridae
Orthomyxovirus mempunyai selubung dengan partikel berbentuk bulat atau
berfilamen, berukuran 80-120 nm, mengandung genom single stranded RNAdan
menunjukkan gambaran simetri helikal. Pada permukaan virus terdapat tonjolan
yang mempunyai hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Nukleokapsid
helikal berukuran antara 9-15nm dengan RNA plus protein N, sebanyak 8
segmen dengan polimerase terdiri dari 3 jenis protein. Membran lipid terdiri
dari 2 lapis. Pematangan virus terjadi pada membran sel dengan cara budding.
Semua jenis Orthomyxovirus merupakan virus penyebab influenza yang dapat
menyerang hewan maupun manusia/
9. Paramyxoviridae
Paramyxovirus anggota famili ini morfologinya mirip Orthomyxovirus,
mempunyai virion dengan ukuran diameter antara 150-300 nm dan panjang
antara 1000-10.000 nm. Nukleokapsid helikal berukuran 18 nm, dan single-
stranded RNA dengan Nukleokapsid protein (NP) yang tidak bersegmen.
Terdapat 2 tonjolan duri yaitu yang terbentuk dariglikoprotein HN
(hemagglutinin-neuraminidase) / H (hemaglutinin)/ Glycoprotein (GP) dan
gliikoprotein F (Fusion glycoprotein). Nukleokapsid dan hemaglutinin virus ini
terbentuk di dalam sitoplasma. Virus-virus anggota Paramyxoviridae yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia adalah virus penyebab parotitis epidemica
(mumpsvirus), parainfluenza dan virus respiratory syncytial. Berbeda dengan
virus influenza, Paramyxovirus secara genetik umumnya lebih stabil.
10. Rhabdoviridae
Rhabdovirus yang menjadi anggota famili ini memiliki virion yang berbentuk
seperti peluru dengan ukuran sekitar 75x150 nm. Selubung virus mempunyai
tonjolan-tonjolan berukuran panjang 10 nm. Genom yang single-stranded RNA
negative-sense tidak mempunyai segmen. Partikel virus terbentuk secara
budding yang menonjol dari membran sel. Rabies virus termasuk anggota dari
Rhabdovirus ( Soedarto,2014). Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan adalah
penyakit rabies.
2.4 Virus Pada Hewan dan Tumbuhan
2.4.2 Virus Pada Hewan
Contoh virus yang dapat menginfeksi hewan adalah:
1. Newcastle Disease atau NCD yaitu biasa dikenal dengan penyakit sampar
ayam atau Tetelo. Penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
NCD dari golongan Paramyxovirus. Virus ini menyerang alat pernafasan,
alat reproduksi, jaringan syaraf, dan sebagainya.
2. Rabies yaitu disebabkan oleh virus neurotropik. Rabies menyerang sistem
syaraf pusat hewan dengan berdarah panas. Hewan yang terserang virus ini
dapat menjadi lebih ganas dan menyerang manusia.
3. Papillomatosis atau kutil pada sapi yaitu disebabkan oleh virus BPV atau
Bovine Papilloma Virus. Biasanya menyerang pada hidung, putiing, gland
penis, leher, kepala, saluran pencernaan, dan vesika urinaria.
4. Penyakit Tetelo yaitu disebabkan oleh virus NCDV atau New Castle Disease
Virus. Penyakit ini menyerang hewan unggas khususnya pada ayam.
5. Penyakit kuku dan mulut yaitu virus menyerang hewan yang berkuku seperti
sapi, kerbau, kambing, babi, dan lainnya.
6. Penyakit kuku dan mulut yaitu virus menyerang hewan yang berkuku seperti
sapi, kerbau, kambing, babi, dan lainnya
2.4.2 Virus Pada Tumbuhan
Contoh virus yang dapat menginfeksi tumbuhan adalah:
1. Virus TMV (Tobacco Mosaic Virus)
Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.
Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV). Virus mosaik tembakau
(Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit
pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae)
lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang
menyebar seperti mosaik.
2. Virus Tungro
Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.
Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit tungro disebabkan oleh virus,
paling efektif ditularkan oleh wereng hijau, Nephotettix virescens. Wereng
hijau dan wereng loreng merupakan vektor utama virus penyebab penyakit
tungro. Diantara spesies wereng hijau dan wereng loreng terdapat perbedaan
efisiensi menularkan virus. Kepadatan populasi wereng hijau berfluktuasi,
kebanyakan hanya meningkat pada saat tanaman muda sampai pertengahan
pertumbuhan tanaman pada pola tanam padi-padi-padi, tetapi pada pola
tanam padi-padi-bera/palawija kepadatan populasi umumnya tidak
meningkat sama sekali
3. Virus Mosaik Tembakau(Tobacco Mosaic Virus/Tmv) Pada Tanaman
Tomat
Tomat, adalah salah satu tanaman yang rentan terkena penyakit yang
diakibatkan oleh serangan virus. Karenanya virus termasuk salah satu
penyakit penting atau utama yang menyerang taaman tomat. Hampir semua
tomat yang ada saat ini belum ada yang memiliki daya tahan kuat bila sudah
terserang. Selama ini, penyakit virus yang dominan dan seringkali
menyerang tanaman tomat adalah TMV (Tobacco Mozaic Virus). Namun,
ternyata tidak hanya TMV saja yang menyerang melainkan ada lebih dari 18
jenis virus yang kini menyerang tanaman tomat. Bahkan mungkin jumlah itu
bisa bertambah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan
yang ditimbulkan penyakit virus dapat menyebabkan kehilangan produksi .
Kehadiran TMV yang berat dapat menekan produktifitas hingga 0,2 sampai
50% tergantung varietas (Duriat,1979). Sedangkan di Jepang, mampu
menekan produktifitas hingga 20 – 50% (Oshima,1979). Serangan terparah
terjadi di lembah Alsace Perancis oleh CMV(Cucumber Mosaic Virus) yang
menghancurkan sebagian pertanaman tomat yang ada.
2.5 Bakteriofag
Bakteriofag (sederhananya faga) merupakan virus yang menginfeksi/
menyerang bakteri. Virus ini sering digunakan oleh para ilmuwan untuk
penelaahan lebih mendalam tentang virus. Virus fage mudah ditumbuhkan pada
bakteri (inang). Virus yang hidup pada bakteri tersebut mudah dipelihara dengan
kondisi yang dapat dikendalikan seperti waktu, kerja, dan ruangan yang relatif
sedikit dibandingkan dengan pemeliharaan inang berupa tumbuhan dan hewan.
Sebagaimana virus lainnya tetapi lebih sederhana, faga hanya mengandung kapsid
dan genom (asam nukleat) dan tidak ada faga ber-enveloped sebagaimana
sebagian virus. Ukuran faga menempati urutan terkecil dari virus. Terdapat tiga
macam bentuk faga yaitu ikosahedral, ikosahedral dengan ekor dan filamen.
Faga penting dipelajari dalam dunia kedokteran setidaknya karena dua
alasan yaitu: pertama, secara alami banyak perpindahan gen antar kuman
(termasuk gen virulen) yang diperantarai oleh faga. Proses perpindahan gen yang
diperantarai oleh faga ini disebut transduksi. Bakteri yang mengandung gen baru
yang dibawa oleh faga akan mengalami konversi, beberapa diantaranya menjadi
virulen misalnya Diphtheria toxin pada Corynebacterium diphtheriae, toksin
kolera pada Vibrio cholerae, toksin eritrogenik pada Streptococcus pyogenes,
sitotoksin vero pada Escherichia coli O157 dan botulin (neurotoxin) pada
Clostridium botulinum. Alasan kedua, faga sangat mungkin menjadi vektor
(vehicle) yang akan memuat sejumlah gen yang penting pada proses terapi gen.
(Yuwono, 2012) Faga dapat dideteksi dengan cara plaque assay yaitu dengan cara
mencampur faga dan bakteri dalam suatu suspensi, kemudian menanam diatas
media padat. Faga yang bereplikasi akan tampak sebagai plaque (bagian jernih)
pada media tersebut. Bakteriofaga adalah kesatuan biologis paling sederhana
yang diketahui mampu mereplikasi dirinya (mampu menggandakan dirinya
sendiri menjadi lebih banyak). Dengan demikian, jasad renik ini dijadikan
penelitian dalam genetika, yaitu dijadikan sistem model untuk mempelajari
patogenesitas yang disebabkan virus
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perbedaan virus dan bakteri dapat dilihat dari ukuran virus sangat kecil,
susunan kimiawi virus, Virus hanya bisa hidup dalam sel atau jaringan hidup
dan hidupnya selalu intraseluler (di dalam sel), sedangkan bakteri dapat hidup
dalam sel hidup maupun sel mati dan bisa intraseluler maupun ekstraseluler.
virus tidak mengandung enzim untuk pertukaran zat (metabolisme), sedangkan
bakteri mengandung enzim untuk pertukaran zat. virus mempunyai daya mutasi
yaitu daya untuk mengubah sifat antigennya, sedangkan bakteri tidak dapat
mengubah sifat antigennya.
Virus mempunyai bentuk partikel yang bersifat parasit obligat pada sel
atau makhluk hidup aseluler (bukan merupakan sel). Mempunyai ukuran sangat
renik, dan jika didalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup,
sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup. Ukuran virus
lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan
penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada
ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop
cahaya.
Penentuan sekuens genom saat ini sering dilakukan secara dini untuk
mengidentifikasi virus (Jawet, 2014). Untuk saat ini, klasifikasi virus yang
penting hanya dari tingkat famili ke bawah. Semua famili virus memiliki
akhiran viridae, misal : Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae, dan
Retroviridae. Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan
melalui jalur fekal/oral dan melalui udara. Genus memiliki nama dengan
akhiran virus. Misalnya : famili Picornaviridae terdiri dari 5 genus. Definisi
“spesies” merupakan hal yang paling penting, tetapi sulit dilakukan untuk virus.
Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif.
Virus pada hewan seperti Newcastle Disease, rabies, papillomatosis,
penyakit tetelo, dan penyakit kuku dan mulut. Sedangkan virus pada tumbuhan
seperti virus TMV, Virus Tungro, Virus mosaic tembakau. Bakteriofag
(sederhananya faga) merupakan virus yang menginfeksi/ menyerang bakteri.
Virus ini sering digunakan oleh para ilmuwan untuk penelaahan lebih
mendalam tentang virus. Virus fage mudah ditumbuhkan pada bakteri (inang).

3.2 Saran
Setiap unsur memiliki kerugian dan keuntungan begitu pula dengan virus.
Virus memiliki kerugian dan juga keuntungan bagi manusia. Semakin orang
menjadi pintar semakin orang menyadari bahwa dirinya tidak banyak tahu atas
segala sesuatu Oleh karena itu kita perlu menjaga kesehatan, sehingga
merangsang sistem kekebalan tubuh kita agar dapat tetap kuat karena dengan
sistem kekebalan tubuh yang kuat dapat mencegah infeksi yang disebabkan oleh
virus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Suprobowati, Oki Dwi., dan I. Kurniati. 2018. Virologi. Jakarta, Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC441167/

https://www.elsevier.com/books/animals-virus-structure/nermut/978-0-444-80879-0

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4731227/

Anda mungkin juga menyukai